Istri Tercinta Pak Dosen

Istri Tercinta Pak Dosen

BAB 1 : Sambutan Mengejutkan

Mandiri, sebagai seorang gadis yang baru menginjak usia dua puluh tahunan Zely dianggap begitu bebas dalam menggapai semua keinginannya. Pertama, masalah sekolah. Kedua, pergaulan. Dan Ketiga, tentang kuliah … lebih tepatnya ia bebas dalam memilih jalur pendidikan seperti apa yang ditempuh.

Semenjak usia sepuluh tahun Zely dirawat oleh tantenya yang merupakan adik dari papanya. Sebuah kecelakaan maut merenggut nyawa kedua orang tuanya, hingga semua kewajiban mereka tantenya yang mengambil alih.

Zely sudah satu tahun sudah bermukim di negara tetangga, sekarang kakinya kembali menginjak negara sendiri. Info dadakan dari tantenya membuat dirinya harus kembali secara tiba-tiba.

Duduk di sebuah kursi tunggu bandara, dengan satu gelas kopi yang ia pesan sebelumnya. Matanya mengantuk, setidaknya minuman ini bisa menahan rasa kantuk hingga sampai di rumah.

“Aduh,” keluhnya ketika seorang laki-laki tak sengaja menyenggol kakinya, hingga membuat minuman yang ada di pegangannya berguncang dan tumpah.

“Ya ampun.”

Laki-laki itu segera membersihkan tangan Zely yang terkena tumpahan kopi akibat sikap dia yang tak hati-hati ketika berjalan.

“Maaf, Mbak. Saya nggak sengaja menyenggol,” ucapnya segera meminta maaf.

“Nggak apa-apa, Mas. Biar saya bersihkan sendiri,” balas Zely mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam tas nya. Ya, namanya juga manusia, kan … kadang tergesa-gesa mengejar sesuatu yang penting membuat lupa keadaan sekitar.

Laki-laki dengan kisaran usia berada di angka tiga puluh lima tahunan itu bergegas pergi dari sana, menjauh dari Zely tanpa kata.

Menghela napasnya panjang dengan sikap dia yang pergi begitu saja. “Setidaknya dia sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf,” gumamnya membuang kopi yang masih tersisa sedikit di dalam gelas yang ada di pegangannya pada sebuah tong sampah.

Selang beberapa menit, Zely malah dikagetkan oleh kedatangan laki-laki yang menyenggolnya tadi. Dia berdiri dihadapannya dengan satu gelas kopi yang disodorkan padanya.

“Ini, Mbak saya ganti kopinya. Tadi saya sudah bersalah, hingga membuat minuman Mbak sampai tumpah.”

Zely malah dibuat kikuk akan sikap laki-laki itu. Padahal tadi ia pikir kalau dia pergi begitu saja setelah meminta maaf, ternyata pergi untuk membeli kopi sebagai ganti karena merasa salah.

“Padahal saya nggak minta ganti rugi loh, Mas,” respon Zely. “Toh minuman saya tadi juga tinggal sedikit, tumpah pun juga nggak rugi-rugi banget lah.”

Tak menerima pemberian itu, tapi dia malah menyambar tangan Zely dan meletakkan gelas yang berisi minuman tersebut di dalam pegangannya.

“Anggap saja ini hadiah dari saya, Mbak. Hanya segelas kopi, tapi kalau Mbak menerimanya saya merasa kesalahan saya barusan benar-benar sudah dimaafkan,” terangnya dengan sedikit perasaan tak enak hati.

Zely tersenyum simpul, kemudian mengangguk.

“Baiklah, Mas. Terimakasih,” ucapnya.

“Silakan diminum, Mbak. Selagi masih hangat. Saya permisi,” pamitnya segera berlalu dari hadapan Zely.

Biasanya orang-orang kebanyakan pada nggak jelas dan lari dari sebuah kesalahan. Hanya saja kali ini pikirannya salah, karena tak semua orang punya sikap begitu. Anggaplah satu dari seratus orang di sekitarnya, masih masuk dalam golongan orang bertanggung jawab dan baik.

Zely menyenderkan punggungnya di kursi sambil menyeruput minuman itu perlahan. Yap, rasa yang sama persis dengan kopi miliknya tadi. Meskipun agak sedikit aneh di bagian rasa. Mungkin takarannya saja yang membuat sedikit rasa agak berbeda.

“Tante mana, sih … kok belum datang juga,” keluhnya.

Zely melirik waktu di jam yang ada di pergelangan tangannya. Tampak jarum pendek itu sudah berada di angka tiga, itu artinya sudah hampir satu jam ia di sini … hitungan saat pesawat mendarat.

Ia rogoh tas dan mengeluarkan sebuah ponsel dari sana. Dahinya sedikit berkerut ketika pandangannya terasa agak buram ketika menatap layar datar itu. Berpikir kalau ini efek rasa kantuk, tapi lama-kelamaan kenapa justru makin parah.

“Kepalaku kliyengan,” gumamnya menggetok-getok kepalanya dengan tangan, berharap segera pulih dari rasa tak nyaman itu.

Tadinya mau menelepon tantenya, tapi gara-gara rasa tak mengenakkan ini membuatnya tak jadi untuk menelepon. Menyenderkan kepalanya, dengan satu tangan yang masih memegang gelas berisi minuman kopi. Tak tahan, hingga gelas itu ia letakkan di kursi yang ada di sebelahnya.

Awalnya kliyengan, sekarang kepalanya justru rasanya malah sakit. Pandangannya juga sudah tak jelas.Tak butuh waktu lama, hingga semua penglihatan itu menghilang dan gelap.

Seperti baru berjalan jauh di padang pasir yang tandus. Rasanya capek bahkan tulang-belulangnya terasa mau rontok saking capeknya. Jangankan untuk bergerak, mau membuka mata saja begitu lelah.

Sebuah deringan ponsel seakan memecah semua rasa dan keheningan itu. Ia tadinya malas gerak dan malas untuk bangun, sekarang mau tak mau harus bangun. Menyambar benda yang mengganggu tidur nyamannya, kemudian tanpa melihat siapa si penelepon langsung saja ia jawab.

“Hallo,” sahutnya dengan malas.

“Zel, kamu di mana, sih?”

“Hmm, tante?” tanyanya menyadari kalau yang sedang bicara di telepon dengannya adalah tantenya sendiri.

“Lah iyalah ini tante. Kamu kira siapa lagi? Astaga! Sayang … ini tante udah nungguin kamu sekian jam di bandara dan sampai detik ini kamu belum muncul dihadapan tante. Kamu jadi pulang, kan? Nggak lagi berencana buat bohongin tante, kan?”

Dahi Zely sampai berkerut mendengar omelan tantenya yang tanpa jeda. Lebih tepatnya ia bingung, wanita paruh baya itu sedang membicarakan apa, sih? Matanya kini juga mulai melek.

“Bandara?” tanyanya bergumam.

“Jangan bilang kamu tiba-tiba amnesia, Zel.”

Pikirannya ia fokuskan pada semua perkataan tantenya yang asli bikin bingung, kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Berada di sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar dengan tirai jendela bahkan masih tertutup. Aroma mint sangat kental di sini, seperti parfum seorang pria.

“Bilang sama tante sekarang kamu di mana, Zely?”

Pertanyaan kembali tertuju pada Zely, tapi tak dijawab karena masih bingung dengan kondisi di sekitarnya. Ketika pandangannya mengedar, tiba-tiba sebuah lengan kokoh jatuh dan melingkar di badannya. Kaget, sampai membuatnya tak mampu berkata-kata. Matanya membola, saat pikiran buruk sudah memenuhi isi otaknya.

Sebuah lengan melingkar di badannya, itu artinya pasti ada pemiliknya, kan. Perlahan, mengarahkan pandangannya ke samping diiringi perasaan was-was dan dalam waktu sepersekian detik sebuah teriakan seketika memecah suasana senyap dan hening itu.

Kaget, shock … semua rasa yang buruk kini sedang bersarang di dirinya. Langsung duduk, tapi untuk kesekian kalinya ia harus merasa terpental. Dengan cepat menarik selimut hingga menutupi seluruh badannya. Bagaimana tidak, pakaiannya sudah tak utuh lagi, semua tampak berserakan di lantai.

“Zely!”

Mendengar suara tantenya yang masih terhubung di telepon, langsung ia tutup panggilan itu dan menjauh dari sosok manusia dari kaum adam yang saat itu masih terlihat belum sepenuhnya menyadari semua ini. Hanya saja dia terbangun karena mendengar suara teriakan darinya barusan.

“Siapa kamu?!” Langsung bertanya mode ngegas. “Kamu ngapain di sini dan apa yang kamu lakukan padaku?!”

Memijit kepalanya yang terasa sakit, kemudian barulah pandangan mulai ia arahkan pada seorang wanita yang duduk dengan wajah penuh emosi menatapnya. Perlahan bangun dan menyenderkan punggungnya di sandaran tempat tidur.

Ia melirik ke sekitar, tampak pakaiannya berserakan di lantai. Yap, terbukti karena saat ini ia hanya mengenakan boxer doang. Sepertinya sebuah masalah akan muncul.

“Kamu dengar apa yang ku tanyakan, kan?!” Zely dengan sengaja menyambar bantal dan melempar pada dia.

“Aku nggak tahu,” jawabnya santai.

“What?!”

Terpopuler

Comments

Pertiwi Tiwi

Pertiwi Tiwi

aku hadir thoooor.dg membawa like

2022-12-07

1

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

menyimak

2022-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!