Gadis Yang Terbuang
Didalam sebuah ruangan kecil yang berada agak pojok dari suatu bangunan kantor seorang gadis sedang mendengarkan orang yang berbicara didalam telefon.
"Itu sudah biasa anak jaman sekarang pacaran begitu semua. Jangan kamu jadikan alasan yaa....kamu kan bisa nolak kalo tidak mau!" suara tante Meiske terdengar sudah meninggi.
"Tante.....saya dipaksa tan.... hikks..... hiikkss.... " Sisilia mulai menangis. Air matanya mulai membasahi matanya yg indah. Dia tidak menyangka kalo mama pacarnya ini akan cuek aja dengan laporan bahwa anaknya sudah mengambil keperawanannya dengan paksa. Dianggapnya sudah hal lumrah jika berpacaran itu berhubungan badan. Sisil tidak menceritakan kalo dia dijebak Handoko dengan minuman entah dikasih apa. Percuma saja jika cerita pun anggapan mama nya pasti tetap sama. Tetap dia belain anaknya juga, ini yang ada di pikiran Sisil.
"Kamu sudah selesai belum bicaranya? Tante masih banyak urusan ini. Udah dulu yaa... " terdengar bunyi gagang telpon yg diletakkan dengan sedikit kencang diujung sana. Tante Meiske memang tidak begitu suka dengan Sisil yang baru berpacaran dengan Handoko enam bulan. Dari sikapnya dan tutur katanya menunjukkan rasa tidak sukanya, Menurut tante Meiske Sisil ini gak pantas berpacaran sama anaknya, Handoko yang notabene adalah tangan kanan dari suatu perusahaan besar, punya gaji yang gede dan terpandang. Sisil juga bukan dari keluarga orang kaya dan terpandang.
Sisilia tetap masih menangis tanpa suara. Airmata nya sudah tidak bisa dibendung. Hatinya begitu sakit. Dia bercita-cita mau menjaga kesucian nya untuk suaminya nanti. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi karena sudah direnggut paksa oleh pacarnya, Handoko.
Gadis cantik ini bernama Sisilia Maharani. Tubuhnya tinggi semampai malah terkesan kurus, hanya bagian dada dan pantat yang agak berisi sehingga tidak menonjol kesan kurusnya malah itu yang membuatnya cantik, enak dipandang, kulit putih dan mata yang rada belo.
Setahun yang lalu mamanya baru saja meninggal karena sakit. Dan sekarang Sisil terduduk sedih diruangan kecil ini. Yaa... Handoko sudah mengambil keperawanannya dengan paksa. Kejadian nya baru seminggu yang lalu dirumah tante Meiske, mama Handoko. Setelah terjadi Handoko nya malah entah kemana. Hal inilah yang membuat Sisil gundah dan mengadu ke mamanya Handoko. Tapi kenyataan nya tante Meiske malah mendukung anaknya. Maklum Handoko ini terkenal anak mami. Inikah kenyataan pahit yang harus diterima Sisil.
"Mbak cantik kenapa nangis? Sudah jangan sedih gitu...nanti cantiknya hilang lho! " mbak Yati yang operator masuk menghibur. Ruangan kecil ini adalah ruangan operator yang berada paling pojok di kantor ini.
Sisil cuma tersenyum menanggapinya dengan airmata yang terus keluar.
"Ya Tuhan......ampuni aku, kuatkan aku! " Sisil berkata dalam hatinya. Dihapusnya airmata nya dengan tissue yang dikasih mbak Yati. Dengan sedikit bedak dipulasnya hidung serta dibawah matanya agar tidak mencolok jika dilihat yang lain nantinya. Sisil pun keluar dari ruangan operator menuju ruangan kerjanya dibagian depan. Sisil adalah seorang Customer Service dari sebuah Bank swasta yang cukup terkenal di kota ini. Dulu Sisil menerima kerjaan ini karena masih kuliah dan dari pihak kantor diijinkan untuk pulang lebih awal. Setelah kuliahnya selesai Sisil tetap masih bertahan kerja di kantor ini. Dia menyukai kantornya dan pekerjaannya. Juga teman-teman kantor yang baik.
"Darimana aja jeng? " bang Harlen menyapa dengan senyum-senyum.
"Ada deh....mau tau aja" Sisil tertawa.
"Aku harus kuat melalui ini semua..... kuat kuat kuat.... " semangat Sisil dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments