Bab 4. Masih terbayang

Tap.

Tap.

Tap.

Suara sepatu Sisil menggema begitu dia memasuki pintu kantornya. Tampak seorang cowok duduk di depan mejanya Sisil.

"Tumben pagi-pagi gini sudah ada yang datang" gumam Sisil dalam hatinya. Sisil menghampiri mejanya yang terletak paling dalam ke arah ruangan marketing.

"Selamat pagi pak. Ada yang bisa saya bantu? " Sisil tersenyum pada cowok yang duduk dengan tenangnya. Sisil langsung menyimpan tas nya di dalam laci yang tersedia, kemudian menghidupkan komputer.

"Bukankah dia yang kemarin menabrakku? " gumam Johan dalam hati sambil memperhatikan Sisil yang hari ini rambut sebahunya disepit ke samping sehingga nampak leher jenjang nya.

"Pagi. Saya mau ketemu mbak Yani. " Johan menatap Sisil. Kemudian Sisil bertanya lewat telpon apakah mbak Yani sudah datang.

"Mohon ditunggu ya Pak. Kalau boleh tau dengan Bapak siapa ini? " tanya Sisil kembali sambil tangannya tetap memegang gagang telpon.

"Johan Pratama"

"Namanya Johan Pratama mbak. " Sisil memberitahu mbak Yani kembali. "Oke mbak....jam sembilan ke ruangan meeting yaa. Siap! " Sisil meletakkan gagang telpon.

Sambil menunggu waktu sampai jam sembilan nanti Sisil merapikan laci mejanya yang agak berantakan. Dari ekor matanya walaupun dengan wajah menunduk Sisil mengetahui kalau lelaki yang duduk di depan mejanya ini sedang menatap dan memperhatikan nya.

"Isshh.....kenapa sih nih cowok ngeliatin gw aja? Bukan geer gw tapi risih jadinya.... " gerutu Sisil dalam hati.

"Apa ada yang salah dengan muka gw atau penampilan gw? Hmmm..... akhh cuek ajalah.... ehhhh tapi kok wajahnya seperti pernah gw lihat yaa.... " Sisil berkata dalam hatinya.

"Sil....muka gw lecek gak?" Yanti seniornya bertanya dengan suara kecil. Sekarang posisi Sisil sudah hadap ke belakang, dimana tempat komputer berada. Yanti berdiri di sampingnya.

"Emang kenapa tuh muka....begadang? " Sisil berbisik.

"Gak bisa tidur mikirin David... ' Yanti jadi ikutan berbisik. Yanti dan David berpacaran tapi orang tua David tidak merestui.

"Jangan terlalu di pikirin si hitam manis mah, yang penting dia masih tetep sayang sama lu mbak... " Sisil menenangkan seniornya ini dengan suara pelan seperti berbisik.

"Tuh cowok di depan meja lu siapa yaa Sil? Merhatiin lu terus.... tamu siapa ya?"

“Tamu nya mbak Yani say, ntar jam sembilan mau diantar ke ruang meeting. Huhh risih gw say.... " Sisil mengeluh bisik-bisik.

Akhirnya waktu yang ditunggu sudah hampir tiba. Sisil mengantar Johan ke ruangan meeting yang berada di lantai dua. Mbak Yani menyambut Johan dengan ramah. Dan Sisil pun pamit meninggalkan ruangan meeting tersebut.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Makan yukk...laper banget nih...tadi cuma sarapan roti doang.. " Sisil mengajak mbak Yanti makan. Siang ini giliran Nessa yang bertugas jaga kandang alias giliran makannya belakangan. Di Bank ini kalau bagian depan (customer servive dan teller)gak boleh kosong pada waktu makan, maka dibuatlah kebijaksanaan dari masing-masing divisi untuk bergiliran jaga pada waktu makan siang.

Kantin kantor yang tidak terlalu besar tampak mulai penuh. Dari kejauhan Pingkan sudah melambaikan tangan. Rupanya dia sudah dapat meja duluan.

"Tumben udah duluan Ping" Sisil duduk di samping Pingkan.

"Lu mau pesen apa nih Sil? Gw sate ayam plus lontong aja deh. " Pingkan nunjuk gambar sate yang ada dibuku menu.

"Mbak Yanti apa? Sate ayam juga? Pake lontong gak?" Pingkan menyodorkan buku menu ke Yanti.

" Sama ajalah "

"Mas, sate ayam plus lontong 3 porsi ..... gak pake lama yaa! " Sisil berteriak ke mas yang jualan di kantin.

Yanti melirik jam di tangan nya, biasanya David udah datang gabung makan tapi entah skrg belum keliatan batang hidungnya.

"Gak usah dilirik terus tuh jam mbak...ntar kabur ketakutan dia" Sisil ketawa melihat Yanti yang super gelisah.

"Haaiii nona-nona semua....boleh gabung disini kan? " tanpa menunggu jawaban Heru langsung duduk di sebelah Sisil.

"Huh! Modus... " Pingkan memonyongkan bibirnya.

"Sirik aja lo.....suka-suka gw dong! " Heru menepak tangan Pingkan pelan.

Mas tukang sate pun datang membawa 3 porsi sate ayam plus lontong. Langsung mereka dengan lahap memakannya. Sambil makan tetep terdengar canda gurau Heru dan Pingkan. Sedangkan Yanti dan Sisil diam menikmati makanan nya.

"Tuh si hitam nongol" Sisil menunjuk dengan dagu nya. Yanti langsung tersenyum melihat kekasih hatinya datang.

Dari kejauhan David sudah menunjukkan senyum nya yang merekah. Bahagia melihat pujaan hatinya, walau cintanya banyak rintangan tapi tidak mengurangi kadar cintanya terhadap Yanti.

David duduk di sebelah Yanti. Diusap dan diciumnya pipi kekasih hatinya mesra.

"Serasa dunia milik berdua" protes Heru. David dan Yanti nyengir berbarengan.

"Gw jadi ngiri.....kapan yaa ada yang sayang-sayang gw..." terus Pingkan tertawa sendiri. Sedangkan Sisil cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah teman-temannya dan Heru ketawa kecil.

"Oiya gimana kabar Handoko Sil? " David menyikut tangan Yanti. Yanti menatap David supaya jangan diteruskan pembicaraan topik itu. Tapi rasanya David mengabaikannya, sebab dia paling tidak suka cowok yang mempermainkan perasaan cewek. Jadi menurutnya sah-sah aja dibicarakan dan Sisil berhak tau bagaimana kelakuan nya Handoko.

"Ke laut! " Sisil menjawab enteng. Serentak semua pada ketawa dengan jawaban Sisil yang asal itu.

"Gw denger-denger dari Manto mantan nya mau balik ke kota ini lagi." David cukup berteman baik dengan Manto, anak buahnya Handoko. Mereka teman sekamar waktu kos jaman kuliah dulu di kota Y.

"Oohh jadi begitu toh.....mau nunggu mantan...... " Sisil melengos dalam hatinya.

"Biar sajalah Vid.....gw sudah males ngurusin hal ini.... rasanya kok jadi beban gitu" Sisil menopang dagu nya.

"Lebih cepat diselesaikan kan lebih baik Sil. Jadi lu gak terombang-ambing!" Pingkan langsung menyambar sebelum Sisil lanjut bicara. Sisil menganggukkan kepalanya.

Masih terbayang dalam benak Sisil kejadian beberapa minggu yang lalu di rumah tante Meiske, mama Handoko. Intinya Sisil diajak Handoko ke kota S untuk berkenalan dengan mamanya. Tapi malah terjebak perangkap Handoko.

##Flashback on##

Malam itu Handoko mengajak Sisil ke sebuah pub yang cukup terkenal di kota itu. Mereka duduk di depan bartender. Handoko memesan minuman. Sedangkan Sisil, dia lebih terfokus dengan penyanyi yang show di iringi dengan latar penari yang berpakaian sexy.

Entah minuman apa yang dipesan Handoko ataukah ada sesuatu yang diberikan, Sisil tidak mengetahui nya. Yang pasti setelah meminum dua gelas kepalanya mulai terasa berat. Handoko tersenyum kecil melihat Sisil mulai mabok. Rencananya berhasil.

Dipapahnya tubuh Sisil keluar dari pub menuju parkiran mobil. Diletakkan tubuh Sisil di tempat duduk, kemudian Handoko duduk dibelakang setir. Dinyalakan mobil dan kemudian melaju dengan cepat.

Handoko tidak membawa Sisil ke hotel tapi tetap di bawa pulang ke rumah. Sebab di rumah Handoko tidak ada orang, mamanya pergi keluar kota tadi pagi, sedangkan pembantunya lagi cuti pulang kampung.

Digotong nya tubuh Sisil dan dibawa ke kamarnya. Dibaringkan tubuh yang sudah lemah itu di atas ranjangnya.

Beginilah mereka yang sudah dibawah pengaruh alkohol, suasana yang mendukung, serta mereka berada dalam satu kamar, maka terjadilah sesuatu hal yang tidak boleh dilakukan. Suatu yang disebut khilaf.

Sisil yang sudah benar-benar berada dalam pengaruh alkohol tidak bisa memberikan perlawanan yang berarti karena badan nya sudah lemah. Sedangkan Handoko melakukan nya dengan sadar walaupun tetap dalam pengaruh alkohol. Memang sebenarnya hal ini sudah di rencanakan nya yaitu membuat Sisil mabok.

Sisil hanya merasakan badannya yang sakit, terutama bagian bawah perutnya. Hatinya juga perih. Tak terasa air matanya berlinang. Akhirnya dengan berlinang air mata Sisil terlelap.

#Flasback off##

Mata Sisil berkaca-kaca jika membayangkan semua yang telah menimpanya. Pingkan mendekap teman baik nya itu dengan penuh perhatian.

"Lupakan dan iklhas kan semua yang sudah terjadi."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Rudi Ali

Rudi Ali

semangat terus thor 💪

2023-01-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kenyataan pahit
2 Bab 2. Handoko Gunawan
3 Bab 3. Hampir kepergok
4 Bab 4. Masih terbayang
5 Bab 5. Perempuan gak jelas
6 Bab 6. Senyum penuh arti
7 Bab 7. Misi Johan dan Handoko
8 Bab 8. Uring-uringan
9 Bab 9. Bertemu mantan
10 Bab 10. Bertabrakan
11 Bab 11. Patah hati
12 Bab 12. Maboknya Sisil
13 Bab 13. Cinta pada pandangan pertama
14 Bab 14. Masih terasa sakit
15 Bab 15. Meeting
16 Bab 16. Praduga dan pertengkaran
17 Bab 17. Ditembak Johan
18 Bab 18. Ulet keket
19 Bab 19. Target ulet keket
20 Bab 20. Perkenalan yang tak terduga.
21 Bab 21. Tamara gadis ceria
22 Bab 22. Gelisahnya hati Sisil
23 Bab 23. Tak disangka
24 Bab 24. Pertemuan di cafe
25 Bab 25. Hasrat Lila dan Halunya Sisil
26 Bab 26. Akal-akalan Ridwan
27 Bab 27. Merasa diikuti
28 Bab 28. Someone special dan rencana Caroline
29 Bab 29. Rutinitas kantor dan sahabat lama
30 Bab 30. Penculikan Sisil
31 Bab 31. Salah sasaran
32 Bab 32. Sisil siuman
33 Bab 33. Dalang dan misi penyelamatan
34 Bab 34. Love u honey
35 Bab 35. Maukah kau menungguku?
36 Bab 36. Kaget
37 Bab 37. Kena batunya
38 Bab 38. Penangkapan Handoko
39 Bab 39. Kejutan untuk Sisil
40 Bab 40. Acara syukuran (1)
41 Bab 41. Acara syukuran (2)
42 Bab 42. Kabar baik
43 Bab 43. Insiden kecil sebelum sidang
44 Bab 44. Sidang Handoko dan rahasia Lila
45 Bab 45. Bertemu teman lama
46 Bab 46. Kenangan masa lalu
47 Bab 47. Interview dan bertemu teman lama lagi
48 Bab 48. POV Danny
49 Bab 49. Debat Sisil dan Papa nya
50 Bab 50. Sisil vs Caroline
51 Bab 51. Di rumah Pingkan
52 Bab 52. Pertemuan Caroline dan Chandra yang kedua
53 Bab 53. Gairah Lila dan Perpisahan Sisil
54 Bab 54. Lila dan Armand
55 Bab 55. Perbincangan Caitlyn dan Johan
56 Bab 56. Suasana kerja baru
57 Bab 57. Bertemu kembali
58 Bab 58. Bersama Bu Wiwid
59 Bab 59. Pertengkaran hebat
60 Bab 60. Gadis yang terbuang
61 Bab 61. Kesedihan Sisil
62 Bab 62. Survei tempat kost
63 Bab 63. Geramnya Johan
64 Bab 64. Senangnya Caroline
65 Bab 65. Bertemu Prinanto
66 Bab 66. Bersama Prinanto
67 Bab 67. POV Prinanto
68 Bab 68. Mulai masuk kost
69 Bab 69. Training dan teman baru
70 Bab 70. Ada pertemuan dan perpisahan
71 Bab 71. Harimau mengintai
72 Bab 72. Bertemu Pak Lucky
73 Bab 73. Nasabah manja
74 Bab 74. Harimau menerkam
75 Bab 75. Sedihnya Sisil
76 Bab 76. Surat pengunduran diri
77 Bab 77. Jadi pengangguran
78 Bab 78. Panggilan interview
79 Bab 79. Interview
80 Bab 80. Bahagia dan kangennya Sisil
81 Bab 81. Kantor baru
82 Bab 82. Siapa orang yang berbaik hati?
83 Bab 83. Hati yang merindu
84 Bab 84. POV Johan Pratama
85 Bab 85. Kepulangan Johan
86 Bab 86. Kejutan untuk Sisil
87 Bab 87. Johan dan Sisil
88 Bab 88. Berbunga-bunga
89 Bab 89. Kedatangan Bu Wiwid
90 Bab 90. Kecurigaan Bu Wiwid
91 Bab 91. Penasaran
92 Bab 92. Kesiapan Sisil
93 Bab 93. Mantan muka tembok
94 Bab 94. Kekhawatiran Sisil
95 Bab 95. Bertemu calon mertua
96 Bab 96. Mengantar Sisil pulang
97 Bab 97. Tidak ada gosip beredar
98 Bab 98. Me time nya Sisil
99 Bab 99. Gosip atau benar?
100 Bab 100. Bermalam di rumah orang tua Johan
101 Bab 101. Malam indah bertaburan bintang
102 102. Acara barbeque 1
103 Bab 103. Acara Barbeque 2
104 Bab 104. Meminta Sisil
105 Bab 105. Meminta Sisil 2
106 106. Gaun pengantin
107 Bab 107. The Wedding
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan pahit
2
Bab 2. Handoko Gunawan
3
Bab 3. Hampir kepergok
4
Bab 4. Masih terbayang
5
Bab 5. Perempuan gak jelas
6
Bab 6. Senyum penuh arti
7
Bab 7. Misi Johan dan Handoko
8
Bab 8. Uring-uringan
9
Bab 9. Bertemu mantan
10
Bab 10. Bertabrakan
11
Bab 11. Patah hati
12
Bab 12. Maboknya Sisil
13
Bab 13. Cinta pada pandangan pertama
14
Bab 14. Masih terasa sakit
15
Bab 15. Meeting
16
Bab 16. Praduga dan pertengkaran
17
Bab 17. Ditembak Johan
18
Bab 18. Ulet keket
19
Bab 19. Target ulet keket
20
Bab 20. Perkenalan yang tak terduga.
21
Bab 21. Tamara gadis ceria
22
Bab 22. Gelisahnya hati Sisil
23
Bab 23. Tak disangka
24
Bab 24. Pertemuan di cafe
25
Bab 25. Hasrat Lila dan Halunya Sisil
26
Bab 26. Akal-akalan Ridwan
27
Bab 27. Merasa diikuti
28
Bab 28. Someone special dan rencana Caroline
29
Bab 29. Rutinitas kantor dan sahabat lama
30
Bab 30. Penculikan Sisil
31
Bab 31. Salah sasaran
32
Bab 32. Sisil siuman
33
Bab 33. Dalang dan misi penyelamatan
34
Bab 34. Love u honey
35
Bab 35. Maukah kau menungguku?
36
Bab 36. Kaget
37
Bab 37. Kena batunya
38
Bab 38. Penangkapan Handoko
39
Bab 39. Kejutan untuk Sisil
40
Bab 40. Acara syukuran (1)
41
Bab 41. Acara syukuran (2)
42
Bab 42. Kabar baik
43
Bab 43. Insiden kecil sebelum sidang
44
Bab 44. Sidang Handoko dan rahasia Lila
45
Bab 45. Bertemu teman lama
46
Bab 46. Kenangan masa lalu
47
Bab 47. Interview dan bertemu teman lama lagi
48
Bab 48. POV Danny
49
Bab 49. Debat Sisil dan Papa nya
50
Bab 50. Sisil vs Caroline
51
Bab 51. Di rumah Pingkan
52
Bab 52. Pertemuan Caroline dan Chandra yang kedua
53
Bab 53. Gairah Lila dan Perpisahan Sisil
54
Bab 54. Lila dan Armand
55
Bab 55. Perbincangan Caitlyn dan Johan
56
Bab 56. Suasana kerja baru
57
Bab 57. Bertemu kembali
58
Bab 58. Bersama Bu Wiwid
59
Bab 59. Pertengkaran hebat
60
Bab 60. Gadis yang terbuang
61
Bab 61. Kesedihan Sisil
62
Bab 62. Survei tempat kost
63
Bab 63. Geramnya Johan
64
Bab 64. Senangnya Caroline
65
Bab 65. Bertemu Prinanto
66
Bab 66. Bersama Prinanto
67
Bab 67. POV Prinanto
68
Bab 68. Mulai masuk kost
69
Bab 69. Training dan teman baru
70
Bab 70. Ada pertemuan dan perpisahan
71
Bab 71. Harimau mengintai
72
Bab 72. Bertemu Pak Lucky
73
Bab 73. Nasabah manja
74
Bab 74. Harimau menerkam
75
Bab 75. Sedihnya Sisil
76
Bab 76. Surat pengunduran diri
77
Bab 77. Jadi pengangguran
78
Bab 78. Panggilan interview
79
Bab 79. Interview
80
Bab 80. Bahagia dan kangennya Sisil
81
Bab 81. Kantor baru
82
Bab 82. Siapa orang yang berbaik hati?
83
Bab 83. Hati yang merindu
84
Bab 84. POV Johan Pratama
85
Bab 85. Kepulangan Johan
86
Bab 86. Kejutan untuk Sisil
87
Bab 87. Johan dan Sisil
88
Bab 88. Berbunga-bunga
89
Bab 89. Kedatangan Bu Wiwid
90
Bab 90. Kecurigaan Bu Wiwid
91
Bab 91. Penasaran
92
Bab 92. Kesiapan Sisil
93
Bab 93. Mantan muka tembok
94
Bab 94. Kekhawatiran Sisil
95
Bab 95. Bertemu calon mertua
96
Bab 96. Mengantar Sisil pulang
97
Bab 97. Tidak ada gosip beredar
98
Bab 98. Me time nya Sisil
99
Bab 99. Gosip atau benar?
100
Bab 100. Bermalam di rumah orang tua Johan
101
Bab 101. Malam indah bertaburan bintang
102
102. Acara barbeque 1
103
Bab 103. Acara Barbeque 2
104
Bab 104. Meminta Sisil
105
Bab 105. Meminta Sisil 2
106
106. Gaun pengantin
107
Bab 107. The Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!