NovelToon NovelToon

Gadis Yang Terbuang

Bab 1. Kenyataan pahit

Didalam sebuah ruangan kecil yang berada agak pojok dari suatu bangunan kantor seorang gadis sedang mendengarkan orang yang berbicara didalam telefon.

"Itu sudah biasa anak jaman sekarang pacaran begitu semua. Jangan kamu jadikan alasan yaa....kamu kan bisa nolak kalo tidak mau!" suara tante Meiske terdengar sudah meninggi.

"Tante.....saya dipaksa tan.... hikks..... hiikkss.... " Sisilia mulai menangis. Air matanya mulai membasahi matanya yg indah. Dia tidak menyangka kalo mama pacarnya ini akan cuek aja dengan laporan bahwa anaknya sudah mengambil keperawanannya dengan paksa. Dianggapnya sudah hal lumrah jika berpacaran itu berhubungan badan. Sisil tidak menceritakan kalo dia dijebak Handoko dengan minuman entah dikasih apa. Percuma saja jika cerita pun anggapan mama nya pasti tetap sama. Tetap dia belain anaknya juga, ini yang ada di pikiran Sisil.

"Kamu sudah selesai belum bicaranya? Tante masih banyak urusan ini. Udah dulu yaa... " terdengar bunyi gagang telpon yg diletakkan dengan sedikit kencang diujung sana. Tante Meiske memang tidak begitu suka dengan Sisil yang baru berpacaran dengan Handoko enam bulan. Dari sikapnya dan tutur katanya menunjukkan rasa tidak sukanya, Menurut tante Meiske Sisil ini gak pantas berpacaran sama anaknya, Handoko yang notabene adalah tangan kanan dari suatu perusahaan besar, punya gaji yang gede dan terpandang. Sisil juga bukan dari keluarga orang kaya dan terpandang.

Sisilia tetap masih menangis tanpa suara. Airmata nya sudah tidak bisa dibendung. Hatinya begitu sakit. Dia bercita-cita mau menjaga kesucian nya untuk suaminya nanti. Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi karena sudah direnggut paksa oleh pacarnya, Handoko.

Gadis cantik ini bernama Sisilia Maharani. Tubuhnya tinggi semampai malah terkesan kurus, hanya bagian dada dan pantat yang agak berisi sehingga tidak menonjol kesan kurusnya malah itu yang membuatnya cantik, enak dipandang, kulit putih dan mata yang rada belo.

Setahun yang lalu mamanya baru saja meninggal karena sakit. Dan sekarang Sisil terduduk sedih diruangan kecil ini. Yaa... Handoko sudah mengambil keperawanannya dengan paksa. Kejadian nya baru seminggu yang lalu dirumah tante Meiske, mama Handoko. Setelah terjadi Handoko nya malah entah kemana. Hal inilah yang membuat Sisil gundah dan mengadu ke mamanya Handoko. Tapi kenyataan nya tante Meiske malah mendukung anaknya. Maklum Handoko ini terkenal anak mami. Inikah kenyataan pahit yang harus diterima Sisil.

"Mbak cantik kenapa nangis? Sudah jangan sedih gitu...nanti cantiknya hilang lho! " mbak Yati yang operator masuk menghibur. Ruangan kecil ini adalah ruangan operator yang berada paling pojok di kantor ini.

Sisil cuma tersenyum menanggapinya dengan airmata yang terus keluar.

"Ya Tuhan......ampuni aku, kuatkan aku! " Sisil berkata dalam hatinya. Dihapusnya airmata nya dengan tissue yang dikasih mbak Yati. Dengan sedikit bedak dipulasnya hidung serta dibawah matanya agar tidak mencolok jika dilihat yang lain nantinya. Sisil pun keluar dari ruangan operator menuju ruangan kerjanya dibagian depan. Sisil adalah seorang Customer Service dari sebuah Bank swasta yang cukup terkenal di kota ini. Dulu Sisil menerima kerjaan ini karena masih kuliah dan dari pihak kantor diijinkan untuk pulang lebih awal. Setelah kuliahnya selesai Sisil tetap masih bertahan kerja di kantor ini. Dia menyukai kantornya dan pekerjaannya. Juga teman-teman kantor yang baik.

"Darimana aja jeng? " bang Harlen menyapa dengan senyum-senyum.

"Ada deh....mau tau aja" Sisil tertawa.

"Aku harus kuat melalui ini semua..... kuat kuat kuat.... " semangat Sisil dalam hatinya.

Bab 2. Handoko Gunawan

Handoko Gunawan adalah seorang cowok yang bekerja di salah satu perusahaan makanan terbesar di kota ini. Dia adalah tangan kanan bos besar dan orang kepercayaan.

Handoko berkulit putih, berkacamata, berbadan tegap dan tinggi, berpenampilan rapih tapi terkesan cuek. Dia mengenal Sisil di bank tempat Sisil kerja, dimana bos besarnya adalah nasabah disana. Untuk urusan keuangan dan yang berhubungan dengan bank sudah pasti tugasnya Handoko.

Awalnya berhubungan dengan Sisil hanya sebatas pekerjaan saja tapi lama kelamaan jadi nyerempet ke urusan yang lain. Dikarenakan Sisil pernah tanya Handoko kemana saja kalau hari libur seperti Sabtu dan Minggu. Akhirnya Handoko mengajak Sisil ketemuan di hari libur kerja yaitu hari Sabtu. Dengan alasan minta diantar jalan-jalan, akhirnya Sisil pun bersedia.

Semakin lama frekuensi ketemu tiap Sabtu pun semakin sering dan rutin, hingga akhirnya Handoko mengatakan kalau dia menyukai Sisil. Tentu saja Sisil bahagia. Ini adalah pacar pertama Sisil, setelah cinta monyet nya berlalu.

Siang ini ditempat Handoko tinggal, yaitu rumah yang disediakan oleh bos besarnya bersama dengan seorang anak buahnya sedang duduk-duduk ngobrol sambil merokok.

"Kamu gak ke rumahnya Sisil, Han? " Manto anak buahnya Handoko bertanya.

"Gak, males gw. "

"Gw liatin lu jalan sama Sisil kaya cuma sekedar jalan aja yaa... bilang suka tapi kok gw merasanya aneh aja" Manto garuk-garuk kepala yang gak gatal sambil ngepulin asap rokok.

Handoko yang lagi asyik merokok pikirannya entah kemana. Yang terbayang malah wajah mantan kekasihnya, Lila.

Handoko sebenarnya dulu punya kekasih bernama Lila. Mereka putus baik-baik dikarenakan Lila harus kerja keluar kota dan sampai sekarang belum balik lagi ke kota ini. Handoko sangat menyayangi Lila, sebab Lila adalah cinta pertama nya. Sebenarnya tidak ada niat bagi Handoko untuk menjalin suatu hubungan asmara lagi. Rasanya sudah gak bernafsu. Dengan Lila dulu Handoko bisa rutin melakukan hubungan badan layaknya suami istri. Makanya begitu putus sudah seperti layangan putus terombang-ambing gak karuan jadinya. Hampir dua tahun Handoko baru bisa menata hatinya lagi.

Sekarang kedekatan nya dengan Sisil sudah berjalan tujuh bulan tapi tetap saja hati Handoko merasa biasa saja. Tidak ada yang istimewa terhadap Sisil. Biarpun Handoko sudah mengambil kegadisan Sisil, tetap saja hatinya terasa hampa. Yang selalu terbayang adalah wajahnya Lila yg cantik dan imut.

"Hoiii....malah melamun" Manto memukul pundak Handoko.

"Arggh pusing gw To" Handoko menggelengkan kepalanya.

Ya....dia pusing bagaimana harus mengambil sikap terhadap Sisil. Handoko memang menyukai Sisil, gadis yang cantik, ceria dan baik hatinya Tapi Handoko tidak mencintai nya. Tetap dilubuk hatinya yang terdalam hanya Lila yang dicintainya.

"Makanya jangan suka mainin perasaan perempuan Han....gimana kalau adik lu yang kena dimainin sama cowok? Sedih gak lu..... " Manto menasehati Handoko yang merupakan atasannya sekaligus sahabatnya.

Handoko menyeringai pelan. Handoko pikir dengan dia menyukai Sisil maka bayang-bayang Lila akan hilang dengan sendirinya. Tapi kenyataan nya tetap tidak bisa. Apalagi kemarin ini dia telah merenggut paksa kegadisan seorang Sisilia, ini pun hanya pelampiasan nafsu nya saja yang sudah tidak terbendung.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Ditatapnya langit-langit kamarnya dengan perasaan yang campur aduk. Sisil sedang berbaring sambil memejamkan matanya. Dia menahan airmata nya agar tidak keluar. Sudah dua kali sabtu Handoko tidak ada kabarnya, sejak kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Membuat banyak pertanyaan dalam pikiran Sisil.

"Apa Handoko gak sayang ya sama gw? Gak cinta ya sama gw?

" Apa dia punya cewek lain? Kemana yaa kok gak ada kabarnya?

"Apa gw cuma tempat pelampiasan aja? Apa harus begini?"

Inilah pertanyaan-pertanyaan dalam benak Sisil. Sedih sekali hatinya membayangi itu semua. Sisil menyayangi Handoko, dia bertekad tidak akan menyinggung tentang hal yang terjadi. Dia akan mengikhlaskan semuanya. Tapi pria itu seperti menghindar dan menghilang tanpa kabar. Tidak memberi kabar juga jika tidak bisa datang.

Drrttt...... drrttt.....hp Sisil bergetar ada notifikasi masuk.

"Sil..... lu ada dimana? Mau ikutan gak sama kita-kita? Kita pada mau ke mal nih. " Pingkan mengirim wa ke HP nya Sisil.

"Gw gak ikutan ya Ping. Minggu depan aja deh gw baru ikutan lagi kalau pada pergi. Sekarang gw lagi males nih. " Sisil membalas WA nya Pingkan.

Rasanya males banget Sisil keluar rumah. Dia pengen nyantai-nyantai di rumah. Apalagi di rumah sekarang tinggal berdua saja dengan papa nya. Sisil merasa kasihan juga sama papanya kalau dia jarang di rumah.

Setelah mama nya meninggal Sisil memang agak jarang di rumah. Pergi pagi pulang malam, begitulah rutinitas kerjanya. Hari Sabtu dan Minggu baru Sisil bisa meluangkan waktu santai di rumah. Ini pun jika tidak ada acara dan tidak pergi dengan teman-teman nya.

Keluarga Sisil adalah keluarga sederhana. Dulu sewaktu papa masih ada usaha, perekonomian keluarga boleh dikatakan cukup lah tidak berlebih dan tidak kekurangan. Sekarang papa nya sudah tidak bekerja dan semua biaya rumah tangga Sisil yang bertanggungjawab.Sisil adalah tulang punggung keluarga.

Mungkin anak-anak lain yang seusianya bisa bersenang-senang dan hidup mewah. Apalagi seorang anak tunggal yang biasanya identik manja dan hidup bergelimang. Kebalikannya dengan Sisil, memang ada kesan manja dalam dirinya tapi lebih menonjol sifat mandirinya karena memang tidak dididik manja oleh kedua orang tua nya.

Bab 3. Hampir kepergok

Pagi hari.

Sisil membuka kelopak matanya yang terasa berat bekas menangis semalam. Sisil duduk di pinggiran ranjangnya sambil mengerak-gerakkan tangan, jari dan lehernya.

Sisil keluar dari kamarnya, dilihat papanya sedang mengolesi roti tawar di meja makan.

"Pagi Pa... " Sisilpun langsung duduk di meja makan. Dituang nya segelas air hangat dan meminumnya.

"Cuci muka dan sikat gigi dulu sana " Ridwan langsung ngomong begitu dilihatnya Sisil mau ngambil roti tawar yang sudah tersedia di meja.

"Gak ahh....tanggung. Sarapan dulu, dah laper. Habis ini nanti baru mandi n gosok gigi." Sisil langsung melahap rotinya. Entah kenapa dia merasa perutnya laper banget.

"Ntar Sisil mau ke mal XX ya Pa, pengen beli buku. Papa ada mau nitip gak? Terus mampir ke rumah temen, sore baru pulang Pa. " Sisil ngomong sambil mulutnya terus mengunyah. Begitulah Sisil kalau di rumah dengan gaya duduknya angkat satu kaki, percis seperti orang duduk di warteg 😂.

Ridwan sudah biasa melihat gaya duduk anaknya yang suka seenaknya saja. "Gaklah. Papa mau beres-beres halaman depan, sekalian rapih kan pohon-pohon. "

Semenjak mama meninggal, pohon-pohon peninggalan mama dirawat sama Papa. Hitung-hitung biar ada kegiatan di rumah.

Sehabis mandi Sisil masih sibuk bongkar lemari bajunya, dipakainya celana panjang jeans nya dengan kaos coklat kesayangan nya. Dirias lah wajahnya dengan riasan tipis saja biar terkesan natural. Sisil tidak suka riasan make-up yang tebal-tebal. Dengan riasan tipis dan lipstik saja penampilan Sisil sudah sangat cantik.

"Pa...... Sisil pergi dulu yaa.. " Sisil pun pamit sama Papanya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Setelah menempuh perjalanan dari rumah ke mal XX yang biasa dikunjunginya akhirnya Sisil sampai di mal XX. Belum terbilang siang tapi keadaan mal XX sudah ramai pengunjung. Mungkin dikarenakan hari libur jadi setiap orang menggunakan kesempatan mengunjungi mal. Termasuk Sisil.

Sedang asyik-asyik nya memilih buku novel yang akan dibeli, Sisil sepintas melihat sosok seseorang yang dikenalnya dengan baik.

"Apa bener itu Handoko yaa? Mirip banget badannya.. " gumam Sisil dalam hati.

Buru-buru Sisil keluar dari toko buku tersebut. Ditengoknya ke arah cowok yang lewat tadi. Sekilas dilihatnya sesosok badan yang posisinya sudah semakin jauh. Dengan ter buru-buru Sisil mengikutinya.

Dilihat dari belakang posturnya mirip banget sama Handoko. Cuma bedanya ini cowok pakai topi jadi menutupi rambutnya. Sedangkan Handoko jarang pakai topi.

Buughh....

"Akhh....maaf saya tidak sengaja kak! " Sisil menabrak seseorang. Yang ditabrak membelalakkan matanya. Dipandanginya raut wajah Sisil yang pamit pergi tergesa-gesa.

"Yaahhh.....kemana dia?" Sisil celingak celinguk ke kiri atau kanan ya. Bingung.

"Jiiaahh kehilangan jejak deh gw...huh! " Sisil menggerutu kesal dalam hatinya.

"Ngapain juga ya Handoko datang ke mal sini? Secara ini mal kan jauh dari rumahnya. Kalau gw ajak kesini gak pernah mau. Atau mungkin bukan Handoko, cuma mirip doang... " batin Sisil dalam hatinya.

Akhirnya Sisil pun balik lagi ke toko buku tadi, diambilnya tiga buah novel yang sudah dipilihnya. Kemudian ngantri di kasir.

Sepasang mata yang ada di dalam toko buku yang sama sedang memperhatikan Sisil. Tapi Sisil tidak menyadarinya.

Setelah selesai dari toko buku, kemudian Sisil beli camilan dulu untuk dibawa ke tempat temannya. Kemudian di lobby mal Sisil memesan taxi online untuk ke rumah temannya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Dengan nafas yang terengah-engah akhirnya Handoko bisa menghindar dari kejaran Sisil di mal.

"Uuhh....hampir saja! " Handoko mengelus dadanya

Handoko memang pergi ke mal XX itu, hal itu dikarenakan dia habis pulang dari rumah mantan kekasihnya yang rumahnya tidak terlalu jauh dari mal tersebut.

Ngapain coba ke rumah mantan kekasih yang sudah empat tahun gak ada kabar beritanya. Ternyata dia mendengar kabar jika mantannya mau kembali ke kota ini. Hatinya sudah bahagia banget. Jadi tadi Handoko cuma memantau keadaan rumah mantannya dari luar saja.

Karena lapar maka masuklah Handoko ke mal ini. Ini mal yang paling sering Sisil datangi. Makanya dia memakai topi agar bisa menutupi wajahnya, takut ketahuan.

Dan tidak disangka pas melewati toko buku Handoko melihat Sisil ada di dalam toko buku tersebut. Dan Sisil yang melihat sekelebat bayangan mirip Handoko pun akhirnya mengikuti.

"Hampir aja kepergok....untung bisa menghindar " batin Handoko yang sekarang sedang duduk di salah satu restauran di mal itu.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Viii.......... " teriak Sisil begitu turun dari taxi online. Padahal dia belum masuk ke dalam salon sekaligus rumah temannya itu. Untung salon lagi kosong.

inilah kebiasaan Sisil kalau kerumah Alvi temannya.

"Duuhhh....kemenong aja sih pewong satu ini? Baru inget sama eike yaa...? " Alvi menyambut Sisil sambil menggerakkan tangan nya yang gemulai.

Semenjak jalan dengan Handoko Sisil sudah lama gak mampir ke rumah temannya ini. Lantai satu nya dibuat salon. Lantai dua adalah ruangan serba guna dan dapur. Lantai tiga nya baru kamar Alvi dan kamar tamu. Ada 2 kamar diatas.

"Udah punya lekong yey lupa sama eike yaa.... " Alvi nyerocos terus. Begitulah Alvi kalau ketemu Sisil sudah seperti gayung bersambut. Hahaha....

"Gak lah Alvi chayank..... gw gak pernah lupa sama lo! Masa sih gw lupa sama temen gw yg cuantik ini....yang bener aja?! " Sisil menjawil pipi Alvi. Alvi sebenarnya adalah laki-laki yang dari kecil memang ada kelainan, dia suka menjadikan dirinya seorang cewek. Makanya Sisil tidak merasa risih bergaul dengan Alvi. Sisil tidak menganggap Alvi sebagai cowok, melainkan sebagai cewek. Jadi Sisil bisa curhat apa saja ke Alvi.

"Yeyy pasti lagi ada masalah yaa.....apa tuh lekong selingkuh ya ne? " Alvi menatap Sisil yang baru meletakkan camilan di meja.

"Mangkanye jadi pewong jangan terlalu percaya sama lekong nee.....habislah perempuan kesayangan ku ini" Alvi mengelus tangan Sisil.

"Gw gak tau Vi.....apa gw diselingkuhin yaa? Mana perawan gw udah diambil lagi... "

"Emang si pera dan awan itu barang kalee yee..... belom kena si karma aje die.. " Alvi ngomong sambil ngunyah camilan.

"Sekarang lagi ngumpet di kandang semut... "

Sisil tertawa dibuatnya. "kandang semut gak cukup Vi.....badan nya Handoko gede nee.. " Sisil tertawa sambil memakan camilan nya.

Alvi memang selalu bisa menghibur Sisil. Apalagi kalau teman-teman nya yang laen sudah pada ngumpul. Tambah rame dan tambah gila pastinya.

"Yeyy sih cari lekong bukannya yang bener. Nemu dimenong sih tuh si lekong? "

"Nemu di kantor lah Vi.....masa di kantong? " Alvi dan Sisil tertawa bersama.

"Nanti eike cariin ya lekong buat u.... eike cariin yang cucco deh pokoknya... " Alvi mengedipkan sebelah matanya.

"Buat lu ajalah tuh lekong.....yang ada ntar gak doyan sama gw.... hahahaha... " Sisil ngakak. Alvi pun meringis.

Inilah Sisil yang sebenarnya, suka tertawa dan hangat. Dia sudah mengambil sikap untuk terus maju. Hilang keperawanan bukan berarti hilang segala-galanya. Apalagi jaman sekarang, banyak gadis yang sudah tidak perawan lagi. (Bener gak ya?). Penyesalan tidak akan berguna.Urusan jodoh, serahkan sama yang Diatas. Jadi inilah keputusan yang Sisil ambil dalam hidupnya.

"Gw pulang dulu ya Vi.....udah sore. Kasihan bokap gw sendirian di rumah. " Sisil membereskan bajunya.

"Sini gw temenin deh bokap lu Sil! "

"Jangan ahh.....bisa kaget bokap gw nanti...hahaha... " Sisil dan Alvi tertawa bersama. Alvi senang becandain Sisil sebab Sisil gak pernah marah.

"Tuh taxi online gw dah sampai..... daahh Vi....jaga kesehatan yaa n jangan jajan mulu yaa... " Sisil berjalan sambil ketawa.

"Eike sihir jadi boneka lu nee.... " Alvi juga tertawa.

Dilambaikan tangan nya membalas lambaian tangan Sisil.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Keterangan :

kemenong/dimenong : kemana/dimana

lekong : laki

pewong : perempuan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!