Bab 5. Perempuan gak jelas

Di rumah Meiske (mama Handoko) sudah di atur sedemikian rapih dan bagusnya. Satu meja panjang di bagian tengah yang berisi berbagai macam makanan dan minuman, tak ketinggalan desert buah-buahan dan puding.

Meiske sudah lama masuk dalam group sosialita ibu-ibu di wilayahnya. Dua bulan sekali sudah pasti ada kumpul-kumpul dan rumpi gosipnya juga gak ketinggalan. Dan hari ini kebagian kumpul di kediaman Meiske. Makanya dari pagi seisi rumah tersebut sudah sibuk menyiapkan semuanya kebutuhan arisan tersebut.

Meiske memutuskan untuk menjadi ibu tunggal untuk kedua anaknya setelah berpisah dengan suaminya. Mereka berpisah dikarenakan tidak ada kecocokan, sama-sama keras kepala tidak ada yang mau mengalah, sama-sama merasa benar. Beginilah sifat manusia yang pada dasarnya mempunyai ego masing-masing, tergantung dari pribadi itu sendiri untuk mengontrol nya.

Setelah bercerai, Meiske membuka butik pakaian wanita. Bukan hanya pakaian dari merk terkenal saja yang dijual tapi juga ada sedikit accesories dan tas branded yang mengikut trend terkini. Usaha butiknya membuahkan hasil dan lumayan terkenal di kota itu. Dan dari hasil butik ini pula Meiske bisa menghidupi kedua anaknya hingga dewasa.

Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, satu per satu ibu-ibu sosialita itu mulai berdatangan.

"Oiya jeng Meiske....nanti kita kedatangan jeng Wiwid lho. Kebetulan beliau lagi ada urusan disini. " Ibu Dina yang baru masuk langsung memberitahu Meiske.

"Wah.....suatu kehormatan jeng Wiwid bisa mampir ke gubuk saya ini" senyum Meiske mengembang.

'Ahh jeng Meiske terlalu merendah.....rumah sebesar ini dibilang gubuk.. " ibu-ibu yang lain langsung memberi komen.

Meiske memang suka merendah padahal maksudnya ingin menyombongkan dirinya yang sekarang sudah cukup sukses. Dia selalu tidak mau kalah dengan ibu-ibu lainnya.

Mereka berkumpul di ruang tamu yang cukup luas. Sudah ada lima orang yang berkumpul, tinggal bu Wiwid saja yang tampaknya belum hadir. Berkumpul sambil mencoba hidangan yang sudah tersedia.

"Jeng Meiske pinter masak ya.....enak lho makanannya! " puji bu Wita. Yang lain pada menganggukkan kepala tanda setuju.

"Duuhh saya mana bisa masak jeng Wita, ini semua beli pesen kok... " Meiske dengan bangga nya mempromosikan makanan yang dia pesan di restaurant langganan nya.

"Ehh kok jeng Wiwid belom datang juga ya? " Meiske bertanya lagi pada bu Dina. Penasaran sekali Meiske dengan bu Wiwid ini. Selama dia bergabung dengan group sosialita ini Meiske belum pernah bertemu dengan bu Wiwid. Dia hanya mendengar dari ibu-ibu lain kalau bu Wiwid ini punya suami yang usahanya bergerak di bidang makanan dan sukses. Kalau suaminya tajir berarti si istri juga dong, begitulah yang diyakini Meiske.

Arisan berjalan terus, tak terasa sudah hampir dua jam mereka berkumpul mengobrol dari urusan bisnis, urusan suami, urusan anak-anak dan colon mantu semua di rumpi. Beginilah ibu-ibu jika sudah berkumpul.

Sebuah mobil berhenti di depan rumah Meiske.

"Itu rasanya jeng Wiwid deh! " tunjuk bu Dina dengan dagunya.

Meiske melihat keluar. Dilihatnya seseorang perempuan dengan penampilan yang anggun keluar dari dalam mobil. Pakaian nya sederhana, riasan wajah juga tipis tapi sudah menunjukkan kecantikan nya. Mereka menyambut bu Wiwid layaknya pembesar datang. Terlalu berlebihan sepertinya. Hal ini membuat bu Wiwid jadi canggung.

"Maaf yaa ibu-ibu semua, saya gak bisa masuk. Saya terburu-buru harus pergi, sudah ditunggu anak saya. Ini saya bawa sedikit camilan buat ibu-ibu semuanya....mohon di terima ya. " bu Wiwid menyatukan kedua tangan nya meminta maaf. Sungguh kata-kata yang keluar begitu halus dan sopan.

"Gapapa jeng Wiwid....kami ngerti kok! " serempak ibu-ibu itu yang berjumlah lima orang, termasuk Meiske di dalam nya.

"Kata nya orang berduit, tapi kok penampilan nya biasa saja ya? " Meiske bergumam dalam hatinya seperti merendahkan. (Jangan liat penampilan dong bu..!)

Mereka mengantar kepergian bu Wiwid. Setelah itu mereka kembali mengobrol di ruang tamu. Tak terasa jam berjalan dengan cepat dan waktu sudah menunjukkan sore hari. Arisan pun selesai, mereka pulang satu per satu.

*

*

Malam harinya Meiske menyempatkan dirinya untuk menelpon anak kesayangan nya, Handoko.

"Hallo Ma... " terdengar suara Handoko yang sudah mengangkat telepon.

"Kamu lagi dimana nak? " Meiske bertanya keberadaan Handoko. Takut mengganggu anaknya.

"Sudah di rumah, Ma. Kenapa? "

"Kamu masih jalan sama perempuan itu nak? " Meiske bertanya.

"Perempuan mana Ma?" nada suara Handoko bingung.

"Perempuan gak jelas yang kamu bawa ke rumah! " suara Meiske agak meninggi.

"Sisil namanya, Ma. Bukan perempuan gak jelas... " Handoko masih berupaya untuk menjelaskan.

"Siapa pun namanya, pokoknya Mama gak suka! " Meiske berbicara agak kencang.

"Jangan pernah kamu bawa kesini lagi! Pokoknya calon mantu Mama cuma Lila seorang! Titik!! " Meiske berkata tegas dan agak keras.

"Kamu ngerti Han? " Meiske mempertegas.

"Iy..... iyaa Ma" Handoko gak bisa menolak kemauan mamanya. Selalu begitu.

"Udah dulu ya Ma, Handoko mau istirahat. " pamit Handoko.

"Ehh tunggu dulu nak.....kamu sudah denger kabar Lila mau balik ke Jakarta? Nanti Mama suruh ketemu kamu ya... "

"Iya Ma"

"Oke sayang.....kamu istirahat dulu ya.... daahhh... " Meiske menutup telpon nya.

"Daahh Mama... " Handoko meletakkan gagang telpon.

Handoko bukannya beristirahat tapi malah duduk melamun. Dia tidak bisa menolak keinginan mamanya. Pasalnya dia sangat menyayangi mamanya, sampai harus mengorbankan keinginan ataupun pendapat nya sendiri. Dari Handoko kecil mamanya telah membesarkan dan mendidiknya hingga dia bisa sebesar ini sekarang. Dia tidak mau mengecewakan mamanya.

Kalaupun Handoko harus balik lagi dengan Lila, itu pasti akan dilakukan nya. Bukan karena mamanya juga, tapi memang sampai sekarang di sudut hatinya yang terdalam masih ada ruang untuk seorang Lila.

______________________

Ini adalah karya pertama ku yaa readers.... maaf jika masih banyak kekurangan nya.

Mohon dukungan dan like nya yaa 🙏🏻 biar tetap semangat 💪

Episodes
1 Bab 1. Kenyataan pahit
2 Bab 2. Handoko Gunawan
3 Bab 3. Hampir kepergok
4 Bab 4. Masih terbayang
5 Bab 5. Perempuan gak jelas
6 Bab 6. Senyum penuh arti
7 Bab 7. Misi Johan dan Handoko
8 Bab 8. Uring-uringan
9 Bab 9. Bertemu mantan
10 Bab 10. Bertabrakan
11 Bab 11. Patah hati
12 Bab 12. Maboknya Sisil
13 Bab 13. Cinta pada pandangan pertama
14 Bab 14. Masih terasa sakit
15 Bab 15. Meeting
16 Bab 16. Praduga dan pertengkaran
17 Bab 17. Ditembak Johan
18 Bab 18. Ulet keket
19 Bab 19. Target ulet keket
20 Bab 20. Perkenalan yang tak terduga.
21 Bab 21. Tamara gadis ceria
22 Bab 22. Gelisahnya hati Sisil
23 Bab 23. Tak disangka
24 Bab 24. Pertemuan di cafe
25 Bab 25. Hasrat Lila dan Halunya Sisil
26 Bab 26. Akal-akalan Ridwan
27 Bab 27. Merasa diikuti
28 Bab 28. Someone special dan rencana Caroline
29 Bab 29. Rutinitas kantor dan sahabat lama
30 Bab 30. Penculikan Sisil
31 Bab 31. Salah sasaran
32 Bab 32. Sisil siuman
33 Bab 33. Dalang dan misi penyelamatan
34 Bab 34. Love u honey
35 Bab 35. Maukah kau menungguku?
36 Bab 36. Kaget
37 Bab 37. Kena batunya
38 Bab 38. Penangkapan Handoko
39 Bab 39. Kejutan untuk Sisil
40 Bab 40. Acara syukuran (1)
41 Bab 41. Acara syukuran (2)
42 Bab 42. Kabar baik
43 Bab 43. Insiden kecil sebelum sidang
44 Bab 44. Sidang Handoko dan rahasia Lila
45 Bab 45. Bertemu teman lama
46 Bab 46. Kenangan masa lalu
47 Bab 47. Interview dan bertemu teman lama lagi
48 Bab 48. POV Danny
49 Bab 49. Debat Sisil dan Papa nya
50 Bab 50. Sisil vs Caroline
51 Bab 51. Di rumah Pingkan
52 Bab 52. Pertemuan Caroline dan Chandra yang kedua
53 Bab 53. Gairah Lila dan Perpisahan Sisil
54 Bab 54. Lila dan Armand
55 Bab 55. Perbincangan Caitlyn dan Johan
56 Bab 56. Suasana kerja baru
57 Bab 57. Bertemu kembali
58 Bab 58. Bersama Bu Wiwid
59 Bab 59. Pertengkaran hebat
60 Bab 60. Gadis yang terbuang
61 Bab 61. Kesedihan Sisil
62 Bab 62. Survei tempat kost
63 Bab 63. Geramnya Johan
64 Bab 64. Senangnya Caroline
65 Bab 65. Bertemu Prinanto
66 Bab 66. Bersama Prinanto
67 Bab 67. POV Prinanto
68 Bab 68. Mulai masuk kost
69 Bab 69. Training dan teman baru
70 Bab 70. Ada pertemuan dan perpisahan
71 Bab 71. Harimau mengintai
72 Bab 72. Bertemu Pak Lucky
73 Bab 73. Nasabah manja
74 Bab 74. Harimau menerkam
75 Bab 75. Sedihnya Sisil
76 Bab 76. Surat pengunduran diri
77 Bab 77. Jadi pengangguran
78 Bab 78. Panggilan interview
79 Bab 79. Interview
80 Bab 80. Bahagia dan kangennya Sisil
81 Bab 81. Kantor baru
82 Bab 82. Siapa orang yang berbaik hati?
83 Bab 83. Hati yang merindu
84 Bab 84. POV Johan Pratama
85 Bab 85. Kepulangan Johan
86 Bab 86. Kejutan untuk Sisil
87 Bab 87. Johan dan Sisil
88 Bab 88. Berbunga-bunga
89 Bab 89. Kedatangan Bu Wiwid
90 Bab 90. Kecurigaan Bu Wiwid
91 Bab 91. Penasaran
92 Bab 92. Kesiapan Sisil
93 Bab 93. Mantan muka tembok
94 Bab 94. Kekhawatiran Sisil
95 Bab 95. Bertemu calon mertua
96 Bab 96. Mengantar Sisil pulang
97 Bab 97. Tidak ada gosip beredar
98 Bab 98. Me time nya Sisil
99 Bab 99. Gosip atau benar?
100 Bab 100. Bermalam di rumah orang tua Johan
101 Bab 101. Malam indah bertaburan bintang
102 102. Acara barbeque 1
103 Bab 103. Acara Barbeque 2
104 Bab 104. Meminta Sisil
105 Bab 105. Meminta Sisil 2
106 106. Gaun pengantin
107 Bab 107. The Wedding
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1. Kenyataan pahit
2
Bab 2. Handoko Gunawan
3
Bab 3. Hampir kepergok
4
Bab 4. Masih terbayang
5
Bab 5. Perempuan gak jelas
6
Bab 6. Senyum penuh arti
7
Bab 7. Misi Johan dan Handoko
8
Bab 8. Uring-uringan
9
Bab 9. Bertemu mantan
10
Bab 10. Bertabrakan
11
Bab 11. Patah hati
12
Bab 12. Maboknya Sisil
13
Bab 13. Cinta pada pandangan pertama
14
Bab 14. Masih terasa sakit
15
Bab 15. Meeting
16
Bab 16. Praduga dan pertengkaran
17
Bab 17. Ditembak Johan
18
Bab 18. Ulet keket
19
Bab 19. Target ulet keket
20
Bab 20. Perkenalan yang tak terduga.
21
Bab 21. Tamara gadis ceria
22
Bab 22. Gelisahnya hati Sisil
23
Bab 23. Tak disangka
24
Bab 24. Pertemuan di cafe
25
Bab 25. Hasrat Lila dan Halunya Sisil
26
Bab 26. Akal-akalan Ridwan
27
Bab 27. Merasa diikuti
28
Bab 28. Someone special dan rencana Caroline
29
Bab 29. Rutinitas kantor dan sahabat lama
30
Bab 30. Penculikan Sisil
31
Bab 31. Salah sasaran
32
Bab 32. Sisil siuman
33
Bab 33. Dalang dan misi penyelamatan
34
Bab 34. Love u honey
35
Bab 35. Maukah kau menungguku?
36
Bab 36. Kaget
37
Bab 37. Kena batunya
38
Bab 38. Penangkapan Handoko
39
Bab 39. Kejutan untuk Sisil
40
Bab 40. Acara syukuran (1)
41
Bab 41. Acara syukuran (2)
42
Bab 42. Kabar baik
43
Bab 43. Insiden kecil sebelum sidang
44
Bab 44. Sidang Handoko dan rahasia Lila
45
Bab 45. Bertemu teman lama
46
Bab 46. Kenangan masa lalu
47
Bab 47. Interview dan bertemu teman lama lagi
48
Bab 48. POV Danny
49
Bab 49. Debat Sisil dan Papa nya
50
Bab 50. Sisil vs Caroline
51
Bab 51. Di rumah Pingkan
52
Bab 52. Pertemuan Caroline dan Chandra yang kedua
53
Bab 53. Gairah Lila dan Perpisahan Sisil
54
Bab 54. Lila dan Armand
55
Bab 55. Perbincangan Caitlyn dan Johan
56
Bab 56. Suasana kerja baru
57
Bab 57. Bertemu kembali
58
Bab 58. Bersama Bu Wiwid
59
Bab 59. Pertengkaran hebat
60
Bab 60. Gadis yang terbuang
61
Bab 61. Kesedihan Sisil
62
Bab 62. Survei tempat kost
63
Bab 63. Geramnya Johan
64
Bab 64. Senangnya Caroline
65
Bab 65. Bertemu Prinanto
66
Bab 66. Bersama Prinanto
67
Bab 67. POV Prinanto
68
Bab 68. Mulai masuk kost
69
Bab 69. Training dan teman baru
70
Bab 70. Ada pertemuan dan perpisahan
71
Bab 71. Harimau mengintai
72
Bab 72. Bertemu Pak Lucky
73
Bab 73. Nasabah manja
74
Bab 74. Harimau menerkam
75
Bab 75. Sedihnya Sisil
76
Bab 76. Surat pengunduran diri
77
Bab 77. Jadi pengangguran
78
Bab 78. Panggilan interview
79
Bab 79. Interview
80
Bab 80. Bahagia dan kangennya Sisil
81
Bab 81. Kantor baru
82
Bab 82. Siapa orang yang berbaik hati?
83
Bab 83. Hati yang merindu
84
Bab 84. POV Johan Pratama
85
Bab 85. Kepulangan Johan
86
Bab 86. Kejutan untuk Sisil
87
Bab 87. Johan dan Sisil
88
Bab 88. Berbunga-bunga
89
Bab 89. Kedatangan Bu Wiwid
90
Bab 90. Kecurigaan Bu Wiwid
91
Bab 91. Penasaran
92
Bab 92. Kesiapan Sisil
93
Bab 93. Mantan muka tembok
94
Bab 94. Kekhawatiran Sisil
95
Bab 95. Bertemu calon mertua
96
Bab 96. Mengantar Sisil pulang
97
Bab 97. Tidak ada gosip beredar
98
Bab 98. Me time nya Sisil
99
Bab 99. Gosip atau benar?
100
Bab 100. Bermalam di rumah orang tua Johan
101
Bab 101. Malam indah bertaburan bintang
102
102. Acara barbeque 1
103
Bab 103. Acara Barbeque 2
104
Bab 104. Meminta Sisil
105
Bab 105. Meminta Sisil 2
106
106. Gaun pengantin
107
Bab 107. The Wedding

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!