Senior Is My Future Wife
Hari ini merupakan perayaan kelulusan bagi remaja yang sudah menyelesaikan pendidikan SMA. Banyak siswa-siswi yang merupakan adik kelas mereka datang mengucapkan selamat serta perpisahan kepada kakak tingkat yang baru saja lulus. Fajar tengah berdiri melihat disekitar aula, menunggu kehadiran kedua orangtuanya. Aula yang sedang riuh, terhening setelah seseorang berbicara di podium agar siswa-siswi yang sudah lulus untuk segera mengambil tempat duduk yang telah tersedia karena acara akan segera dimulai.
Fajar masih melihat di pintu masuk aula. Bima yang merupakan sahabatnya menghampiri fajar dan mengajak untuk duduk bersama.
" Bro, yuk kita duduk. Acaranya udah mau mulai." Ajak Bima menarik tangan fajar.
Karena tidak ada tanda-tanda kehadiran orangtuanya, fajar akhirnya menurut untuk duduk bersama dengan Bima. Acara sudah mulai sang mc acara sudah mulai dengan kata sambutannya. Sudah hampir di penghujung acara, namun orang tua Fajar belum juga datang. Fajar mencoba berfikir positif mungkin kedua orang tuanya sedang sibuk dengan pekerjaan. Makanya mereka berdua melewatkan acara kelulusannya.
Sang MC panggung mulai membacakan lulusan di SMA itu.
" Baiklah, disini aku akan membacakan lulusan terbaik SMA negeri Pancasila jatuh kepada.... Fajar Saputra." Teriak MC menyebutkan nama Fajar.
Bima yang duduk disampingnya fajar memeluk sahabatnya itu sekaligus mengucapkan selamat kepadanya. Fajar berdiri dan tersenyum kepada semua orang yang disitu. Dirinya mulai berjalan menuju panggung. Diatas panggung, fajar menerima penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolahnya.
Diatas podium, fajar mulai memberikan kata-kata sambutan nya, " Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih kedua orang tuaku yang hari ini tidak sempat hadir, terima kasih juga buat bapak dan ibu guru. Jujur, menjadi lulusan terbaik menurut aku tidaklah mudah. Dimana kita harus rajin belajar. Aku sebenarnya tidak menginginkan ini, karena memang diri aku sendiri sangat suka belajar. Pesan untuk adik-adik kelas yang sempat hadir disini untuk tetap rajin belajar. Karena untuk lulus itu tidaklah mudah. Terima kasih."
Acara kelulusan telah usai, orang tua fajar baru saja tiba di aula. Fajar yang berdiri menerima ucapan selamat dari teman-temannya segera menghampiri orangtuanya.
" Maaf ya nak, Ayah dan mama datang telat ke sini. Soalnya ada urusan mendadak tadi." Kata mama fajar mencoba memberikan penjelasan kepada anaknya.
" Gak apa-apa kok, mah." Ujar fajar sambil tersenyum.
Mama fajar melihat piagam yang dipegangi oleh anaknya itu akhirnya bertanya, " piagam apa itu?"
" Ah ini, aku barusan mendapat penghargaan sebagai lulusan terbaik, ma."
" Selamat ya, anak ayah ini memang hebat." Ucap ayah fajar sambil memeluk anak semata wayangnya itu.
Karena acaranya sudah selesai, fajar pamit kepada teman-temannya untuk pulang bersama dengan kedua orangtuanya. Selama perjalanan tidak ada suara. Sang ayah ingin berbicara, namun dia urungkan kembali niatnya.
Sesampainya di rumah, ayah meminta fajar untuk menemuinya nanti setelah selesai makan siang. Fajar mengangguk, dan setelah makan siang fajar segera menemui ayahnya di ruangan kerja.
" Ada apa ayah?" Tanya fajar karena baru kali ini ayahnya meminta untuk berbicara berdua.
" Ada yang ingin ayah dan mama ingin sampaikan."
" Apa ayah?" Tanya fajar.
" Jadi dulu ayah sempat berjanji kepada sahabat dekat ayah. Bahwa kami ingin menjodohkan kedua anak kami."
" Maksud Ayah, ayah ingin menjodohkan aku dengan anak dari sahabat ayah?" Tanya fajar yang mulai paham dengan pembicaraan ayahnya.
Ayah hanya mengangguk sebagai tanda jika yang tanyakan fajar adalah benar.
" Tapi ayah, fajar baru saja lulus SMA. Fajar juga ingin melanjutkan kuliah."
" Nak, kamu bisa melanjutkan kuliah mu. Ayah hanya ingin memberitahu mu saja. Agar gak ada kebohongan diantara kita."
" Lalu kapan akan melaksanakan pertunangannya?" Tanya fajar.
" Masih belum tahu. Ayah dan ibu belum membicarakan itu kepada sahabat ayah. Tapi kamu gak keberatan dengan perjodohan ini?"
" Selama ayah dan ibu merasa jika itu yang terbaik untukku. Aku gak akan keberatan." Jawab fajar.
Ayah tersenyum, dia begitu bangga dengan anaknya. Fajar begitu penurut bahkan tidak sekalipun bersikap kurang ajar kepada kedua orangtuanya.
Fajar keluar dari ruangan kerja ayahnya, meski ada rasa yang tidak terima dengan keputusan orangtuanya yang mendadak. Bagi fajar sebagai anak yang baik dia tidak mau menolak keputusan orangtuanya itu. Karena baginya, ayah dan ibunya adalah yang terbaik. Namun, teringat sesuatu dia kembali masuk ke ruangan kerja ayahnya.
" Ayah."
" Ada apa nak?"
" Bagaimana dengan gadis yang dijodohkan denganku. Apakah dia juga mau?" Tanya fajar.
" Masih belum tahu, sahabat ayah belum memberitahu dia." Jawab ayah.
" Ayah, apakah aku boleh tahu siapa calon istri ku nanti?"
" Boleh, kamu nanti mau kuliah di Jakarta, kan? Gadis itu juga sudah kuliah disana. Nanti ayah akan kasih tahu nama serta jurusan yang calon istri mu ambil."
" Makasih ayah." Ujar fajar lalu keluar dari ruangan kerja ayahnya. Dia begitu penasaran dengan gadis yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya itu.
Hari terus berlalu, tidak terasa sudah dua Minggu fajar di rumah sebagai anak yang baru lulus SMA. Dirinya sudah mendaftarkan kuliah di salah satu universitas di Jakarta. Dan Minggu ini dirinya harus berangkat, untuk melaksanakan penerimaan mahasiswa baru. Fajar tengah mengisi pakaiannya kedalam koper. Mama masuk kedalam kamar anaknya. Dia membantu fajar merapikan pakaian di koper. Dia menatap wajah anaknya itu, seolah tidak tega anaknya harus kuliah ditempat yang jauh dari jangkauannya.
Fajar yang mengetahui jika ibunya khawatir mencoba untuk menenangkan ibunya, " Mama gak usah khawatir. Disana fajar akan baik-baik saja."
" Tapi sayang, kamu akan sendirian hidup disana."
" Gak kok mah, pasti akan ada teman mah. Disana juga ada Bima serta calon istri fajar juga ada disana." Kata fajar mencoba menyakinkan ibunya.
" Tapi sayang, dia belum tahu kalau kamu adalah calon suaminya."
" Gak apa-apa ma, mama gak usah khawatir."
Sang ibu hanya bisa mengikhlaskan meski dirinya jauh amat khawatir dengan anak semata wayangnya itu.
Fajar menaiki bus menuju kota Jakarta, dia membuka dompetnya yang berisikan sebuah foto seorang gadis. Gadis itu ialah calon istrinya, di belakang foto itu juga tertulis alamat tempat tinggal gadis itu.
" Sebentar lagi kita akan bertemu di jurusan teknik arsitektur." Ujar fajar kepada foto itu.
Fajar mengambil jurusan yang sama dengan calon istrinya. Karena dirinya ingin melihat serta mengenal lebih dekat dengan sang calon istri. Meski dia tahu orang tua gadis itu belum memberitahu tentang perjodohan mereka berdua.
Hampir tiga jam perjalanan, fajar sudah sampai di Jakarta. Di terminal fajar sudah disambut oleh sahabat Bima. Yang sudah duluan berada di Jakarta.
" Selamat datang di Jakarta, bro." Ucap Bima sebagai kata sambutan untuk sahabat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments