Chapter 3

Fajar datang menghampiri Bima yang sedang melamun.

" Sudah berapa banyak tanda tangan yang kamu dapat?" Tanya Fajar kepada Bima.

" Aku baru dapat tiga, kalau kamu bagaimana?"

Fajar tidak menjawab, dia memberikan bukunya untuk dilihat langsung oleh Bima.

" Wah! Kamu udah tanda tangan mu udah hampir 3 halaman. Kamu mengagumkan, Man." Bima memberikan pujian kepada Fajar.

" Berikan buku tanda tangan mu. Biar aku bantu?" Fajar menawarkan bantuan, melihat Bima masih mendapatkan tiga tanda tangan dari panitia.

" Apa itu ide yang baik?" Tanya Bima karena takut jika panitia mereka tahu kalau Fajar meminta tanda tangan panitia menggunakan buku tanda tangannya.

" Para panitia menyuruh untuk melakukan hal yang kamu gak bisa. Aku benci melihat orang ketika dipaksa melakukan hal yang gak dia bisa." Fajar tahu betul sahabatnya itu sangat pemalu dan takut dengan orang lain. Makanya itulah alasan kenapa Fajar ingin membantu Bima meminta tanda tangan panitia menggunakan buku tanda tangan Bima.

Fajar mengambil buku tanda tangan Bima, saat hendak mencari panitia ospek. Ada dua panitia menghampiri Fajar.

" Kamu fajar ya?" Tanya salah satu panitia itu.

" Iya kak, ada yang bisa aku bantu?" Fajar tidak mengerti kenapa kedua panitia itu menghampirinya.

" Kamu belum punya tanda tangan kami berdua di bukumu itu, kan? Mana sini, berikan buku tanda tanganmu." Ujar panitia itu.

Dengan senyuman manis, dia memberikan buku tanda tangannya.

" Jika kamu membutuhkan bantuan, kamu bisa meminta bantuan kami kapan saja, mengerti?" Ujar panitia itu, terlihat panitia itu begitu menyukai fajar.

" Baiklah, jika kakak berdua gak keberatan bisa gak untuk tanda tangan dibuku ini juga?" Pinta Fajar memberikan buku tanda tangan Bima yang dibawanya.

Bima yang sedari tadi berdiri memperhatikan fajar yang didekati dua panitia cewek itu. Dengan senang hati pula, kedua panitia itu menandatangani buku tanda tangannya Bima. Fajar menengok kepada Bima, dan mengedipkan sebelah matanya.

" Boleh juga si fajar!" Pikir Bima.

Disisi lain ada tiga cewek yang merupakan mahasiswa baru yang sama dengan fajar tengah duduk menikmati minuman di kantin. Mereka adalah Gladis, Citra dan Mina. Salah satu diantara mereka yaitu Gladis mengeluh karena masih hanya mendapat sedikit tanda tangan dari panitia. Padahal waktu yang diberikan mereka cuman hari ini saja.

" Itu ma gampang. Kamu tinggal minta tanda tangan panitia yang lewat di depanmu saja." Ujar Citra memberikan saran kepada Gladis agar dia tidak usah mengeluh karena masalah tanda tangan yang didapat.

Gladis melihat disekitar, mungkin saja ada panitia yang tengah menikmati makanan di kantin. Gladis melihat satu kelompok panitia tengah duduk dibelakang mereka.

" Apa yang kamu maksud juga panitia yang duduk dibelakang kita?" Tanya Gladis kepada Citra.

Citra dan Mina melihat kearah yang dimaksud oleh Gladis.

" Yang pertama, ialah kak Kiran. Dia orang yang kalem, tenang dan sangat pendiam. Dia selalu menolak semua orang yang ingin meminta tanda tangannya. Kamu lihat orang yang duduk disebelahnya kak Kiran, dia ialah Kak Price, dia orang yang sangat tidak memiliki perasaan. Mahasiswa baru yang datang kepadanya untuk meminta tanda tangan harus melakukan push up 100 kali. Dan orang yang selanjutnya, dia adalah orang yang tersulit diantara kedua orang itu. Aku sendiri gak ingin mencari masalah dengan panitia itu." Jelas Gladis tentang panitia yang duduk dibelakang mereka.

" Siapa yang kamu maksud?" Tanya citra yang tidak tahu, panitia siapa yang membuat Gladis tidak berani untuk berurusan dengannya.

" Kak Nadia. Meski dia cewek, dia sungguh brutal. Aku dengar gak ada satu orang pun yang berani meminta tanda tangannya."

Citra menatap panitia yang duduk dibelakang, dari penjelasan Gladis membuat dirinya takut untuk meminta tanda tangan kelompok panitia itu.

" Kalau begitu, aku pikir kita lewatkan saja kelompok panitia yang duduk dibelakang kita. Mungkin itu lebih baik." Ujar Citra.

" Gak, justru itu gak baik-baik saja. Kamu sendiri tadi yang bilang kalau kamu akan meminta tanda tangan kepada semua panitia yang lewat di hadapanmu. Mereka duduk dibelakang kita, sekarang dapatkan tanda tangan mereka." Ujar Gladis mendorong citra untuk meminta tanda tangan para panitia yang duduk dibelakang mereka.

" Kenapa harus aku?" Citra begitu takut untuk meminta tanda tangan setelah mendengar omongannya Gladis.

" Karena kamu paling cantik diantaranya, siapa tahu kak prince tertarik dan bisa meminta kedua temannya itu untuk menanda tangani bukumu."

" Itu gak ada hubungannya, kamu sendiri yang bilang kalau kak prince yang gak punya perasaan."

" Justru dengan wajah cantikmu bisa meluluhkannya, ayo berdiri akan aku bantu." Ujar Gladis menarik tangan citra.

" Kak prince ada yang ingin berkenalan dengan kakak." Ujar Gladis mengantarkan citra beristri dihadapan panitia itu dan segera pergi meninggalkan citra sendiri.

" Eum.. kak prince..."

" Sebutkan nama dan fakulitas mu." Ujar Nadia.

" Citra dari fakulitas teknik."

"Ada apa?" Tanya nadia

" Aku ingin kakak menanda tangani bukuku."

" Bukannya ini terlalu mudah untuk mendapatkan tanda tanganku hanya dengan meminta." Ujar Nadia, sedangkan prince yang seharusnya dimintai tanda malah justru terdiam. Menyaksikan Nadia akan memberikan hukuman apa kepada mahasiswi baru itu.

" Maksudnya kak?" Citra tidak mengerti dengan kalimat yang Nadia sampaikan.

" Kamu harus melakukan sesuatu untukku."

" Apa yang harus aku lakukan, kan?" Tanya citra.

" Kamu harus berteriak, dengan menyebutkan aku suka kak prince yang sangat tampan sebanyak 3 kali." Ujar Nadia menatap prince, sedangkan prince hanya terkekeh saat mendengar itu.

" Apa?" Citra kaget saat dirinya diperintah untuk melakukan hal itu.

" Kamu mau minta tanda tangan kita atau tidak?" Ujar prince dengan tatapan tajam.

Citra begitu malu untuk melakukan itu, dia melihat di sekitarnya banyak mahasiswa yang berlalu-lalang. Dengan sedikit keberanian dia mulai berteriak.

" Kak prince yang sangat tampan. Aku suka sama kakak." Ucap citra dengan pelan.

" Kami gak mendengar mu." Bentak prince.

" Kak prince yang sangat tampan, aku suka sama kakak." Teriak citra sebanyak 3 kali. Membuat suasana ricuh.

" Terima kasih atas pengakuan cintanya. Kalau begitu, bolehkah aku meminta nomor ponselmu?" Ujar prince memberikan ponselnya kepada Citra, disusul dengan citra memberikan buku tanda tangannya untuk ditandatangani oleh prince, dan teman-temannya.

Setelah bertukaran kontak dan tanda tangan, citra segera pergi dari situ. Prince melihat Fajar tengah dikelilingi oleh panitia cewek.

" Nadia, kamu gak mencoba untuk meminta nomor ponselnya?" Tanya prince karena dirinya sudah mendapat nomor ponsel mahasiswa baru yang cantik tadi.

" Kayaknya kamu gak akan bisa dapat nomor ponselnya deh, lihat saja dia dikelilingi oleh banyak panitia cewek." Ujar prince kepada Nadia. Sedangkan menatap fajar yang sedang menerima buku yang telah ditanda tangani oleh para panitia cewek itu.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Pengumuman
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Bab 76
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Bab 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Pengumuman
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Bab 76
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Bab 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!