Fajar berjalan melewati Nadia dan teman-temannya, Nadia segera memanggilnya, " Fajar dari fakulitas teknik."
Nadia berdiri dari bangkunya dan berjalan mendekati fajar.
" Kenapa kamu memegangi dua buku tanda tangan?" Tanya Nadia melihat dua buku tanda tangan ada ditangan Fajar.
" Yang satunya itu milik temanku."
" Temanmu? Kenapa temanmu gak melakukannya sendiri?"
" Kakak sendiri yang bilang ke kita untuk mendapatkan tanda tangan. Tetapi Kakak tidak mengatakan cara untuk mendapatkannya, kan?" Kata fajar.
" Apa kamu sudah mendapatkan tanda tanganku?" Tanya Nadia kepada fajar.
" Belum." Jawab fajar karena memang dirinya belum mendapatkan tanda tangan Nadia.
" Kalau begitu berikan buku tanda tanganmu." Ucap Nadia meminta buku tanda tangan fajar. Fajar lalu memberikan buku itu. Nadia duduk disamping prince sambil melihat berapa tanda tangan yang sudah fajar dapatkan.
" Ternyata kamu sudah cukup banyak mendapatkan tanda tangan dari panitia. Kalau begitu bisakah aku menyuruhmu melakukan sesuatu?" Ujar Nadia, kini saat dia untuk mengerjai anak yang sudah membantahnya di aula tadi.
" Apa itu?" Tanya fajar.
" Bisa gak?" Tanya Nadia balik.
" Bisa." Jawab fajar.
" Apa kamu lihat meja terakhir dibelakang sana?" Tanya Nadia sambil menunjukan meja yang dia maksud.
Fajar melihat kearah yang dimaksud Nadia, " Iya, aku melihatnya."
Nadia menyungging senyumannya, inilah saatnya dia mengerjai mahasiswa baru itu. Nadia lalu berkata, " Pergi dan naik diatas meja itu. Teriaklah sampai tiga kali dengan kalimat aku suka cowok."
Fajar tertegun mendengar perintah itu, namun Nadia adalah calon istrinya dia tidak mau menolak perintah itu. Fajar akhirnya dan hendak pergi menuju meja itu sebelum akhirnya ditahan lagi oleh Nadia.
" Tunggu, aku belum selesai. Setelah itu kamu mendekati beberapa cowok yang ada disana sebanyak 10 orang, dengan bertanya kepada mereka apakah kamu ingin menjadi pacarku. Apa kamu bisa melakukannya?"
Fajar terdiam, begitu berat baginya untuk melakukan itu. Kenapa Nadia tega menghukum calon suaminya dengan hukuman yang sangat memalukan. Padahal saat Nadia mulai mengobrol dengannya saja, fajar sudah begitu senang. Setidaknya dia memiliki kesempatan untuk berbicara dengan calon istrinya.
" Kenapa kamu diam saja? Apa kamu gak berani melakukannya?" Tanya Nadia melihat fajar hanya terdiam.
Fajar akhirnya mengangguk dan pergi menuju meja yang dimaksud oleh Nadia. Nadia tersenyum senang, saat fajar berani melakukan apa yang diperintahnya. Fajar berdiri diatas meja dan mulai berteriak dengan kalimat yang sudah diberitahukan oleh Nadia. Mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menikmati makanan melihat kearahnya, bahkan ada pula yang tertawa melihat fajar melakukan hal bodoh itu. Setelah 3 kali berteriak, fajar turun dari meja dan mulai mendekati beberapa cowok untuk menanyakan apa kamu mau jadi pacarku. Nadia yang melihat itu tersenyum senang karena dia bisa mengerjai mahasiswa baru itu.
Fajar begitu malu melakukan itu, namun dia sudah sejauh ini. Maka di harus berhasil melakukannya. Tanpa disadari Bima melihat Fajar yang tengah menjalani perintah dari Nadia. Dia merasa kasihan terhadap sahabatnya itu, namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia terlalu takut untuk membela.
Fajar sudah menyelesaikan tugasnya, dia segera menghampiri Nadia.
" Sudah selesai." Ujarnya.
" Kerja bagus, ini ambillah." Ucap Nadia memberikan buku tanda tangan fajar.
Fajar mengecek buku tanda tangannya, namun ternyata Nadia belum menandatangani bukunya itu.
" Kamu belum menandatangani bukuku." Kata fajar, dia begitu kesal padahal dia sudah melakukan hal memalukan dalam hidupnya untuk mendapatkan tanda tangan Nadia. Namun, Nadia justru tidak menandatangani bukunya.
" Kapan aku bilang mau menandatanganinya?" Tanya Nadia kepada fajar.
" Jangan lakukan ini lagi, kembalikan buku temanmu dan biarkan dia melakukannya sendiri. Mengerti?" Ujar Nadia.
" Ah aku lupa, aku pikir aku bisa membantumu." Ujar Nadia mendekati fajar.
Tepat ditelinga fajar Nadia berbisik, " Aku bisa meminjamkan rok untuk kamu pakai, jika kamu suka."
Nadia tersenyum mengejek, dan kembali duduk dengan teman-temannya. Fajar menatap Nadia dengan geram, ternyata penilaiannya tentang Nadia itu salah. Gadis itu ternyata begitu licik, dia sudah mempermalukan fajar kali ini. Fajar menatap tajam calon istrinya itu lalu pergi dari situ.
Fajar pulang ke kosnya, dia lalu berbaring. Rasanya begitu melelahkan baginya setelah mengikuti kegiatan ospek di hari pertama. Meski ada kejadian yang sangat memalukan bagi fajar, karena Nadia sudah mempermalukannya. Fajar membuka buku yang dimana ada foto Nadia disana. Dia memandang foto calon istrinya itu. Mungkin sulit bagi fajar, untuk lebih dekat dengan Nadia. Ditambah Nadia belum mengetahui jika Nadia sudah dijodohkan dengannya.
" Aku akan tetap mengejar mu dan membuatmu cinta kepadaku." Ujar fajar kepada foto Nadia.
Langit nampaknya begitu mendung pertanda jika sebnatr lagi akan turun hujan. Fajar sudah rapi dengan pakaian hitam putih, berangkat menuju ke kampus untuk mengikuti ospek dihari kedua. Sebelum berkumpul di aula, para panitia meminta mereka untuk berkumpul disebuah ruangan. Disana mereka dibagikan sebuah kaos ospek untuk dikenakan dihari ini.
" Bagi yang baju ukuran S, segera berdir dan ambil kaosnya terlebih dahulu." Perintah panitia.
" Fajar, aku minta maaf soal buku tanda tangan yang membuatmu mendapatkan masalah." Ujar Bima kepada fajar, dia merasa bersalah karena membuat fajar menerima hukuman yang begitu memalukan untuknya.
" Gak apa-apa. Panitia itu akan selalu menemukan cara untuk menghukum kita." Ujar fajar kepada Bima agar dirinya tidak merasa bersalah lagi.
" Kamu memang sudah dari awal ditargetkan oleh panitia. Apa kamu pikir itu baik-baik saja?" Tanya yoga merasa khawatir karena sedari awal saat fajar membantah perintah Nadia, fajar sudah menjadi sasaran empuk bagi panitia ospek.
Namun, fajar tetap tersenyum. Bagi dia, dia tidak takut dengan panitia meski panitia akan menghukumnya berat karena menurutnya itu hanya akan berlaku sampai tiga hari. Setelah itu semuanya akan kembali seperti biasa.
" Berikutnya ukuran M, silakan ambil." Perintah panitia.
Yoga yang kebetulan ukuran badannya kecil, segera berdiri dan mengambil bajunya.
Fajar dan Bima segera berdiri setelah diperintah untuk ukuran L mengambil baju mereka. Fajar sudah mendapatkan kaosnya. Namun saat giliran dibelakangnya, kaos berukuran L sudah habis.
" Untuk ukuran L sudah habis, yang ada hanya ukuran M. Apa gak masalah jika kamu menggunakan kaos ukuran M?" Tanya panitia.
" Gak masalah." Kata mahasiswa itu lalu menerima kaosnya yang berukuran M.
" Hey.." panggil fajar kepada mahasiswa itu.
" Nama ku Wawan." Ujar mahasiswa itu.
" Wawan, kamu ingin menukar kaos mu denganku? Aku lebih kecil, kamu bisa menggunakan kaos berukuran M." Ujar fajar, dia merasa jika ukuran M yang diterima Wawan mungkin akan kekecilan untuknya sebab badan Wawan terlihat besar.
" Serius?" Wawan lalu memberikan kaosnya kepada fajar, begitupula dengan fajar.
" Terima kasih. Dan kamu..." Ucap Wawan.
" Namaku fajar."
" Terima kasih banyak ya fajar." Ujar Wawan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments