Masa orientasi mahasiswa baru telah di mulai, Fajar bersama dengan Bima menuju aula. Sebelum masuk mereka diminta untuk mengecek kehadiran dan juga mengambil name tag untuk digantung dileher, sebagai bentuk tanda pengenalan. Fajar begitu antusias dihari pertamanya memasuki dunia perkuliahan. Dia tersenyum ramah kepada kakak panitia.
Para mahasiswa baru diminta untuk duduk dengan rapi, dan panitia mulai meminta mahasiswa baru untuk bernyanyi bersama bahkan ada pula diminta untuk mereka. Suasana saat orientasi begitu menyenangkan bagi para mahasiswa baru. Namun, kesenangan itu tidak berselang lama. Ketua panitia orientasi berserta jajarannya memasuki aula. Suasana begitu hening, Fajar melihat ke arah ketua panitia yang masuk. Dia mengenali gadis dengan rambut panjang yang diikat, serta pipi yang cabi dan berkulit putih yang kini tengah memperlihatkan wajah tegasnya sambil berdiri tegak dihadapannya.
Gadis itu dengan dengan tatapan tajam melihat ke arah semua mahasiswa baru. Lalu dirinya berkata, " Selamat pagi, para mahasiswa-mahasiswa baru. Nama aku Nadia Kharisma. Aku menduduki semester enam di fakulitas teknik. Aku bertugas sebagai ketua Ospek. Jika ada tidak tahu Ospek ialah orientasi studi pengenalan kampus. Aku berharap adik-adik semua dapat mengikuti acara ini dengan baik. Dan aku juga mengucapkan selamat kepada adik-adik semua yang sudah diterima di kampus universitas Jakarta. Tetapi untuk saat ini aku belum menerima kalian sebagai mahasiswa baru sebelum kalian memiliki gelang ini." Kata gadis itu mengangkat sebuah gelang yang berlambangkan logo kampus.
" Bagi kami selaku mahasiswa di kampus ini, gelang ini sangat berharga bagi mahasiswa karena ini adalah lambang untuk kita para mahasiswa di kampus ini. Bukan hanya itu ini juga sebagai pembeda bagi kita dan mahasiswa dari kampus lain. Jadi kalian semua harus belajar dan juga memahami apa itu ospek sebenarnya." Kata gadis itu dengan tegas.
" Selain itu kalian semua harus wajib datang ke acara ospek ini dan jangan sampai terlambat. Dan yang paling penting dalam pelaksanaan ospek ini kalian semua harus hormat kepada panitia." Kata salah satu panitia cowok dengan suara yang tegas dan lantang.
" Jadi apapun perintah dari aku ataupun para panitia lain kalian semua harus mengikuti. Kalian semua paham?" Teriak Nadia.
" Paham." Jawab para mahasiswa-mahasiswi baru dengan kompak.
Mata fajar tidak lepas padangan dari gadis yang bernama Nadia itu. Entah sejak kapan sebuah senyuman manis terukir diwajahnya.
" Jadi sekarang apa kalian ingin kenal dengan panitia lainnya?" Tanya Nadia.
" Iya." Jawab para mahasiswa baru.
" Sebelum itu, aku ingin kalian memperkenal diri kepada semua para panitia dan dapatkan semua tanda tangan dari mereka. Itu berlaku selama satu hari." Teriak Nadia dengan tegas.
Para mahasiswa baru yang mendengar mulai berbisik-bisik. Bagi mereka tidak mungkin mendapatkan tanda tangan semua panitia dalam waktu satu hari, karena panitia yang melaksanakan orientasi itu begitu banyak. Nadia yang melihat semua mahasiswa baru yang terlihat berbicara membuat Nadia kembali bertanya, " Apa ada masalah?"
" Oh iya, aku lupa memberitahukan satu aturan penting lagi. Sebelum kalian semua untuk berbicara, kalian harus berdiri, sebutkan nama dan fakulitas kalian. Sebelum kalian mengatakan sesuatu atau menyampaikan sesuatu kepada panitia." Ujar Nadia.
Namun, fajar mengangkat tangannya dan berdiri untuk mewakili semua teman-temannya untuk mengajukan protes mengenai persoalan tanda tangan panitia tadi.
" Fajar Saputra, fakulitas teknik. Dan aku ingin meminta izin untuk berbicara?" Kata fajar. Nadia menatap fajar dengan tatapan tajam.
" Bagi aku kurun waktu dalam satu hari itu terlalu sulit bagi kami, karena bisa dilihat banyak sekali panitia yang melaksanakan ospek ini. Jadi aku ingin meminta kepada ketua panitia agar menambah waktu bagi kami sekira tiga hari."
" Apakah kamu sudah mencobanya? Jika kalian tidak dapat menyelesaikan tugas kecil ini, akankah kalian bisa menyelesaikan sesuatu di masa depan." Kata Nadia dengan tegas.
" Bisakah kamu diberi waktu tiga hari saja." Ucap fajar terus mengungkapkan protesnya.
" Tidak bisa!" Bentak Nadia.
" Kalau begitu, untuk ketua panitia sendiri apakah bisa menyelesaikan tanda tangan selama kurun waktu satu hari?" Tanya fajar balik kepada Nadia.
Nadia begitu kesal dengan fajar, yang tidak mengikuti perintahnya.
" Kamu tidak diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan kembali. Perintahku itu adalah mutlak. Paham!" Bentak Nadia.
Namun, fajar tetap tidak menyerah dia tetap berdiri dan menatap wajah Nadia. Nadia benar-benar merasa kesal dengan fajar yang menuruti perintahnya.
" Sekali lagi aku bertanya kepadamu, apakah kamu paham?" Teriak Nadia.
Semua mahasiswa baru menjawab, tidak bagi dengan fajar. Nadia menatap tajam fajar, lalu pergi dari situ bersama dengan panitia lainnya. Panitia yang menyambut kedatangan mereka masuk dengan membagikan sebuah buku dengan ukuran kecil, dimana buku itu akan dipergunakan untuk meminta tanda tangan semua panitia.
Salah satu teman disamping fajar menyentuh lengan fajar dengan berkata, " Wah gila! Tadi kamu keren banget. Btw, nama aku Yoga. Oh iya, tadi nama kamu siapa?"
" Namaku Fajar." Jawab fajar.
" Apa kamu ada rencana malam ini di kos mu?" Tanya yoga.
Bima yang duduk disampingnya fajar, juga memperkenalkan diri kepada yoga.
" Mau main game bersama?" Tanya Bima.
Salah satu mahasiswa yang bernama Kevin yang duduk dibelakang juga ikut nimbrung. Berawal dari perkenalan itu, mereka akhirnya tahu jika kos mereka berdekatan. Hingga akhirnya muncul rencana jika malam ini mereka akan bermain game bersama.
Mahasiswa baru mulai diperintahkan untuk bergerak meminta tanda tangan panitia. Terlihat hiruk pikuk mahasiswa baru dengan pakaian putih hitam membawa name tag mondar mandir di area kampus. Nadia bersama dengan rekan-rekannya menghukum dua mahasiswa dengan push up. Salah satu panitia tengah membicarakan Fajar yang berani protes kepada Nadia. Padahal sedari dulu, Nadia memang terkenal dengan ketegasannya, tidak ada mahasiswa baru yang berani melawannya. Itulah sebabnya fajar menjadi trending dikalangan para mahasiswa senior khusunya fakulitas teknik karena berani protes kepada Nadia.
Fajar terus bersemangat mencari tanda tangan. Sedangkan Bima malah sibuk bermain game di ponselnya. Yoga menghampiri Bima dan mengajak Bima untuk bersama meminta tanda tangan kepada semua panitia. Namun, Bima tidak mau melakukan sebab dirinya bingung harus memulai bagaimana saat berhadapan dengan panitia. Yoga mencoba membujuk, namun kelihatannya tidak begitu bersemangat. Hal itu membuat yoga meninggalkannya. Tiba-tiba seseorang gadis menghampiri Bima.
" Kamu gak sibuk, kan? Ikutlah denganku." Kata gadis itu menarik tangan Bima untuk ikut dengannya.
Ternyata mereka menghampiri seorang panitia cowok yang meminta gadis itu untuk mencari satu orang teman. Panitia itu meminta Bima untuk memperkenalkan diri.
" Namaku Bima, mahasiswa baru dari fakulitas industri."
" Baiklah, kalau begitu bisakah kalian menarikan tarian ayam."
Gadis itu dengan semangat mengatakan iya, sedangkan Bima bingung dengan maksud dari panitia itu.
" Kita harus menari.. Disini?" Tanya Bima.
" Iya, disini." Jawab panitia cowok itu.
" Bisakah kita push up saja?"
" Hey! Menari itu lebih mudah. Kalau begitu kak, aku siap." Kata gadis itu.
Gadis itu mulai menari dengan semangat, Bima yang melihat mulai mengikuti dengan gerakan yang begitu kaku.
" Oke! Berikan buku tanda tangan kalian." Perintah panitia cowok itu. Panitia itu mulai menandatangani buku Bima dan gadis itu.
" Namaku Yusuf, aku semester 3 dari fakulitas industri. Jika kalian butuh bantuan, kalian boleh datang kepadaku." Ucap panitia itu memberikan buku yang sudah ditandatanganinya kepada Bima dan gadis itu.
" Hey! Namamu Bima, kan? Namaku Mina. Makasih ya udah mau bergabung tadi.. kalau begitu aku pergi dulu." Ujar Mina pergi meninggalkan Bima yang terus menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments