Kehilangan

Aku ambil sepucuk surat berbalut kertas hijau tua yang Gea berikan tadi. Sejenak, aku pandangi kertas hijau tua itu. Baunya sama dan tentulah surat ini pasti dari orang yang sama pula. Perlahan aku buka kertas yang kini ada di genggamanku. Dengan hati-hati, seolah-olah takut merusak isi yang ada di dalamnya. Daniel membaca selembar surat itu dengan sudut bibir yang sedikit terangkat.

Teruntuk: Mas Daniel tersayang

Di manapun kamu berada

Bagaimana kabarmu di sana, Mas? Aku tau kau pasti baik-baik saja bukan. Aku tak akan menyuruhmu untuk lekas kembali pulang. Karna aku tau, keringat yang mengalir dalam setiap jerih payahmu itu selalu untukku. Aku selalu berdoa untuk keselamatanmu mas Daniel tersayang. Tenang saja Mas, uang bulanan yang engkau kirimkan untukku masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhanku di sini. Berhati-hatilah selalu, seperti aku yang selalu setia menunggumu, menunggu kepulanganmu, Mas.

Dari istrimu,

Riska.

Bertepatan dengan selesainya Daniel membaca surat tersebut, pintu kamarnya pun mulai terbuka.

Ceklek! Pintu kamar mulai terbuka perlahan. Buru-buru aku masukan ke dalam laci kertas hijau tua yang semula ku genggam. Gea muncul dari balik pintu dengan senyum yang begitu merekah yang selalu menghiasi wajah cantiknya.

"Kenapa, Mas? Tak usah risau, aku sudah paham akan semuanya. Jadi kamu tak perlu memikirkan perasaanku, sudah biasa." ucap Gea dengan raut wajah yang nampak biasa saja.

"Tidak ada apa-apa, sayang. Sini duduklah di sebelahku." ucap Daniel menepuk-nepuk sisi ranjangnya dan menyuruh Gea untuk berbaring di sampingnya.

''Kemarilah sayang..'' ucap Daniel. Gea pun segera berjalan dan menghampiri Daniel.

Perlahan Gea merebahkan tubuhnya di samping Daniel dan bersandar di bahunya.

“Mas.. engkau tentulah tau betapa aku sangat mencintaimu. Semua yang aku punya telah aku berikan untukmu." ucap Gea seraya membelai lembut dada bidang milik Daniel.

"Iya, sayang. Begitu pula denganku. Engkau adalah wanita terindah yang pernah aku miliki. Tiada selain dirimu di hati mas." Daniel mengecup lembut puncak kepala wanita di sampingnya.

"Tapi, Mas.."

"Sstt.. sudah jangan diteruskan lagi. Berbaringlah, engkau pasti lelah telah menyiapkan segalanya untukku. Tidurlah sayang.." ucap Daniel begitu lembut.

"Iya, mas." jawab Gea patuh.

Kulihat wanita di sampingku yang kini sudah mulai tertidur pulas. Perlahan aku belai wajah cantiknya dengan begitu hati-hati seolah takut untuk menodai parasnya yang begitu agung dan lembut. Ku kecup keningnya agar mimpi-mimpi indah selalu menghiasi tidurnya. Lentik bulu mata yang begitu anggun mulai tertutup bersama malam yang semakin mendera. Membelai lembut sayup-sayup jiwa yang seharian lelah bekerja.

''Mimpi indah ya sayang, bersabarlah sebentar lagi.'' ucap Daniel lirih.

Kemudian, aku nyalakan lampu tidur yang berada di samping ranjang. Kembali raut wajah Riska terbayang.

''****!'' ingatan Daniel kembali menerawang jauh menuju sudut kota di ujung sana. Sosok wanita cantik yang ia nikahi beberapa bulan lalu muncul jelas di kepalanya.

''Oh.. Tuhan, maafkan aku. Apa yang harus aku perbuat? Berat rasanya untuk meninggalkan Gea begitu saja. Namun, apa aku akan terus menjadi lelaki pecundang dengan menduakan Riska? Engkau tentulah tahu bahwa aku tidak sedikitpun mencintainya, Tuhan! Kesal, ya ia begitu kesal. Kesal dengan takdir begitu memuakkan.'' ucap Daniel dalam hati.

Setelah memastikan wanita yang ia cintai telah terbuai ke alam mimpi, Daniel pun merebahkan tubuhnya dengan memeluk begitu erat wanita di sampingnya. Tanpa ia sadari, Daniel pun ikut terlelap seiring dengan hangatnya nafas yang mulai mendengkur lembut di sisinya.

Mentari pagi mulai memancarkan semburat rona keemasan, cerah pancaran cahayanya memberikan sumber kehidupan bagi siapa saja yang membutuhkan. Burung-burung pun bernyanyi untuk menyambut elegi pagi. Bunga-bunga pun ikut tersenyum melihat indahnya pagi. Ayam jago berkokok lebih keras. Langit nampak lebih berseri dari biasanya. Dedaunan beradu sapa seolah memberikan kabar gembira. Hiruk pikuk kota menceritakan kebahagiannya yang datang kembali karena semalam telah hilang di telan rembulan malam. Kini, alam pun serasa lebih bersahabat. Dunia kembali terang. Merpati akhirnya membawa tangkai zaitun simbol kedamaian hati.

Aku pun beranjak dari tempat tidur dan segera bergegas untuk membersihkan diri dari sisa-sisa yang melekat lengket semalam. Segera ku bawa kakiku untuk menapaki lantai dan berjalan menuju lantai bawah. Semua sarapan yang nampak begitu menggugah selera sudah tersaji di meja. Kemelut asap menyembul menghantarkan aroma masakan yang begitu lezat. Tak lupa secangkir kopi hitam dengan sedikit gula sudah siap di meja.

Aku pandangi seluruh ruangan. Namun tak kulihat sesosok wanita yang selalu menyapaku ketika aku bangun. Di mana Gea? Telah kucari wanita itu di setiap sudut rumah. Nafasku mulai terengah-engah. Keringat mulai bercucuran membasahi kulit ari. Sejenak aku sandarkan tubuhku di depan meja makan yang sesak dengan asap kopi yang berhembus.

''Gea! Dimana kamu sayang?'' teriak Daniel mulai resah.

Ia berlari kembali menuju kamarnya, dengan gerakan cepat ia membuka setiap sudut lemari yang tertata di sana.

''Syukurlah..'' ucapnya begitu lega dan mengelus dadanya.

Daniel merasa bersyukur bahwasannya semua baju dan perlengkapan milik Gea masih tertata rapi di sana.

Kemudian ia segera beranjak dari sana dan menuju roof top apartemennya. Dengan langkah kaki panjang, ia jajaki setiap anak tangga menuju lantai atas guna mencari keberadaan wanita yang ia puja.

''Gea!'' teriak Daniel berulang kali menyerukan nama wanitanya.

Namun nihil, tak ada sahutan dari sang pemilik nama. Daniel menjadi sedikit frustasi dan tetesan keringat mulai membasahi bajunya yang sedikit berantakan dan terkena lelehan keringat.

Perlahan dari arah lantai bawah, terdengar suara tapak kaki yang berjalan dengan begitu santun. Dengan cepat Daniel pun menoleh ke arah sumber suara dan segera menghampirinya.

''Gea!'' teriak Daniel senang bukan kepalang. Pasalnya telah ia jumpai sosok wanita yang sedari ia cari ke sana kemari.

''Dari mana saja kamu?'' tanya Daniel meraih tangan pujaan hatinya.

''Mas Daniel kenapa sih? Kok keringetan gini?'' tanya Gea mengamati wajah tampan di hadapannya.

''Kamu bikin mas ketakutan sayang.'' jawab Daniel mulai bisa sedikit bernafas dengan lega.

''Memangnya kenapa sih mas?'' tanya Gea tak mengerti.

''Kenapa kamu keluar nggak bilang dulu sama mas? Mas jadi panik sayang.'' ucap Daniel dengan menyenderkan kepalanya di bahu Gea dengan begitu manja.

''Maaf mas, bukan maksud aku membuat mas jadi khawatir. Tadi aku udah coba untuk bangunin mas Daniel, tapi sepertinya mas Daniel tidurnya begitu pulas sekali. Mungkin mas Daniel lelah.'' ucap Gea lembut dan membalas pelukan lelaki tampan di hadapannya.

''Jangan pergi lagi.'' rengek Daniel begitu manja.

''Kamu lucu banget tau, mas.'' ucap Gea terkekeh.

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

Masih meraba tokoh utama ceweknta si Gea atau Riska nih🤔

2023-11-06

0

Kanjeng ayu

Kanjeng ayu

lho thor.... ini gimana sih thor ceritanya???

2023-01-14

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!