Cinta yang Kedua

Cinta yang Kedua

Sempurna

Aku berjalan menuju halaman rumah-rumah yang sunyi. Aku terus berjalan, hingga kutemukan sebuah patung sepeda-sepedaan di tengah taman yang begitu luas dengan hamparan rumput hijau dan pepohonan yang teduh. Ada seorang gadis cantik berbaju merah muda mengintip dari balik rerimbunan daun. Aku pun berjalan mendekat untuk menghampirinya. Lantas, ia berhenti di salah satu sudut taman. Kami berpandang-pandangan sejenak sebelum aku tahu ia benar-benar hilang. Bolak-balik aku mencoba untuk mencarinya. Berbagai sudut taman aku sambangi. Setengah berlari aku mencoba mengejarnya, namun semuanya buyar. Sebelum aku benar-benar menemukannya, dering jam weker cukup mengejutkanku. Cahaya mentari pagi sudah menerobos masuk melalui sela-sela jendela kamarku. Dan aroma roti bakar bercampur harumnya kopi hitam mulai menusuk-nusuk hidungku memaksa untuk segera bangun.

Sejenak ku pandangi keadaan di sekitar kamar yang aku tempati ini. Bersih dan begitu rapi, pikirku. Lalu aku pun beranjak dari ranjang empukku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu aku berjalan menuju meja makan yang sudah tersaji beberapa menu masakan di sana. Ku lihat, Gea sedang mencuci tangannya di wastafel di dekat meja dapur.

''Pagi sayang.'' ucapku memeluknya dari belakang dengan mesra. Ku cium jenjang lehernya yang begitu mulus dan bersih.

''Mas.. geli ah.'' jawabnya berkelit.

''Ayo mas kita sarapan dulu, aku sudah masak beberapa makanan kesukaan mas Daniel.'' ucapnya begitu manis dan manja.

''Sebelum kita sarapan yang itu, bagaimana kalau kita mencoba sarapan yang lain dulu? Kita coba dii dapur?'' godaku masih dengan posisi seperti tadi. Dengan tangan yang sudah melingkar mesra di perut rata milik Gea.

''Tapi mas, semalam kan sudah. Nanti mas terlambat kerjanya.'' jawabnya.

''Sebentar saja sayang. Pagi ini kan belum, sekali lagi ya sayang.'' rengek Daniel dengan tangan yang sudah berkelana ke setiap jengkal tubuh mulus Gea. Hingga kedua jemari tangannya kini telah berhasil mendarat sempurna pada dua buah benda kembar nan kenyal yang selalu menjadi candu untuknya.

''Mas..'' desahnya manja.

Segera ku tutup bibir kecil merah muda yang begitu aku sukai itu dengan sebuah kecupan hangat.

''Mmmuuuhhhh.''

''Mas, udah siang nanti lagi.'' kilahnya dengan suara yang terdengar berat.

''No, mas maunya sekarang sayang.'' ucap Daniel dengan mata yang begitu memohon.

Perlahan Daniel mulai mengecup lembut bibir ranum milik Gea. Kecupan lembut itu pun lama kelamaan berubah menjadi sebuah hisapan yang begitu menuntut.

''Mas..'' ucap Gea melenguh kuwalahan.

Suara lenguhan berubah menjadi *******. Dan di sudut dapur itu, kembali terjadi sebuah pergulatan dua anak manusia yang begitu terbakar oleh api gelora yang membara.

Setelah kembali membersihkan diri, kini mereka sudah duduk di sebuah meja makan minimalis dengan empat bangku yang mengelilinginya.

''Aku panasin dulu ya mas makanannya biar hangat.''

''Nggak usah sayang, ayo kita sarapan sekarang saja. Mas udah laper banget nih.'' ucap Daniel tak sabaran.

''Salah sendiri olah raga kok terus-terusan.'' ucap Gea dengan terkekeh.

''Habisnya kamu gemesin banget, rasanya pengen mas makan terus.'' ucap Daniel gemas.

''Sudah sudah.. ayo kita makan dulu.'' Gea mengambilkan secentong nasi dan beberapa lauk serta sayur pada piring Daniel.

''Selain enak di ranjang ternyata masakan kamu juga enak di lidah. Bikin mas makin cinta.'' ucap Daniel seraya mengunyah makanannya dengan begitu lahap.

Gea yang mendengar itu pun menjadi diam dan menaruh kembali sendok yang tadi ia pegang ke dalam piringnya. Seolah memahami situasi yang terjadi, Daniel segera meraih dan menggenggam erat tangan lentik nan mulus milik Gea.

''Bersabar sebentar lagi ya sayang, mas janji akan segera meresmikan hubungan kita.'' ucap Daniel begitu lembut.

...ΩΩΩ...

Sejenak ku pandangi layar komputer di depan meja kerjaku. Lalu ku bangkitkan semangat untuk meludes habis pekerjaan yang menumpuk di depan mata. Namun, hanya suara tak tik tak tik dari hasil cumbuan jari-jemari dengan keyboard yang tak menuai hasil. Semua kosong melompong. Rupanya sudah pukul 16.00 Wib. Waktu yang selalu aku nanti.

''Aaagh..'' lenguhku.

Aku pun menuju kamar mandi untuk mencuci muka sebelum memutuskan untuk pulang, barangkali dapat menghapus rasa yang belakangan ini selalu berkecamuk dalam pikiranku. Sejenak ku pandangi wajah di depan cermin yang mulai kusut karena seharian duduk dan hanya memandangi monitor komputer.

''Selamat sore pak Daniel.'' sapa Ana sekretarisku di kantor begitu aku melewati meja kerjanya.

''Sore, segera pulanglah. Dan selesaikan pekerjaanmu esok.'' jawabku melangkah pergi.

''Baik, pak.'' sayup-sayup ku dengar jawabannya dari arah belakang.

Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah menuju sebuah mobil yang terparkir di lahan yang disediakan khusus bagi para petinggi perusahaan. Angin dingin yang menyambut menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku sedikit bergertak. Kebetulan musim dingin mulai menyapa. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku celana, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Segera aku masuk ke dalam mobil dan mulai menyalakan mesin untuk melaju pulang.

Wangi aroma kopi hitam yang diseduh dengan air mendidih menyambutku ketika Gea membukakan pintu. Wangi yang kelak akan aku rindukan ketika aku telah menyelesaikan tugasku di kota ini dan kembali ke kota tempatku berasal. Tapi wajah ayu di hadapanku ini, akankah kurindui juga?

Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun selalu aku usahakan untuk menepisnya. Jangan, Daniel, segera hentikan! sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Riska, dia tengah menunggu kepulanganmu di sana.

''Sudah pulang, Mas?'' ucap Gea menyambut kepulanganku dengan senyum yang begitu mempesona.

"Iya." jawab Daniel singkat.

“Ini kopinya Mas, lekaslah diminum selagi masih hangat. Mas pasti capek seharian bekerja, kan?" ucap Gea menyodorkan segelas kopi hitam kesukaan Daniel.

"Hm." jawab Daniel seolah mengiyakan apa pun perkataan Gea.

"Air hangatnya juga sudah aku siapkan. Mandilah dulu mas, lalu kita makan malam bersama.”

''Terima kasih sayang.''

Makan malam kali ini begitu romantis. Seolah Gea telah mempersiapkan segalanya. Semangkuk tumis brokoli dan cumi pedas kesukaanku. Oh alangkah beruntungnya aku miliki wanita sepertinya. Yang dengan telaten dan begitu sabar merawat dan melayaniku di sini. Tapi, tiba-tiba pikiranku buyar. Kembali Riska hadir dalam benakku.

"Oh, ya, tadi pagi ada tukang pos yang menitipkan ini untuk Mas, mungkin dari isteri Mas. Bacalah nanti, sekarang habiskan dulu makananmu itu." ucap Gea dengan raut wajah yang tak terbaca.

Ku pandangi lagi sosok wanita di depanku ini. Alangkah sempurna setiap goresan wajahnya. Parasnya yang anggun, kulitnya yang bersih. Dan begitu elok kelakuannya. Visualnya benar-benar sempurna, mulus tanpa cacat yang begitu memanjakan mata. Siapapun yang memiliki wanita sepertinya pastilah akan merasa beruntung laki-laki itu.

Terpopuler

Comments

satblu gaming

satblu gaming

bau bau valakoooor ini.... 😂😂

2022-11-26

3

suci dari debu

suci dari debu

seruuu thorr....

2022-11-25

1

Janis

Janis

hadir thooorrrr... sekarang ceritanya wow banget yg jduul ini...🙈🙊🙊🙊

2022-11-25

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!