Chasing My Wife'S Lost Love, (Mengejar Kehilangan Cinta Istriku.)
Amara terpaksa menikah dengan orang yang selalu menolak cintanya, hanya karena sebuah kesalah fahaman saja.
Sedangkan Darandra yang semula ingin menjadikan Amara sebagai istri Sirrinya hanya karena ia ingin mempunyai anak dari Amara karena hanya Amaralah yang bisa membuat bisa melakukan hubungan mantap-mantap.
Namun sayang semua itu membuatnya berubah, di saat kedua orang tuanya mengusirnya, dan mengambil semua fasilitas kemewahan yang ia miliki.
Bukannya kebahagiaan yang di alami Amara, namun, di sinilah ia belajar tumbuh sebagai wanita dewasa, dan berkembang dari sebelumnya, la terus berjuang melawan rasa cintanya yang semakin lama semakin mendalam, namun di saat bersamaan Darandra membuatnya terus saja terluka di saat la berjuang sendiri untuk melawan penyakit yang menggerogoti ingatannya.
Dan, di saat Darandra sadar dengan rasa dan perasaannya, semuanya sudah terlambat, ingin menangisi dan menyesalinya pun tak ada guna lagi. Dan Tinggal lah ia hidup dengan penyesalan, yang membuatnya menjadi Kaku dan dingin tidak tersentuh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Sekarang lelaki mana lagi yang ingin kau goda? Dan ke mana saja kau keseharian ini,? Apa kau tidak lihat sekarang sudah jam berapa,?" Baru saja Amara menutup pintu Namun, dia sudah di berondong oleh berbagai pertanyaan dari Darandra yang membuatnya langsung melonjak kaget, namun ia berusaha untuk biasa saja.
"Maafkan Aku tapi besok saja dibahasnya, sekarang ini aku lagi capek dan mengantuk kau tahu sendiri kan, kalau aku baru saja keluar dari rumah sakit, sedang besok aku sudah harus masuk bekerja," kemudian Amara memilih berlalu dari hadapan Darandra karena ia tak ingin berdebat lagi.
"Kau bilang baru keluar dari rumah sakit?," Darandra menatap sinis.
"Oh... hebat sekali setelah melakukan sandiwara kebohongan kau pulang dengan lelaki yang sudah menikah, bahkan kau diantar sudah larut, saat aku ingin bertanya kau mengatakan kalau dirimu capek dan mengantuk.?"
Deg.
Amara yang sempat terkejut kalau Darandra ternyata telah mengetahui kebohongannya, namun karena Amara yang tak ingin berdebat memilih Acuh, dan memilih terus melangkah masuk ke dalam rumah, namun tangannya tiba-tiba ditarik membuat langkah kakinya tertahan.
"Apa sekarang ini kau sudah mulai mengaturku,? mulai membangkang? Mulai tidak mau mendengarku,? dan berani-berani nya kau mengacuhkanku apa kau lupa posisi mu sekarang ini aku bisa membuatmu..."
"Kau akan membuatku menjadi apa,? apa kau akan mengusirku, atau kau akan menceraikan ku,? jika ya, maka lakukan sekarang aku tidak takut karena itu yang sedang aku tunggu karena aku muak, aku sudah muak denganmu brengsek...!" teriak Amara membuat kalimat Damara menggantung dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Amara yang membalas ucapannya dengan tatapan sengit, karena emosinya yang membara. Namun tetap saja Darandra orang yang tidak peka, dengan perasaan istrinya itu, mungkin memang dia seperti itu karena mengingat saat di luar negeri pun Darandra tak pernah menjalin cinta dengan seorang wanita mana pun, dan hanya Tasya lah wanita pertama yang la pacari, sedangkan Amara yang dari dulu terus mengikutinya bahkan mengejar-ngejarnya itu la anggap hanya wanita manja dan selalu membuat onar, namun seiring berjalannya waktu melihat Amara dekat dengan Pria lain membuat Darandra ingin memilikinya walaupun ia sendiri belum mengetahui dengan jelas tentang perasaannya yang selalu pasang surut itu.
Darandra yang awalnya ingin menikahi Amara karena hanya ingin mendapatkan keturunan kini la berubah fikiran semenjak kedua orang tuanya mengusirnya hanya karena sebuah kesalah fahaman yang la ciptakan sendiri.
Kini la tak ingin lagi memikirkan masalah Anak yang ia fikirkan adalah bagaimana ia bisa mengambil alih rumah sakit Emergency miliknya itu, yang kini telah di ambil alih oleh sahabatnya, Arya kakak dari Tasya.
la pun terpaksa membuka sebuah clinik yang ia beri nama yang sama dengan rumahnya sakitnya itu, sambil terus mencari jalan agar ia bisa kembali mendapatkan rumah sakitnya.
"Ulang sekali lagi ucapanmu itu, kau memanggilku apa? brengsek,? lalu kau itu apa,? wanita murahan yang bisa di goda lelaki manapun dan kau begitu bebas menggoda lelaki manapun," geram Darandra mencengkram pergelangan tangan Amara hingga membuatnya meringis kesakitan.
"Lepaskan tanganku,! kau membuatku sakit brengsek...kau itu brengsek...aku membencimu," Teriak Amara kembali tanpa rasa gentar, karena menurutnya Darandra lah yang salah, la selalu membuat Amara terbakar cemburu dengan apa yang di lihatnya tadi siang di Clinik, itu lah yang membuatnya kabur dari sana, dan memilih menenangkan hatinya dari pada ke rumah yang akan membuat otaknya jadi buntu.
Pulang dari rumah sakit ia memilih terdampar di tepi Danau, Beruntung ada Jhony yang datang untuk mengurangi rasa sesak di dada nya, setelah pulang ke Rumah la berharap segera dapat merebahkan diri karena telah berhasil membuang sesaknya walau hanya sedikit.
Namun lelaki itu sepertinya ingin terus mencari ribut dengannya.
Dan benar saja Darandra yang terbakar emosi menarik kembali tangan Amara dan menyeretnya masuk ke kamar mandi dan menyiram tubuh Amara dengan air, karena emosinya yang membuncah, teriakan dan jeritan Amara seakan membuatnya telinganya tuli.
"Sekarang lekas pakai bajumu dan cepat layani aku, !" mendengar apa yang dikatakan Darandra membuat Amara bergeming sedang kan Darandra beranjak pergi meninggalkan nya.
'Ck, kemana dia kenapa lama sekali?'
Lama menunggu Amara yang tak keluar-keluar membuat Darandra berdecak kesal, la pun memilih pergi untuk memanggilnya lagi.
"Amara...Amara...kenapa kau...,?" Ucapannya tertahan di saat melihat sosok tubuh yang terbaring tertutup selimut.
Perlahan Darandra mendekatinya lalu menyingkap selimut yang di pakai Amara untuk menutupi seluruh tubuhnya itu.
"Amara apa kau sudah tertidur,? atau kau masih terjaga,?" tetap saja tak ada jawaban.
Perlahan Darandra memperhatikan wajah yang ada di depan itu.
"Kenapa kau selalu seperti ini Amara kau selalu membantahku dan kenapa kau tega berbohong padaku, bukankah kau tahu dari dulu aku tak suka kau pergi dengan Pria lain karena kau istriku Amara kau adalah milikku, selamanya akan jadi milikku."
Darandra memilih makan sendiri malam ini padahal tadi ia sudah merencanakan kalau malam ini akan makan bersama Amara hingga ia pun harus memesan makanan kesukaan istrinya itu.
Sedangkan di dalam kamar Amara terus saja menangis mengingat kelakuan dan perlakuan Darandra kepadanya sungguh sangat jauh berbeda dengan apa yang di lihatnya, dengan perlakuan Darandra kepada Tasya sungguh jauh berbeda.
'Apa sedikit pun tak ada rasa di hatimu untukku Kak,? sebelum aku melupakanmu, melupakan semuanya aku berharap kau sudah mencintaiku,' lirih Amara menangisi kisah cintanya yang sangat tragis itu.
'Tidak, aku harus kuat, tidak boleh cengeng, aku pasti bisa bangkit, dan menikmati waktu yang tersisa.' Amara yang benar-benar merasa lelah pun tertidur dengan pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Utzman Donk
Semangat cekgu
2023-06-17
0
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-03-20
0
Mom Dee🥰🥰
mampir disini karna promo dr lapak renata bima 🤭
2023-01-09
1