LITTLE MASTER DETECTIVE

LITTLE MASTER DETECTIVE

BAB 1 "Rui Membantu Tetangga Barunya"

Keluarga Rui belum lama ini pindah ke Binhai kota Tianjin, China dan menempat di Arriva Tianjin Binhai Apartment, kota Tianjin. Rui adalah remaja biasa yang pintar dan penurut. Ia hanya tinggal dengan ibunya dan termasuk anak yang mandiri.

Sinar matahari pagi memancar lewat celah jendela kamar Rui. Ia bangun dan merapikan tempat tidurnya. Lalu suara terdengar dari luar kamar.

“Rui... Cepat bangun sarapan sudah siap," panggil suara itu.

“Iya mah aku sudah bangun. Aku akan segera keluar,” sahut Rui yang masih merapikan tempat tidurnya.

Rui sudah berada di ruang makan. Ia menyapa ibunya yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.

“Pagi mah," sapa Rui sambil mengucek matanya.

"Pagi juga. Cepat cuci tanganmu dulu," ujar Ibunya.

Rui yang tadinya duduk langsung beranjak untuk mencuci tangannya. Ia sudah duduk kembali dan siap untuk sarapan.

“Mah kapan aku masuk sekolah lagi?” tanyanya.

“Mamah tadi sudah menghubungi Pak Liu, ia bilang kamu bisa mulai masuk sekolah besok," jawab Ibu Rui.

"Benarkah? Akhirnya aku bisa sekolah lagi" katanya antusias. “Aku jadi tak sabar ingin bertemu teman baru," gumamnya sambil menaruh tangan dibelakang kepalanya.

“Sudah ya, ibu harus pergi”, pamitnya pada Rui.

“Ibu sudah mau pergi kah?Ibu tak sarapan?” tanyanya sambil menawarkan sarapan padanya.

“Iya. ibu ada jadwal wawancara pagi ini. Jadi, ibu harus segera berangkat dan ibu akan sarapan dijalan nanti. Cepat habiskan makananmu dan jangan lupa cuci piring mu,” ucapnya sambil berpesan.

“Baiklah aku mengerti,” ucap Rui.

“Ya sudah ibu berangkat. Kamu baik-baik dirumah ya, namun jika ingin keluar jalan-jalan maka berhati-hatilah,” pamitnya.

“Iya iya aku tahu Ibu tenang saja,” kata Rui santai.

Ibu Rui bernama He Meng. Ia adalah seorang reporter berita di Kantor Berita Xinhua. Ibu Rui sudah berangkat bekerja, tinggallah Rui sendirian. Semenjak ayah Rui meninggal, ia jadi sering ditinggal ibunya. Ibunya selalu bekerja keras demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Sekarang Rui juga sudah selesai makan dan mencuci piringnya. Ia berniat ingin jalan-jalan keluar untuk mengenal lingkungan barunya itu.

...****************...

Rui sudah keluar rumah. Ia juga tidak lupa untuk mengunci pintu rumahnya. Saat Rui hendak masuk lift seseorang memanggilnya. Rumah Rui berada di lantai 7 yang membuat ia harus menggunakan lift jika ingin keluar apartemen.

“Tunggu....tunggu tunggu nak,” suara wanita paruh baya memanggilnya. Rui yang tadinya mau masuk jadi mundur kembali dan menunggu orang itu.

“Terimakasih nak,” ucapnya ramah. Mereka lalu masuk ke dalam lift. Selama di lift Ibu itu selalu memperhatikan Rui. Karena penasaran ibu itu bertanya “Apakah kamu anaknya He Meng?” Tanyanya sambil memperhatikan wajah Rui.

“Ibu kenal dengan mamahku?” tanya Rui sedikit bingung.

“Oh iya tentunya. Ibumu adalah teman kuliah Tante dulu,” jawabnya. “Kenalkan nama Tante Wei Peng. Kamu bisa memanggilku bibi Wei saja,” ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepada Rui.

“Oh begitu salam kenal Bi. Namaku Rui, Fang Rui,” ucapnya ramah sambil membalas uluran tangan Bibi Wei. “Itu lembar apa Bi?” Tanyanya sambil menunjuk ke lembaran kertas yang di pegang Bibi Wei.

“Ini selembaran foto anjing bibi yang hilang, bibi berniat membagikan selebaran ini kepada penghuni disini, barangkali mereka pernah melihatnya," jawabnya. Bibi Wei merasa sangat sedih karena kehilangan anjing kesayangannya itu.

"Anjing Bibi hilang, sudah beberapa hari ia menghilang?" tanyanya ingin tahu.

"Anjing Bibi sudah tiga hari ini hilang dan tak kunjung kembali. Ini semua salah bibi yang lupa menutup pintu sehingga anjing bibi pergi begitu saja," jelasnya. “Rui kamu kemana tidak sekolah?” tanya Bibi Wei karena belum sempat bertanya.

“Oh anu..." Rui mengusap-usap rambutnya sambil tersenyum "Rui akan pergi ke sekolah besok jadi Rui sekarang ingin jalan-jalan keluar mengenal lingkungan disini,” jawabnya.

“Oh kalau begitu Bibi minta tolong Rui ya, tolong sekalian carikan anjing Bibi, Poppy namanya. Bolehkan?” Tanyanya sambil memberikan selembaran foto pada Rui.

Tanpa basa-basi Rui langsung menerima bantuannya. “Baiklah Bi, Rui akan membantu Bibi. Rui yakin pasti Poppy bisa ketemu kembali,” jawabnya yakin.

Setelah mengobrol cukup lama tak terasa lif sudah berhenti di lantai 1. Rui dan Bibi Wei keluar dan berpisah untuk urusan masing-masing.

“Maaf merepotkan mu, bibi pergi bagikan ini dulu. Terimakasih dan hati-hati dijalan,” pamitnya pada Rui.

“Tidak masalah Bi, kalau begitu sampai jumpa! Semangat!," ucap Rui sambil pergi dan melambaikan tangan dan mengepalkan kedua tangannya kebawah tanda semangat.

Bibi Wei tersenyum dan melambaikan tangan juga. Sekarang Rui berjalan mengelilingi lingkungan apartemen yang luas dan berhenti di taman dekat apartemen. Ia duduk sendirian sambil melihat pemandangan disana.

Hari mulai panas, tenggorokan menjadi kering. Rui pun beranjak dari kursi yang didudukinya dan pergi ke supermarket terdekat. Ia hendak membeli beberapa minuman dan makanan ringan untuk dirinya.

Setelah sampai di supermarket ia memilih makanan dan minuman yang diinginkannya. Rui sudah selesai memilih dan tidak lupa membayar pada kasir di depan.

“Totalnya 10 yuan” kata kasir perempuan sambil memasukkan belanjaan Rui kedalam kantong belanja.

"Ini Kak. Terimakasih,“ ucap Rui sopan sambil memberikan uang yang dibawanya kepada kasir perempuan itu.

Kasir perempuan lalu tersenyum pada Rui

"Sama-sama dek,” ucapnya.

Rui sudah keluar dari supermarket dan langsung menenggak minuman yang dibelinya tadi. “Ah segarnya" katanya lega.

Saat Rui hendak berjalan pulang, tiba-tiba seekor anjing jenis puppy warna putih namun sedikit coklat mungkin karena kotor menghampiri dirinya. Rui pun langsung jongkok dan mengelus-elus bulu lembut anjing itu.

Rui mengingat perkataan Bibi Wei tentang anjingnya yang hilang itu. ”Apakah mungkin ini anjing bibi Wei yang hilang,“ pikirnya sambil terus mengelus-elus bulu anjing puppy itu. Lalu ia memastikan dengan gambar foto yang diberikan bibi Wei padanya tadi.

"Benar ini anjing bibi Wei, tapi agar sedikit berbeda," gumam Rui ragu. Kenapa bisa disini?“ tanyanya dalam hati. "Apakah kamu Poppy?" tanyanya pada anjing itu. Anjing tersebut hanya membalas dengan suaranya yang lemah.

"Apakah kamu lapar?" tanyanya lagi pada anjing itu barangkali ia kelaparan. Lagi-lagi anjing tersebut hanya menggonggong kecil kepada Rui. Ia lalu menyuapinya roti yang dibelinya pada anjing itu. Anjing tersebut terlihat senang karena makanannya.

Namun disaat Rui sedang memberi makan anjing kecil, seorang anak laki-laki dan perempuan datang menghampiri Rui dengan tatapan tak suka. Salah satu anak itu menegur Rui karena memberikan makanan secara sembarangan pada anjing yang dipikir miliknya itu.

Kedua anak itu terlihat seperti seumuran dengannya. Satu anak laki-laki yang sedikit tampan dan terlihat jenius karena kacamata yang dipakainya. Serta satu anak gadis dengan kuncir satu yang membuatnya kelihatan cantik dan terlihat sangat energik.

Mereka sepertinya baru saja pulang sekolah dan dilihat dari seragamnya mereka berasal dari sekolah yang sama dengan Rui nanti yakni SMP N 08 Binhai, kota Tianjin, China.

Kedua anak itu berdiri didepan Rui yang sedang berjongkok. Ia pun melihat ke atas dan berdiri sambil menggendong anjing tersebut.

"Hei! Apa yang kau lakukan dengan anjingku tadi" teriaknya marah sambil menunjuk anjing yang dikira miliknya itu.

"Aku hanya memberikan makan saja lagipula kulihat anjing ini kelaparan tadi," jelasnya pelan. "Benar, kenapa aku harus takut?", pikirnya dalam hati. "Emang Kamu siapa?" tanyanya dengan nada sedikit kesal.

“Aku Bao Shan pemilik anjing ini, cepat kembalikan padaku”, katanya sombong.

“Lalu apa buktinya?” tanya Rui lagi.

“I...itu kalung yang aku pakaikan saat aku baru membelinya dulu” jelasnya sambil menunjuk kalung yang dikenakan anjing tersebut.

“Memang yang punya kalung seperti ini anjingmu saja” ucapnya lagi.

Mendengar ucapan Rui, Bao Shan jadi mulai merasa kesal. “Kamu....kamu sungguh menyebalkan,” katanya sedikit menahan emosi.

“Sudahlah Xiao Shan mungkin dia benar” bela gadis ber kuncir satu.

Rui hendak pergi mengantarkan anjing tersebut pada bibi Wei. Namun lagi-lagi ia dicegat oleh anak laki-laki berkacamata bernama Bao Shan itu.

“Kamu mau kemana? Kembalikan dulu anjing itu padaku” kata Bao Shan dengan mengarahkan satu kakinya ke depan kaki Rui.

“Minggir, aku akan mengantar anjing ini pada pemiliknya, sudahlah aku pergi dulu,” pamitnya sambil menghindari halangan kaki Bao Shan.

“Sudahlah Xiao Shan, hentikan ini, biarlah dia pergi,” bela gadis yang bersamanya itu.

“Tapi...tapi” ucapnya tak terima. “Sudah sudah, ayo kita cepat pulang, kakekku pasti sudah menungguku” ajaknya sambil menarik anak laki-laki bernama Bao Shan itu.

Rui pergi meninggalkan mereka berdua dan pulang ke apartemen. Sekalian pulang ke rumah sekalian juga Rui mengantarkan Poppy kepada bibi Wei. Barangkali itu memang benar-benar anjing miliknya yang hilang tiga hari lalu.

Di depan apartemen, Rui kebetulan sekali melihat bibi Wei yang masih sibuk memberikan selembaran pada orang-orang. Rui pun berniat mengejutkan dirinya dan menurunkan Poppy agar ia sendiri yang menghampirinya.

Guk.....guk...guk...., sebuah suara tiba-tiba saja mengejutkan bibi Wei. Ia pun menoleh tersenyum bahagia.

“Poppy.....,” panggilnya senang. Saat anjing bibi Wei tiba kepadanya, ia dengan senang dan terharu langsung menggendong dan memeluk anjing kesayangannya itu. “Kemana saja kamu selama ini mama mencari mu?”, ucap bibi Wei dengan rasa rindu sambil menatap mata Poppy.

Poppy menggonggong kembali kearah Rui yang berdiri tidak jauh dari bibi Wei. Bibi Wei melihat Rui dan tersenyum ceria. Rui juga ikut tersenyum melihat bibi Wei. Ia lalu berjalan menghampirinya.

“Kamu menemukan Poppy dimana?” tanyanya.

“Jadi benar ini memang Poppy,” ucapnya senang. “Secara kebetulan Poppy lah yang menghampiriku duluan,”jelasnya sambil mengelus bulu halus Poppy lagi.

...****************...

“Xiao Shan kenapa kamu diam saja? Mungkinkah kau masih kesal karena kejadian tadi?” tebak teman gadisnya.

Bao Shan mengabaikan ucapan temannya itu dan berjalan cepat mendahuluinya.

“Em siapa ya anak tadi? Apa mungkin dia penghuni baru disini?” tebaknya. “Jika benar, kita bisa berkenalan, barangkali saja kita bisa berteman dengannya”, ucapnya senang.

“Huh.. teman baru apanya?” gumam Bao Shan kesal.

“Xiao Shan. Aku bicara padamu. Aku tahu kamu kesal tapi tolong jangan abaikan aku”, keluh teman gadisnya.

Bao Shan berhenti dan berbalik menghampiri temannya “Fei...FeiFei...”, ucapnya gemas sambil mencubit pipi temannya.

“Aduh.. aduh sakit Shan. Jangan lampiaskan padaku jika kamu kesal. Cepat lepaskan! Sakit tahu," protesnya sambil mencoba melepaskan cubitan Bao Shan.

Saat temannya sedang berusaha melepaskan cubitan Bao Shan, ia melihat ibu Bao Shan sedang bersama anak laki-laki yang baru saja ia temui di depan supermarket tadi.

“Heh Bao Shan lihat siapa yang sedang bersama mamamu itu?” ucapnya sambil memberikan kode agar ia menengok kebelakang.

Bao Shan akhirnya melepaskan cubitannya juga. Temannya pun jadi merasa lega, ia mengusap-usap pipinya yang sakit karena cubitan tadi. Bao Shan dengan perasaan tak suka langsung pergi menghampiri ibunya.

“Mamahhhh”, panggil Bao Shan manja sambil berjalan dengan muka cemberut.

“ShanShan kamu sudah pulang?” tanya bibi Wei pada Bao Shan. Anak laki-laki berkacamata tadi namanya adalah Bao Shan. Ia adalah anak dari bibi Wei.

“Siang bibi Wei” sapa teman gadisnya sopan sambil menundukkan kepala.

“Mah mama kenal dia,” ucap Bao Shan tak suka sambil menunjuk kearah Rui.

“Oh ini, ini adalah anak Bibi He, teman mama. Namanya Fang Rui. Ia tinggal di gedung ini dan merupakan tetangga baru kita disini” jelasnya.

“Rui kenalkan, ini anak Bibi namanya Bao Shan dan anak gadis itu namanya Liang Fei,” ucapnya memperkenalkan anaknya dan temannya itu pada Rui.

Bao Shan dan Liang Fei sudah berteman sejak kecil dan kini mereka mendapat teman baru lagi. Liang Fei sangat senang karena mendapat teman selain Bao Shan di apartemen itu. Tapi, bagaimana dengan Bao Shan yang sepertinya tidak menerima keberadaan Rui.

“Hai” sapa Liang Fei pada Rui.

“Hai” balas Rui sambil tersenyum padanya.

“Rui kebetulan baru tinggal disini dan masih belum kenal siapa-siapa, makanya Bibi kenalkan Rui pada kalian. Siapa tahu kalian akan menjadi teman baik nantinya,” tambah bibi Wei.

"Tunggu tunggu teman baik kata mama, tak mungkin," ucap Bao Shan menolak ucapan mamanya.

"Jangan bicara sembarangan" bisik Bibi Wei sambil mencubit kecil lengan Bao Shan. Bibi Wei tersenyum kembali ke Rui.

"Ini bukannya....." pikir Bao Shan."Mah ini benar Poppy, dimana mama menemukannya?” tanyanya tiba-tiba.

“Bukan mama yang menemukannya tapi Rui sebab mama juga tadi minta bantuan padanya. Rui memang anak yang baik,” puji bibi Wei tersenyum pada Rui.

Bao Shan yang melihatnya jadi tak tahan. “Ayo pulang mah!” ajak Bao Shan sambil menarik tangan mamanya.

“Tunggu Bao Shan. Kita harus berterimakasih pada Rui karena telah menemukan Poppy,”cegatnya. Bao Shan hanya bisa menahan kesal dengan menghela nafas.

“Rui kamu belum makan kan?” tanya Bibi Wei padanya.

“Belum Bi” jawab Rui sopan.

(Menepuk tangannya) “Baguslah, Ayo makan dirumah Bibi. Kamu juga Liang Fei” ajak bibi Wei pada Rui dan teman Bao Shan.

“Tak usah Bi, FeiFei akan pulang saja. Kasihan kakek sendirian dirumah,” tolak Liang Fei ramah.

“Maaf Bi, Rui sepertinya juga tak bisa. Rui akan makan bersama ibu saja dirumah. Mungkin lain kali Bi,” tolak Rui juga.

“Ayo mah mereka tak mau. Kita pulang saja,” ajak Bao Shan lagi. “Aku sudah lapar” tambahnya.

“Ya sudahlah, tak apa” ucapnya pasrah. “Bibi pulang duluan ya sampai jumpa lagi!” pamit bibi Wei pada Rui dan Liang Fei.

“Bibi akan menunggu kalian untuk makan dirumah bibi kapan-kapan,” pesannya.

Rui dan Liang Fei mengangguk bersama. Bibi Wei dan Bao Shan pulang ke rumah meninggalkan mereka berdua.

Mungkin pertemuan Rui dan kedua temannya kurang baik sekarang. Mungkin saja nanti mereka benar-benar akan menjadi teman baik Rui seperti yang bibi Wei bilang tadi.

Bersambung.........

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe

Suara apa itu yang terdengar dari luar

2023-12-13

0

kamu mah emosian

2023-12-05

2

denger nama Rui , jadi inget ruki/Facepalm//Facepalm//Facepalm/🏃🏃🏃

2023-12-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!