Hari Rui masuk ke sekolah barunya telah tiba. Pagi-pagi sekali ia sudah pergi ke sekolah dengan diantar Ibunya. SMP N 08 Binhai adalah sekolah yang menurut Ibunya paling dekat dengan apartemen. Sekolah tersebut juga termasuk sekolah unggulan dan yang terbaik. Jarak apartemen dengan sekolah hanya berjarak beberapa kilo saja, naik sepeda atau naik bus juga cepat sampai. Jika naik bus juga tidak repot karena SMP N 08 Binhai terletak dipinggir jalan.
Rui diantar Ibunya ke ruang kepala sekolah untuk mengurus data pindah sekolahnya. Kepada sekolah Rui bernama Liu Zhang dan merupakan seseorang yang Ibunya kenal. Lalu kepala sekolah memperkenalkan Ibu Rui kepada Pak Han. Ia adalah wali kelas dari kelas 8B yang akan menjadi wali kelas Rui juga.
Umur Rui 14 tahun dan ia sekarang sudah kelas 8. Ia pindah karena alasan pekerjaan ibunya. Ayahnya sudah lama meninggal dan merupakan mantan ketua detektif di unit kepolisian pusat kota Tianjin.
“Ini adalah Pak Han, ia yang akan menjadi Guru pembimbing Rui selama sekolah disini,” kata Pak Liu sambil memperkenalkan Ibu Rui pada Pak Han
“Salam kenal Pak Han, saya He Meng Ibu Rui. Tolong jaga anak saya selama disini," pesannya.
"Ibu Rui tenang saja Pak Han adalah guru terbaik disini jadi Rui akan aman bersamanya," ucap Pak Liu sambil memuji Pak Han.
Pak Han tersenyum mengangguk. Karena terasa sudah cukup beres, Ibu Rui pergi meninggalkan Rui. Ia sebelumnya sudah berpamitan pada Rui dan Pak Liu serta Pak Han juga.
"Ayo Rui, ikut bapak ke kelas," ajak Pak Han kepada Rui.
"Baik Pak," jawab Rui sopan.
Pak Han dan Rui pergi ke kelas 8B. Kelas itu adalah kelas unggulan disekolah 08 ini. Sambil berjalan Pak Han bertanya-tanya sedikit tentang Rui. Tak terasa mereka sudah berada di depan pintu kelas. Pak Han masuk duluan sedangkan Rui menunggu diluar untuk dipanggil.
Dikelas 8B yang ternyata juga adalah kelas Bao Shan dan juga Liang Fei tempati. Mereka memang benar-benar sekelas dengan Rui. Sambil menunggu wali kelas mereka masuk, Bao Shan yang duduk di baris tengah seperti biasa sedang membaca bukunya. Sedangkan Liang Fei yang duduk tak jauh dari Bao Shan yaitu baris sebelahnya, masih bercanda dengan teman sebangkunya dan teman dibelakangnya.
Wali kelas mereka, yakni Pak Han sudah masuk, sementara Rui menunggu diluar. Yang tadinya ribut kini berubah hening. Ketua kelas mereka adalah Bao Shan, ia berdiri dan memberi salam.
"Berdiri …… Beri salam," seru Bao Shan.
"Selamat pagi Pak!," sapa semua murid lantang.
"Selamat pagi anak-anak. Duduklah. Bapak ada kabar baik untuk kalian," ucap Pak Han antusias.
"Kabar baik apa Pak?" tanya salah satu murid sambil mengangkat tangannya.
"Bapak langsung saja. Kelas kita kedatangan anggota baru dan mungkin diantara kalian juga ada yang sudah kenal dengannya," tebak Pak Han sambil melirik ke arah Bao Shan dan Liang Fei.
Sebelumnya Pak Han sudah diberi tahu Rui bahwa anak dari tetangganya juga sekolah disini dan tak disangka-sangka Pak Han tahu maksud Rui. Makanya Pak Han berbicara seperti itu.
"Memang siapa Pak?" tanya murid yang duduk sebangku dengan Liang Fei.
"Baiklah bapak tak ingin membuat kalian penasaran, jadi langsung saja bapak sambut anggota baru kita Ruuiiii………," ujar Pak Han semangat.
Rui masuk ke kelas dengan perasaan senang. Rui agak terkejut karena ternyata ia sekelas juga dengan Liang Fei dan Bao Shan.
"Rui silakan perkenalkan dirimu pada yang lain," suruh Pak Han.
Rui mengangguk "Hallo semua! namaku Fang Rui. Kalian bisa panggil aku Rui. Aku pindahan dari SMP N 02 kota Jilin dan pindah ke kota Tianjin karena alasan pekerjaan ibuku. Sekarang aku tinggal di Arriva Tianjin Binhai Apartment," jelasnya memperkenalkan diri.
"Semoga kalian bisa berteman baik denganku" tambahnya.
Saat Rui sedang memperkenalkan dirinya, teman sebangku Liang Fei terkejut mendengar tempat yang ditinggali Rui sekarang. Ia pun berbicara pada Liang Fei.
"Bukankah itu nama apartemen yang sama seperti kamu dan Bao Shan tinggal," duganya.
Liang Fei mengangguk dan membuat temannya sedikit terkejut karena responnya.
"Berarti kalian tetanggaan", tebaknya lagi.
Lagi-lagi Liang Fei mengangguk yang membuat temannya makin tak percaya.
"Wah senangnya jadi dirimu, setiap hari bisa berjumpa dengannya, ucapnya karena merasa iri pada Liang Fei.
"Silahkan kamu duduk disebelah Deng Yīn," ucap Pak Han pada Rui sambil menunjuk bangku yang dimaksudnya.
Rui mengangguk, ia lalu pergi menuju bangku yang dimaksud Pak Han. Anak yang akan menjadi teman sebangku Rui tersenyum ceria menyambutnya. Rui juga melewati tempat duduk Bao Shan dan tersenyum padanya. Namun Rui terkejut dengan reaksi Bao Shan yang diam acuh tak acuh.
Rui duduk dan menyapa Liang Fei yang dikenalnya dan beberapa teman lain di dekatnya dengan mengatakan hai. Rui merasa tak percaya karena ia akan disambut dengan begitu hangat oleh teman barunya.
"Hallo, namaku Deng Yīn. Panggil saja aku Yīn Yīn," sapanya sambil mengangkat tangannya dan tersenyum.
"Hai salam kenal namaku Rui," balas Rui sambil tersenyum balik padanya. Rui tampak terlihat tampan dan sumringah dengan senyumnya itu.
Teman sebangku Liang Fei menengok kebelakang dan melihat senyuman Rui yang mempesona. Melihat itu, ia jadi tak tahan ingin berkenalan dengannya.
"Hai, namaku Mu Xioxi. Panggil saja Xixi," sapanya senang sambil senyum-senyum kecil pada Rui.
"Hai juga," balasnya. Rui membalas sapaan Mu Xioxi dengan tersenyum padanya. Mu Xioxi jadi tersipu malu.
"Liang Fei kamu dikelas ini juga, tak disangka kita bertemu kembali," ucap Rui senang.
"Kalian sudah mengenal satu sama lain," ucap Mu Xioxi sedikit terkejut.
Liang Fei menjawab dengan mengangguk. Bao Shan yang penasaran, ia lalu menengok ke belakang dengan perasaan tak suka.
"Sudah-sudah ngobrolnya lanjut nanti saja, kita mulai pelajaran dulu keburu bel loh nanti," tegur Pak Han pada mereka. Mereka langsung patuh dan diam sambil tertawa kecil pada Pak Han.
"Sekarang kita mulai dengan pelajaran sastra China. Buka halaman 108 kita bahas tentang makna puisi itu," ucapnya tegas.
"Rui kamu bisa bergabung dengan Deng Yīn dulu. Nanti sepulang sekolah kamu boleh ambil bukunya di perpustakaan," suruhnya
"Baik Pak, Terimakasih," ucapnya ramah.
Pak Han memulai membahas makna puisi yang ada dibuku dengan pelan dan sabar. Tak terasa bel sudah berbunyi saja. Pak Han terpaksa mengakhiri pelajaran nya dan akan disambung lagi Minggu depan.
"Kita sampai disini dulu sampai ketemu di pelajaran berikutnya" katanya.
"Baik Pak. Terimakasih," ucap semua murid sambil membungkukkan badannya.
"Iya selamat istirahat. Sampai jumpa" ucapnya dan lalu pergi meninggalkan kelas.
Waktu istirahat tiba juga. Rui diajak Mu Xioxi untuk ikut bergabung bersama pergi ke kantin .
"Ayo Xixi kita ke kantin," ajak Liang Fei.
"Sebentar FeiFei, kita ajak Rui sekalian untuk bergabung," saran Xixi.
"Boleh. Kamu ajaklah Rui, aku akan ke sana sebentar," ujarnya.
Liang Fei lalu pergi menghampiri Bao Shan yang masih melanjutkan membaca bukunya.
"Shan Shan kamu ikut tidak ke kantin bersama, ada Rui juga" ajaknya.
Bao Shan sebenarnya senang karena diajak Liang Fei dan langsung menutupnya. Namun mendengar Rui juga ikut, Bao Shan jadi tidak mood lagi.
(Membuka bukunya kembali) "Tidak kalian saja yang pergi. Aku masih ingin membaca," tolak Bao Shan terpaksa.
"Ya sudahlah. kita saja yang pergi," ucapnya pasrah. Liang Fei pergi kembali menghampiri XiXi dan lainnya.
"Bagaimana? Ayo kita pergi!" ajak Liang Fei pada lainnya sambil bertanya memastikan.
"Ayo! Rui juga setuju aku juga mengajak Deng Yīn sekalian untuk bergabung juga," lapornya pad Liang Fei.
"Ya sudah ayo pergi! Tunggu apalagi," ajaknya pada yang lain.
"Ayo…Ayo…Ayo" seru Deng Yīn senang karena dibolehkan ikut.
Mereka semua pergi menuju kantin meninggalkan Bao Shan sendirian di kelas. Sepertinya Bao Shan masih merasa kurang nyaman dengan keberadaan Rui.
...****************...
Di Familia Kafe. Ibu Rui sedang minum kopi bersama sahabatnya Wei Peng yang tidak lain adalah Ibu dari Bao Shan. Mereka berdua belum sempat bertemu sejak Ibu Rui pindah. Itu juga karena Ibu Rui yang tidak mempunyai banyak waktu karena sibuk akan jadwal kerjanya yang padat.
"He Meng, aku sangat senang kamu mengajakku minum kopi bersama," ucap Bibi Wei senang.
"Iya aku juga Wei Peng. Rasanya kita sudah lama tidak berkumpul seperti ini," kata He Meng. Sepertinya ia merasakan kerinduan akan suasana harmonis didalam hatinya.
"He Meng bagaimana pekerjaan mu? Apakah lancar?" tanyanya sambil menyeruput kopinya.
"Ya seperti inilah. Aku sedikit sibuk dengan jadwal wawancara ku," jawabnya.
"Tapi aku salut denganmu senamun kau sibuk tapi kau bisa mendidik Rui dengan baik," puji Bibi Wei.
(Meminum kopinya) "Kau sudah bertemu dengannya," tebaknya kaget.
"Iya, kebetulan kemarin anakmu sempat membantuku menemukan si Poppy anjingku yang hilang," ucapnya. "Selain baik ia juga sangat ramah padaku walau baru pertama kali bertemu," puji Bibi Wei pada anak sahabatnya.
"Benarkah, Rui memang seperti itu dari kecil. Aku sangat bersyukur bisa memiliki Rui di hidupku," ucapnya bangga.
Mereka berdua kembali menyeruput kopinya bersama. Sebari mengobrol mereka berdua sesekali bercanda juga untuk memecah suasana.
...****************...
Rui dan lainnya sudah kembali ke kelas untuk pelajaran selanjutnya. Namun Guru yang mengajar tidak datang hari ini. Karena jam kosong, sehingga mereka disuruh untuk belajar sendiri.
Tak terasa bel pulang sekolah berdering. Murid kelas 8B satu persatu meninggalkan kelas. Saat ingin pulang, Rui mendadak diajak Liang Fei untuk pulang bersamanya bareng Bao Shan juga.
"Fei Fei ayo pulang!" ajak Bao Shan padanya.
Liang Fei tidak langsung menyetujuinya. Ia malah beralih mengajak Rui untuk pulang bersama.
"Kita pulang bareng yuk," ajak Liang Fei pada Rui.
"Maaf Fei, aku mau ke perpustakaan untuk mengambil buku. Jadi kita tak bisa pulang bersama hari ini," tolaknya menyesal.
Rui harus segera mengambil bukunya di perpustakaan. Ia tak mau terus-terusan merepotkan Deng Yīn dengan berbagi buku dengannya setiap hari.
"Mau aku temani," tawar Liang Fei antusias ingin menemani Rui.
"Tidak usah aku sendirian saja," tolak Rui lagi.
"Kamu pulang saja bersama Bao Shan. Kasihan ia sepertinya sudah menunggumu," ujarnya.
"Ayo Fei! Rui juga tak mau," ajak Bao Shan tak sabar.
"Ya sudah Rui tak apa kamu hati-hati. Aku pulang duluan. Dah sampai besok," pamit Liang Fei padanya sambil melambaikan tangan.
"Dah sampai jumpa!" balas Rui sambil melambaikan tangan juga tanda berpisah.
Rui sudah pergi ke perpustakaan dan sudah mengambil buku yang dimaksud Pak Han. Di perjalanan pulang, Rui tak sengaja melihat Deng Yīn teman sebangkunya sedang sendirian bermain basket di lapangan sekolah. Rui pun menghampiri Deng Yīn dan menyapanya.
"Deng Yīn," panggil Rui keras.
Deng Yīn lalu mendengar suara Rui dan berhenti bermain.
"Eh Rui, kamu baru pulang?" tanya Deng Yīn dengan terengah-engah karena lelah.
"Iya aku baru dari perpustakaan mengambil bukuku," jawabnya.
"Oh begitu," ucap Deng Yīn sambil membuka botol minum lalu meminumnya untuk menghilangkan rasa haus.
"Kamu juga kenapa belum pulang? Malah main basket sendirian disini," tanya Rui padanya.
"Aku memang sebelum pulang biasa mampir disini untuk main basket sebentar," jawabnya.
"Oh begitu. Ya sudah ayo pulang hari sudah mau gelap, mainnya sambung besok lagi, ujarnya sambil mengajak temannya itu.
"Ayo, aku juga sudah lelah. Lain kali kita harus main bersama," ajaknya juga.
"Baik-baik ayo kita cepat pulang!" ajak Rui kembali sambil merangkul Deng Yīn. Sepertinya mereka sudah cukup akrab, padahal baru pertama kali kenal dengannya.
...****************...
Malam hari tiba. Rui juga sudah ada di rumah dan sedang belajar di kamarnya. Tiba-tiba ibu Rui masuk mengantarkan susu untuk Rui dan bertanya sedikit pada Rui tentang kabar sekolah nya hari ini.
"Rui ibu mau tanya. Bagaimana sekolahmu hari ini?," tanyanya sebari duduk di kasur Rui.
Rui lalu menghentikan kegiatan belajarnya dan berbalik menghadap Ibunya.
"Aku sangat senang. Bahkan aku mendapat banyak teman baru disana selain Liang Fei," jawabnya sambil memegang gelas susu yang hendak diminumnya.
"Siapa Liang Fei?" tanya Ibu Rui penasaran.
"Anak penghuni sini juga. Kalau tidak salah ia tinggal di lantai 3. Ia juga teman dekatnya Bao Shan anaknya Bibi Wei," jelasnya.
"Oh begitu. Ibu sangat senang kamu mendapat banyak teman akhirnya, ucapnya lega.
"Apa kamu dekat juga dengan anaknya bibi Wei?" tanyanya penasaran.
"Kalau Bao Shan…… Mungkin aku tidak terlalu dekat dengannya. Sepertinya ia tidak terlalu menyukaiku," pikirnya.
"Kamu jangan begitu mungkin ia belum terbiasa saja denganmu," ucapnya sambil mengelus rambut Rui.
"Mungkin," katanya singkat sambil mengangkat bahunya.
"Kamu juga katanya kemarin membantu bibi Wei menemukan Poppy" ucapnya lagi.
"Iya kebetulan aku bertemu dengannya kemarin" jelas Rui.
"Ya sudahlah mama tidur dulu. Kamu juga jangan kemalaman. Cepat tidur," pesannya.
Rui mengangguk "Iya Mah," ucapnya patuh.
"Selamat malam" pamitnya sambil tersenyum.
Rui tersenyum balik "Selamat malam" balasnya.
Itulah kehidupan Rui disekolah barunya. Ia sekarang akhirnya memiliki banyak teman karena sifatnya yang ramah dan mudah bergaul.
Bersambung....………
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
seperti menyambut orang yg lagi pentas
2023-12-13
0
selamat pagi cek gu/Determined//Determined//Determined/
2023-12-13
0
Rfii {Hiat}
semoga nyaman ya rui di sekolah barumu dan gk ada adegan pembully-an ya
2023-11-25
2