BAB 3 "Rui Ingin Membentuk Klub Sendiri"

Pagi yang cerah di kota Tianjin. Rui sudah siap berangkat sekolah. Di bukanya pintu rumah oleh Rui. Ia ternyata keluar bersama ibunya. Ibu Rui bermaksud untuk mengantar anaknya sampai ke depan lift. Saat menuju ke lift, Ibu Rui melihat Bibi Wei sedang berdiri didepan lift bersama anaknya. Bibi Wei yang hendak menekan pintu lift jadi tak jadi karena dipanggil oleh Ibu Rui.

"Wei Peng heyy" panggil Ibu Rui.

Bibi Wei menengok ke sumber suara "Eh He Meng kamu antar Rui juga?," tanyanya.

"Iya kamu juga, kebetulan sekali" jawabnya.

"Iya begitulah seperti biasa, tugas Ibu-Ibu" ucapnya sambil tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong itu anakmu," tebaknya sambil menunjuk Bao Shan.

"Hayya, Xiao Shan berhenti baca bukumu, cepat sapa Bibi He" tegur Bibi Wei.

Bao Shan langsung berhenti membaca karena ditegur ibunya.

"Hallo Bi!" sapanya sambil membungkukkan badan.

Ibu Rui membalas dengan senyuman.

"Selamat pagi!" sapa Rui juga pada Bibi Wei dan Bao Shan.

"Eh Rui, pagi juga" balas Bibi Wei sambil tertawa kecil.

Karena merasa kelamaan, Bao Shan jadi berinisiatif membuka pintu lift sendiri. Tanpa adanya sopan santun ia langsung masuk. Sambil berjalan, sambil juga ia berpamitan.

"Ma aku berangkat," pamitnya dingin.

Bibi Wei yang sedang mengobrol langsung berhenti.

"Hayya, anak itu," ucapnya sambil menahan amarah.

"Mah kalau begitu aku juga berangkat," pamit Rui pada Ibunya sambil mencium tangan.

"Hayya, mama lupa. Ya sudah hati-hati" pesannya.

"Woi mau masuk tidak," teriak Bao Shan tiba-tiba.

"Iya iya, selamat tinggal Bi," jawab Rui sambil berpamitan pada Bibi Wei.

Pintu lift lalu tertutup.

"Hayya, anak itu tidak sopan sekali. Dia sepertinya butuh pelajaran dariku," ucap Bibi Wei kesal. "He Meng maaf ya" tambahnya meminta maaf padanya.

"Sudah-sudah tak apa, lebih baik kita pulang saja," bela He Meng.

"Hayya, pusing aku" gumamnya sambil berjalan.

...****************...

Didalam lift, mereka berdua masih diam membisu karena canggung. Rui pada akhirnya membuka suara duluan.

"Bao Shan, aku minta maaf ya soal Poppy kemarin. Aku sudah salah mengira padamu," ucap Rui menyesal.

"Itu tak masalah, lagi pula aku sudah lupa" katanya sambil membuka buku dan membacanya.

"Syukurlah aku senang" ucap Rui lega.

Tiba-tiba lift berhenti dilantai 3. Rupanya itu Liang Fei yang masuk. Ia sedikit terkejut melihat Rui bersama Bao Shan.

"Hai Rui, selamat pagi" sapa Liang Fei sedikit heran.

(Tersenyum) "Pagi juga" balasnya.

Liang Fei lalu pergi ke sebelah Bao Shan dan bertanya apa yang terjadi.

"Tumben kamu bersamanya, sepertinya kamu sudah akrab," godanya sambil berbisik.

"Diam kamu ini hanya kebetulan saja," katanya pelan.

Rui lalu melirik pada mereka. Liang Fei yang sadar sedang diperhatikan olehnya langsung salah tingkah.

"Oh kebetulan, kebetulan sekali ya" katanya gugup.

Rui langsung tersenyum dan menganggap itu bukan apa-apa.

Pintu lift berhenti dan terbuka. Saat sudah terbuka, Bao Shan langsung berjalan duluan tanpa menunggu.

"Hey Xiao Shan tunggu kami," teriak Liang Fei.

"Ayo Rui cepat," suruhnya pada Rui.

"Oh iya iya," ucapnya mengangguk sambil berjalan menyusul.

...****************...

Di SMP N 08 Binhai tercinta. Murid-murid sedang berlarian ke arah koridor sekolah letak Mading ditempel. Sepertinya ada pengumuman baru yang tertempel disana. Rui, Bao Shan dan Liang Fei sudah tiba disekolah. Mereka bertiga terlihat heran dengan murid-murid yang berlarian.

"Ada apa ini?" tanya Liang Fei penasaran.

"Aku juga tak tahu," kata Rui bingung.

"Sepertinya itu jawabannya," tebaknya sambil menunjuk ke arah kerumunan.

"Ayo kesana," ajak Liang Fei.

Rui dan Bao Shan mengikuti Liang Fei.

"Wah pengumuman baru," ucap Liang Fei terkejut.

"Rui, Bao Shan sini lihat," ajaknya pada mereka berdua.

"Bao Shan lihat pengumuman," kata Rui sambil menyenggol Bao Shan.

"Aku tahu," ucapnya dingin.

"Pengumuman tentang apa Fei?" tanya Rui penasaran.

"Disitu tertulis Klub sekolah, kita disuruh memilih" jawabnya setelah melihat sekilas bagian pengumuman. Liang Fei tak bisa membaca keseluruhan pengumuman jadi ia hanya membaca intinya saja.

"Oh begitu," ucap Rui.

Bel masuk berdering. Murid yang tadi berkumpul langsung pergi menuju ke kelas masing-masing.

"Sudah bel, ayo cepat kelas" ajak Bao Shan.

"Tunggu aku belum baca semua," tunda Liang Fei.

"Fei Fei ayo," ajak Rui juga.

"Sudahlah nanti juga tau," ucapnya pasrah.

Dikelas mereka bertiga langsung menuju tempat duduk masing-masing. Rui menarik kursinya sambil menyapa Deng Yīn teman sebangkunya.

"Pagi" sapanya.

"Apakah kamu sudah lihat papan pengumuman?" tanya Deng Yīn padanya.

"Sudah aku sudah lihat tadi," jawabnya.

"Bagaimana tanggapanmu?" tanyanya lagi.

Rui tidak sempat menjawab karena Pak Han keburu masuk ke kelas. Pak Han masuk sambil membawa tumpukan kertas ditangannya.

"Selamat pagi!" sapanya pada para murid.

"Pagi Pak!" seru para murid.

"Bao Shan kesini sebentar," panggil Pak Han.

Bao Shan beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Pak Han.

"Tolong bagikan kertas ini," pintanya

"Baik Pak," ucapnya.

Sambil Bao Shan membagi sambil juga pak Han memberi tahu tentang kertas tersebut.

"Itu formulir tentang klub sekolah. Silakan isi sesuai minat kalian," jelasnya.

Bao Shan sudah duduk kembali. Ia melihat lembar tersebut sebentar sebelum ditaruh ke laci mejanya.

"Kalian sudah dapat semua?" tanya Pak Han pada para muridnya.

"Sudah Pak!," seru mereka berdua.

"Jangan lupa diisi ya, isi saja sesuai keinginan kalian," pesannya dan lalu pamit pergi.

"Bagaimana Rui kamu mau pilih yang mana?" tanya Deng Yīn penasaran.

"Aku belum tahu. Aku akan memikirkannya nanti," jawabnya.

"Kalau kamu sudah tahu apa yang kamu pilih, tolong beritahu aku ya," pintanya

Rui mengangguk "Baiklah," ucapnya.

"Liang Fei kamu ikut klub taekwondo saja," saran Mu Xioxi padanya.

"Boleh juga," katanya.

Liang Fei menengok kebelakang dan bertanya pada Rui.

"Kamu pilih apa Rui?" tanyanya.

"Dia masih bingung," jawab Deng Yīn mewakilinya.

"Oh begitu," ucapnya.

Liang Fei berbalik dan menaruh kertas formulir kedalam laci mejanya juga. Ia pun membuka buku dan mulai mengerjakan beberapa soal.

Di Kantin sekolah Rui dan temannya sedang makan bersama. Bao Shan juga ada disana duduk disebelah Liang Fei. Mereka semua memesan Mie daging yang ada disana.

Pesanan mereka tiba. Bao Shan melihat di dalam mienya terdapat banyak daun bawang. Ia pun langsung memisahkan karena tak suka dengan daun bawang. Liang Fei yang melihatnya langsung menyuruhnya menaruh daun bawangnya ke mangkuk miliknya.

"Hayya kamu ini, sudah jangan dipisahkan lagi. Taruh saja disini," suruhnya karena tak tahan. Liang Fei lalu mendekatkan mangkuk miliknya.

"Baiklah, terimakasih" katanya sambil menaruh daun bawang miliknya ke mangkuk milik Liang Fei.

"Wah tak sangka kalian sangat dekat ya," ucap Rui terkesan pada mereka berdua.

"Rui, mereka memang selalu begitu" kata Deng Yīn sambil menguyah.

Rui sekarang mengerti. Ia lalu kembali memakan mienya.

"Hem enak Deng Yīn, aku jadi pengin nambah" canda Mu Xioxi.

"Tambah lah aku yang traktir," suruhnya.

"Wah terimakasih," ucapnya senang.

Mereka berlima menikmati makanannya dengan gembira apalagi gratis karena ditraktir oleh Deng Yīn. Sembari makan sesekali mereka juga bercanda. Rui merasa bahagia bisa bertemu dengan mereka semua. Dengan ditambah lagi Bao Shan yang sepertinya juga sudah memaafkan Rui dan menerima kehadirannya.

Waktu pulang sekolah adalah waktu yang paling dinantikan para murid. Rui hari ini pula bersama Bao Shan dan Liang Fei. Mereka bertiga sudah ada didalam bis dan hendak turun karena sudah sampai di apartemen. Mereka bertiga lalu berjalan bersama.

"Panas ya kita beli minum yuk," ajak Liang Fei.

"Boleh Fei aku juga haus," kata Rui.

"Kamu ikut tidak?" tanyanya pada Bao Shan.

"Hem aku titip saja," ucapnya. "Aku tunggu di taman" tambahnya.

"Belikan aku teh susu Boba seperti biasa," pintanya.

"Aku tahu, aku pergi dulu" pamit Liang Fei.

"Ayo Rui," ajaknya.

Mereka berdua pergi ke kedai sedangkan Bao Shan menunggu di taman. Biar tak bosan menunggu ia membuka bukunya dan mulai membaca. Tak sampai beberapa menit mereka sudah kembali lagi.

"Nah minuman mu," ucap Liang Fei sambil memberikan minuman pesanan Bao Shan.

"Rasa matcha kan?" tanyanya memastikan pesanannya itu benar.

"Iya, kan kamu suka rasa itu," jawabnya memastikan.

Bao mengacungkan jempolnya "Terimakasih kasih, Eh kok cepat sudah balik. Bukannya kedai itu sangat ramai," ucapnya heran.

Teryata itu alasan Bao Shan tak ikut ke kedai. Ia tidak suka jika berdesakan atau mengantri menunggu berjam-jam.

"Iya, berkat bantuan Rui" pujinya pada Rui.

Tadi di kedai.…

Kedai susu Boba sedang ramai. Mereka berdua akhirnya terpaksa mengantri. Namun ternyata ada salah satu pegawai mengenal Rui. Pegawai itu adalah teman tantenya yang bekerja sebagai pelayan disitu. Pegawai itu menepuk pundak Rui sehingga membuatnya sedikit terkejut.

"Rui, ini kamu kah?" tanyanya menebak.

Rui menengok "Siapa ya?" tanyanya sedikit bingung.

"Aku Jingjing teman Fang Ling, Tantemu," katanya.

"Kakak tau aku dari mana?" tanyanya lagi.

Rui jelas bingung karena ia belum pernah bertemu tapi pelayan itu tahu Rui dengan jelas.

"Tantemu menunjukkan fotomu padaku. Karena kamu terlihat tampan, Kakak jadi langsung tahu," jelasnya sambil memuji Rui.

Liang Fei tertawa kecil "Hem fans baru nih" godanya pada Rui pelan.

"Kalian mau pesan minum," tebaknya.

Rui dan Liang Fei mengangguk.

Kakak pelayan tertawa "Ya sudah Kakak pesankan" tawarnya. "Kalian mau beli yang mana?" tanyanya lagi.

Mereka tersenyum senang "Tolong pesankan teh susu Boba 2 ya Kak" pesannya.

"Tadi Bao Shan mau minum yang apa?" tanyanya pada Liang Fei.

"Satu teh susu Boba rasa matcha katanya," jawab Liang Fei.

"Nah itu Kak," celetuknya.

"Ok Kakak mengerti, tunggu sebentar ya" ucapnya.

Tak menunggu lama Kakak pelayan sudah datang dan memberikan pesanan mereka.

"Terimakasih Kak," ucap mereka berdua.

Mereka bertiga sudah berjalan menuju pintu apartemen sambil menyedot minum masing-masing. Saat mau masuk kebetulan sekali mereka berjumpa dengan kakeknya Liang Fei. Kakeknya bernama Liang Fu dan pemilik balai perguruan taekwondo dilantai bawah. Di sanalah Liang Fei belajar beladiri.

"Kalian baru pulang?" tanyanya pada mereka.

"Iya, kakek dari mana?" tanya cucunya balik.

"Kakek habis dari supermarket beli bahan untuk pangsit. Kakek mau buat pangsit untukmu," jelasnya.

"Oh begitu, Kakek kenalkan ini Rui teman baru Fei Fei" katanya sambil memperkenalkan Rui.

"Hallo hallo," sapa Kakek Liang.

Rui membungkukkan badannya untuk membalas sapaannya.

"Bao Shan bagaimana kabar Ibumu?" tanyanya tiba-tiba.

"Kabar Ibu baik kek," jawab Bao Shan.

"Baguslah bagus hehehehe" ucapnya sambil tertawa.

"Kalian mampir yuk ke rumah kita makan pangsit bersama," ajak kakek liang.

"Iya kalian harus mencoba pangsit buatan Kakek, pasti kalian ketagihan" katanya bangga.

"Boleh," seru mereka berdua.

"Mari mari," pinta Kakek Liang.

"Sini Kek kami bantu," tawar Rui dan Bao Shan.

"Boleh boleh terimakasih kalian memang anak baik," ucapnya sambil memuji.

Mereka berjalan masuk ke lift menuju lantai 3 tempat Liang Fei dan kakeknya tinggal. Liang Fei selama ini tinggal bersama kakeknya semenjak orang tuanya pergi. Kakek Liang membesarkan Liang Fei sendirian. Kakaknya yang bernama Liang Jun jarang pulang karena sibuk bekerja di kepolisian.

Sekarang mereka bertiga sedang menunggu pangsit yang sedang dimasak oleh kakek Liang. Mereka bertiga duduk dan menunggu dimeja makan. Tidak perlu menunggu lama, pangsit sudah matang dan siap dihidangkan.

"Pangsit datang," seru Kakek Liang sambil membawa pangsit dan dihidangkan kepada mereka.

"Silahkan coba," suruh Liang Fei mempersilahkan.

"Bagaimana enak?" tanya Kakek Liang memastikan.

"Enak kek ini enak sekali," kata Rui setelah memasukkan beberapa pangsit kedalam mulutnya.

Bao Shan juga mulai menyendok kuahnya dan siap menyicipi.

"Wah enak Kek, Kakek hebat" puji Bao Shan sambil terus menyendok kuahnya.

"Tentu saja pangsit buatan kakek memang yang terbaik," ucap Liang Fei bangga.

"Ayo habiskan kalau enak," suruh Kakek Liang pada semuanya.

Kakek Liang merasa terharu sekaligus senang karena mereka menyukai pangsit buatannya. Mereka semua makan pangsit dengan perasaan penuh kehangatan serta kebahagiaan.

...****************...

Keesokkan harinya Rui sudah disekolah dan sedang duduk melamun sendirian di bangku penonton yang ada di lapangan sekolah. Deng Yīn tiba-tiba datang tanpa suara dan mengagetkannya. Lamunan Rui seketika buyar karenanya.

"RU…UU…I," gentak Deng Yīn sambil menepuk pundaknya.

Rui kaget "Kamu rupanya," katanya.

Deng Yīn lalu duduk disebelah Rui "Ada apa?" tanyanya.

"Aku sedang bingung, aku tak suka dengan pilihan klub di sekolah ini. Aku tak ada minat untuk ikut salah satu dari mereka," jelasnya.

"Aku sudah memilih untuk masuk klub basket, kamu ikut saja temani aku," tawarnya.

"Aku kan sudah bilang aku tak ada niatan sama sekali," jelasnya lagi.

"Iya juga ya," celetuknya.

Mereka berdua jadi menghela nafas bersama. Tiba-tiba Rui seketika mendapat ide.

"Bagaimana kalau aku menginginkan klub ku sendiri?" tanyanya bimbang.

"Klub sendiri sepertinya bagus," ucap Deng Yīn menyetujui.

"Benarkah, tapi apakah boleh?" tanyanya.

"Aku juga tak tahu coba kamu tanya kak Dan. Dia ketua OSIS disini. Program ini kan dibuat olehnya," sarannya.

"Kamu kenal dengannya," tebak Rui.

"Tentu saja di tetanggaku, Tapi…" katanya namun berhenti.

"Tapi apa?" tanyanya.

"Aku tak begitu mengenalnya, tapi aku tahu dia ada dimana sekarang," katanya lagi.

Rui tak bertanya lagi ia sudah tahu maksud Deng Yīn, yaitu ruang OSIS. Kan Dan yang dimaksud temannya itu pasti ada disana. Rui pun bergegas menuju ke ruang OSIS untuk mengutarakan idenya itu.

Ia sudah sampai didepan pintu ruang OSIS. Namun Rui ragu untuk membukanya. Seseorang dari belakang tiba-tiba mengejutkan dirinya.

"Apa yang kamu cari?" tanyanya.

"Aku sedang mencari ketua OSIS disini, kalau tidak salah namanya Xia Dan," jelasnya sopan.

"Oh kamu mencari ku," ucapnya.

"Kak Xia Dan," tebaknya.

"Ya itu aku," katanya mengangguk.

"Syukurlah," ucapnya lirih.

"Ada apa?" tanyanya. "Ayo masuk," ajaknya juga.

Rui duduk dan mulai berbicara soal idenya itu.

"Begini Kak aku ingin usul apa boleh aku memilih untuk membuat klub ku sendiri," katanya sedikit tak yakin.

"Tentu saja. Malahan itu usul yang bagus," ucapnya setuju.

Rui kaget karena idenya disetujui begitu saja tanpa pertimbangan apa pun.

"Benarkah. Syukurlah" ucapnya lega.

"Jika kamu ingin ruangan klub, aku bisa membantumu menyiapkannya," tawarnya tiba-tiba.

"Apakah boleh?" tanyanya memastikan.

"Tentu saja ide bagus begini jangan diabaikan kan," pujinya sambil tersenyum kecil.

"Ngomong-ngomong kamu ingin membuka klub apa?" tanyanya karena lupa bertanya tadi.

"Oh iya aku lupa," celetuk Rui pelan. "Aku ingin membuka Klub Detektif, Bagaimana menurut kakak?" kayanya sambil menanyakan pendapat pada kak Xia Dan.

"Klub detektif ya sepertinya seru," celetuknya.

"Itu bagus, tapi kamu perlu anggota" sarannya.

"Kalau itu, aku akan berusaha mencarinya" ucapnya yakin.

"Baiklah. Semangat!," katanya sambil menyemangati usaha Rui itu.

"Terimakasih kak," ucapnya senang.

"Kalau begitu aku pergi dulu," pamitnya.

Rui berjalan keluar namun dibelakang Kak Xia Dan sepertinya sedang tersenyum sinis dengan raut muka yang berbeda dengan tadi.

Rui keluar dengan perasaan senang. Namun ia masih heran kenapa Kak Xia Dan setuju begitu saja ditambah lagi ia ingin membantunya. Mungkinkah Kak Xia Dan itu kenalannya dulu atau mungkin juga itu karena ide Rui yang terlalu bagus.

Akhirnya Rui telah berhasil mengutarakan idenya dan merasa lega. Sekarang ia hanya perlu mencari anggotanya saja untuk ikut bergabung di Klub Detektif miliknya itu.

Bersambung...…

Terpopuler

Comments

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 Ney Maniez ❤

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 Ney Maniez ❤

hati2 riu ka xia ad mksd trtentu sprtinya 🙄🙄🤔🤔

2023-12-13

0

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎●⑅⃝ᷟ◌ͩ

🟡ᴳᴿ🐅⍣⃝ꉣꉣ𝕬ⁿᶦᵗᵃ🤎●⑅⃝ᷟ◌ͩ

wah Riu selamatnya akhirya di setujuin oleh ketua osis Kak Xian Dan
mudah2an kecurigaan mu salah krn Kak Xian Dan langsung menyetujui pendapatmu tentang membuka klub detektif
Semangat lah Riu awal pembukaan pasti akan agak sulit

2023-12-05

1

Ney Maniez

Ney Maniez

sprtiny c ketua OSIS menyepelekan niat c rui🤔🤔🤔

2023-12-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!