Sekolahku Ada Hantu Tampan?
Hore! hore! hore!
Semua orang bersorak bahagia kepadaku, bahkan sekumpulan orang mengangkat tubuhku dan melemparnya ke atas secara berulang-ulang. Terlihat wajahku yang bahagia, dan orang lain turut berbahagia melihat ku bahagia. Apa yang sedang mereka rayakan? kenapa mereka seheboh itu? tentu saja karena ini adalah hari terakhir kami sekolah di sini.
Yang artinya kami sudah lulus dari SMP dan harus melanjutkan jenjang pendidikan kami ke SMA. Tapi apa yang membuat mereka lebih heboh lagi? itu karena aku dinyatakan sebagai lulusan murid terbaik di sekolah itu. Kalau kalian melihat banyak sekumpulan piala yang tertulis juara satu di lemari kaca sekolah yang di pajang di koridor sekolah. Itu semua adalah hasil pencapaian ku yang ku berikan kepada sekolah ini.
Ya itu semua adalah hasil kerja kerasku selama bersekolah disini. Aku adalah murid yang teladan dan pekerja keras, dan sejak menempati kelas 1 SMP sampai lulus pun aku selalu menjadi peringkat ke 1 di sekolah. Rasanya semua hal baru yang ku pelajari di sekolah tidak ada apa-apanya bagiku. Karena otakku cepat memahaminya, tanpa mempelajarinya untuk kedua kalinya.
Sampai-sampai aku sangat berharap kalau kepintaran ku ini ingin di kalahkan oleh seseorang suatu saat nanti. Harapan itu ada pada SMA yang akan ku tempati nanti, aku tak bisa berhenti membayangkan seseorang yang lebih hebat dariku akan mengalahkan aku, aku pasti akan menjadikan dia rival sejatiku di sekolah.
Seusai acara perpisahan itu terlaksanakan, aku naik ke atas Rooftop sekolahku untuk melihat-lihat sekolah ini sebelum aku benar-benar akan meninggalkan sekolah ku. Sekolah yang akan menjadikan kenangan indah bagiku ini, aku akan memuaskan diri dengan memandang lingkungan sekolah ku dari atas.
Plak! plak! Seseorang memukulku dengan cukup keras.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang menyebalkan datang kepadaku dengan senyuman yang menjengkelkan, "Lisa apa yang kau lakukan disini? kenapa kau tidak ikut bermain air bersama kami?" ucap orang yang menyebalkan itu.
Ya, meski dia menyebalkan, dia adalah satu-satunya sahabatku yang setia menemaniku dari kecil. Namanya adalah Merie Roxy, dia tinggal bersebelahan dengan rumahku, itulah kenapa takdir membuatku dan dia menjadi sahabat sampai saat ini. Meski dia menjengkelkan, tapi dia adalah teman yang terbaik dari semua teman yang ku punya hingga saat ini.
Ah benar juga... sepertinya aku belum memperkenalkan diriku. Namaku, Lisa Martinez, aku adalah anak orang kaya yang ayahku adalah seorang pemilik perusahaan besar di kota besar. Lalu ibuku adalah seorang rumah tangga, aku hidup dalam keluarga yang damai dan tenang.
"Hei! kenapa kau diam saja!" teriak Merie di telingaku dengan sangat keras.
"Aww! kenapa kau berteriak di telingaku!" teriakku dengan wajah yang kesal.
"Apa kau tidak dengar apa yang ku katakan sebelumnya!" teriak Merie yang sikapnya semakin menjadi-jadi. Ukh, dia memang benar-benar orang yang menyebalkan, aku harus menahan diri untuk berhadapan dengan orang sepertinya.
"Memangnya apa yang kau katakan?" ucapku dengan wajah datar.
"Apa kau serius!?" ucap Merie yang akhirnya mengulang perkataannya kembali dan berniat untuk mengajakku turun ke bawah dan bermain bersama dengan yang lainnya. Memang terlihat seru bermain basah-basahan dan bersenang-senang dengan teman di hari perpisahan. Tapi bagiku di hari perpisahan yang kulakukan berbeda dengan kebanyakan orang.
Aku lebih memilih untuk tetap berdiri disini sambil mengingat semua kenangan yang pernah terjadi selama aku bersekolah disini, "Tidak, karena mungkin saja sekolahnya akan banjir. Jadi lebih baik aku berada di atas sini agar aman" ucapku dengan perkataan yang berisi omong kosong.
"Itu tidak mungkin terjadi! huh... ayolah! kita harus bersenang-senang" ucap Merie yang terus memaksaku dengan begitu keras.
"Huft... baiklah, sebentar saja" ucapku yang terpaksa menuruti keinginannya, sumpah... aku melakukan ini karena terpaksa. Karena aku sudah berpengalaman berteman dengan manusia ini. Jika dia menginginkan sesuatu maka pasti akan terkabul dan kalau tidak terkabul dia akan melakukan berbagai cara yang licik agar keinginannya terkabul.
Bisa-bisa kalau aku tak menuruti keinginannya saat ini. Dia pasti akan mempermalukan ku di depan umum seperti yang dia lakukan saat SD kelas 4. Itu adalah pengalaman ku yang terburuk saat itu karenanya. Hingga akhirnya aku trauma dan akan mengabulkan semua permintaan yang dia inginkan.
Begitu aku turun dan sudah sampai di Medan tempur perang air. Dalam sekejap mata sudah ada saja seseorang yang berani melemparkan aku balon air yang pecah di wajahku. Terdengar suara tawa jahat dari seseorang yang melemparkan ku balon air itu.
"Huwahahahaha! lihat wajahmu! haha! aku tak bisa berhenti tertawa!"
Rasanya amarahku ingin meledak dan seketika aku memiliki niat untuk membunuh orang yang sedang menertawai ku itu. Kemudian tiba-tiba saja Merie memberikan ku sebuah senjata air yang sangat besar. Air yang dihubungkan itu berasal dari keran sekolah sehingga menghasilkan dorongan air yang sangat luar biasa keluar dari senjata air itu.
"Fred Wilson! semoga kau mati dengan ini!" teriakku sambil menembaki dia dengan senjata air. Lantas Fred orang yang melempar bola air tepat di wajahku itu berlari dengan kencang. Tentu saja aku mengejarnya, karena percuma saja dia menghindar karena serangan ku akurat di tambah dengan tegangan air yang sangat besar.
Tapi... apa yang ada di belakang tubuh Fred!? kenapa dia membawa kantung hitam besar di punggungnya. Hingga akhirnya dia mengeluarkan senyuman jahat, "Kematian mu sudah tiba, nona..." ucap Fred Wilson yang mengambil balon air dari karung hitam di punggungnya dan melemparkannya ke wajahku dengan bertubi-tubi.
Cplash! plack! bum! balon air itu bukanlah sekadar balon air biasa. Entah kenapa begitu balon itu pecah di wajahku rasanya berbeda dengan serangan balon air pertama darinya. Setelah ku perhatikan sekujur tubuhku, barulah aku menyadari kalau itu bukanlah air. Akan tetapi balon itu berisi lumpur kotor dan disitulah aku menyerah.
Bruk! aku menjatuhkan diri dan menangis, "Huwaaaaaa!" tangisku dengan kencang yang membuat orang-orang kebingungan dengan apa yang terjadi. kemudian mereka menemukan ku dalam keadaan tubuh yang penuh dengan lumpur. Mereka menahan tawa dan ada juga yang merasa kasihan, lalu mengangkat tubuhku dan membantuku membersikan lumpur itu dengan senjata air yang masih ku pegang.
"Siapa yang membuatmu seperti ini?" ucap seseorang yang membantuku membersihkan lumpur ini dari tubuhku.
Lalu Merie segera menjawab dengan lantang, "Ini semua karena... eh!? sialan kau Fred Wilson!" teriak Merie setelah melihat kalau Fred melarikan diri dari kerumunan banyak orang setelah memperlakukan ku seperti ini. Semua orang menghela nafas setelah mengetahui siapa yang melakukan perbuatan seperti ini kepadaku.
Apa yang membuat mereka menghela nafas seperti itu? itu karena tingkah laku buruk Fred Wilson sudah terkenal di sekolah ini sebagai murid yang nakal dan usil. Dia adalah orang yang benar-benar ingin ku bunuh sebelum Merie karena tingkahnya yang tak kalah menyebalkan
Kemudian aku dan Merie pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dari lumpur. Aku benar-benar tak menyangka kalau akan terjadi hal seperti ini. Ini benar-benar hari yang sangat menyebalkan. Aku benar-benar menyesal sekali karena telah menuruti permintaan Merie.
"Aku minta maaf soal itu, hehe" ucap Merie dari luar kamar mandi yang memegang baju ganti untukku yang ia dapatkan dari meminjam ke ruang BK.
"Aawaargh!" teriakku karena sudah tidak bisa berkata-kata lagi untuk melampiaskan amarahku saat ini sambil menghajar pintu kamar mandinya dari dalam.
"Sepertinya dia benar-benar marah" gumam Merie sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Setelah membersihkan diri aku di bawa ke UKS karena bersin-bersin setelah mandi. Aku harus berbaring sementara di sini sampai sore hari, itu adalah waktu pulang sekolah. Tapi saat ini masih siang hari, matahari tepat berada di atas. Sepertinya aku harus menghabiskan waktu yang membosankan disini sampai sore hari.
"Baiklah karena kau sudah minum obat, kau harus tidur disini. Aku masih ingin bermain air bersama yang lainnya dan kau tidak perlu khawatir kalau kau akan tertidur nyenyak disini. Karena aku akan datang membangunkan mu setelah waktunya pulang sekolah" ucap Merie yang terlihat tidak sabar ingin membuat orang lain basah, kemudian dia pergi meninggalkan ku disini sendirian.
Hah... rasanya sangat membosankan sekali, sepertinya aku tidak bisa tidur dengan tenang karena amarahku masih belum reda. Tapi mau tidak mau aku harus segera tidur setelah minum obat, karena sepertinya obat ini mengandung kantuk. Krieet... kemudian terdengar seseorang yang masuk ke dalam UKS.
Aku tak mempedulikannya dan tetap memejamkan mataku. sampai akhirnya orang yang masuk itu duduk di pinggir kasur kakiku dan mataku seketika langsung terbuka karena aku tahu siapa orang itu. Tentu saja... dia adalah Fred Wilson, dia duduk sambil memandangku dengan wajah datar. Mungkin akan terjadi sesuatu yang tidak ku sukai lagi, aku benar-benar ingin cepat pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Sandisalbiah
mungkin si Fred ini suka dlm diam..
2024-11-14
0
tambahan bunga sudah kuberikan
2023-03-29
0
°•°
yah terkadang punya teman yang menyebalkan itu tidak terlalu buruk
2023-01-07
1