My Perfect Bestie, No! Husband!

My Perfect Bestie, No! Husband!

Prolog

Tasya tidak menyangka kalau sahabat kecilnya kini telah naik pangkat menjadi suaminya. Hal yang awalnya tidak pernah terpikirkan sebenarnya. Dulu bagi Tasya, dia hanya ingin meng-keep seorang Aldo Prayoga selamanya menjadi sahabat. Tapi takdir mengatakan kalau dia harus meng-keep Al menjadi pasangannya.

Acara pernikahan yang cukup mewah itu berhasil dan berjalan lancar berkat dukungan keluarga dan orang-orang terdekat mereka.

Kini keduanya tengah berada di mobil pengantin, mereka tidak menginap di mana-mana karena besok sore akan langsung pergi bulan madu ke Lombok, tempat impian Tasya.

"Kamu cantik," puji Al pada istrinya.

"Aku sampai bosen tau dengernya. Coba kamu hitung, udah berapa kali kamu bilang aku cantik?" Tanya Tasya yang kini menatap pada Al.

"Habis kamu cantik banget, sini aku cium." Al mendekatkan wajahnya pada Tasya, namun dengan sigap Tasya menutup bibir Al agar tak menyentuhnya.

Al melepaskan tangan Tasya dari bibirnya. "Kenapa gak boleh?"

"Nanti diliatin supirnya," ucap Tasya setengah berbisik.

Aneh sekali bukan? Tadi saat pesta dansa Al menciumnya di depan banyak orang tapi dia malah senang, sekarang dia menolak dengan alasan takut dilihat oleh supir. Memang Tasya saja yang begini.

"Tadi di depan banyak orang gak malu?" Sindir Al.

"Beda, nanti aja kalau mau."

"Nanti kapan?" Tanya Al setengah menggoda.

"Nanti di rumah, Al!" Tegas Tasya yang nampak takut dengan tatapan suaminya.

Al terkekeh lalu membawa Tasya dalam pelukannya. Kalau dipikir-pikir perjuangan mendapatkan Tasya itu memang tidak mudah, tapi sekarang dia lega karena Tasya sudah menjadi miliknya.

Pukul setengah sebelas malam, akhirnya mereka sudah sampai di kediaman Al. Yang lain belum sampai karena mereka masih harus mengurus beberapa hal di sana.

Tasya dan Al keluar dari mobil pengantin mereka. Namun saat mereka memasuki rumah tiba-tiba Tasya meringis. "Awww shhh sakit."

Al yang panik langsung mengikuti arah tangan Tasya yang kini memegang kedua kakinya. "Kamu kenapa?"

"Kaki aku sakit banget, lecet doang kayanya. Ayok," ajak Tasya lagi, dia ingin cepat-cepat ke kamar, badannya sudah remuk semua sepertinya.

Al sih menurut saja, tapi dia cukup gerah melihat jalan Tasya yang sedikit aneh. Jadilah dia langsung menggendong Tasya e brydal dan menaiki tangga.

"Ihh padahal aku bisa jalan sendiri," ucap Tasya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Nanti tambah sakit, Sya. Tambah lecet nantinya, nurut aja sama suami!" Kata Al tegas.

"Yaudah iya suami." Tasya tersenyum lalu membantu Al membuka pintu kamar. Tasya sedikit heran dengan susunan kamar Al sekarang. Kenapa jadi banyak bunga-bunga di sana? Nuansanya juga jadi seperti di film horor menurut Tasya, lampunya yang mati hanya mengandalkan pencahayaan lilin.

"Ini kita disuruh ngepet kah?" Tanya Tasya polos saat Al mendudukkannya di tepi ranjang.

Al terbahak mendengar ucapan Tasya. Bisa-bisanya Tasya berpikir kejauhan ke sana. "Kenapa bisa mikir mau ngepet?"

"Ya kamarnya gelap, banyak lilin sama bunga. Kaya mau ngepet aja gitu loh," jawab Tasya seadanya.

"Kalau kata orang-orang ini namanya romantis," ucap Al sembari mengelus puncak kepala Tasya.

Tasya menyerngit, boro-boro romantis. Yang ada dia tidak mau berada di kamar ini karena seperti di film horror menurut Tasya.

"Ini kita harus tidur di sini?" Tanya Tasya yang mengadahkan kepalanya pada Al.

Al mengangguk. "Iyalah, mau di kamar Zea?"

Tasya menggeleng cepat, tapi dia juga was-was sih. Al memperhatikan wajah bingung Tasya. "Kenapa, Tasya?"

"Serem, kamu tau sendiri aku kalau tidur gak bisa dimatiin lampunya," ucap Tasya.

Al terdiam, oh iya dia lupa. Ya tidak masalah sih sebenarnya, Al juga tidak tau kenapa kamarnya harus di hias seperti ini oleh orang-orang rumah, menciptakan suasana romantis tentulah Al jagonya tanpa perlu properti apapun.

Al menyalakan lampunya, mereka berdua akhirnya sibuk mematikan dan memindahkan lilin-lilin itu ke meja. Memang seperti anak kecil kalau dihitung dari usia mereka yang sudah menginjak 24 tahun.

"Hahahaha seru banget," kata Tasya sambil tertawa, tapi sambil meringis juga karena masih belum melepas Hells nya.

Al mengusak kepala istrinya yang sudah kembali duduk di tepi ranjang. Perlahan dia membantu Tasya membuka heels yang sudah membuatnya menderita beberapa jam kebelakang.

Benar saja, kakinya memang sudah lecet. Al sampai ikut meringis melihatnya. "Yaudah kamu mandi dulu sekarang. Nanti aku obatin kakinya."

Tasya mengangguk, dia menurut saja. Lagian tubuhnya ini sudah terasa lengket kalau dipikir-pikir. Tasya tentunya tidak akan nyaman dengan kondisi seperti ini.

Namun sejenak Tasya berpikir, dia harus pakai baju apa malam ini? Dia belum memindahkan bajunya ke sini, lagi pula Al bilang kalau mereka akan pindah ke rumah baru setelah pulang bulan madu.

"Al, aku pake baju apa? Aku gak bawa baju," ucap Tasya.

"Oh, kata bunda udah disiapin di kamar mandi. Kamu pakai aja, aku juga mau bersih-bersih di kamar mandi luar biar lebih cepet."

"Oh, oke." Tasya tersenyum sekilas dan berjalan ke arah kamar mandi. Sementara Al berjalan ke lemari untuk mengambil handuk dan juga pakaiannya.

Namun tiba-tiba. "ALLLLL." Teriak Tasya dari kamar mandi.

Al menyerngit dan langsung saja menyusul ke kamar mandi yang belum dikunci. "Kenapa?" Tanya Al panik.

"Aku gak bisa buka gaunnya," kata Tasya yang kini masih mencoba meraih sleting belakangnya.

Al terkekeh. Dasar gadis mungil, tangannya terlalu pendek memang untuk meraih sleting yang cukup menyulitkan pemakainya.

Al semula biasa saja, tapi sial. Kenapa saat dibuka tidak ada penghalang lagi? Kini hanya terlihat dalaman dan juga punggung mulus milik Tasya yang ada di hadapannya.

Al menarik napasnya, berusaha menahan pikiran-pikiran aneh yang bermunculan. Tidak bisa nih kalau dia berlama-lama di sini. "Dasar mungil, yaudah cepet mandinya. Pakai air hangat!"

"Iya-iya, Bapak Negara," ucap Tasya sambil tersenyum dan menahan bagian depan gaunnya saat menatap Al.

Al mengecup kening Tasya sekilas lalu keluar kamar mandi. Setidaknya dia bisa bernapas lega sekarang. Ya Al lelaki normal, siapa coba yang tidak panas dingin kalau disuguhkan yang seperti itu.

Biasanya Tasya akan berlama-lama di kamar mandi, dia juga ingin berendam sebenarnya, tapi mengingat ini hampir jam sebelas malam membuat Tasya bergidik ngeri kalau sampai Al memarahinya karena kelamaan di kamar mandi, jadi dia hanya mandi biasa dan juga membilas rambutnya karena tadi sedikit dipakaikan hairspray.

Selesai mandi, Tasya langsung mengeringkan rambut dan juga tubuhnya. Dia melihat pakaian yang sudah tersedia di sana. Ya Tasya senang jadi dia tidak harus pulang dulu ke rumah.

Dia memakai pakaian dalamnya, namun saat akan memakai baju yang tersedia di sana matanya terbelalak. Baju berenda tipis dan dari segi mana pun kalau Tasya pakai jelas akan terlihat bagian dalam tubuhnya.

"ALLLLLLLL!!" Teriak Tasya lagi.

Al yang baru saja membuka pintu kamarnya kembali kaget, apalagi yang membuat Tasya teriak jam segini? Untung saja yang lain belum sampai rumah, coba kalau mereka ada?

Apa yang mereka pikirkan tentang Al? Menyiksa istrinya di malam pertama? Ahhh ya beginilah nasib menjadi seorang suami Tasya.

Al mengetuk kamar mandi yang masih terkunci, lalu pelan-pelan Tasya membuka dan menatapnya dari celah pintu.

"Kenapa, Sya? Kenapa lagi?" Keluh Al.

"Itu Bunda kenapa kasih bajunya kaya kurang bahan sih, Al. Aku pinjem baju kamu aja deh atau apa kek, masa aku pake baju ini maluuuu," rengek Tasya sembari mengulurkan baju yang dia dapat di dalam pada Al tapi masih menahan pintunya.

Al menyerngit dan melihat baju yang Tasya berikan. Al terkekeh, dia tau nih kalau Bundanya sengaja memberikan pakaian itu untuk Tasya. Ya kalau Tasya tidak nyaman Al bisa apa? Malam pertama kan harus mengutamakan kenyamanan keduanya.

"Kok kamu ketawa sih, Al!" Kesal Tasya.

"Maaf-maaf, bentar baju kamu kalau gak salah ada di sini."

Al berjalan ke arah lemari, tak lupa menyimpan baju haram itu di sana, Tasya akan kembali berteriak kalau tidak disembunyikan. Cukup membuat penging telinga masalahnya.

"Nah ketemu." Tasya memang sering menginap, ya itulah kegunaannya sekarang. Baju yang tertinggal bisa dia pakai.

Al memberikan hotpant yang biasa Tasya pakai saat bersantai di rumah dan juga baju kaos oversize miliknya. "Nih, cepet pake. Nanti masuk angin."

Tasya mengangguk dan segera kembali masuk setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan. "Makasih."

Tasya bernapas lega, nah kalau begini kan aman. Tubuh yang sudah segar ditambah dengan pakaian yang nyaman. Dia bisa tidur pulas kalau seperti ini.

Al tersenyum, sungguh. Sepertinya ini malam pertama teraneh yang pernah dia dengar. 

Terpopuler

Comments

golddiamond

golddiamond

salam kenal ya kak

2022-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Drama Malam Pertama
3 Pagi Pertama
4 Anything For You
5 Panggilan Baru
6 Aruna Menyebalkan
7 Malam Pertama (?)
8 Saling Cemburu
9 Malam Panjang
10 Perlakuan Istimewa
11 Pulang Honeymoon
12 Deeptalk
13 Rumah Baru
14 Wahana Intership
15 Pengarahan
16 Merasa Insecure
17 Hari Pertama Intership
18 Pembicaraan Suami Istri
19 Kejadian Tak Terduga
20 Penenang Segala Resah
21 Kecurigaan Al
22 Gaji Pertama
23 Sosok Suami Pengertian
24 Masa Lalu Yang Mengganggu
25 Perseteruan Pagi Hari
26 Parfum Baru, Suasana Baru
27 Kompak Sebagai Rekan Kerja
28 Perpisahan Sementara
29 Permintaan Tante Rena
30 Siapapun Penganggunya, Kita Akan Selalu Sama-Sama
31 Awal Kehidupan Yang Sebenarnya
32 Welcome Arka
33 Pembahasan Soal Anak
34 Pakaian Menggoda!
35 Mendadak Banyak Aturan!
36 Makan Malam Romantis
37 Selamat Berjuang!
38 Pembahasan Soal Pekerjaan
39 Wawancara Kerja
40 Hi, I'm Doctor!
41 Pasangan Dokter Muda
42 Siklus Yang Sama
43 Luapan Emosi
44 Kehamilan
45 USG Pertama Kali
46 Perasaan Bahagia Menjadi Orang Tua
47 Suami Siaga Idaman Ibu Komplek
48 Kejutan Untuk Keluarga
49 Kebencian Yang Masih Bersarang
50 I LOVE YOU PAK ARKAN.
51 Berbeda Haluan Dengan Radit
52 Kondisi Mental Tasya
53 Konsultasi Kejiwaan
54 Dilema Radit
55 Skizofrenia
56 Martabak Keju
57 Digoda Habis-Habisan
58 Berusaha Agar Tetap Baik
59 Umi dan Abi
60 Provokasi
61 Prahara Rumah Tangga
62 Angkasa Si Paling Pengertian
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog
2
Drama Malam Pertama
3
Pagi Pertama
4
Anything For You
5
Panggilan Baru
6
Aruna Menyebalkan
7
Malam Pertama (?)
8
Saling Cemburu
9
Malam Panjang
10
Perlakuan Istimewa
11
Pulang Honeymoon
12
Deeptalk
13
Rumah Baru
14
Wahana Intership
15
Pengarahan
16
Merasa Insecure
17
Hari Pertama Intership
18
Pembicaraan Suami Istri
19
Kejadian Tak Terduga
20
Penenang Segala Resah
21
Kecurigaan Al
22
Gaji Pertama
23
Sosok Suami Pengertian
24
Masa Lalu Yang Mengganggu
25
Perseteruan Pagi Hari
26
Parfum Baru, Suasana Baru
27
Kompak Sebagai Rekan Kerja
28
Perpisahan Sementara
29
Permintaan Tante Rena
30
Siapapun Penganggunya, Kita Akan Selalu Sama-Sama
31
Awal Kehidupan Yang Sebenarnya
32
Welcome Arka
33
Pembahasan Soal Anak
34
Pakaian Menggoda!
35
Mendadak Banyak Aturan!
36
Makan Malam Romantis
37
Selamat Berjuang!
38
Pembahasan Soal Pekerjaan
39
Wawancara Kerja
40
Hi, I'm Doctor!
41
Pasangan Dokter Muda
42
Siklus Yang Sama
43
Luapan Emosi
44
Kehamilan
45
USG Pertama Kali
46
Perasaan Bahagia Menjadi Orang Tua
47
Suami Siaga Idaman Ibu Komplek
48
Kejutan Untuk Keluarga
49
Kebencian Yang Masih Bersarang
50
I LOVE YOU PAK ARKAN.
51
Berbeda Haluan Dengan Radit
52
Kondisi Mental Tasya
53
Konsultasi Kejiwaan
54
Dilema Radit
55
Skizofrenia
56
Martabak Keju
57
Digoda Habis-Habisan
58
Berusaha Agar Tetap Baik
59
Umi dan Abi
60
Provokasi
61
Prahara Rumah Tangga
62
Angkasa Si Paling Pengertian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!