Takdir Cinta Preman Sholeh

Takdir Cinta Preman Sholeh

Bab 1 Di minta pulang

''Assalamualaikun Mang Ustad" sapa seorang santri,yang datang tiba-tiba.

"Wa'alaikumsalaama,ada apa Mang?"jawab Zain singkat.

(Mamang/mang adalah panggilan untuk para santri laki-laki baik muda ataupun yang lebih tua)

"Mang Ustad di panggil Abah Yai, katanya ada telepon dari Pamannya Mang Usttad.'' ujar Mang santri.

"Oh, ya sudah nanti saya menemui Abah sebentar lagi.'' jawab Zain lagi.

Mang santri itupun kembali ke rumah Abah Yai setelah pamit kepada Zain.

Sementera,ia sendiri menutup pengajian itu dan lekas pamit kepada santri juniornya untuk menemui Abah Yai.

"Assalamualaikum Abah.'' ucap Zain sambil berdiri di depan pintu yang terbuka.

"Wa'alaikumsalam warohmatullah.'' jawab seorang lelaki sepuh dengan tampilan berkharisma,duduk di ruang tamu.

"Masuklah." sambung Abah Yai.

Zain pun masuk sambil membungkukan badannya menyalami tangan Sang guru kemudian mencium punggung tangannya dengan takjim, lalu dia pun duduk di bangku berhadapan dengan Gurunya di antara meja.

"Ini, ada telpon dari Pamanmu, katanya ada sesuatu yang penting yang ingin pamanmu bicarakan." kata Abah Yai sambil menyerahkan handphonnya.

Zain pun menerima hp itu dari tangan Gurunya.

"Assalamualaikum Paman, bagaimana kabar Paman?" Zain memulai pembicaraan.

"Wa'alaikumsalam warohmatullah. Alhamdulillah Paman baik-baik saja, kamu sendiri bagaimana kabarnya di pondok?" ujar sang Paman di sebrang sana.

"Alhamdulillah saya juga baik-baik saja Paman, oh ya, ada apa Paman tiba-tiba menelepon, ada sesuatu yang penting kah?"kata Zain to the point.

"Begini Zain, besok Paman harap kamu bisa pulang dulu, ada sesuatu yang ingin Paman amanahkan ke kamu, Paman juga sudah minta ijin ke Gurumu dan sepertinya Beliau mengijinkan." jawab Sang Paman di sebrang sana.

"Amanah apa Paman, apakah ada kaitannya dengan Ibuku, bukankah ibu baik-baik saja?" tanya Zain menghawatirkan kondisi Ibunda 'nya.

"Jangan khawatirkan ibumu, Ibu 'mu baik - baik saja. Ini masalah Paman sendiri. Ya sudah kalu begitu Paman tunggu besok kepulanganmu, dan salam untuk Abah Yai, paman sedang banyak urusan. Assalamualaikum." tut tut tut!!! sang Paman mengahiri panggilan sepihak di seberang sana.

"Wa'alaikumsalam.'' Zain pun menurunkan telpon dari teling kananya, dengan berbagi macam pertanyaan di benaknya.

"Abah bagimana ini?saya di suruh pulah oleh Paman, katanya ada amanah yang akan beliau sampaikan." katanya setelah mengakhiri telpon dengan Pamannya.

"Ya sudah,pulanglah dulu,mungkin Pamanmu ada sesuatu yang penting denganmu, paman 'mu juga sudah izin ke Abah jadi ya terserah kamu. Abah izinkan ko, tapi jangan lama-lama ya." ujar Abah Yai memberikan izin.

"Baiklah Abah, karena ini baru jam dua siang, saya langsung pulang sekarang saja Bah.'' lanjut Zain.

"Ya sudah, nanti Abah suruh salah satu santri untuk mengantarkanmu pulang. Bagimana?" tanya Abah Yai.

"Tidak perlu Bah, saya naik angkot saja, bukankah setelah ini ada pengajian kitab kuning, kasian nanti santri yang mengantarkan saya tidak bisa ikut pengajian Abah." kata Zain merasa tidak enak hati.

"Ya sudah hati-hati di jalan, sampaikan salam dari Abah untuk Pamanmu." lanjut Abah Yai.

"Insha Allah Bah. Oh iya, tadi juga Paman menghaturkan salam pada Abah Yai sebelum beliau menutup telponnya." smbung Zain lagi.

"Ya sudah kalau begitu salamkan balik pula dari Abah." ucap Sang Kiyai.

Zain pun segera menyambut tangan Sang Kiyai, ketika Kiyai mengulurkan tangan kanannya terlebih dulu kemudian mencium punggung tangan Kiayai deng takzim.

"Kalau bgitu saya pamit Abah. Assalamuaalaikum." ujar Zain sambil membalikan badannya menju kearah pintu.

"Wa'alaikumsalam.'' ya sudah hati-hati, jangan lupa pula haturkan salam untuk Ibumu." kata Abah Yai lagi.

"baik Bah." sambut Zain.

Zain pun bergegas menuju pondoknya untuk mengambil beberapa baju untuk di bawanya pulang.

Setelah itu, Zain pun berpamitan kepada beberapa santri yg bertemu dengannya ketika akan menuju pintu gerban Pondok untuk menunggu mobil angkot.

Sepuluh menit kemudian sebuah angkot pun berhenti di depan Zain stelah melambaikan tangan sambil mengucapkan kata "kiri".

"Ke mana Mang?"ucap si sopir angkot.

"Langsung terminal ya bang." ujar Zain.

"Siaap Mang." kata supir dengan semangat.

Kurang lebih stengah jam perjalanan mobil angkot pun sudah tiba di terminal, kemudian Zain pun turun dari angkot lalu memberikan ongkosnya kepada si supir, ia pun lekas berpindah ke mobil Bus jurusan kota yang sedang menunggu penumpang penuh, setelah penumpang penuh mobi bus pun berjalan menuju kota.

Setelah kurang lebih dua jam perjalanan,bus pun tiba di sebuah lampu merah, entah lampu merah yg ke berapa yang sudah di lewati mobil bus itu. Zain pun turun setelah memberikan uang ongkos kepada kondektur.

Kemudian pemuda berusia dua puluh lima tahun itu berpindah ke jalur jalan sisi sebelah kiri, untuk menunggu angkot jurusan kampung halamannya.

Lima menit kemudian, sebuah mobil angkot berwarn biru berhenti di depannya.

Zain pun mebuka pintu sebelah kiri angkot itu, lalu duduk berdampingan dengan si sopir, sedangkan bangku di belakang sudah ada beberapa penumpang.

"Mau kemana Sep?" ujar sang sopir yang diperkira berusia empatpuluh lima tahunan, sambil menjalankan mobil angkotnya.

(Asep atau Ujang,adalah sapa'an untuk lelaki yang lebih muda).

"Simpang tiga Dukuh ya pak." jawab Zain singkat.

"Kayak 'nya Asep baru pulang dari pondok ya?" tanya Pak sopir karena melihat penampilan Zain yang memakai peci, kemeja serta sarung kotak-kotak yang ia kenakan sejak ia berangkat pulang dari pondok.

"Betul Pak saya baru pulang dari pondok." jawab 'nya singkat.

"Mondok di mana, dan sudah berapa lama kamu mondok?" ujar Pak supir sudah mulai keppo.

"Di Banten Pak, tepatnya di Pandeglang, sejak lulus SD dan Ayah saya meninggal, Paman saya mengantarkan saya mondok di sana, paling satu tahun sekali saya pulang ketika Hari Raraya Idul Fitri atau lebaran pak." jawab Zain panjang lebar.

"Lalu sekarang umurmu berapa?" tanya Pak supir lagi.

"Umur saya sekarang dua puluh lima tahun, ini juga saya pulang karena di telpon Paman di suruh pulang dulu." jawab 'nya kembali.

"Jangan-jangan kamu anaknya Almarhum Haji Abdullah. Guru ngaji yang di kampung Dukuh." ujar Pak supir menduga-duga.

"Betul pak." jawab Maher singkat. Namun...

CHEEET!!!.

Tiba-tiba mobil berhenti mendadak, membuat penumpang yang di belakang terkejut, tak terkecyali Zain, bahkan salah satu penumpang di belakang kepalanya kejedot jok bagian belakang Pak sopir.

"Pak Sopir, hati-hati dong bawa mobil, di kiranya kita barang apa, kita kan orang Pak. Mana lagi buru-buru lagi." kata salah satu penumpang dari arah belakang.

"Iya nih pak supir, kalu ngobrol sambil bawa mibil, jangan ngerem mendadak juga, kita semua kaget nih." ujar penumpang di belakang supir yang kejedot jok, sambil tangan kananya mengusap-usap kepalanya.

"Ya sudah, Pak sopir lanjutin lagi aja jalannya." ujar Maher merasa kurang enak hati pada para penumpang di belakang.

Kemudian sang sopirpun melanjukan kembali mobil angkotnya dengan perlahan.

''Jangan ngerem mendadak lagi Pak sopir.'' ujar seorang Ibu dari belakang.

''Iya iya. Bawel banget sih.'' jawab supir sedikit kesal.

Next,,, part 2.

Episodes
1 Bab 1 Di minta pulang
2 Bab 2 Pulang ke rumah
3 Bab 3 Pemintaan Paman
4 Bab 4 Ross kena skorsing
5 Bab 5 Restu Abah Guru
6 Bab 6 Markas Keamanan Pasar
7 Bab 7 Penyerahan jabatan
8 Bab 8 Zain dan Rossdiana
9 Bab 9 Marahnya Derry
10 Bab 10 Pertarungan Derry dan Zain
11 Bab 11 Kembali bertemu
12 Bab 12 Pembalasan Siska
13 Bab 13 Tidak memandang bukan tak mau
14 Bab 14 Derry dan Junaidi
15 Bab 15 Perjodohan
16 Bab 16 Pembalasan Siska 2
17 Bab 17 You My Herro
18 Bab 18 Permintaan Paman Yang Kedua
19 Bab 19 Ucup Si Bocah Pemikir
20 Bab 20 Dilemanya Zhain
21 Bab 21 Di Goda Janda Pasar
22 Bab 22 Keceriaan Rosdiana
23 Bab 23 Sambutan Calon Ibu Mertua
24 Bab 24 Syoknya Fatimah
25 Bab 25 Ma'afkan aku
26 Bab 25 Do'a Yang Menyentuh Hati
27 Bab 26 Maaf Yang Bersyarat
28 Bab 27 Ma'af yang bersyarat part 2
29 Bab 28 Ma'af Yang Bersyarat Part 3 Benih Cinta Nattaly dan Rudi
30 Bab 29 Hijabmu Ma'afku Untukmu
31 Bab 31 Derry Kena Mental
32 Bab 32 Derry dan Hidayah
33 Bab 33 Ajari Aku Sholat
34 Bab 34 Kekesalan Rossdiana
35 Bab 35 Renca Pertemuan
36 Bab 36 Ross dan Zhain
37 Bab 37 Kedunya salah tingkah
38 Bab 38 Taman Yang Romantis
39 Bab 39 Kena Prank Kekasih Hati
40 Bab 40 Syarat Cinta Dari Fatimah
41 Bab 41 Rossdiana dan Zhainab
42 Bab 42 Ross Bertemu Gurunya Zhain
43 Bab 43 Tato di lengan pelaku
44 Bab 44 Musuh Lama Bang Junet
45 Bab 45 Pria Berkaca Mata Hitam
46 Bab 46 Ancaman Jamess
47 Bab 47 Ross dalam Bahaya
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 Di minta pulang
2
Bab 2 Pulang ke rumah
3
Bab 3 Pemintaan Paman
4
Bab 4 Ross kena skorsing
5
Bab 5 Restu Abah Guru
6
Bab 6 Markas Keamanan Pasar
7
Bab 7 Penyerahan jabatan
8
Bab 8 Zain dan Rossdiana
9
Bab 9 Marahnya Derry
10
Bab 10 Pertarungan Derry dan Zain
11
Bab 11 Kembali bertemu
12
Bab 12 Pembalasan Siska
13
Bab 13 Tidak memandang bukan tak mau
14
Bab 14 Derry dan Junaidi
15
Bab 15 Perjodohan
16
Bab 16 Pembalasan Siska 2
17
Bab 17 You My Herro
18
Bab 18 Permintaan Paman Yang Kedua
19
Bab 19 Ucup Si Bocah Pemikir
20
Bab 20 Dilemanya Zhain
21
Bab 21 Di Goda Janda Pasar
22
Bab 22 Keceriaan Rosdiana
23
Bab 23 Sambutan Calon Ibu Mertua
24
Bab 24 Syoknya Fatimah
25
Bab 25 Ma'afkan aku
26
Bab 25 Do'a Yang Menyentuh Hati
27
Bab 26 Maaf Yang Bersyarat
28
Bab 27 Ma'af yang bersyarat part 2
29
Bab 28 Ma'af Yang Bersyarat Part 3 Benih Cinta Nattaly dan Rudi
30
Bab 29 Hijabmu Ma'afku Untukmu
31
Bab 31 Derry Kena Mental
32
Bab 32 Derry dan Hidayah
33
Bab 33 Ajari Aku Sholat
34
Bab 34 Kekesalan Rossdiana
35
Bab 35 Renca Pertemuan
36
Bab 36 Ross dan Zhain
37
Bab 37 Kedunya salah tingkah
38
Bab 38 Taman Yang Romantis
39
Bab 39 Kena Prank Kekasih Hati
40
Bab 40 Syarat Cinta Dari Fatimah
41
Bab 41 Rossdiana dan Zhainab
42
Bab 42 Ross Bertemu Gurunya Zhain
43
Bab 43 Tato di lengan pelaku
44
Bab 44 Musuh Lama Bang Junet
45
Bab 45 Pria Berkaca Mata Hitam
46
Bab 46 Ancaman Jamess
47
Bab 47 Ross dalam Bahaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!