Lantaran tidak ada reaksi yang berarti,Anjani kemudian setengah berteriak..
"Rosdiana Putri Devindra,,BANGUUUN." teriaknya meluapkan kekesalannya.
"Astaga!! Mami, aku masih ngantuk ni." ujar Putrinya bereaksi lantas duduk di atas kasur, sembari kedua tangannya mengucek-ucek kedua matanya.
"Ngantuk-ngantuk, kamu liat ini sudah jam berapa?, cepet mandi dan berangkat kuliah." omel Anjani, meski dengan suara yang pelan. Bukannya merespon apa yang di katakan Ibu 'nya, malah sang putri kembali merebahkan tubuhnya sambil memeluk bantal guling, lalu melanjutkan bobo cantiknya.
"Astagfirullahal'adziim!! Ya Allah sabarkan hati hambamu ini." gumam Anjani dalam hati, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ya sudah terserah kamu saja, jangan bangun sekalian." ujar Anjani merasa kesal.
Kemudian ia melangkah 'kan kakinya keluar dari kamar Sang Putri Tidur, untuk ke dapur menemui ART nya.
"Sudah mateng telurnya Sus?" ujar Anjani ketika melihat Susi sang ART sedang mencuci sayuran.
"Eh Nyonya, aku kira siapa?" jawab Susi setengah terkejut.
"Alhamdulillah sudah mateng Nyonya, tinggal ngupas sama goreng bumbunya aja " lanjut Susi lgi.
"Hadeuuh!!!, saya pusing Sus ngadepin anak semata wayang itu " ucap Aryani, curhat pada ART 'nya.
"Yang sabar ya Nyonya. Pada dasarnya Non Diana itu anak yang baik,hanya saja dia belum menemukan seseorang yang mampu membimbingnya, toh selama ini dia juga ga pernah berbuat yang berlebihan kecuali sifat Absurt nya " ucap Susi, menanggapi curhatan majikannya.
"Bukan bgitu Sus, cuma mau sampai kapan sifat dia begitu terus?. Terkadang saya bertanya pada diri sendiri, kenapa Allah menitipkan anak yang sangat susah di atur?, apakah karena dosa-dosaku?, tapi entahlah Sus, lama-lama jadi pusing juga mikirin tuh anak." ucap Anjani merasa lelah dengan kelakuan putri semata wayangnya itu.
"Doakan saja Nyonya,semoga suatu saat Nona Diana bisa berubah kepada yang lebih baik." timpal Susi kembali.
"Ya udah Sus, kita lannjut lagi masaknya." ucap sang Nyonya.
"Iya Nyonya, mari!!" jawab Susi kemudian.
Mereka berdua pun akhirnya di sibukan kembali dengan aktivitasnya di dapur, yang sempat terjeda oleh ulah sifat pemalasnya seorang ROSDIANA PUTRI DEVINDRA.
Ketika sang nyonya dan art 'nya menyiapkan menu masakan di atas meja makan, gawai si Nyonya pun bersuara, yang terletak di atas meja televisi di ruiang tamu, gegas Anjani pun menghampiri sumber suara.
Kring!!! kring!!! kring!!!.
"Assalamualaikum Pi. Tumben nelpon jam sgini, bukannya lagi jam sibuk kantor?" tanyanya, sambil menempelkan gawainya di salah satu telinganya.
"Wa'alaikumsalaam" jawab Devindra sang Suami di seberang sana.
"Mi, apa Diana ada di rumah?" lanjut Devindra, bukan 'nya menjawab pertanyaan sang Istri, malah ia balik bertanya.
"Ada Pi, udah Mamah bangunin berkali-kali, tapi ya begutulah anakmu Pih, pemalas." jawab Anjani, ketus.
"Jangan begitu Mi, Dia kan anak Mami juga, ya sudah sekarang tolong bangunkan dia, kalau masih belum bangun juga, di siram aja sekalian." tmpal Devindra di seberang telepon.
"Memangnya kenapa Pih?" tanya sang Istri.
"Suruh datang ke kantor Papi secepatanya, ya sudah Papi lagi sibuk, sebentar lagi ada miting. Assalamualaikum." pamit Deevindra, lalu memutuskan sambungan sepihak.
"Wa'alaikumsalam, eh tapi Pih." jawab Anjani sedikit kesal.
"Ada apa sih,tiba-tiba Nisa di suru ke kantornya Papi?" gumam Aryani membatin.
Setelah meletakan gawai 'nya ke tempat semula, Anjani pun bergegas menuju kamar Sang Putri, usai ia mebuka pintu kamar ia langsung mehampiri putrinya yang sedang tidur terlentang sambil mulutnya menganga.
"Astagfirullahal'adziim,, ni anak mau jadi apa kalu kerjaannya tiduuur mulu?" oceh Aryani. Ia pun segera meraih tubuh Putrinya, kemudian mendudukannya dan menggoyang-goyangkan tubuh Sang Putri, agar segera bangun.
Mau tak mau, akhirnya Ross pun membuka matanya, sementara rambutnya yang panjang dan hitam sudah acak-acakan tak beraturan.
"Ya ampun Mamaaa, ada apa sih di bilangin Ross masih ngantuk." ucap Rosdiana marajuk, sesekkali matanya merem melek.
"Sayang!!, sekarang bangun ya!, Papi memintamu untuk datang ke kantornya sekarang." timpal Anjani menjelaskan.
"Apa Ma, serius Papi nyuruh Ross ke kantor?"
"Iya sayaaang!, ya udah sekarang mandi gih!" ucap Anjani sambil tangan kanannya mencubit hidung putrinya kegemesan.
"Serius Ma?" tanya Ross lagi memastikan, terlihat ke dua matanya terbuka lebar.
Ia pun lekas bangkit dari duduknya,turun dari ranjangn, dan bergegas ke kamar mandi dengan terburu-buru.
"Asiik gue di suruh ke kantor Papi, itu artinya Papi mau ngasih kejutan buat gue." batin Rossdiana, kembali dalam aktivitas mandinya.
Perlu di ketahui sejak dulu sampai sekarang Rosdiana sudah besar, Devindra akan selalu mengundang putrinya datang ke kantornya jika ia ingin memberikannya kejutan.
Kini seorang gadis canti berambut panjang, dengan memakai topi bulat yg di tengahnya di lilitkan sebuah pita merah, seolah menambah kesan mewah dan elegan penampilannya. Ia memakai kaus berlengan pendak berwarna pink yang bergambar hello kitty, sedangkan bagian bawahnya, ia mengenakan celana panjang jeans cutbrany, namun di bagian atasnya sungguh ketat, sehingga membuat para pria hidung belang yang melihatnya bisa menelan ludahnya sendiri karena terkesima. Sedangkan di bagian punggungnya tergantung sebuah tas kecil yang di gendongnya, seakan meninggalkan kesan imut bagi siapapun yang memandang 'ya, ia berjalan setelah turun dari mobilnya yang berhenti di depan pos security.
Ya, siapa lagi kalu bukan putri si pemilik perusahan Devindra Corporastion. Kemudian ia behenti sejenak, lalu melemparkan konci mobilnya pada salah satu scurity yang berdiri di depan pos jaga.
"Mang Supri, tangkep." ucap Ross sambil melemparkan kunci mobilnya.
"Hep!!" reaksi Mang Supri, lalu menagkap kunci tetsebut.
"Jang lupa Mang, parkirin di tempat yang aman, jangan sampai kena sina matahari, tu mobil kesayang gue." ujar Rosdiana, sambil kedua tangannya di tekuk ke atas memegang kedua tali tas kecil yang di gendong di balik punggungnya.
"Siap Nona Muda." timpal Mang Supri, lalu bergegas masuk ke dalam mobil, untuk memarkirkan 'nya.
Semantara si Nona Muda, lanjut berjalan hendak memasuki Gedung Pencakar langit, yang di atasnya terpampang sebuah tulisan. Devindra Corporations.
"Selamat siang Nona muda Riss." sapa Lala sang Resepsionis, seraya tersenyum manis.
Lalu Ross mendekati pada Lala.
"Papi ada mba?" Tanya Ross, sembari tangannya melepas kaca mata hitamnya, lalu menyelipakan kembali di atas topinya.
"Ada Non, tapi beliau sedang miting, dan Bapak tadi berpesan kalu Nona Muda di suruh masuk saja ke ruangan Bapak." jawab Lala dengan ramah.
"Ok!!, maksih ya Mbak." timpal Ross lagi, kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju lift.
Uasi masuk ke ruangan Papi 'nya, ia langsung duduk di kursi kebesaran Ayah 'nya. Tak lama pintu pun terbuka.
Cklek!!, suara pintu terbuka.
Masuklah seorang pria betusia lima puluh tahunan, namun masih menampakan sisa-sisa ketampanannya.
"Hai Pih!!'' sapa Riss, lantas berdiri dan menghampiri Papinya, hendak merangkul manja yg biasa ia lakukan. Namun reaksi sang Ayah di luar dugaan Rosdiana.
Lelaki paruh baya yang masih terlihat gagah itu berbelok ke kiri lantas bejalan dan duduk di sofa dekat dinding pembatas.
"Waduh ada apa ini?, kenapa Papi mukanya datar banget, terus seolah-olah gak mau di peluk lagi." gumam Ross dalam hati.
Tak putus asa, Ross lalu mendekat kembali, namun Devindra malah berdiri, kemudian berjalan mendekai meja kerjanya. Di tarik 'lah sebuah laci kecil di bawah meja tersebut, kemudian meraih sebuah amplop besar dan melatakannya di atas meja.
"Katakan!!, kamu di scorcing berapa hari oleh pihak kampusmu?" tanya sang Ayah langsung ke inti persoalan.
''Hah?'' jawab Ross spontan, dengan raut kebingungan.
next,,, part 5.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments