Bab 4 Ross kena skorsing

Lantaran tidak ada reaksi yang berarti,Anjani kemudian setengah berteriak..

"Rosdiana Putri Devindra,,BANGUUUN." teriaknya meluapkan kekesalannya.

"Astaga!! Mami, aku masih ngantuk ni." ujar Putrinya bereaksi lantas duduk di atas kasur, sembari kedua tangannya mengucek-ucek kedua matanya.

"Ngantuk-ngantuk, kamu liat ini sudah jam berapa?, cepet mandi dan berangkat kuliah." omel Anjani, meski dengan suara yang pelan. Bukannya merespon apa yang di katakan Ibu 'nya, malah sang putri kembali merebahkan tubuhnya sambil memeluk bantal guling, lalu melanjutkan bobo cantiknya.

"Astagfirullahal'adziim!! Ya Allah sabarkan hati hambamu ini." gumam Anjani dalam hati, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya sudah terserah kamu saja, jangan bangun sekalian." ujar Anjani merasa kesal.

Kemudian ia melangkah 'kan kakinya keluar dari kamar Sang Putri Tidur, untuk ke dapur menemui ART nya.

"Sudah mateng telurnya Sus?" ujar Anjani ketika melihat Susi sang ART sedang mencuci sayuran.

"Eh Nyonya, aku kira siapa?" jawab Susi setengah terkejut.

"Alhamdulillah sudah mateng Nyonya, tinggal ngupas sama goreng bumbunya aja " lanjut Susi lgi.

"Hadeuuh!!!, saya pusing Sus ngadepin anak semata wayang itu " ucap Aryani, curhat pada ART 'nya.

"Yang sabar ya Nyonya. Pada dasarnya Non Diana itu anak yang baik,hanya saja dia belum menemukan seseorang yang mampu membimbingnya, toh selama ini dia juga ga pernah berbuat yang berlebihan kecuali sifat Absurt nya " ucap Susi, menanggapi curhatan majikannya.

"Bukan bgitu Sus, cuma mau sampai kapan sifat dia begitu terus?. Terkadang saya bertanya pada diri sendiri, kenapa Allah menitipkan anak yang sangat susah di atur?, apakah karena dosa-dosaku?, tapi entahlah Sus, lama-lama jadi pusing juga mikirin tuh anak." ucap Anjani merasa lelah dengan kelakuan putri semata wayangnya itu.

"Doakan saja Nyonya,semoga suatu saat Nona Diana bisa berubah kepada yang lebih baik." timpal Susi kembali.

"Ya udah Sus, kita lannjut lagi masaknya." ucap sang Nyonya.

"Iya Nyonya, mari!!" jawab Susi kemudian.

Mereka berdua pun akhirnya di sibukan kembali dengan aktivitasnya di dapur, yang sempat terjeda oleh ulah sifat pemalasnya seorang ROSDIANA PUTRI DEVINDRA.

Ketika sang nyonya dan art 'nya menyiapkan menu masakan di atas meja makan, gawai si Nyonya pun bersuara, yang terletak di atas meja televisi di ruiang tamu, gegas Anjani pun menghampiri sumber suara.

Kring!!! kring!!! kring!!!.

"Assalamualaikum Pi. Tumben nelpon jam sgini, bukannya lagi jam sibuk kantor?" tanyanya, sambil menempelkan gawainya di salah satu telinganya.

"Wa'alaikumsalaam" jawab Devindra sang Suami di seberang sana.

"Mi, apa Diana ada di rumah?" lanjut Devindra, bukan 'nya menjawab pertanyaan sang Istri, malah ia balik bertanya.

"Ada Pi, udah Mamah bangunin berkali-kali, tapi ya begutulah anakmu Pih, pemalas." jawab Anjani, ketus.

"Jangan begitu Mi, Dia kan anak Mami juga, ya sudah sekarang tolong bangunkan dia, kalau masih belum bangun juga, di siram aja sekalian." tmpal Devindra di seberang telepon.

"Memangnya kenapa Pih?" tanya sang Istri.

"Suruh datang ke kantor Papi secepatanya, ya sudah Papi lagi sibuk, sebentar lagi ada miting. Assalamualaikum." pamit Deevindra, lalu memutuskan sambungan sepihak.

"Wa'alaikumsalam, eh tapi Pih." jawab Anjani sedikit kesal.

"Ada apa sih,tiba-tiba Nisa di suru ke kantornya Papi?" gumam Aryani membatin.

Setelah meletakan gawai 'nya ke tempat semula, Anjani pun bergegas menuju kamar Sang Putri, usai ia mebuka pintu kamar ia langsung mehampiri putrinya yang sedang tidur terlentang sambil mulutnya menganga.

"Astagfirullahal'adziim,, ni anak mau jadi apa kalu kerjaannya tiduuur mulu?" oceh Aryani. Ia pun segera meraih tubuh Putrinya, kemudian mendudukannya dan menggoyang-goyangkan tubuh Sang Putri, agar segera bangun.

Mau tak mau, akhirnya Ross pun membuka matanya, sementara rambutnya yang panjang dan hitam sudah acak-acakan tak beraturan.

"Ya ampun Mamaaa, ada apa sih di bilangin Ross masih ngantuk." ucap Rosdiana marajuk, sesekkali matanya merem melek.

"Sayang!!, sekarang bangun ya!, Papi memintamu untuk datang ke kantornya sekarang." timpal Anjani menjelaskan.

"Apa Ma, serius Papi nyuruh Ross ke kantor?"

"Iya sayaaang!, ya udah sekarang mandi gih!" ucap Anjani sambil tangan kanannya mencubit hidung putrinya kegemesan.

"Serius Ma?" tanya Ross lagi memastikan, terlihat ke dua matanya terbuka lebar.

Ia pun lekas bangkit dari duduknya,turun dari ranjangn, dan bergegas ke kamar mandi dengan terburu-buru.

"Asiik gue di suruh ke kantor Papi, itu artinya Papi mau ngasih kejutan buat gue." batin Rossdiana, kembali dalam aktivitas mandinya.

Perlu di ketahui sejak dulu sampai sekarang Rosdiana sudah besar, Devindra akan selalu mengundang putrinya datang ke kantornya jika ia ingin memberikannya kejutan.

Kini seorang gadis canti berambut panjang, dengan memakai topi bulat yg di tengahnya di lilitkan sebuah pita merah, seolah menambah kesan mewah dan elegan penampilannya. Ia memakai kaus berlengan pendak berwarna pink yang bergambar hello kitty, sedangkan bagian bawahnya, ia mengenakan celana panjang jeans cutbrany, namun di bagian atasnya sungguh ketat, sehingga membuat para pria hidung belang yang melihatnya bisa menelan ludahnya sendiri karena terkesima. Sedangkan di bagian punggungnya tergantung sebuah tas kecil yang di gendongnya, seakan meninggalkan kesan imut bagi siapapun yang memandang 'ya, ia berjalan setelah turun dari mobilnya yang berhenti di depan pos security.

Ya, siapa lagi kalu bukan putri si pemilik perusahan Devindra Corporastion. Kemudian ia behenti sejenak, lalu melemparkan konci mobilnya pada salah satu scurity yang berdiri di depan pos jaga.

"Mang Supri, tangkep." ucap Ross sambil melemparkan kunci mobilnya.

"Hep!!" reaksi Mang Supri, lalu menagkap kunci tetsebut.

"Jang lupa Mang, parkirin di tempat yang aman, jangan sampai kena sina matahari, tu mobil kesayang gue." ujar Rosdiana, sambil kedua tangannya di tekuk ke atas memegang kedua tali tas kecil yang di gendong di balik punggungnya.

"Siap Nona Muda." timpal Mang Supri, lalu bergegas masuk ke dalam mobil, untuk memarkirkan 'nya.

Semantara si Nona Muda, lanjut berjalan hendak memasuki Gedung Pencakar langit, yang di atasnya terpampang sebuah tulisan. Devindra Corporations.

"Selamat siang Nona muda Riss." sapa Lala sang Resepsionis, seraya tersenyum manis.

Lalu Ross mendekati pada Lala.

"Papi ada mba?" Tanya Ross, sembari tangannya melepas kaca mata hitamnya, lalu menyelipakan kembali di atas topinya.

"Ada Non, tapi beliau sedang miting, dan Bapak tadi berpesan kalu Nona Muda di suruh masuk saja ke ruangan Bapak." jawab Lala dengan ramah.

"Ok!!, maksih ya Mbak." timpal Ross lagi, kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju lift.

Uasi masuk ke ruangan Papi 'nya, ia langsung duduk di kursi kebesaran Ayah 'nya. Tak lama pintu pun terbuka.

Cklek!!, suara pintu terbuka.

Masuklah seorang pria betusia lima puluh tahunan, namun masih menampakan sisa-sisa ketampanannya.

"Hai Pih!!'' sapa Riss, lantas berdiri dan menghampiri Papinya, hendak merangkul manja yg biasa ia lakukan. Namun reaksi sang Ayah di luar dugaan Rosdiana.

Lelaki paruh baya yang masih terlihat gagah itu berbelok ke kiri lantas bejalan dan duduk di sofa dekat dinding pembatas.

"Waduh ada apa ini?, kenapa Papi mukanya datar banget, terus seolah-olah gak mau di peluk lagi." gumam Ross dalam hati.

Tak putus asa, Ross lalu mendekat kembali, namun Devindra malah berdiri, kemudian berjalan mendekai meja kerjanya. Di tarik 'lah sebuah laci kecil di bawah meja tersebut, kemudian meraih sebuah amplop besar dan melatakannya di atas meja.

"Katakan!!, kamu di scorcing berapa hari oleh pihak kampusmu?" tanya sang Ayah langsung ke inti persoalan.

''Hah?'' jawab Ross spontan, dengan raut kebingungan.

next,,, part 5.

Episodes
1 Bab 1 Di minta pulang
2 Bab 2 Pulang ke rumah
3 Bab 3 Pemintaan Paman
4 Bab 4 Ross kena skorsing
5 Bab 5 Restu Abah Guru
6 Bab 6 Markas Keamanan Pasar
7 Bab 7 Penyerahan jabatan
8 Bab 8 Zain dan Rossdiana
9 Bab 9 Marahnya Derry
10 Bab 10 Pertarungan Derry dan Zain
11 Bab 11 Kembali bertemu
12 Bab 12 Pembalasan Siska
13 Bab 13 Tidak memandang bukan tak mau
14 Bab 14 Derry dan Junaidi
15 Bab 15 Perjodohan
16 Bab 16 Pembalasan Siska 2
17 Bab 17 You My Herro
18 Bab 18 Permintaan Paman Yang Kedua
19 Bab 19 Ucup Si Bocah Pemikir
20 Bab 20 Dilemanya Zhain
21 Bab 21 Di Goda Janda Pasar
22 Bab 22 Keceriaan Rosdiana
23 Bab 23 Sambutan Calon Ibu Mertua
24 Bab 24 Syoknya Fatimah
25 Bab 25 Ma'afkan aku
26 Bab 25 Do'a Yang Menyentuh Hati
27 Bab 26 Maaf Yang Bersyarat
28 Bab 27 Ma'af yang bersyarat part 2
29 Bab 28 Ma'af Yang Bersyarat Part 3 Benih Cinta Nattaly dan Rudi
30 Bab 29 Hijabmu Ma'afku Untukmu
31 Bab 31 Derry Kena Mental
32 Bab 32 Derry dan Hidayah
33 Bab 33 Ajari Aku Sholat
34 Bab 34 Kekesalan Rossdiana
35 Bab 35 Renca Pertemuan
36 Bab 36 Ross dan Zhain
37 Bab 37 Kedunya salah tingkah
38 Bab 38 Taman Yang Romantis
39 Bab 39 Kena Prank Kekasih Hati
40 Bab 40 Syarat Cinta Dari Fatimah
41 Bab 41 Rossdiana dan Zhainab
42 Bab 42 Ross Bertemu Gurunya Zhain
43 Bab 43 Tato di lengan pelaku
44 Bab 44 Musuh Lama Bang Junet
45 Bab 45 Pria Berkaca Mata Hitam
46 Bab 46 Ancaman Jamess
47 Bab 47 Ross dalam Bahaya
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 Di minta pulang
2
Bab 2 Pulang ke rumah
3
Bab 3 Pemintaan Paman
4
Bab 4 Ross kena skorsing
5
Bab 5 Restu Abah Guru
6
Bab 6 Markas Keamanan Pasar
7
Bab 7 Penyerahan jabatan
8
Bab 8 Zain dan Rossdiana
9
Bab 9 Marahnya Derry
10
Bab 10 Pertarungan Derry dan Zain
11
Bab 11 Kembali bertemu
12
Bab 12 Pembalasan Siska
13
Bab 13 Tidak memandang bukan tak mau
14
Bab 14 Derry dan Junaidi
15
Bab 15 Perjodohan
16
Bab 16 Pembalasan Siska 2
17
Bab 17 You My Herro
18
Bab 18 Permintaan Paman Yang Kedua
19
Bab 19 Ucup Si Bocah Pemikir
20
Bab 20 Dilemanya Zhain
21
Bab 21 Di Goda Janda Pasar
22
Bab 22 Keceriaan Rosdiana
23
Bab 23 Sambutan Calon Ibu Mertua
24
Bab 24 Syoknya Fatimah
25
Bab 25 Ma'afkan aku
26
Bab 25 Do'a Yang Menyentuh Hati
27
Bab 26 Maaf Yang Bersyarat
28
Bab 27 Ma'af yang bersyarat part 2
29
Bab 28 Ma'af Yang Bersyarat Part 3 Benih Cinta Nattaly dan Rudi
30
Bab 29 Hijabmu Ma'afku Untukmu
31
Bab 31 Derry Kena Mental
32
Bab 32 Derry dan Hidayah
33
Bab 33 Ajari Aku Sholat
34
Bab 34 Kekesalan Rossdiana
35
Bab 35 Renca Pertemuan
36
Bab 36 Ross dan Zhain
37
Bab 37 Kedunya salah tingkah
38
Bab 38 Taman Yang Romantis
39
Bab 39 Kena Prank Kekasih Hati
40
Bab 40 Syarat Cinta Dari Fatimah
41
Bab 41 Rossdiana dan Zhainab
42
Bab 42 Ross Bertemu Gurunya Zhain
43
Bab 43 Tato di lengan pelaku
44
Bab 44 Musuh Lama Bang Junet
45
Bab 45 Pria Berkaca Mata Hitam
46
Bab 46 Ancaman Jamess
47
Bab 47 Ross dalam Bahaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!