ACIEL'S DIARY : INDIGO

ACIEL'S DIARY : INDIGO

LEMBARAN PEMBUKA : MEREKA YANG TAK TERLIHAT

Aku tidak tahu apa yang menjadi pemicunya atau sejak kapan semua itu dimulai. Tapi sejauh yang aku ingat, sejak kecil aku sudah melihat cukup banyak hal dengan kedua mataku.

Tentunya hal itu tidak akan menjadi masalah jika aku melihat sesuatu yang memang biasa terlihat oleh banyak orang, tapi sayangnya tidak begitu.

Sesuatu yang bisa aku lihat, sedangkan tidak bisa dilihat oleh orang lain. Yaitu sesuatu yang ada di dunia ini tapi disaat yang sama juga tidak ada. Sesuatu yang tidak diketahui, dan tidak harus diketahui.

Mereka yang disebut Roh.

Atau begitu aku menyebutnya, karena mereka sendirilah yang memberitahuku tentang hal itu.

Untuk orang lain yang tidak bisa melihatnya, mereka biasa disebut sebagai hantu, mahluk halus ataupun arwah. Tapi jujur saja, para Roh itu akan kesal saat orang yang tidak bisa melihat mereka memanggil mereka dengan sebutan itu.

Kemampuan untuk melihat para Roh yang sudah aku miliki sejak lahir.

Saat aku kecil, tentunya tidak pernah sekalipun aku berpikir jika kemampuan itu adalah sesuatu yang aneh ataupun spesial, Karena itu jugalah aku beranggapan jika semua orang yang ada di sekitarku memiliki hal sama dan dapat melihat semua Roh yang berkeliling di sekitar mereka.

Tapi anggapanku itu salah besar.

Dan hasil dari kesalahan itu adalah diriku yang dicap banyak orang sebagai anak gila, seorang pembohong yang menginginkan sebuah perhatian, anak aneh dan anak menyeramkan.

Hal itu membuat semua anak seusiaku menjauhiku dan terkadang juga menggangguku dengan melemparkan beberapa batu ke arahku. Orang dewasa pun memandangku dengan tatapan yang dipenuhi akan rasa takut dan antisipasi.

Saat itu aku sangat tidak mengerti kenapa semua orang tidak bisa melihatnya, kemudian menyebutku pembohong dan membicarakan banyak hal menyakitkan di belakangku.

Dan untuk para Roh yang sadar jika aku bisa melihat mereka juga melakukan kejahilan dengan menggangguku demi menghilangkan rasa bosan mereka.

Mereka membuat cukup banyak kekacauan yang melibatkan orang-orang di dekatku, berkat itu aku memiliki julukan tambahan sebagai pembawa sial.

Saat itu aku juga sangat tidak mengerti kenapa semua Roh yang aku lihat begitu senang saat mereka tahu jika aku bisa melihat mereka.

Membuat mereka melakukan banyak hal untuk menggangguku, kemudian tertawa keras setelahnya.

Mereka benar-benar menambah banyak masalah yang ada pada hidupku.

Tapi seiring berjalannya waktu, seiring pertumbuhan yang aku alami, aku memahami banyak hal yang belum aku tahu sebelumnya.

Baik tentang kemampuan yang aku miliki, pandangan orang-orang yang ada di dekatku, juga pandangan dari para Roh yang aku lihat.

Semua itu merujuk pada kata aneh, abnormal, keterkejutan, ketakutan, waspada, antisipasi, menarik dan banyak hal lainnya. Tapi untuk diriku yang saat ini, aku sudah tidak tidak terlalu peduli dengan semua itu.

Aku menerima semuanya sebagai bagian dari diriku dan dengan sepenuh hati menjalankan kehidupan biasa selagi menyadari sebuah fakta dimana aku bisa melihat para Roh, yang tidak bisa dilihat oleh banyak orang di sekitarku.

Baiklah, dengan ini mari kita mulai perkenalan dirinya.

Namaku adalah Aciel Luciel.

Seorang remaja pria berusia empat belas tahun, duduk pada bangku kelas tiga SMP. Satu-satunya keunikan yang ada pada diriku adalah sebuah fakta dimana aku bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Mereka yang memiliki mata untuk melihat banyak hal yang tidak terlihat. Dengan kata lain, aku adalah seorang Indigo.

Salam kenal.

____________________________________

Kring! Kring! Kring! Kring!

Suara jam alarm yang memberikan tekanan pada telinga menggelegar dan menyebar ke segala penjuru dari gudang yang ada di sekitarnya. Getaran suara membuat beberapa keping debu berjatuhan dari langit-langit, turun menghampiri hidungku dan—

"—Hachoooww!!"

Dengan seperempat kesadaran yang masih melekat pada kepalaku, aku segera duduk sembari bersin beberapa kali.

Kemudian mengusap mataku yang membentuk sebuah garis horizontal dan mengambil sapu tangan untuk mengeluarkan ingus dari hidungku.

Kring! Kring! Kring! Kring! Kriiiiiiiiing!!

"Berisik!! Aku juga mengalami mimpi buruk yang sama hari ini!!" Tanpa sadar, aku melayangkan tangan dan menghantam alarm tanpa jarum yang bergetar hebat di sampingku. Membuatnya terlempar dan menabrak dinding dengan keras.

Alarm itu langsung mati di tempat.

Berusaha untuk mengumpulkan kesadaran lebih banyak, aku menghirup napas panjang dan menepuk pipi dengan pelan, kemudian melihat pada lantai gudang yang sedikit berdebu, atau lebih tepatnya pada sesuatu yang bergerak disana.

Yaitu pada seekor tikus, tentunya itu bukanlah seekor tikus biasa.

Lebih tepatnya seekor tikus putih dengan kumis abu-abu lebat, memiliki dua ekor dan enam kaki ditambah tiga tanduk kecil yang tumbuh pada kepalanya. Tikus itu menyeret sebuah roti di belakangnya selagi berjalan tegak di depanku.

Dia adalah Roh tikus yang mendiami gudang dimana aku tinggal, aku memanggilnya—

"—Jerry, jam berapa sekarang?" Tanyaku dengan nada pelan.

Jerry menghentikan langkahnya dan menolehkan wajah tikus berbulu putihnya ke arahku.

Hidungnya berkedut diikuti beberapa pergeseran pada raut wajahnya, untuk manusia biasa perubahan seperti itu memang tidak terlalu jelas tapi tentunya berbeda bagiku yang sudah terbiasa. Jerry saat ini memasang ekspresi kesal.

"Bocah, siapa yang kau panggil Jerry? Bukannya aku sudah bilang padamu sebelumnya, jika setiap Roh memiliki namanya tersendiri? Jangan seenaknya memberi kami nama. Aku sudah mengatakan berkali-kali dan ini akan jadi yang terakhir kalinya, selanjutnya akan aku pastikan untuk memberimu kutukan."

Berbeda dengan penampilan kecilnya, Jerry memiliki suara yang sangat berat dan cukup untuk memberikan tekanan. Hal itu membuat ancaman yang dia keluarkan terdengar meyakinkan, aku mengangkat bahu untuk meresponnya.

"Dan bukannya aku sudah berkali kali mengatakan ini sebelumnya? Untuk memberitahukan namamu jika kau tidak ingin aku beri nama panggilan lain. Kau bisa menghitungnya sebagai balas budi karena aku membiarkanmu mencuri roti dari dapur milik keluarga yang menampungku." Ucapku, memberikan nada yang cukup kuat.

"Bagi Roh seperti kami, sebuah nama adalah sesuatu yang menggambarkan nyawa kami sendiri. Bahkan ada beberapa Roh yang menganggap nama mereka jauh lebih berharga dari nyawa mereka, mana mungkin aku memberitahukan hal sepenting itu pada seorang bocah manusia sepertimu, kan?"

Jerry meludah, kemudian melanjutkan.

"Dan juga, kau mengatakan balas budi? Karena aku mencuri roti ini? Dari awal aku tidak membutuhkan bantuan darimu untuk mendapatkannya jadi kenapa aku harus membalas budi? Untuk seukuran bocah manusia, kau cukup gila."

"Tidak tidak, karena kau mencuri roti itu keluarga yang menampungku saat ini mulai mencurigai diriku sebagai pencurinya. Mereka bahkan memberikan beberapa pertanyaan padaku sepulang sekolah kemarin dan menghukum diriku dengan tidak membiarkan ikut makan malam."

"Bukannya kau hanya perlu memberitahu mereka jika aku yang mencurinya?"

"Tentu saja aku akan melakukan hal itu dengan senang hati, jika bisa. Masalahnya hanya aku manusia yang bisa melihatmu sedangkan orang-orang lainnya tidak, mereka akan menganggap diriku gila dan membuatku berpindah tempat lagi. Aku sudah cukup nyaman tinggal di gudang ini jadi setidaknya biarkan aku tinggal dua sampai tiga bulan lagi, oke? Jangan mencuri sampai saat itu." Aku menyatukan tanganku dan menundukkan kepala, ke arah Jerry.

Pemandangan di mana seorang manusia memohon pada seekor tikus, hal ini membuatku sedikit pusing saat memikirkannya tapi aku tidak punya pilihan lain yang bisa dilakukan saat ini.

Dan jawaban dari permohonan tulus itu adalah—

"—Kenapa aku harus mendengarkan permintaan bocah manusia sepertimu? Enyahlah." Ucap Jerry dengan nada yang menggambarkan rasa jijik.

Tikus ini, bukannya dia mengangkat dirinya terlalu tinggi? Padahal dia hanya Roh Tingkat Rendah. Aku mencoba untuk menyelesaikan masalah baik-baik di sini tapi sepertinya itu tidak berguna.

Kalau begitu aku hanya perlu menggunakan opsi lain, yaitu paksaan.

Aku berdiri dan berjalan mendekati Jerry, mengulurkan tanganku ke arahnya dan sebuah sinar berwarna biru keputihan dengan perlahan muncul dari telapak tangan yang aku arahkan pada Roh tikus albino itu.

"Hm? Apa yang kau lakukan?" Tanya Jerry.

Aku mengabaikannya dan tanpa mengatakan apapun, terus mendekatkan tanganku ke arahnya sampai—

"Aciel!! Bangun!! Ini sudah pagi!!"

—Sampai sebuah suara gedoran yang kuat datang pada pintu gudang di depan.

Terpopuler

Comments

Melki Kotok

Melki Kotok

a

2022-12-01

0

YT FiksiChannel

YT FiksiChannel

are

2022-11-27

0

alterna.nas

alterna.nas

Halo, Kak. Saya Nanas.
Anu, sebelumnya saya meminta maaf apabila komentar saya ini akan berfokus kepada sesuatu yang sedikit menyinggung. hehe. mohon maaf sebelumnya.

Cerita kakak bagus, menggunakan sudut pandang orang pertama pula, saya terkesan dengan judul dan sinopsis ceritanya. Akan tetapi, bukan itu yang hendak saya utarakan.

Pada paragraf ini, dialog merujuk pada dialog tag. Namun, penggunaan dialog tag yang kakak terapkan kurang tepat sehingga terlihat seperti dialog narasi, tapi juga bukan dialog narasi itu sendiri.

dialog tag :

"Achiel itu bisa lihat hantu," kata Roh. (ini penggunaan yang tepat.

"Achiel itu bisa lihat hantu." Kata Roh. (ini penggunaan yang kurang tepat.

kenapa toh begitu?

Sebab pada dialog tag, ketika kalimat dalam tanda kutip sudah selesai dan dikasih tanda baca (pada dialog tag biasanya menggunakan beberapa tanda baca mulai dari koma sampai tanda tanya dan tanda seru, kecuali tanda titik), maka pada kata selanjutnya menggunakan huruf kecil dan bukannya huruf besar.

Berlainan dengan dialog narasi. Sebelum kalimat dalam tanda kutip ditutup oleh tanda kutip lagi, berikan tanda baca titik/tanda baca tertentu sesuai intonasi yang terkandung dalam kalimat.

Wah, maaf yaa, begitu saya datang kemari malah komentar begini.

ceritanya menarik sekali, Kak. saya suka karena saya juga sedang menulis cerita tentang indigo, tapi nggak di sini. saya sedang cari referensi sih. semangat, ya, Kak!

2022-11-25

2

lihat semua
Episodes
1 LEMBARAN PEMBUKA : MEREKA YANG TAK TERLIHAT
2 LEMBARAN 1.1 : TEMPAT TINGGAL
3 LEMBARAN 1.2 : PEGUNUNGAN
4 LEMBARAN 1.3 : TUMPUKAN BATU
5 LEMBARAN 1.4 : HARIMAU HITAM
6 LEMBARAN 1.5 : ROH RUBAH EMAS
7 LEMBARAN 1.6 : PENCARIAN SESAAT
8 LEMBARAN 1.7 : AMARAH SANG RUBAH
9 LEMBARAN 1.8 : PERMOHONAN SANG DEWA
10 LEMBARAN 1.9 : SI PEMAKAN BAYANGAN
11 LEMBARAN 1.10 : KERTAS LIPAT MANUSIA & PILAR CAHAYA
12 LEMBARAN 1.11 : SEDIKIT RASA HANGAT & JAMUAN PARA ROH
13 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API I
14 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API II
15 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API III
16 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IV
17 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API V
18 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VI
19 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VII
20 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VIII
21 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IX
22 LEMBARAN 2.1 : SEDIKIT GAMBARAN MASA LALU
23 LEMBARAN 2.2 : PENGGANGGU
24 LEMBARAN 2.3 : PERTEMUAN DAN FAKTA
25 LEMBARAN 2.4 : PENEGASAN
26 LEMBARAN 2.5 : BAU MASALAH
27 LEMBARAN 2.6 : SEBUAH PERMINTAAN
28 LEMBARAN 2.7 : PERKUMPULAN FROUYA
29 LEMBARAN 2.8 : BENANG KEPERCAYAAN
30 LEMBARAN 2.9 : SEDIKIT KESALAHPAHAMAN
31 LEMBARAN 2.10 : MELURUSKAN SITUASI
32 LEMBARAN 2.11 : MEMULAI PERGERAKAN
33 LEMBARAN 2.12 : MEMBINGUNGKAN & SEDIKIT GAWAT
34 LEMBARAN 2.13 : SANG PENYELAMAT HUTAN
35 LEMBARAN 2.14 : RASA PERCAYA & TERIMAKASIH
36 LEMBARAN 2.15 : TEMAN RAHASIA
37 LEMBARAN 3.1 : JANJI SANG PUTERI BULAN
38 LEMBARAN 3.2 : MEMPERKUAT PONDASI
39 LEMBARAN 3.3 : SEBUAH PERBEDAAN
40 LEMBARAN 3.4 : BELALANG SEMBAH
41 LEMBARAN 3.5 : LEBAH DAN MADU
42 LEMBARAN 3.6 : MEMULAI PENCARIAN
43 LEMBARAN 3.7 : PENCARIAN HUFLU
44 LEMBARAN 3.8 : REUNI SINGKAT
45 LEMBARAN 3.9 : MEMBUNTUTI
46 LEMBARAN 3.10 : VIPS
47 LEMBARAN 3.11 : TUJUAN YANG SIRNA
48 LEMBARAN 3.12 : HJORN
49 LEMBARAN 3.13 : KESEMPATAN SELANJUTNYA
50 LEMBARAN 3.14 : SURAT YANG JAUH
51 LEMBARAN 3.15 : SETENGAH-SETENGAH
52 LEMBARAN 4.1 : TEBING BATU
53 LEMBARAN 4.2 : PEMBICARAAN RINGAN
54 LEMBARAN 4.3 : MINI STUDY TOUR LINTAS KELAS
55 LEMBARAN 4.4 : KOMBINASI YANG ANEH
56 LEMBARAN 4.5 : MEREPOTKAN DAN TIDAK MASUK AKAL
57 LEMBARAN 4.6 : MEMULAI PENGAMATAN
58 LEMBARAN 4.7 : PENGUCAPAN & NIAT
59 LEMBARAN 4.8 : PERTEMUAN TAK NYATA
60 LEMBARAN 4.9 : KEPEKAAN AKAN SITUASI
61 LEMBARAN 4.10 : KUCING & KELINCI
62 LEMBARAN 4.11 : LEBIH BAIK
63 LEMBARAN 4.12 : LEDAKAN KEPRIBADIAN
64 LEMBARAN 4.13 : LARANGAN & PERINGATAN
65 LEMBARAN 4.14 : PERTUMBUHAN & PERLAWANAN
66 LEMBARAN 4.15 : PENAWARAN & PERMINTAAN
67 LEMBARAN 4.16 : IKATAN YANG DIPERLUKAN
68 LEMBARAN 4.17 : UNDANGAN KABUT
69 LEMBARAN 4.18 : KABAR YANG TAK MENENTU
70 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN I
71 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN II
72 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN III
73 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN IV
74 LEMBARAN 5.1 : BINATANG MISTIS
75 LEMBARAN 5.2 : PELUKIS ANEH
76 LEMBARAN 5.3 : LUKISAN ANEH
77 LEMBARAN 5.4 : SEDIKIT TIDAK TERBIASA
78 LEMBARAN 5.5 : MENCOBA UNTUK TERBIASA
79 LEMBARAN 5.6 : ROH BERTOPENG
80 LEMBARAN 5.7 : UNDANGAN & MANUSIA KERTAS
81 LEMBARAN 5.8 : PENGUNGKAPAN DAN MEMIKIRKAN
82 LEMBARAN 5.9 : IKATAN TIGA SERANGKAI
83 LEMBARAN 5.10 : JEMPUTAN MENDADAK
84 LEMBARAN 5.11 : MENGHASUT & MEMAHAMI
85 LEMBARAN 5.12 : ASAL USUL
86 LEMBARAN 5.13 : ROH BERTOPENG & SEUTAS PERBAN
87 LEMBARAN 5.14 : RITUAL PEMURNIAN
88 PENGUMUMAN SEMENTARA
89 LEMBARAN PENGUMUMAN
Episodes

Updated 89 Episodes

1
LEMBARAN PEMBUKA : MEREKA YANG TAK TERLIHAT
2
LEMBARAN 1.1 : TEMPAT TINGGAL
3
LEMBARAN 1.2 : PEGUNUNGAN
4
LEMBARAN 1.3 : TUMPUKAN BATU
5
LEMBARAN 1.4 : HARIMAU HITAM
6
LEMBARAN 1.5 : ROH RUBAH EMAS
7
LEMBARAN 1.6 : PENCARIAN SESAAT
8
LEMBARAN 1.7 : AMARAH SANG RUBAH
9
LEMBARAN 1.8 : PERMOHONAN SANG DEWA
10
LEMBARAN 1.9 : SI PEMAKAN BAYANGAN
11
LEMBARAN 1.10 : KERTAS LIPAT MANUSIA & PILAR CAHAYA
12
LEMBARAN 1.11 : SEDIKIT RASA HANGAT & JAMUAN PARA ROH
13
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API I
14
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API II
15
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API III
16
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IV
17
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API V
18
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VI
19
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VII
20
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VIII
21
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IX
22
LEMBARAN 2.1 : SEDIKIT GAMBARAN MASA LALU
23
LEMBARAN 2.2 : PENGGANGGU
24
LEMBARAN 2.3 : PERTEMUAN DAN FAKTA
25
LEMBARAN 2.4 : PENEGASAN
26
LEMBARAN 2.5 : BAU MASALAH
27
LEMBARAN 2.6 : SEBUAH PERMINTAAN
28
LEMBARAN 2.7 : PERKUMPULAN FROUYA
29
LEMBARAN 2.8 : BENANG KEPERCAYAAN
30
LEMBARAN 2.9 : SEDIKIT KESALAHPAHAMAN
31
LEMBARAN 2.10 : MELURUSKAN SITUASI
32
LEMBARAN 2.11 : MEMULAI PERGERAKAN
33
LEMBARAN 2.12 : MEMBINGUNGKAN & SEDIKIT GAWAT
34
LEMBARAN 2.13 : SANG PENYELAMAT HUTAN
35
LEMBARAN 2.14 : RASA PERCAYA & TERIMAKASIH
36
LEMBARAN 2.15 : TEMAN RAHASIA
37
LEMBARAN 3.1 : JANJI SANG PUTERI BULAN
38
LEMBARAN 3.2 : MEMPERKUAT PONDASI
39
LEMBARAN 3.3 : SEBUAH PERBEDAAN
40
LEMBARAN 3.4 : BELALANG SEMBAH
41
LEMBARAN 3.5 : LEBAH DAN MADU
42
LEMBARAN 3.6 : MEMULAI PENCARIAN
43
LEMBARAN 3.7 : PENCARIAN HUFLU
44
LEMBARAN 3.8 : REUNI SINGKAT
45
LEMBARAN 3.9 : MEMBUNTUTI
46
LEMBARAN 3.10 : VIPS
47
LEMBARAN 3.11 : TUJUAN YANG SIRNA
48
LEMBARAN 3.12 : HJORN
49
LEMBARAN 3.13 : KESEMPATAN SELANJUTNYA
50
LEMBARAN 3.14 : SURAT YANG JAUH
51
LEMBARAN 3.15 : SETENGAH-SETENGAH
52
LEMBARAN 4.1 : TEBING BATU
53
LEMBARAN 4.2 : PEMBICARAAN RINGAN
54
LEMBARAN 4.3 : MINI STUDY TOUR LINTAS KELAS
55
LEMBARAN 4.4 : KOMBINASI YANG ANEH
56
LEMBARAN 4.5 : MEREPOTKAN DAN TIDAK MASUK AKAL
57
LEMBARAN 4.6 : MEMULAI PENGAMATAN
58
LEMBARAN 4.7 : PENGUCAPAN & NIAT
59
LEMBARAN 4.8 : PERTEMUAN TAK NYATA
60
LEMBARAN 4.9 : KEPEKAAN AKAN SITUASI
61
LEMBARAN 4.10 : KUCING & KELINCI
62
LEMBARAN 4.11 : LEBIH BAIK
63
LEMBARAN 4.12 : LEDAKAN KEPRIBADIAN
64
LEMBARAN 4.13 : LARANGAN & PERINGATAN
65
LEMBARAN 4.14 : PERTUMBUHAN & PERLAWANAN
66
LEMBARAN 4.15 : PENAWARAN & PERMINTAAN
67
LEMBARAN 4.16 : IKATAN YANG DIPERLUKAN
68
LEMBARAN 4.17 : UNDANGAN KABUT
69
LEMBARAN 4.18 : KABAR YANG TAK MENENTU
70
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN I
71
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN II
72
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN III
73
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN IV
74
LEMBARAN 5.1 : BINATANG MISTIS
75
LEMBARAN 5.2 : PELUKIS ANEH
76
LEMBARAN 5.3 : LUKISAN ANEH
77
LEMBARAN 5.4 : SEDIKIT TIDAK TERBIASA
78
LEMBARAN 5.5 : MENCOBA UNTUK TERBIASA
79
LEMBARAN 5.6 : ROH BERTOPENG
80
LEMBARAN 5.7 : UNDANGAN & MANUSIA KERTAS
81
LEMBARAN 5.8 : PENGUNGKAPAN DAN MEMIKIRKAN
82
LEMBARAN 5.9 : IKATAN TIGA SERANGKAI
83
LEMBARAN 5.10 : JEMPUTAN MENDADAK
84
LEMBARAN 5.11 : MENGHASUT & MEMAHAMI
85
LEMBARAN 5.12 : ASAL USUL
86
LEMBARAN 5.13 : ROH BERTOPENG & SEUTAS PERBAN
87
LEMBARAN 5.14 : RITUAL PEMURNIAN
88
PENGUMUMAN SEMENTARA
89
LEMBARAN PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!