Dari apa yang dikatakan tiga Roh kecil yang aku temui sebelumnya, aku bisa menemui seorang Roh yang mungkin mengetahui keberadaan dari Roh Rubah berkepala sembilan dan berekor sembilan yang sedang aku cari saat ini.
Tempatnya ada pada bagian Utara kaki gunung, umumnya itu adalah tempat yang diselimuti oleh Energi Spiritual cukup kuat dan membuat orang biasa tidak akan bisa melihatnya kecuali memenuhi keadaan-keadaan tertentu tapi bagiku hal seperti itu adalah sesuatu yang sangat mudah.
Hanya butuh waktu satu jam agar aku sampai pada tempat dengan ciri-ciri yang tiga Roh itu sebutkan, dari tinggi matahari harusnya sekarang sudah memasuki jam setengah lima sore. Aku harus mempercepatnya atau mencobanya lagi besok.
Aku tiba pada sebuah dataran rumput yang berwarna kuning kecokelatan.
Tentunya ini bukanlah warna yang dikeluarkan oleh rumput layu, melainkan sebuah warna yang muncul pada rumput yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang sepertiku.
Menurut Roh yang aku tanyai sebelumnya, manusia biasa hanya akan melihat tanah kosong di sini. Aku pikir hal itu sangatlah disayangkan, karena semuanya yang ada di sini terlihat begitu indah.
"Baiklah, dimana tempatnya? Seharusnya ada di sekitar sini ..."
Menolehkan pandanganku ke segala arah, aku berusaha untuk mencari tempat dengan menganalisa keseluruhan dataran rumput kuning ini.
Untuk tempatnya sendiri harusnya cukup mencolok, jadi tidak akan membutuhkan waktu lama untuk menemukannya.
"Ah itu dia, sebuah gunungan batu!!"
Sekitar seratus meter di depanku, terlihat sebuah tumpukan batu berwarna keputihan setinggi tiga meter yang berdiri kokoh.
Memang benar, warnanya terlihat cukup mencolok di dataran yang didominasi oleh warna kuning kecokelatan ini.
Tumpukan batu itu sendiri dikelilingi oleh untaian tali tampar berwarna cokelat pudar dengan beberapa kertas yang menempel pada tali yang berisi tulisan dari tinta yang sudah memudar.
Tanpa menunggu apapun, aku langsung berlari mendekat.
"Tumpukan batu putih yang dikeliling tali dengan banyak kertas yang menempel, ini tempat dari Roh yang diceritakan ketiganya, Roh yang mungkin mengetahui keberadaan Rubah itu. Tapi bagaimana aku harus memanggilnya? Apa mengetuk batunya sudah lebih dari cukup?"
Mengulurkan tangan, aku mengetuk salah satu batu yang bersinar itu tanpa berpikir.
Hanya ketukan kecil menggunakan punggung jariku, tapi sesuatu yang aneh terjadi saat aku mengetuknya.
"Warna batunya semakin terang ... Apa ini? Aku mencoba mengetuknya agar Roh yang tinggal di dalamnya keluar. Apa caranya sudah benar? Kesampingkan itu, penampilan dari tumpukan batu ini terlihat sedikit familiar."
Aku mengetuk batunya sekali lagi, membuat cahaya putihnya bersinar semakin terang. Ditambah ada beberapa partikel cahaya berwarna kebiruan yang mulai keluar dari tumpukan batu itu.
Partikel cahaya ini tidak muncul sebelumnya.
Lalu asap hitam yang keluar dari kertasnya dan untaian tali tampar yang semakin rusak, entah kenapa ini membuat perasaanku tidak enak. Apa ini baik-baik saja? Tidak akan terjadi sesuatu yang buruk, kan?
"Tapi ketiganya mengatakan jika Roh yang tinggal di dalam sini adalah Roh yang baik, jadi mungkin semuanya akan baik-baik saja? Tetap saja, tampilan dari tumpukan batu ini sangat menggangguku ... Kurasa aku pernah melihat sesuatu yang seperti ini sebelumnya."
Selagi aku mencoba untuk menggali ingatan yang berdebu di dalam kepalaku, tanpa sadar jariku mengetuk tumpukan batu itu sekali lagi.
Saat ini terjadi, dua kejadian penting terjadi dalam kurun waktu yang sangat berdekatan.
"Huh?! Sial—Urghh!!"
Kejadian penting pertama, yaitu aku yang menyadari tentang sesuatu yang menggangguku saat melihat tumpukan batu ini.
Tumpukan batu ini bukanlah tempat yang digunakan sebagai tempat tinggal para Roh, melainkan tempat yang digunakan untuk menyegel mereka!!
Dan tanpa sengaja aku sudah menghancurkan segelnya saat menyentuhnya sebanyak tiga kali, hal ini menyambungkan semuanya ke kejadian penting kedua.
Karena segelnya yang hancur, tumpukan batu itu pun meledak, lalu menciptakan gelombang angin kuat dan membuat tubuhku diterbangkan ke belakang, aku pun terjatuh lalu berguling pada dataran rumput, kemudian menghantam pohon dengan punggungku.
"Ah gawat, lagi-lagi tanpa sengaja aku merusak tempat yang menyegel Roh. Terlebih dari ledakan ini, sepertinya kali ini Roh yang sangat kuat akan muncul. Bagaimana ini? Lari juga percuma sih."
Dengan sedikit gemetar, aku segera terbangun dan berdiri, membersihkan bajuku dari rumput yang menempel lalu melihat ke arah dimana tumpukan batu itu berada sebelumnya.
Aku tidak bisa melihat apapun selain kepulan asap hitam yang membentuk sebuah pilar menembus langit, ditambah bayang-bayang dari warna kehijauan di sana.
hanya masalah waktu sampai Roh yang kuat itu memunculkan wujudnya.
Tepat saat aku memikirkan itu, gelombang suara keluar dari pilar asap berwarna hitam itu.
"Akhirnya aku terbebaskan, sudah lebih dari tujuh belas tahun ... Ah ... Dunia yang sangat indah, akhirnya aku terbebaskan juga ... Aku harus merayakannya dengan arak kelas atas malam ini, ya kan?"
Suara yang menggambarkan keagungan dan martabat, sebuah suara yang akan menggetarkan hati mereka yang mendengarnya.
Tidak salah lagi, Roh ini pasti termasuk ke dalam Tingkat Tinggi. Tapi sepertinya dia masih belum menyadari keberadaanku, kalau begitu aku harus segera pergi dari sini selagi ada kesempatan.
Krsk—!!
Saat aku mencoba untuk mengambil langkah menjauh, muncul suara dari rumput. Berasal dari seekor kelinci putih yang berlari melewati diriku.
Dasar kelinci sialan!!
Dengan keberadaanku yang diketahui, muncul cahaya berwarna kehijauan pada pilar asap hitam itu.
Warna hijau itu membentuk dua lingkaran, mewujudkan dua bola mata raksasa yang menatap langsung ke arahku.
"Hm? Seekor manusia? Apa yang dilakukan bocah manusia di tempat seperti ini? Kesampingkan itu, aku sudah tidak mengisi perut selama tujuh belas tahun ini dan membuatku cukup lapar. Memuaskannya dengan satu bocah manusia kurasa sudah cukup."
Ini gawat, dia berniat memakanku!! Bagaimana ini?! Apa aku harus lari?! Tapi kemana?! Di tengah hutan seperti ini akan lebih buruk jika aku berlari secara sembarangan, apa aku kembali ke perumahan saja?! Ya, mari kita lakukan itu!!
Aku bisa mencari Rubah itu besok!!
Menetapkan tujuan itu pada kepala, aku langsung mengambil tas yang tergeletak pada tanah dan berlari menjauh dari kepulan asap itu.
Melarikan diri dari Roh Tingkat Tinggi adalah kemustahilan yang mutlak bagiku. Tapi untuk hidup lebih lama, tidak ada pilihan lain bagiku selain berlari secepat mungkin.
Melewati semak, pepohonan dan para Roh kecil yang ada di lintasan, aku mempercepat langkah dan berlari tanpa memalingkan pandangan ke belakang.
Fsshhh—!!
Sesuatu seperti suara dari hembusan angin terdengar di belakang tapi aku harus mengabaikannya dan berlari!!
Jangan memalingkan pandangan, hanya berlari saja!!
"Bocah manusia, kau bisa melihatku, ya? Dasar lancang."
Tapi tentu saja, itu tetaplah mustahil. Sebuah tekanan langsung menghampiri punggungku dan membuat tubuhku terbaring paksa pada tanah.
"Urrghh!! Lepaskan!!"
Aku mencoba untuk bangun tapi tidak bisa, rasanya ada sesuatu yang berat dan besar menindih tubuhku, menahannya untuk tetap terbaring pada tanah.
"Menyerah saja, wahai manusia lancang. Sebagai hukuman karena telah melihat wujud keduaku, aku akan memberimu kehormatan dengan menjadi makan malam pertamaku setelah tujuh belas tahun terakhir."
Aku menggeser kepalaku dan melihat ke arah belakang, dimana ada sebuah kaki dengan cakar raksasa yang menahan tubuhku. Kemudian saat aku menghubungkannya ke atas, wujud dari sesuatu yang menekan tubuhku terlihat begitu jelas.
Bulu hitam legam dengan ukiran garis berwarna kehijauan yang menutupi beberapa bagian tubuhnya, ekor tajam layaknya sebuah tombak yang berputar dan mencambuk pepohonan di sekitarnya, taring putih panjang yang meneteskan air liur.
Pupil mata berwarna hijau gelap di keempat matanya, dikelilingi aroma sebuah bunga yang sangat harum. Bulu hitamnya bergoyang karena angin, bermandikan cahaya jingga dari langit sore.
Roh Tingkat Tinggi, dengan wujud seekor Harimau berbulu hitam. Memiliki tinggi sekitar lima meter, dengan salah satu kaki depannya yang menekan tubuhku pada tanah.
Sial, aku akan mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments