LEMBARAN 1.1 : TEMPAT TINGGAL

"Aciel!! Cepat bangun!! Ini sudah pagi!!"

Suara teriakan seorang wanita tua terpancar, diikuti bunyi gedoran kuat yang mengguncang pintu gudang. Aku segera berlari melupakan tikus albino itu dan membuka pintu gudang dengan cepat.

Cahaya dari matahari yang mulai menanjak memasuki pandanganku, itu terasa menyilaukan karena mataku yang terbiasa dengan lingkungan gudang yang cukup gelap.

Aku mengedipkan mata beberapa kali untuk membiasakan diri dan melihat seorang wanita kurus yang berdiri tepat di depanku.

Dengan tubuh kurus tegap yang berlapiskan jas hitam dan kemeja putih, memiliki wajah berkerut layaknya rubah dengan tatapan matanya yang tajam, kacamata berantai dan aura intimidasi yang mengelilinginya.

Wanita tua di depanku bernama Anggrida Sena, dia adalah bibiku.

Aku biasa memanggilnya bibi An.

Kalau tidak salah untuk usianya tahun ini, 42 tahun? Aku tidak terlalu mengingatnya.

"Aciel, ini sudah jam enam. Mau sampai kapan kamu tidur?! Cepat bereskan tempatmu tidur dan masak sarapan! Brian dan pamanmu sudah kelaparan, tahu?! Kami sudah membiarkanmu tinggal di sini jadi pastikan untuk membayarnya dengan setimpal!"

Seperti biasa, tidak ada pagi tanpa satupun omelan yang memasuki telinga.

Saat ini aku tinggal di rumah pamanku bersama istri dan anaknya, tentu saja aku tidak benar-benar tinggal bersama mereka karena aku menempati gudang di belakang rumah.

Karena aku hanya hidup sebatang kara tanpa adanya sebuah keluarga, dari kecil aku sudah tinggal bersama para kerabat dari ayahku dan pindah rumah beberapa kali setiap tahunnya.

Itu membuatku merasa seperti sebuah Dodge ball dimana aku dilempar dari satu tangan ke tangan lainnya dan yang terkena akan menampungku selama beberapa waktu. Ini memang sedikit berat awalnya tapi aku sudah cukup terbiasa.

Dan untuk kedua orang tuaku, sayangnya aku sama sekali tidak bisa mengingat apapun tentang keduanya.

Aku juga sudah bertanya beberapa kali terkait barang peninggalan milik mereka pada para kerabat tapi yang aku dapatkan hanyalah omelan lainnya.

Setidaknya aku sudah cukup bersyukur karena para kerabat yang menerimaku sudah membiarkanku tinggal pada gudang ataupun loteng rumah mereka, ini jauh lebih baik dari tinggal di sebuah panti asuhan ataupun pinggir jalan.

Dan agar aku tidak lebih memberatkan mereka yang menampungku, aku menawarkan untuk membantu segala hal seperti bersih-bersih, memasak, memotong rumput, belanja dan lainnya.

Sebagai gantinya aku akan mendapatkan sebuah seragam sekolah dan beberapa makanan setiap hari.

Semua itu sudah cukup bagiku, setidaknya untuk saat ini.

"Maafkan aku bibi, aku akan segera bersiap dan memasak sarapan." Balasku dengan senyuman.

"Kalau begitu cepatlah!! Semuanya menunggu!! Kamu sudah tinggal disini selama setengah tahun jadi pastikan untuk mengingat semua peraturannya!! Jangan sampai kesiangan lagi!!"

"Baik! Aku akan segera ke dapur setelah ini!"

Meninggalkan helaan napas yang dalam pada setiap langkahnya, Bibi An akhirnya pergi. Aku memastikan jika orang itu sudah memasuki rumah, kemudian menutup pintu gudang dengan perlahan setelahnya.

Bagaimanapun, menghadapi situasi seperti ini berkali-kali membuatku cukup peka tentang cara untuk melewatinya. Kau hanya perlu diam dan mengangguk dengan senyum, kemudian semuanya akan segera lewat tanpa menyisakan masalah apapun.

Dan juga, sudah jadi hal biasa jika Bibi rubah itu mengomel di pagi hari. Lagipula orang ini sudah berusia empat kepala, mungkin darahnya mudah untuk naik saat menginjak usia itu.

Tapi itu memang fakta jika aku bangun sedikit lebih siang hari ini, padahal biasanya aku sudah menyelesaikan semua persiapannya di jam setengah enam pagi.

Apa mungkin karena aku tidak makan malam semalam? Atau tidur yang tidak nyaman karena suhu gudang yang sedikit dingin? Aku juga mengalami mimpi buruk yang sama selama dua sampai tiga hari ini.

Tidak, aku sudah terbiasa dengan semua itu, kecuali mimpi buruknya. Apa ini? Tubuhku juga terasa aneh. Rasanya seperti ada sesuatu yang membungkus kulitku dengan kain tak terlihat.

Ini sensasi yang akan aku rasakan saat ada sepasang mata yang mengawasiku. Tapi tidak ada Roh lain di gudang ini selain Jerry.

Apa hanya perasaanku saja, ya?

"Apapun itu, aku harus segera menyiapkan sarapan lalu bersiap-siap untuk sekolah! Akan gawat jika aku melakukan kesalahan lagi!!"

Aku segera melepas pakaian dan berlari menuju kamar mandi gudang, hanya menghabiskan waktu lima menit untuk seorang pria remaja sepertiku membersihkan diri di pagi hari.

____________________________________

Keluarga Sena.

Itu adalah nama Marga dari kerabat yang memberiku tempat tinggal saat ini. Aku sudah tinggal bersama ketiganya kurang lebih selama enam bulan, sejak bulan September pada tahun lalu hingga Februari tahun ini.

Setidaknya mereka akan membiarkanku tinggal di sini sampai aku lulus SMP bulan April nanti.

Hal itu juga membuatku cukup senang karena mereka adalah satu-satunya kerabat yang membiarkanku tinggal selama lebih dari enam bulan.

Dengan jatah makan dua kali sehari, tinggal di gudang belakang rumah dan penggunaan fasilitas lainnya, ini adalah pertama kalinya aku mendapatkan perhatian sebanyak ini.

Sebagai pembuka hari, aku menyiapkan sarapan untuk porsi tiga orang. Kemudian duduk makan di meja yang sama dengan Keluarga Sena.

"Ya ampun, kenapa Aciel ikut makan bersama kita lagi kali ini? Bukannya tadi malam aku sudah bilang tidak mau makan satu meja bersama anak ini karena bau badannya? Dia tinggal di dalam gudang yang kotor jadi aromanya juga masuk ke dalam tubuhnya!"

Ucap seorang anak gendut berseragam yang duduk di sampingku, memegang hidungnya dan menampakkan ekspresi mual yang terlalu berlebihan. Dia adalah Brian Sena, anak dari Bibi An dan Paman Daniel.

Memiliki tubuh bulat dengan leher yang terlipat, pipi menggembung layaknya seekor tupai bersama perutnya yang hampir menembus celah seragamnya, dan kaki serta tangannya yang pendek.

Dari apa yang aku pahami, kedua orang tuanya menganggap Brian memiliki tubuh bulat mungil yang imut seperti kelinci tapi di mataku anak ini hanya tampak seperti seonggok daging babi dengan nafasnya yang terengah-engah.

Aku tidak tahu dari mana penilaian kejam ini berasal. Meskipun aku merasa sangat berterimakasih pada Bibi An dan Paman Daniel tapi aku sama sekali tidak merasakan hal itu dari Brian.

Apa mungkin karena dia tidak memberikan kontribusi apapun padaku dan hanya menghinaku secara sepihak?

Ya, mungkin begitu. Bukan berarti aku merasa iri dengan tubuh gemuknya sedangkan aku hanya memiliki tubuh yang relatif kurus.

Cih, sialan.

Di saat aku mempercepat suapan nasi pada mulutku dan sepenuhnya mengabaikan perkataan babi di sampingku, bibi An membalasnya.

"Ya ampun, dasar Brian. Mau bagaimanapun Aciel sudah membantu menyiapkan sarapan jadi dia harus ikut makan. Akan repot jika dia malah pingsan di sekolah, kan?"

Bibi memang mengatakan itu tapi orang ini semalam tidak membiarkanku menyentuh makan malam. Jadi itu artinya dia pikir tidak masalah jika aku pingsan di dalam gudang? Bahkan aku pun merasa sedikit tersakiti dengan itu.

"Tapi tidak harus makan di satu meja bersama kita juga, kan?! Beri dia satu atau dua potong roti lalu lemparkan saja di depan pintu gudang dan dia akan memakannya sendiri nanti! Dia juga mencuri beberapa roti tadi malam jadi dia pasti sudah sarapan juga pagi ini! Tidak perlu memberinya makanan!!" Brian menggebrak meja, membuat sup yang ada di piringnya berserakan pada permukaan meja.

Apa katamu, babi? Apa kau pikir aku ini seekor anjing penjaga atau sesuatu yang lain? Dan yang mencuri roti bukanlah aku, tapi Roh Tikus!! Lalu roti yang dicuri itu hanya satu, bukan beberapa!!

Aku benar-benar ingin menghajarnya tapi dia tetaplah anak dari Bibi An dan Paman Daniel. Aku harus menahan diri untuk mempertahankan tempatku di rumah ini sementara waktu.

Suasana di meja makan sedikit memanas dan ketegangan akhirnya mulai mencapai puncaknya, hanya tersisa satu dorongan sampai ledakan emosi memenuhi ruangan ini. Dan—

—Brakk!!

Saat aku berniat mengangkat pantat dari kursi untuk melarikan diri, suara pukulan menghantam meja dengan cukup keras dan menghamparkan semua piring serta gelas di atasnya.

Dalam sesaat saja meja makan sudah benar-benar berantakan.

Ini juga membuat hatiku sedikit sakit melihat makanan yang aku buat dengan sepenuh hati di buang dengan cara keji seperti itu. Tapi melihat tangan orang yang melakukannya membuatku tidak bisa mengeluarkan protes apapun.

Pelakunya tentu saja, Paman Daniel.

Diantara kebingungan serta keheningan yang menyelimuti meja itu, suara Paman Daniel terdengar sangatlah jelas.

"Kenapa kalian sangat berisik saat sarapan?"

Pada akhirnya keadaan segera menjadi tenang dengan satu kalimat menyeramkan itu dan tanpa menghiraukan apapun, aku berangkat dengan langkah perlahan menuju sekolah.

Aku biasa menempuh sekolah dengan berjalan kaki selama lima belas menit, berbeda dari babi Brian yang diantarkan ibunya menggunakan mobil.

Episodes
1 LEMBARAN PEMBUKA : MEREKA YANG TAK TERLIHAT
2 LEMBARAN 1.1 : TEMPAT TINGGAL
3 LEMBARAN 1.2 : PEGUNUNGAN
4 LEMBARAN 1.3 : TUMPUKAN BATU
5 LEMBARAN 1.4 : HARIMAU HITAM
6 LEMBARAN 1.5 : ROH RUBAH EMAS
7 LEMBARAN 1.6 : PENCARIAN SESAAT
8 LEMBARAN 1.7 : AMARAH SANG RUBAH
9 LEMBARAN 1.8 : PERMOHONAN SANG DEWA
10 LEMBARAN 1.9 : SI PEMAKAN BAYANGAN
11 LEMBARAN 1.10 : KERTAS LIPAT MANUSIA & PILAR CAHAYA
12 LEMBARAN 1.11 : SEDIKIT RASA HANGAT & JAMUAN PARA ROH
13 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API I
14 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API II
15 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API III
16 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IV
17 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API V
18 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VI
19 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VII
20 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VIII
21 LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IX
22 LEMBARAN 2.1 : SEDIKIT GAMBARAN MASA LALU
23 LEMBARAN 2.2 : PENGGANGGU
24 LEMBARAN 2.3 : PERTEMUAN DAN FAKTA
25 LEMBARAN 2.4 : PENEGASAN
26 LEMBARAN 2.5 : BAU MASALAH
27 LEMBARAN 2.6 : SEBUAH PERMINTAAN
28 LEMBARAN 2.7 : PERKUMPULAN FROUYA
29 LEMBARAN 2.8 : BENANG KEPERCAYAAN
30 LEMBARAN 2.9 : SEDIKIT KESALAHPAHAMAN
31 LEMBARAN 2.10 : MELURUSKAN SITUASI
32 LEMBARAN 2.11 : MEMULAI PERGERAKAN
33 LEMBARAN 2.12 : MEMBINGUNGKAN & SEDIKIT GAWAT
34 LEMBARAN 2.13 : SANG PENYELAMAT HUTAN
35 LEMBARAN 2.14 : RASA PERCAYA & TERIMAKASIH
36 LEMBARAN 2.15 : TEMAN RAHASIA
37 LEMBARAN 3.1 : JANJI SANG PUTERI BULAN
38 LEMBARAN 3.2 : MEMPERKUAT PONDASI
39 LEMBARAN 3.3 : SEBUAH PERBEDAAN
40 LEMBARAN 3.4 : BELALANG SEMBAH
41 LEMBARAN 3.5 : LEBAH DAN MADU
42 LEMBARAN 3.6 : MEMULAI PENCARIAN
43 LEMBARAN 3.7 : PENCARIAN HUFLU
44 LEMBARAN 3.8 : REUNI SINGKAT
45 LEMBARAN 3.9 : MEMBUNTUTI
46 LEMBARAN 3.10 : VIPS
47 LEMBARAN 3.11 : TUJUAN YANG SIRNA
48 LEMBARAN 3.12 : HJORN
49 LEMBARAN 3.13 : KESEMPATAN SELANJUTNYA
50 LEMBARAN 3.14 : SURAT YANG JAUH
51 LEMBARAN 3.15 : SETENGAH-SETENGAH
52 LEMBARAN 4.1 : TEBING BATU
53 LEMBARAN 4.2 : PEMBICARAAN RINGAN
54 LEMBARAN 4.3 : MINI STUDY TOUR LINTAS KELAS
55 LEMBARAN 4.4 : KOMBINASI YANG ANEH
56 LEMBARAN 4.5 : MEREPOTKAN DAN TIDAK MASUK AKAL
57 LEMBARAN 4.6 : MEMULAI PENGAMATAN
58 LEMBARAN 4.7 : PENGUCAPAN & NIAT
59 LEMBARAN 4.8 : PERTEMUAN TAK NYATA
60 LEMBARAN 4.9 : KEPEKAAN AKAN SITUASI
61 LEMBARAN 4.10 : KUCING & KELINCI
62 LEMBARAN 4.11 : LEBIH BAIK
63 LEMBARAN 4.12 : LEDAKAN KEPRIBADIAN
64 LEMBARAN 4.13 : LARANGAN & PERINGATAN
65 LEMBARAN 4.14 : PERTUMBUHAN & PERLAWANAN
66 LEMBARAN 4.15 : PENAWARAN & PERMINTAAN
67 LEMBARAN 4.16 : IKATAN YANG DIPERLUKAN
68 LEMBARAN 4.17 : UNDANGAN KABUT
69 LEMBARAN 4.18 : KABAR YANG TAK MENENTU
70 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN I
71 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN II
72 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN III
73 LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN IV
74 LEMBARAN 5.1 : BINATANG MISTIS
75 LEMBARAN 5.2 : PELUKIS ANEH
76 LEMBARAN 5.3 : LUKISAN ANEH
77 LEMBARAN 5.4 : SEDIKIT TIDAK TERBIASA
78 LEMBARAN 5.5 : MENCOBA UNTUK TERBIASA
79 LEMBARAN 5.6 : ROH BERTOPENG
80 LEMBARAN 5.7 : UNDANGAN & MANUSIA KERTAS
81 LEMBARAN 5.8 : PENGUNGKAPAN DAN MEMIKIRKAN
82 LEMBARAN 5.9 : IKATAN TIGA SERANGKAI
83 LEMBARAN 5.10 : JEMPUTAN MENDADAK
84 LEMBARAN 5.11 : MENGHASUT & MEMAHAMI
85 LEMBARAN 5.12 : ASAL USUL
86 LEMBARAN 5.13 : ROH BERTOPENG & SEUTAS PERBAN
87 LEMBARAN 5.14 : RITUAL PEMURNIAN
88 PENGUMUMAN SEMENTARA
89 LEMBARAN PENGUMUMAN
Episodes

Updated 89 Episodes

1
LEMBARAN PEMBUKA : MEREKA YANG TAK TERLIHAT
2
LEMBARAN 1.1 : TEMPAT TINGGAL
3
LEMBARAN 1.2 : PEGUNUNGAN
4
LEMBARAN 1.3 : TUMPUKAN BATU
5
LEMBARAN 1.4 : HARIMAU HITAM
6
LEMBARAN 1.5 : ROH RUBAH EMAS
7
LEMBARAN 1.6 : PENCARIAN SESAAT
8
LEMBARAN 1.7 : AMARAH SANG RUBAH
9
LEMBARAN 1.8 : PERMOHONAN SANG DEWA
10
LEMBARAN 1.9 : SI PEMAKAN BAYANGAN
11
LEMBARAN 1.10 : KERTAS LIPAT MANUSIA & PILAR CAHAYA
12
LEMBARAN 1.11 : SEDIKIT RASA HANGAT & JAMUAN PARA ROH
13
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API I
14
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API II
15
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API III
16
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IV
17
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API V
18
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VI
19
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VII
20
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API VIII
21
LEMBARAN TAMBAHAN : KEPINGAN API IX
22
LEMBARAN 2.1 : SEDIKIT GAMBARAN MASA LALU
23
LEMBARAN 2.2 : PENGGANGGU
24
LEMBARAN 2.3 : PERTEMUAN DAN FAKTA
25
LEMBARAN 2.4 : PENEGASAN
26
LEMBARAN 2.5 : BAU MASALAH
27
LEMBARAN 2.6 : SEBUAH PERMINTAAN
28
LEMBARAN 2.7 : PERKUMPULAN FROUYA
29
LEMBARAN 2.8 : BENANG KEPERCAYAAN
30
LEMBARAN 2.9 : SEDIKIT KESALAHPAHAMAN
31
LEMBARAN 2.10 : MELURUSKAN SITUASI
32
LEMBARAN 2.11 : MEMULAI PERGERAKAN
33
LEMBARAN 2.12 : MEMBINGUNGKAN & SEDIKIT GAWAT
34
LEMBARAN 2.13 : SANG PENYELAMAT HUTAN
35
LEMBARAN 2.14 : RASA PERCAYA & TERIMAKASIH
36
LEMBARAN 2.15 : TEMAN RAHASIA
37
LEMBARAN 3.1 : JANJI SANG PUTERI BULAN
38
LEMBARAN 3.2 : MEMPERKUAT PONDASI
39
LEMBARAN 3.3 : SEBUAH PERBEDAAN
40
LEMBARAN 3.4 : BELALANG SEMBAH
41
LEMBARAN 3.5 : LEBAH DAN MADU
42
LEMBARAN 3.6 : MEMULAI PENCARIAN
43
LEMBARAN 3.7 : PENCARIAN HUFLU
44
LEMBARAN 3.8 : REUNI SINGKAT
45
LEMBARAN 3.9 : MEMBUNTUTI
46
LEMBARAN 3.10 : VIPS
47
LEMBARAN 3.11 : TUJUAN YANG SIRNA
48
LEMBARAN 3.12 : HJORN
49
LEMBARAN 3.13 : KESEMPATAN SELANJUTNYA
50
LEMBARAN 3.14 : SURAT YANG JAUH
51
LEMBARAN 3.15 : SETENGAH-SETENGAH
52
LEMBARAN 4.1 : TEBING BATU
53
LEMBARAN 4.2 : PEMBICARAAN RINGAN
54
LEMBARAN 4.3 : MINI STUDY TOUR LINTAS KELAS
55
LEMBARAN 4.4 : KOMBINASI YANG ANEH
56
LEMBARAN 4.5 : MEREPOTKAN DAN TIDAK MASUK AKAL
57
LEMBARAN 4.6 : MEMULAI PENGAMATAN
58
LEMBARAN 4.7 : PENGUCAPAN & NIAT
59
LEMBARAN 4.8 : PERTEMUAN TAK NYATA
60
LEMBARAN 4.9 : KEPEKAAN AKAN SITUASI
61
LEMBARAN 4.10 : KUCING & KELINCI
62
LEMBARAN 4.11 : LEBIH BAIK
63
LEMBARAN 4.12 : LEDAKAN KEPRIBADIAN
64
LEMBARAN 4.13 : LARANGAN & PERINGATAN
65
LEMBARAN 4.14 : PERTUMBUHAN & PERLAWANAN
66
LEMBARAN 4.15 : PENAWARAN & PERMINTAAN
67
LEMBARAN 4.16 : IKATAN YANG DIPERLUKAN
68
LEMBARAN 4.17 : UNDANGAN KABUT
69
LEMBARAN 4.18 : KABAR YANG TAK MENENTU
70
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN I
71
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN II
72
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN III
73
LEMBARAN TAMBAHAN : SANG KELINCI BULAN IV
74
LEMBARAN 5.1 : BINATANG MISTIS
75
LEMBARAN 5.2 : PELUKIS ANEH
76
LEMBARAN 5.3 : LUKISAN ANEH
77
LEMBARAN 5.4 : SEDIKIT TIDAK TERBIASA
78
LEMBARAN 5.5 : MENCOBA UNTUK TERBIASA
79
LEMBARAN 5.6 : ROH BERTOPENG
80
LEMBARAN 5.7 : UNDANGAN & MANUSIA KERTAS
81
LEMBARAN 5.8 : PENGUNGKAPAN DAN MEMIKIRKAN
82
LEMBARAN 5.9 : IKATAN TIGA SERANGKAI
83
LEMBARAN 5.10 : JEMPUTAN MENDADAK
84
LEMBARAN 5.11 : MENGHASUT & MEMAHAMI
85
LEMBARAN 5.12 : ASAL USUL
86
LEMBARAN 5.13 : ROH BERTOPENG & SEUTAS PERBAN
87
LEMBARAN 5.14 : RITUAL PEMURNIAN
88
PENGUMUMAN SEMENTARA
89
LEMBARAN PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!