Aku Kekasih Suamiku
Polesan lipstik warna merah terang membuat bibir tebalnya semakin kelihatan seksi.
Muach..
Bentuk gerakan bibirnya setelah selesai memakai lipstik. Malam ini ia ingin tampil sempurna di depan suaminya.
Nirwana nama wanita cantik itu biasanya dipanggil Nana. Diusia 22 tahun dia harus menikah karena perjodohan mendadak, namun kini usianya sudah 23 tahun, pernikahannya pun sudah berjalan satu tahun. Di malam spesial ini ia akan menyatakan perasaannya pada suaminya. Sudah lama dia memendam perasaan ini, kini saatnya untuk mengungkapkan perasaan cintanya.
Dress kuning selutut dengan lengan pendek menjadi pilihannya. Rambut hitam panjangnya ia urai begitu saja. Mata bulat dengan bulu mata lentik serta alis tebalnya menambah nilai kecantikannya. Hidungnya lumayan mancung namun juga tidak termasuk dalam kategori hidung pesek. Kulitt putihnya senada dengan dress yang ia kenakan.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, biasanya suaminya akan pulang jam 7, ia segera keluar dari kamar menuju ruang tamu untuk menunggu kepulangan suaminya.
Senyum lebar tak pernah lepas dari bibir merah Nana.
Mendengar suara deru mobil yang berhenti di halaman rumah, Nana segera melangkah dengan langkah cepat, hatinya dipenuhi bunga yang bermekaran, padahal setiap malam dia aelalu melakukannya, menyambut kepulangan suami yang sudah mencuri hatinya itu.
Dibukanya pintu yang sejak tadi ia pandang, terlihat suaminya turun dari mobil, entah kenapa malam ini suaminya terlihat begitu tampan. Senyum termanis sudah ia suguhkan. Suaminya berjalan bak pangeran ke arahnya.
Setelah dekat Nana segera mengambil tangan sang suami lalu diciumnya tangan itu, katanya mencium tangan suami bisa menggugurkan dosa.
Biasanya mereka berjalan beriringan masuk ke dalam ruamah tanpa bersentuhan, tapi malam ini Nana ingin bermanja pada suaminya itu. Memegang lengannya lalu melangkah bersama tak lupa senyum manis Nana berikan pada suaminya itu.
"Mas Rama... mau makan malam atau mandi dulu" tanya Nana lembut. Meskipun baru pulang kerja suaminya masih wangi.
"Bisakah kita bicara? " suaminya malah bertanya yang lain. Mungkin nanti saja dia memberi suaminya itu kejutan.
"Tentu" Mereka melangkah bersama menuju ruang keluarga. "Ada apa mas?" tanya Nana setelah mereka duduk Bersebelahan.
Rama mengeluarkan dokumen dari dalam tas yang tadi sempat dibawa Nana. Menyodorkannya pada wanita yang selama setahun ini sudah menjadi istrinya.
"Ini"
"Apa ini mas? " menatap dokumen yang diberikan Rama dengan senyum lebar.
Apa mas Rama juga ingat hari ini. Apa ini hadiah darinya, tapi apa hadiah yang berbentuk dokumen, Apa dia membelikan aku mobil, rumah, apartemen, atau restoran sebagai hadiah, seperti kebanyakan orang kaya, mas Rama kan berasal dari keluarga kaya. Pasti banyak uangnya, ah... kenapa aku jadi matre begini.
"Bukalah?" perintahnya.
Nana membuka dokumen itu dengan senyum yang tak pernah hilang dari bibir tebal nan **** itu. Siapapun yang melihatnya pasti ingin merasakan bibir tebal itu tak terkecuali laki - laki yang sekarang berada di sebelahnya.
Rama sedikit mencuri pandang pada Nana. Dia akui malam ini istrinya terlihat berbeda, cantik dan hot. Rama meneguk salivanya melihat bibir tebal istrinya yang setiap malam tak pernah ia lewatkan itu.
Buru - buru ia tepis pikiran mesumnya itu, malam ini juga ia harus menyelesaikan urusannya dengan Nana.
Duuuaaarrrr....
Nana terdiam melihat apa yang ia pegang, tangannya bergetar, matanya sudah berkaca - kaca, lidahnya terasa kelu untuk bertanya, ia berharap bahwa apa yang dipikirkannya tidak akan pernah terjadi.
"Surat cerai? " gumamnya lirih, setelah mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk betanya.
"Ya, mari kita bercerai Nana" ucap laki - laki disebelahnya.
Dua bulir kristal jatuh dari pipinya.
"Kenapa?"
"Bukankah kita menikah tanpa cinta, kita dijodohkan, kita tidak saling mencintai"
Nana berusaha untuk menguatkan hatinya. "Apa hanya karena itu? " tanyanya lagi. air mata tolonglah jangan jatuh lagi, biarkan diri ini punya harga diri pintanya dalam hati.
"Tidak"
"Apa kau punya kekasih sebelum kita menikah"
"Ya, dan aku akan menikahinya beberapa bulan lagi setelah dia menyelesaikan pendidikannya di London"
"Lalu kenapa kau setuju untuk menikah?" tanya Nana ada rasa kesal dihatinya, kalau punya kekasih kenapa harus menikah dengan wanita lain. pikirnya.
"Aku tidak bisa menolak keinginan mama, mama yang memaksaku untuk menikahimu"
Nana memalingkan wajahnya. Hatinya semakin hancur mendengar jawaban Rama.
Rama bangkit dari duduknya. "Tanda tanganlah, dan aku akan mengabulkan semua yang kau ajukan, aku akan tetap bertanggung jawab padamu" ucapnya sebelum melangkahkan kakinya.
"Taggung jawab seperti apa yang kau maksud?"
"Aku akan memberikan berapapun uang yang kau minta" melanjutkan kembali langkah kakinya. Nana tersenyum sinis.
"Tunggu" Rama menghentikan langkahnya yang baru tiga langkah. "Selama kau menyentuhku, apa kau menganggapku wanita lain sebagai pengganti" Rama terdiam. Hening.
"Tidak" jawab Rama setelah beberapa menit. Kemudian melanjutkan langkahnya kembali meninggakkan Nana sendirian.
Menatap kembali dokumen yang berada ditangannya. kemudian meletakkannya diatas meja.
Ternyata aku yang mendapat kejutan. Terima kasih atas hadiahnya wahai suami yang tak bisa aku raih hatinya.
Nana berjalan menuju taman belakang dirumah itu. Sampai disana Nana melihat ke arah meja dan kursi yang ia siapkan tadi. Kakinya melangkah ke rempat itu.
Taman belakang yang sudah ia hias sedemikian rupa agar terlihat indah dengan bekal ilmu dari Google ternyata sia - sia.
Disana ada dua kursi dan satu meja yang sudah berisi hidangn untuk makan malam, makanan itu masih hangat karena ia menyuruh salah satu pelayan rumah untuk menghangatkannya tadi.
Nana menarik salah satu kursi lalu duduk disana. Mengambil sendok dan garpu, lalu menyuapkan makanan ke dakam mulutnya. Setelah makanan dipiringnya habis, dia memindahkannya lalu mengambil piring satunya lagi yang masih berisi penuh makanan. Makan malam yang seharusnya dimakan oleh suaminya.
Dia menyuapi mulutnya kembali, dua piring makan malam dihabiskan Nana.
"Ayah apakah Nana sudah menjadi anak yang berbakti pada orangtua, apakah Nana sudah membuat ayah bahagia dengan menikahinya?. Maafkan Nana ayah sampai saat ini Nana belum bisa membuat ayah bangga" lirih Nana sembari meneteskan air mata.
"Ayah, laki - laki yang ayah pilih untuk Nana memberi Nana hadiah di malam anniversary satu tahun pernikahan kami, bukankah dia sangat baik ayah, dia memberi Nana surat cerai ayah" pecahlah tangisnya, ia menangis sesenggukan.
Rama yang belum tudur karena ini masih belum terlalu malam. Setelah membersihkan diri, dia berdiri di atas balkon, entah apa yang ia pikirkan. Saat dia ingin berbalik, seperti ada bayangan seseorang dibawah sana.
Rama dapat melihat Nana yang berjalan menuju sebuah meja dan kursi yang sudah dihias seperti tempat yang romantis.
"Apa yang dia lakukan, apa dia menyiapkan makan malam romantis" gumam Rama, entah kenapa hatinya merasa tidak nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Uthie
Coba nyimak 👍👍👍
2023-04-30
0
Susilawati
itulah laki2 katanya nggak cinta, tapi di embat juga tuh bini nya.
hai thor salam kenal
2023-02-01
2
Sulati Cus
berarti selama ini cm buat nyalurin hasrat doang
2023-01-17
0