Nana menatap sendu sang ayah setelah mendengar permintaan ayahnya. Haruskah ia menyetujui permintaan ayahnya untuk menikah dengan laki - laki yang tidak pernah ia kenal untuk mengurangi kekahawatiran ayahnya.
"Ayah tidak tenang meninggalkanmu sendirian, ayah ingin melihatmu menikah sebelum ayah pergi" ucap ayah dengan suara lemahnya.
"Ayah tidak akan kemana - mana, ayah akan terus bersama Nana" suaranya bergetar, matanya sudah berkaca kaca lagi setelah tadi sempat berhenti.
Rahman tersenyum lembut pada putrinya. "Menikahlah! "
Ayah berharap akan ada yang menjagamu setelah ayah pergi. Maaf jika ayah egois, memaksamu menikah.
"Baiklah ayah, tapi ayah harus janji, ayah akan sembuh"
Nana setuju untuk menikah meskipun ia tidak tahu siapa laki - laki yang mau menikahinya. Ia ingin membahagiakan ayahnya. Nana juga takut kalau apa yang dipikirkannya akan menjadi kenyataan. Dia tidak mau menyesal jika itu memang permintaan terakhir ayahnya.
*
*
"Baiklah, aku akan menikah ma, tapi jika perceraian itu harus terjadi, mama harus ikhlas" ujar Rama menyetujui permintaan mamanya, sembari mengangkat tubuh wanita yang sudah melahirkannya. Kenapa mamanya itu sampai bersujud hanya demi putri sahabatnya itu, apa yang telah mereka lakukan pikir Rama.
"Ya mama janji" dan mama akan selalu berdoa supaya perceraian itu tidak akan pernah terjadi lanjut mama dalam hati.
*
*
Ceklek.
Pintu ruangan terbuka. Silvi bersama putranya masuk ke dalam ruangan itu.
"Bisa kita lakukan sekarang" tanya Silvi tanpa meminta persetujuan Nana, karena ia yakin Rahman bisa menanganinya. Rahman mengangguk tanda setuju.
Disusul asisten Dimas bersama seorang laki - laki yang berprofesi sebagai penghulu.
Rahman menyaksikan sendiri anaknya menikah, air mata kebahagiaan jatuh dari kedua sudut matanya.
Sayang putri kita sudah menikah dengan anak sahabat kita sendiri. Sekarang aku bisa menyusulmu.
Nana mencium tangan suaminya yang sampai saat ini belum ia lihat wajahnya. Mereka menikah tanpa persiapan apapun. Pakaian yang mereka kenakan pun masih sama, Rama dengan pakaian kerjanya, sementara Nana dengan pakaian casual, celana jeans dan kemeja kotak - kotak.
Setelah mencium tangan suaminya Nana menghampiri ayahnya. "Ayah Nana sudah menikah, apa ayah bahagia?" tanya Nana dengan deraian air mata
"Ya" tangannya mengelus kepala Nana sembari mengangguk.
"Sekarang ayah harus sembuh, ayah sudah berjanji" pinta Nana berharap kesembuhan ayahnya.
Tersenyum lembut. "Jadilah istri yang baik, patuhlah pada suamimu. Jadilah gadis yang manis dan feminim, Rubahlah kebiasaanmu"
"Bukankah Nana selalu jadi putri ayah yang manis" mencebikkan bibirnya.
"Ya, kau putri ayah yang paling manis disaat tidur"
Nana tertawa mendengar godaan ayahnya. Ayah yang selalu menjadi pahlawan baginya.
Rahman menatap Rama yang duduk si sofa, Silvi yang menyadarinya menyuruh putranya itu mendekat.
Rahman mendekat ke arah ranjang Rahman.
"Terima kasih. Jika kau sudah bosan dengan putriku, maaf ayah tidak bisa mengambilnya kembali. Lepaskanlah dia tanpa menyakiti hatinya" ucapnya pada menantunya itu.
"Baiklah ayah" jawab Rama kaku, dia bingung harus bersikap bagaimana pada mertua dadakannya ini.
Rama dan ibunya sudah diluar ruangan, meninggalkan ayah dan anak itu. Memberi ruang untuk mereka karena setelah itu Nana akan ikut ke Surabaya ke tempat tinggal suaminya.
*
*
"Ayah.......... " teriak Nana dalam ruangan. "Jangan tinggalkan Nana ayah.... " Nana menangis histeris.
Mendengar teriakan Nana, Rama membuka pintu dan masuk ke dalam di susul mama dan asistennya.
Dokter dan dua perawat memeriksa keadaan Rahman. Dan pasien dinyatakan meninggal.
"Rahman.... Innalillahiwainnailahirojiun" Silvi terisak melihat sahabatnya menghembuskan nafas terakhir di hadapannya. Semoga kau tenang di sana, aku akan menjaga putrimu seperti putriku sendiri ucap Silvi di dalam hatinya.
Rama memperhatikan wanita yang kini menjadi istrinya itu. Dari tadi mereka belum berkenalan dengan benar, bahkan wanita yang sudah menjadi istrinya itu terkesan cuek padanya.
Merasa aneh saja ketika ada wanita yang tak sudi menatapnya, tidak ada satupun wanita yang bisa menolak pesonanya.
*
*
Kembali ke masa kini.
Sudah dua jam Nana duduk di taman itu. Rama p oppaun masih terus memandanginya dari atas balkon.
Tak lama Nana pun beranjak berdiri, melangkah masuk ke dalam rumah. Kamar mereka berada di lantai dua namun malam ini Nana masuk ke salah satu kamar di bawah, tempat yang biasa mertuanya gunakan jika menginap disana.
Ya mereka tidak tinggal bersama orangtua Rama. Mereka tinggal dirumah yang sengaja Rama beli setelah menikah.
Rama juga menutup pintu balkon setelah Nana pergi dari sana. Merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Melihat ke arah samping tempat dimana biasanya Nana tidur, senyum tersungging di bibir manisnya.
Hampir setengah jam pintu kamar itu pun belum terbuka dari luar. Sejak tadi Rama melihat ke arah pintu kamarnya, berharap seseorang masuk dan menghangatkan ranjangnya seperti biasanya.
Kemana dia? butuh berapa menit untuk sampai kesini?
Nana sudah terbang ke alam mimpi, sementara Rama tanpa sadar menunggu istrinya,, sampai ia terlelap.
*
*
Keesokan paginya.
Rama terbangun seperti biasanya namun pagi ini seperti ada yang berbeda. Entah apa itu. Melihat ke arah samping. Kosong.
"Masih rapi, apa dia tidak kembali tadi malam" gumamnya.
Setelah membersihkan diri, Rama mengambil pakaian kerjanya sendiri di dalam lemari karena pagi ini istrinya tidak menyiapkan baju kerjanya seperti biasa.
"Masih jadi istri, tapi sudah durhaka pada suami" gerutu Rama kesal.
Rama keluar dari dalam kamar, mencari keberadaan istrinya namun nihil, dia tidak menemukan keberadaan istrinya.
"Bi, dimana nyonya?"
"Tidak tahu tuan, saya belum melihatnya pagi ini"
"Kemana dia sepagi ini? " gumamnya lirih.
Bibi belum pergi dari hadapan Rama seperti ingin mengatakan sesuatu. Rama mengerutkan keningnya.
"Ada apa bi? " tanya Rama yang melihat tingkah aneh bibi yang senyum - senyum sendiri.
"Itu tuan..... " dengan ragu bibi ingin mengucapkannya. "Selamat ulang tahun pernikahan tuan"
Deg
Rama bagaikan dejavu.
"Nyonya sangat antusias sekali menyiapkan makan malam untuk tuan, nyonya sendiri yang menghias taman belakang" lanjut bibi semangat bercerita tanpa memperhatikan wajah laki - laki di depannya itu.
Ulang tahun pernikahan, dan aku memberikan surat cerai di malam spesialnya.
Rama tersadar dari keterdiamannnya setelah mendengar suara bibi undur diri untuk melanjutkan pekerjaan yang lain.
Rama masih terpaku. Dia bingung harus bagaimana? Meskipun ia tidak mencintai istrinya itu, tapi setidaknya ia menghargai usaha istrinya membuat makan malam romantis untuk mereka.
Tap
Tap
Tap
Terdengar suara langkah kaki dari arah belakang. Rama mengalihkan tatapannya ke arah asal suara. Rama melihat dengan jelas istrinya yang keluar dari dalam kamar yang biasa mamanya gunakan jika berkunjung.
"Selamat pagi" ucapnya dingin tanpa tersenyum sedikitpun. Rama menatapnya dengan perasaan entahlah. Biasanya wanita dihadapannya itu akan memberikan senyum manis terbaiknya yang terkadang membuatnya jengah. Tapi pagi ini entah kenapa Rama ingin melihat semyum itu.
Nana mulai menyantap sarapannya, tanpa mengambilkan sarapan untuk suaminya. Ia makan dengan lahap karena ia butuh tenaga yang banyak untuk berperang. Nana sudah mengambil keputusan.
Meletakkan sendok di atas piring setelah sarapannya habis, meneguk minuman yang ada ditangannya hingga tandas tak bersisa. Rama hanya menatapnya dalam diam tanpa menyentuh sarapannya. Ya, tadi Rama mengambil sendiri sarapannya, dirasa wanita yang masih sah menjadi istrinya itu enggan melayaninya.
"Aku setuju untuk bercerai"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
pergilah yg jauh Nana srmoga km dapat ganti yg lebih baik dr Rama wl km sdh menjadi janda muda wl sdh tdk perawan lg krn sdh dismbil suami oertamamu yg egois lebih memilih bersama kekasihnya dr pd mempertahankan dan perjuangkan istri dan pernikahan kalian😭jika perceraian yg terbaik untuk Nana dan Rama😭😡😁
2024-03-06
1
Lanjar Lestari
pergilah yg jauh Nana srmoga km dapat ganti yg lebih baik dr Rama wl km sdh menjadi janda muda wl sdh tdk perawan lg krn sdh dismbil suami oertamamu yg egois lebih memilih bersama kekasihnya dr pd mempertahankan dan perjuangkan istri dan pernikahan kalian
2024-03-06
0
Susilawati
bagus Nana, jgn lemah jd perempuan
2023-02-01
2