Suamiku Bukan Pria Pilihanku
"Hai ... Sudah lama menunggu?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba duduk di samping Meylan.
Meylan menggeleng pelan. Raut wajahnya murung, seperti sedang menyimpan beban. Dia tidak tahu bagaimana caranya mengatakan kepada laki-laki yang sudah dua tahun menjadi kekasihnya ini. Meylan mencintai laki-laki ini dan sudah membayangkan akan hidup bersamanya sampai tua nanti.
Tetapi takdir berkata lain. Meylan harus menikah dengan Renan, anak dari Tuan Kusuma dan Nyonya Kana, orang yang telah berjasa dalam hidupnya.
"Katakan, kenapa kekasihku murung seperti ini? Apa ada masalah?" tanya laki-laki itu lagi.
Sudah dua tahun pacaran membuat dia hafal betul bagaimana sifat Meylan. Jika dia diam seperti ini, pasti dia sedang ada masalah.
Tangan laki-laki itu meraih wajah Meylan dan menyingkirkan anak rambut yang menutupi pipinya. Dia mengusap pipi Mey dengan lembut, menunjukkan betapa dia sangat menyayanginya.
"Katakan cantik ... Apa yang menggangu pikiranmu?" tanyanya lembut.
Meylan terus menatap laki-laki di sampingnya. Dia tidak mengatakan apa-apa tetapi matanya mulai berkaca-kaca.
"Ada apa?" Laki-laki itu langsung menarik tubuh Meylan ke dalam pelukannya. Air mata Meylan mengalir tidak terbendung di dalam pelukan laki-laki itu. Meylan menghapus air matanya lalu melepaskan pelukannya.
"Ivan ... " Suara Meylan lemah. Belum sempat dia bicara air matanya kembali menetes. Dengan penuh kasih, Ivan menghapus air mata yang kembali membasahi pipi kekasihnya itu.
"Kamu kenapa hmmm ... ? Tidak biasanya kamu seperti ini? Katakan padaku .... " ucap Ivan lembut sambil terus membelai pipi Meylan.
Ivan sudah mulai curiga karena Meylan bukanlah gadis cengeng. Pasti masalah yang dia hadapi sangat berat hingga membuatnya sampai seperti ini.
"Ivan ... " Mey berusaha bicara disela tangisnya. "Maaf .... Aku harus mengakhiri hubungan kita," lanjutnya dengan air mata yang tidak berhenti menetes.
Ivan tertawa mendengar kalimat yang keluar dari mulut Meylan.
"Apa maksudmu? Apa kamu sedang mengerjai aku? Apa masalahmu sampai kamu harus mengakhiri hubungan kita?"
"Aku sungguh-sungguh. Aku akan menikah dengan Renan," jawab Mey lirih. Dia menundukkan kepalanya karena tidak kuasa menatap Ivan.
"Apa??? Apa maksudmu???" Raut wajah Ivan berubah seketika.
Meylan terus menundukkan kepalanya. "Tuan Kusuma dan Nyonya Kana mendatangi aku dan memintaku untuk menikah dengan anaknya."
"Tidak mungkin Mey!!! Tidak mungkin!!!"
"Itu benar ... " Meylan terisak.
"Maaf .... Aku tidak bisa menolaknya. Aku harus membalas budi atas kebaikan mereka selama ini. Kamu tahu yang sudah mereka lakukan untukku. Mereka yang membiayai seluruh hidupku. Memungutku dari panti asuhan dan menyekolahkan aku di sekolah asrama terbaik. Aku bisa seperti ini karena mereka."
"Tapi masih banyak cara lain untuk membalas budi. Tidak harus menikah dengan anaknya!!!" Mata Ivan mulai merah, antara marah dan hampir menangis.
"Tapi hanya itu yang mereka minta dariku ... Aku pun tidak mau Ivan ... Tetapi aku tidak bisa menolaknya!"
"Aku ... Aku akan menabung. Aku akan mengembalikan semua uang yang telah mereka keluarkan untukmu! Atau .. Atau aku bisa mengajukan pinjaman. Aku akan membayar semuanya asal kamu tidak menikah dengan anak mereka." Suara Renan mulai berat dan terbata.
"Tidak mungkin ... Kamu sendiri membutuhkan uang untuk pengobatan ibumu. Menabung seumur hidup pun tidak akan mampu mengembalikan uang mereka," Meylan semakin terisak.
Ivan membuang wajahnya. Dia tidak ingin menatap wajah Meylan.
"Ivan ... " panggil Meylan lirih.
Laki-laki itu masih membuang wajahnya. Dia tidak ingin menatap wanita yang sangat dicintainya ini.
"Apa kamu menginginkan hartanya karena itu kamu mau menikah dengannya?!" ucap Ivan sambil terus memalingkan wajahnya dari Meylan.
"Ivan! Kamu tahu aku bukan wanita semacam itu." Suara Meylan semakin lirih diiringi tangis.
"Maaf ... Maafkan Aku ... Aku tahu kamu bukan wanita seperti itu. Aku hanya tidak bisa menerima kenyataan ini."
Ivan mengusap wajahnya dengan kasar. Sekuat hati dia menahan agar air mata tidak menetes di depan Meylan.
"Lihat aku ... Menoleh lah padaku. Lihat aku untuk terkahir kalinya ... "
Dengan berat hati Ivan menoleh ke arah Meylan. Mata mereka bertemu. Mata yang sama-sama merah dan basah.
"Maafkan aku ... Kamu mau kan? Kamu tahu aku tidak pernah menginginkan ini terjadi."
Ivan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak sanggup."
"Aku harus pergi ... " Meylan berdiri. "Selamat tinggal ... Aku yakin kamu bisa menemukan kebahagiaanmu tanpa aku."
Perlahan Meylan berjalan meninggalkan Ivan. Laki-laki itu hanya bisa menatap kepergiannya. Dia masih belum bisa menerima kenyataan jika kekasihnya akan menikah dengan laki-laki lain.
"Mey ... !" Teriak Ivan.
Meylan menghentikan langkahnya. Laki-laki berlari lalu memeluk Meylan dari belakang.
"Aku akan memastikan kamu bahagia, baru aku akan mencari kebahagiaanku sendiri," bisik Ivan.
Air mata Meylan mengalir semakin deras mendengar kata-kata Ivan.
*
*
*
Pesta pernikahan sudah selesai. Tamu undangan sudah pulang ke rumah masing-masing. Tinggallah Meylan bersama Nyonya Kana yang sekarang menjadi ibu mertuanya. Sementara Tuan Kusuma di ruangan lain bersama Renan, anak lelakinya.
"Meylan sayang, pokoknya Mama nitip Renan sama kamu. Mama yakin kamu bisa menjadi istri yang baik untuk Renan," ucap Nyonya Kana.
"Iya Tante," jawab Meylan gugup.
"Kok masih panggil Tante? Manggilnya Mama dong mulai sekarang," balas wanita itu ramah.
"Iya Ma ... "
"Memang Renan anaknya keras kepala tidak bisa diajak bicara, tetapi pada dasarnya dia anak baik. Dulu dia tidak seperti itu. Mama pikir mungkin karena dia lama tinggal di luar negeri lalu sifatnya mulai berubah. Sekarang dia menilai segalanya dengan uang. Usianya sudah matang, kalau tidak dipaksa seperti ini dia tidak akan mau menikah."
"Kalau Renan tidak menyukai aku bagaimana Ma?" tanya Meylan ragu.
"Dia pasti menyukaimu. Kamu cantik Mey, semua laki-laki tertarik padamu." Nyonya Kana menatap Meylan dengan tatapan penuh kasih dan kagum.
Meylan tidak mengerti kenapa Nyonya Kana dan Tuan Kusuma memilih dia untuk menjadi istri dari Renan, anak mereka satu-satunya. Meylan hanya anak yatim piatu. Bahkan Meylan bisa hidup layak karena belas kasihan keluarga Kusuma.
Sedangkan di luar sana banyak wanita yang lebih cantik dan lebih pantas untuk menjadikan pasangan Renan, tetapi kenapa mereka justru memilih Meylan.
"Itu Papa mu sudah selesai dengan Renan."
Nyonya Kana melihat Tuan Kusuma berjalan mendekat mereka. Di belakang Tuan Kusuma berjalan laki-laki gagah dan tampan yang sekarang menjadi suami Meylan.
"Meylan ... Papa sama Mama pamit dulu ya ... Kalau perlu apa-apa kamu bisa menghubungi papa atau mamamu. Jangan sungkan," ucap laki-laki paruh baya itu ramah.
"Iya Pa ... "
"Kita pulang sekarang Ma?" Nyonya Kana mengangguk.
"Sampai jumpa Meylan .... " Meylan mengangguk dan tersenyum. "Renan ... Jaga istrimu baik-baik!"
Tidak ada jawaban maupun perubahan ekspresi dari wajah Renan. Tanpa menunggu kedua orang tuanya pergi, Renan berbalik dan meninggalkan mereka semua. Dia bahkan tidak menoleh ke arah Meylan yang sekarang sudah resmi menjadi istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments