The Destiny Of Love Naughty Woman
...Di batas keresahan aku berdiri menantang takdir...
...Lolong burung malam seakan mencubit batin yang kerap menjerit tanpa sandaran...
...Hitamku, juga putihku bersama beradu...
...Layak, tidak layak...
...Pantas, tidak pantas...
...Masih malu-malu dalam mengakui ku dalam nistapa yang ada...
...Laksana bunga di tepi jalan, liar namun kadang menyejukkan mata yang memandang...
...Meski tak jarang, banyak pasang tangan yang memetik keji, lalu membuangnya...
...~The Destiny of Love Naughty Woman...
...( Takdir cinta wanita nakal)...
...🌹🌹🌹...
.
.
Denok
BRUK!
Di Desember yang suram, dingin dan angkuh, seorang wanita yang lesu nampak melempar tubuhnya keatas kasur berukuran sempit pada kamar yang tak kalah sempitnya, dengan rasa lelah yang teramat di jam pagi itu.
Wanita itu sejurus kemudian membalikkan tubuhnya lalu nyalang menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Tatapannya menyiratkan makna mendalam. Tajam dan penuh dengan keresahan.
" Mak? Bisa nggak gak Mamak enggak usah kerja begitu lagi. Ucup... Ucup enggak mau Mamak di hina- hina lagi!"
Perkataan Yusuf atau yang biasa ia sebut Ucup beberapa waktu lalu benar-benar membuatnya, gundah, resah dan gelisah.
Bocah berusia 10 tahun yang telah bersamanya kurang lebih dua tahun ini, menjadi satu-satunya penyemangat hidupnya setelah ia berpisah dengan dua wanita hebat yang kini pasti tengah menikmati takdirnya yang lebih baik.
" Jonathan akan menikah mbak. Apa, mbak Denok udah tahu?"
Informasi kedua yang entah mengapa makin membuat dirinya terjun ke dasar jurang kehampaan. Pesan dari ibu Danuja beberapa waktu lalu makin mengikis kepercayaannya.
Pria itu terlalu tidak mungkin untuk di katakan sebagai teman dekat. Namun, kebaikan, komunikasi yang intens, hadiah-hadiah yang sering di kirimkan, semakin membuat Denok larut ke dalam perasaan yang hampir tidak pernah ia rasakan lagi.
Perasaan menyukai.
Namun?
" Kamu kerja apa? Lulusan universitas mana?"
Pertanyaan bernada sinis yang terlontar dari mulut wanita Hedon yang menyandang predikat sebagai Mama dari pria luar biasa yang ia kenal itu, seketika meluluhlantakkan keberaniannya.
Ia cemar, kotor dan lacur.
Deni Novita, wanita yang selama ini menenggelamkan dirinya pada lumpur pekat pekerjaan esek-esek tengah tiba pada titik ambigunya. Merasuk, mengoyak, serta meluluhlantakkan keteguhan hatinya yang sedari dulu menjadi pengikut doktrin emang gue pikirin.
Terlebih, setahun yang lalu itu, merupakan kejadian yang menjadi titik balik dirinya dalam mengukuhkan diri menjadi pribadi yang tak mempercayai apa itu cinta.
Lantas?
Entahlah. Mungkin ia saja yang salah mengartikan kebaikan seseorang. Atau, cinta sejatinya mungkin sudah mati bersama rasa percayanya yang juga sudah sirna kepada laki-laki.
Bisa saja.
Mungkin saja.
Kepercayaannya kepada rasa cinta benar-benar hilang manakala pria yang pernah memberinya sebuah emas bagai memberi sebuah kembalian itu, dikabarkan menikah dengan wanita, yang "katanya" bibit, bebet dan bobotnya sederajat.
Hah!
🎶 🎶 Wong ko ngene kok di banding- bandingke. Saing- saingke, Yo mesti kalah....
Raungan suara bocah bersuara khas dari negeri timur Jawa yang tengah viral itu, menjadi penegas jika sebuah panggilan masuk kedalam ponselnya.
" Lapo cok?" Jawabnya dengan wajah malas. Menjawab panggilan telepon dari rekan, sekaligus satu-satunya manusia yang mau memanusiakan dirinya.
" Duite wes tak transfer. Ojo lali engko bengi awakdwe ngetan. Target guede Iki. Nyalon sek kono! (Duitnya udah aku transfer. Jangan lupa, nanti malam kita ke timur. Target besar nih. Nyalon dulu sana kamu!)"
" Aman. Gak usah nyalon lah, lagi butuh setoran banyak ini aku . Aku yakin orangnya nanti malam pasti tua bangka, sepel banget kalau cuman kayak gitu!" Pungkasnya terkekeh-kekeh.
Kehidupan.
Entah apa makna di balik kata itu. Ia kadang merasa lelah akan hidupnya. Namun, ia juga masih belum siap jika harus mati.
Denok melempar ponselnya lalu memejamkan matanya. Jika manusia pada umumnya menggunakan pagi untuk beraktivitas, lain halnya dengan wanita itu. Ia menggunakan waktu pagi untuk mengistirahatkan tubuhnya, sebab semalaman sibuk meladeni gelora pria-pria kaya yang kesepian.
Ya, itulah Denok. Wanita nakal, lacur, pekerja malam. Wanita yang dianggap orang merupakan sampah, tak berguna, tak bermartabat, menjijikkan. Namun dilain pihak, wanita itu merupakan manifestasi dewi penolong bagi seorang Yusuf Srinarendra.
.
.
Yusuf
Ia yatim piatu.
Miskin, sengsara dan hidupnya bagai kapas yang di terpa angin. Tak memiliki arah apalagi tujuan.
Berteman dengan debu yang genit dan dinginnya malam yang sinis sudah merupakan hal yang biasa ia rasakan setiap hari.
Tapi itu dulu.
Sebelum ia diselamatkan oleh seorang wanita yang baginya telah menjadi peri untuk hidupnya. Sebuah mutiara yang berselimut lumpur pekat bisnis lendir.
Entah mengapa Tuhan masih memberikan hidup kepadanya, saat ia sendiri tak memahami alasan apa untuk ia hidup. Disewakan oleh keadaan, juga belaian lembut dari beberapa bapak dadakan yang memiliki kantong tebal.
Kemana orang tuanya? Kenapa ia harus ada kalau hanya untuk menyambut derita?
Jawabnya ialah tidak tahu. Sejak kecil, ia sebenarnya hidup di dalam panti asuhan. Namun, lantaran ketidakpastian donatur serta beberapa permasalahan yang tak ia mengerti, ia lantas turun ke jalan. Hidup liar bersama angin dan daun-daun di jalanan yang gugur.
Ia masih ingat betul. Dimana dia berusia delapan tahu saat itu. Waktu dimana ia ditemukan oleh seorang wanita yang menurutnya adalah malaikat tak bersayap, walau ucapannya kerap membuat mulutnya monyong beberapa sentimeter saking ketusnya.
" Habiskan, perkara besok pikir besok. Jangan takut mati kalau kita masih mau bergerak Cup. Sekolah yang bener kamu, biar Mamak bisa hidup enak nanti kalau kamu bisa dapat kerjaan yang bener!"
Mamak Denok, begitu dia memanggilnya.
Ia masih ingat betul, saat-saat wanita yang sering gonta-ganti warna rambut itu menggendong tubuhnya yang lemas diatas punggungnya yang ramping. Membelah hujan yang bagai di tumpahkan dari langit, dan berusaha mencarikan tempat teduh meski keduanya telah sama-sama kuyup.
"Wih ada anak gak jelas nih!!"
Ia tersentak dari lamunannya manakala Sorang bocah dari keluarga kaya yang baru keluar dari mobil itu nampak mencibirnya.
Dengan wajah malas pula ia beranjak pergi menuju kelasnya sebab ia tak tahan jika hal itu menyangkut Mamaknya.
Silent is gold.
" Heran juga dengan sekolah kayak gini. Kenapa kita bisa di campur adukkan dengan bocah kayak dia. Kalau Mamaknya aja begitu, anak-nya gimana?"
Kasak kusuk para ibu - ibu pengantar yang sepertinya tahu siapa Yusuf.
Membuat Yusuf yang memiliki sifat pendiam, memilih untuk masuk ke kelas, dengan segumpal harapan, kelak ia bisa membalas ucapan orang-orang itu dengan sebuah kebaikan lain.
"Sekolah yang bener kamu, biar Mamak bisa hidup enak nanti kalau kamu bisa dapat kerjaan yang bener!"
Dan kata-kata itu, selalu menjadi bahan bakar untuk menebalkan muka dalam menghadapi mulut manusia yang kadang lebih tajam dari pada sebilah pisau.
.
.
.
.
.
Halo readers, apa kabar? Semoga kabarnya baik. Amin.
Dalam kisah ini, alurnya akan sedikit maju mundur ya. Maka dari itu, akan ada beberapa flashback yang mengisahkan kenapa Jonathan menikah dengan wanita lain.
Kok Denok gak sama Jojon mom. Lah terus gimana?
Hey, jangan kesal dulu. Bukankah semua manusia memiliki dinamikanya masing-masing?
Bagi yang sudah mengikuti Mommy, pasti tahu kemana arah yang bakal Mommy sajikan.
Buka kulkas nemu puding.
Yang jelas semua pasti akan happy ending.
🤗🤗😘😘😘
Note :
Buat yang belum tahu siapa Danuja, bisa baca Menjadi Ibu untuk anakmu ya. Di side stori Lintang, kalian akan tahu siapa itu Danuja.
🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
martina melati
rupany nama DeNov itu singkatan Deni Novita y
2024-04-13
0
N Wage
baca ulang😊
setiap novel mom selalu tak baca ulang.susah move on.
2023-10-01
0
yhoenietha_njus🌴
akhirnya nemu juga novel Dadenya Danuja....makasih yang jemarin kasih tahu judulnya...love u Momm....muach😚😚
2023-06-29
0