...🌹🌹🌹...
Jonathan
"Pekerjaan?" Ia begitu heran dengan permintaan bocah yang bahkan namanya saja belum ia ketahui itu.
Sungguh diluar nalar. Kenapa tidak meminta hal lain yang lebih masuk akal. Mainan mungkin, atau uang.
" Tolong pekerjakan saya Pak. Apapun saya kerjakan, saya cuma mau bantu Mamak saya!" Ucap bocah itu dengan mata berkaca dan sorot penuh harap.
Apa-apaan ini? Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh bocah ingusan macam dia? Lagipula, jika itu terjadi, ia bisa kena undang-undang eksploitasi anak. Begitu pikir Jonathan.
" Katakan dimana rumahmu, akan ku antar setelah ini!"
" Sudah saya katakan, saya ini tidak punya rumah pak. Saya....baru kabur dari rumah!"
" Apa?"
.
.
Denok
" Beneran minggat tu anak Rin. Bajunya masih utuh!" Ucap Denok penuh keresahan manakala ia membuka lemari plastik ucup.
" Lah, emang lu kira si ucup kemana? Bertamasya? Atau jadi musafir?"
" Matamu!" Sahut Denok dengan kesal dan sukses membuat Karin terbahak-bahak.
" Lu sayang banget ya sama dia ya Nok?" Tanya Karin sambil memangku setoples kerupuk krama lea. Sedikit ingin mencairkan suasana yang begitu mengharukan itu.
" Aku itu ngelihat diriku dalam diri tuh bocah. Versi kalem aja. Bisa lu bayangin, anak sekecil itu di tinggal orangtuanya!" Sahut Denok tersenyum sumbang.
" Orang sepertiku, mungkin sampai mati akan hidup seperti ini Rin. Tadinya, aku banyak berharap sama Yusuf. Ya ..biar aku bejat, setidaknya ada yang nguburin aku dengan wajar nanti!"
" Karena, aku udah nggak percaya apa itu cinta!" Ucapnya dengan senyum masam.
" Ngeri amat sih lu ngomongin kayak gitu. Terus gimana...?"
" Apanya?"
" Si ucup!"
" Aku mau nyari dia Rin!"
" Hah, nyari? Kemana? Lu gila?"
.
.
Yusuf
Ia hanya bisa mengagumi interior mobil kinclong mengkilat yang baunya sangat wangi, bahkan lebih wangi dari parfum Mamak.
Merasa begitu beruntung karena dapat berada dalam mobil bagus itu.
" Kau bisa jalan?" Tanya Jonathan kepada bocah itu. Memastikan jika cedera kakinya tak berimplikasi parah.
" Bisa Pak!"
" Ah iya, nama kamu siapa?"
" Yusuf Pak!"
" Baik Yusuf, jadi gini...saya enggak janji bakal kasih kamu kerjaan, tapi lebih baik kamu ikut saya dulu ke kantor saya. Saya ada rapat penting soalnya. Setalah itu, nanti kita bicara lagi!"
Yusuf mengangguk menyetujui, lagipula ia tak mengenal siapapun lagi disana selain orang itu. Bahkan, jika laki-laki itu akan berbuat jahat terhadapnya sekalipun, sungguh Yusuf tak menaruh curiga sama sekali.
Ia hanya bisa menoleh sana sini saat banyak pasang mata berseragam bagus, berwajah cantik dan tampan menatapnya penuh keheranan.
Seorang bocah kuyu, kusam, dengan tubuh yang kurus, nampak berjalan di belakang seorang direktur muda.
" Pak, sandalnya ini tidak di lepas?"
Jonathan menghembuskan napas panjang demi melihat kepolosan bocah itu.
" Ngapain di lepas? Ini aja kotor!"
" Kotor?"
Jika pria gagah ini saja mengatakan lantai sekinclong ini kotor, lalu apa kabar lantai kontrakannya yang semennya saja sudah jebol disana- sini?
Mendadak , Yusuf merindukan Denok.
" Kau duduklah disana, aku keluar sebentar!"
Yusuf mengangguk patuh pada apa yang diutarakan oleh Jonathan. Bocah itu tak menjawab lagi dan langsung melempar bokongnya ketas sofa yang bahkan lebih empuk dari kasur milik Mamaknya.
"Hah, orang kaya memang enak ya?"
.
.
" Bapak yakin" Tanya Delon, pria yang paling betah bertahan menjadi assistenya setelah di rombak beberapa kali oleh Felisha.
" Aku takut kalau anak itu beneran kabur dari rumah orangtuanya De. Apa sebaiknya kita lapor polisi?"
" Kenapa bapak bawa kemari?" Tanya pria itu lagi dengan penuh ketidakmengertian.
" Kasihan!" Jawab Jonathan seperti biasa. Datar dan tanpa ekspresi.
" CK, yang benar saja!"
" Tadi aku gak sengaja nabrak dia!"
" Hah? Terus Pak?"
" Ya nggak terus. Dia bilang, dia nyari kerja buat bantu Mamaknya!" Jawab Jonathan enteng.
" Memangnya tu anak dari mana Pak?"
Jonathan hanya mengendikkan bahunya, sebagai penanda jika dia tak tahu.
" Haish, bisa-bisanya Pak Jo nih! Biar saya tanya dulu apa motifnya. Jangan-jangan, emang disuruh emak bapaknya buat begini lagi!"
Jonathan hanya bisa terdiam saat Delon pergi ngeloyor Masuk akal juga apa yang diucapkan assistenya itu. Tapi, kenapa dia baru sadar?
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
lebih tepatnya disuruh takdir buat mempertemukan jojon dan denok hihiih
2023-01-03
0
Nur Denis
nanti klo km tau siapa mamaknya pasti bakal berterimakasih karena sudah dipertemukan dg si ucup Jon🤣🤣🤣
2022-11-22
0
Ayuk Vila Desi
Oalah cup cup untung ketemu Jonathan awakmu...bek menowo mbesok iso nemokno mamakmu Karo jonathan
2022-11-22
0