Chapter 5 - Kecerobohan Maura

Maura terlihat begitu menikmati makanan nya, begitu juga Nayna. Mungkin karena kelelahan setelah beberapa jam mengelilingi mall mencari barang-barang random yang kini berada di dalam paperbag. 

"Tentang nyari Daddy, lu serius Ra?" Tanya Nayna di sela makan nya.

"Masih gue pikir-pikir sih, kalo Daddy nya gak main sentuh kayaknya gue mau." Jawab Maura. 

"Gue punya Daddy baru satu kali ini sih, dan kebetulan dapet nya yang kayak gini. Jadi gak tau Daddy modelan lain kayak gimana." 

"Iya, gue belum siap lepas perawaan gue." Ucap Maura sambil tersenyum, dia menyuap paha ayam goreng dengan lahap, hingga pipi nya menggembung lucu. 

"Eehh, gue ke toilet bentar ya? Kebelet."

"Oke, jangan lama. Nanti gue di culik om-om." Celetuk Maura, membuat Nayna tertawa.

"Kalo om-om nya kayak Jin BTS atau Suga, gue gak masalah sih."

"Idih, tapi bener juga sih." Keduanya pun tertawa. Nama kedua idol kpop itu cukup populer di negara ini, karena prestasi dan fans nya juga. 

Nayna pun pergi ke toilet sebentar, sedangkan Maura tetap di tempatnya, memakan burger dengan lahap, hingga saus nya belepotan.

"Perasaan ini burger enak banget, apa karena gue laper ya?" Gumam Maura sambil meneliti burger yang dia makan, terakhir dia jajan burger dengan merek ini beberapa hari yang lalu, tapi rasa nya tak seenak ini. Mungkin pengaruhnya, karena dia lapar plus lelah.

"Permisi, Nona. Bisakah saya duduk disini?" Tanya seorang pria berbadan gempal, kepala nya pelontos dengan kumis yang lebat. 

"Itu kursi punya temen saya." Jawab Maura ketus, dia berusaha tak mengindahkan tatapan mesuum pria tua itu.

"Sebentar saja, untuk berkenalan." 

"Ohh ya, baiklah kalau begitu. Silahkan," jawab Maura tanpa menatap pria itu. Seperti nya pria itu sangat senang karena Maura mengizinkan nya duduk di kursi yang berhadapan dengan nya. 

Tapi tanpa di duga, Maura malah bangkit dari kursi nya, lalu memindahkan barang-barang miliknya dengan milik Nayna juga ke meja yang berada cukup jauh. 

"Silahkan duduk yang tenang, Pak tua." Ucap Maura, dia tersenyum kecil meremehkan pria berperut buncit itu. Sudah tua, tak tau diri lagi. Tentu bukan pria semacam ini yang dia harapkan menjadi Daddy nya. Pria itu di blokir dari daftar sugar Daddy.

"Lho kok jadi disini, kenapa pindah?" Tanya Nayna.

"Tadi ada om-om gak tau diri." Jawab Maura, di sela acara makan burger nya.

"Serius? Modelan nya kayak gimana?" 

"Kayak bola basket." Jawab Maura ketus, membuat tawa Nayna pecah seketika. Dia tak menyangka sahabat nya di goda oleh om-om tua bangkotan.

"Sebel banget tau gak, ngerusak nafssu makan aja." 

"Ngakak banget bestie, jauh banget dari ekspektasi." Ucap Nayna sambil memegangi perutnya yang terasa sakit karena kebanyakan tertawa.

"Puas banget Lo ngetawain gue, inget karma itu nyata." Ketus Maura sambil memutar matanya dan benar saja, Nayna malah terpeleset hingga dia jatuh mencium lantai.

"Lahh, di bayar tunai." Celetuk Maura, gantian kini dia yang tertawa melihat Nayna yang terjungkal. 

"Anjir, mana di ketawain nya sama banyak orang. Karma mu lebih parah, bestie." Celoteh Maura, dia bangkit dari duduknya dan membantu Nayna bangkit, setelah dia puas dengan tawa nya. The real bestie, ngakak dulu baru nolongin. 

"Sakit pantaat nya?" Tanya Maura, saat melihat Nayna mengusap-usap pantaat nya.

"Sakit sih gak seberapa, tapi malu nya itu lho. Di liatin seisi mall," 

"Malu nya sampe ke ubun-ubun ya.." ucap Maura, gadis itu kembali tertawa apalagi saat melihat wajah sahabatnya.

"Ayolah makan lagi, setelah makan kita lanjut beli make up, sepatu sama tas. Masih sanggup?"

"Sanggup lah, ayok!" Jawab Nayna dengan semangat 45 nya. Kalau masalah menghabiskan uang, dia memang jago. 

Maura dan Nayna kembali memulai petualangan mereka, hingga keduanya sampai di store tas branded. Pilihan Maura jatuh pada tas selempang yang terlihat sederhana, tapi harga nya jauh dari kata sederhana. Kalau orang awam yang melihat tas itu, pasti takkan menyangka kalau harga tas kecil itu berharga jutaan. 

Tapi, selera Maura dalam fashion cukup bagus. Hanya dengan satu kali melihat saja, Maura langsung jatuh hati pada tas berwarna merah maroon itu. 

"Aku mau ini, kamu?"

"Bingung nih, yang mana ya? Menurut Lo, bagusan yang mana?" Balik tanya Nayna sambil memperlihatkan dua tas yang mencuri perhatian nya.

"Coba pake deh." Usul Maura, Nayna pun menurut dan mencoba satu persatu tas itu.

"Menurut gue sih yang hijau mint itu deh, warna nya kalem." 

"Tapi gue nya gak kalem, sesuai gak sih?" Tanya Nayna, membuat Maura terkikik geli mendengar ucapan sahabatnya.

"Yaudah, terserah Lo aja suka nya yang mana." 

"Bingung, Ra." Rengek Nayna, dia menimbang-nimbang dua tas di tangan nya.

"Beli dua-duanya aja kalo Lo bingung, duit Lo banyak kan?" Saran Maura.

"Lah iya ya, kenapa harus bingung pilih satu kalo bisa beli keduanya. Tapi, Daddy marah kagak yaa duit nya gue habisin?" 

"Ya, urusan marah sama enggak nya liat nanti aja." 

"Oke lah, bungkus aja dua-duanya." Jawab Nayna, tak tanggung-tanggung dia membeli dua tas branded dengan harga jutaan itu. Nayna menguras kartu milik Daddy nya cukup dalam, 20 juta untuk dua tas.

Selesai melakukan pembayaran dengan kartu masing-masing, lalu pergi dari store tas branded itu. Mereka memutuskan untuk pulang karena kaki mereka sudah pegal-pegal berjalan-jalan mengelilingi mall.

"Lo yang nyetir, gue mau makan."

"Makan lagi? Yang bener aja, Nay. Lo baru makan dua burger di mall tadi, belum ayam goreng."

"Ngemil elaah." Jawab Nayna, meskipun mereka sering ke mall untuk menghabiskan uang, tapi mereka juga sering jajan-jajanan di pinggir jalan. 

Karena menurut mereka, makanan yang ada di restoran plus yang di jual abang-abang di gerobakan itu rasanya beda, micin nya lebih berasa. Sedangkan yang di restoran, mereka menganut cara masak makanan sehat. 

"Bagi.."

"Dih, doyan juga Lo?" Ketus Nayna sambil mencebikan bibirnya. 

"Ngiler, hehe." Jawab Maura sambil cengengesan.

Nayna pun membagi cemilan nya dengan Maura, satu plastik untuk berdua. Hingga keduanya keasikan makan dan tak sengaja menabrak belakang sebuah mobil mewah yang berhenti karena lampu merah. 

"Aduh, mati gue!" Ucap Maura sambil menepuk kening nya. 

"Turun sana, mau gimana pun Lo salah. Minta maaf sana, keburu orang nya marah."

"Duhh, iya iya bawel Lo." Maura melepas seatbelt nya, lalu turun dari mobil nya bersamaan dengan pengendara mobil yang dia tubruk.

"Maaf pak, saya gak sengaja."

"Kamu, selalu saja ceroboh gadis kecil." Balasnya, dari suaranya yang terdengar sangat tenang, Maura bisa tau kalau pemilik mobil itu sama sekali tak marah.

Maura mendongakan kepala nya, memberanikan diri menatap wajah sang pemilik mobil itu. Seketika itu dia membulatkan mata nya saat mengingat siapa pria yang berdiri gagah di depan nya.

"O-om.."

......

🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Kikan dwi

Kikan dwi

jin BTS mh punya aku Mamau....

2023-01-26

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan Daniash
2 Chapter 2 - Pesta Anniversary
3 Chapter 3 - Wanita Tak Tau Malu
4 Chapter 4 - Lingerie
5 Chapter 5 - Kecerobohan Maura
6 Chapter 6 - Kehidupan Maura
7 Chapter 7 - Tanda Merah
8 Chapter 8 - Kegilaan Herra
9 Chapter 9 - Misi Mencari Sugar Baby
10 Chapter 10 - Maura Setuju
11 Chapter 11 - Bertemu Daddy
12 Chapter 12 - Sebuah Kesepakatan
13 Chapter 13 - Tamu Bulanan
14 Chapter 14 - First Kiss
15 Chapter 15 - Makan Siang Bersama
16 Chapter 16 - Gadis Dua Black Card
17 Chapter 17 - Perhatian Kecil
18 Chapter 18 - Kegiatan Pagi Hari
19 Chapter 19 - Kejadian Masa Lalu
20 Chapter 20 - Tingkah Menggemaskan Maura
21 Chapter 21 - 3 Hari dan 3 Tahun
22 Chapter 22 - Gadis Nakal
23 Chapter 23 - Benda Apa Itu?
24 Chapter 24 - Saingan Berat
25 Chapter 25 - Detik-detik Panas
26 Chapter 26 - First Blood
27 Chapter 27 - Perhatian Daniash
28 Chapter 28 - Memulai Dari Awal
29 Chapter 29 - Kejutan Untuk Maura
30 Chapter 30 - Takut Sakit?
31 Chapter 31 - Satu Malam Bersamamu
32 Chapter 32 - Harus Berani, Jika Ingin Bersamaku!
33 Chapter 33 - Hargai Keputusanku!
34 Chapter 34 - Drama Pagi Hari
35 Chapter 35 - Keluar Banyak
36 Chapter 36 - Bertemu Seseorang
37 Chapter 37 - Gadisku Memang Luar Biasa!
38 Chapter 38 - Ponsel Baru
39 Chapter 39 - Kunjungan Daniash
40 Chapter 40 - Aku yang Menang!
41 Chapter 41 - Pantai
42 Chapter 42 -Memperjuangkan Maura
43 Chapter 43 - Keputusan Daniash
44 Chapter 44 - Maura Sakit
45 Chapter 45 - Bunga Tulip Merah
46 Chapter 46 - Dua Garis Merah
47 Chapter 47 - Daniash Mengidam?
48 Cahpter 48 - Surprise Untuk Maura
49 Chapter 49 - Kita Hadapi Bersama!
50 Chapter 50 - Memanjakan Bumil
51 Chapter 51 - Mulai Curiga
52 Chapter 52 - Kemarahan Elgar
53 Chapter 53 - Kebahagiaanku Adalah Maura
54 Chapter 54 - Keegoisan Elgar
55 Chapter 55 - Bertemu Mama Mertua
56 Chapter 56 - Janji
57 Chapter 57 - Melihat Bulan Bersamamu
58 Chapter 58 - Memancing Singa Kelaparan
59 Chapter 59 - Jenguk Adek Bayi
60 Chapter 60 - Ternyata?
61 Chapter 61 - Awal Pertemuan Daniash Dan Elgar
62 Chapter 62 - Pertemuan Tak Terduga
63 Chapter 63 - 1 Minggu Lagi
64 Chapter 64 - Dia yang Ngidam, Aku yang Susah!
65 Chapter 65 - Our Wedding
66 Chapter 66 - Ide Konyol Riana
67 Chapter 67 - Kedatangan Dara
68 Chapter 68 - Bayi Besarku
69 Chapter 69 - Maura Demam
70 Chapter 70 - Maura dan Nayna
71 Chapter 71 - Pendarahan
72 Chapter 72 - Ibu Nayna Koma
73 Chapter 73 - Mantan Bestie Jadi Mertua
74 Chapter 74 - Drama Pasangan Bucin
75 Chapter 75 - Pertemuan Nayna dan Aryo
76 Chapter 76 - Bucin Gak Tau Tempat
77 Chapter 77 - Hari Terburuk Nayna
78 Chapter 78 - Kabar Buruk
79 Chapter 79 - Calon Istri
80 Chapter 80 - Senjata Makan Tuan
81 Chapter 81 - Terimakasih Sudah Mengandung Anakku
82 Chapter 82 - Mertua Pengertian
83 Chapter 83 - Tetangga Kepo
84 Chapter 84 - Sifat Asli Aryo
85 Chapter 85 - Kedamaian Menantu dan Mertua
86 Chapter 86 - Pria Yang Tepat
87 Chapter 87 - Wejangan Dari Papa
88 Chapter 88 - Pernikahan Aryo dan Nayna
89 Chapter 89 - Kesibukan Aryo
90 Chapter 90 - Hukuman Mika
91 Chapter 91 - Drama Pasutri Baru
92 Chapter 92 - Nasehat Ibu Mertua
93 Chapter 93 - Satu Piring Berdua
94 Chapter 94 - Barang Titipan
95 Chapter 95 - Drama Belanja Titipan
96 Chapter 96 - Piala Bergilir
97 Chapter 97 - Nayna Hamil
98 Chapter 98 - Periksa Kandungan
99 Chapter 99 - Malu-maluin
100 Chapter 100 - Rujakan Ala Bumil
101 Chapter 101 - Gak Usah Diet
102 Chapter 102 - Maura Lahiran
103 Chapter 103 - Welcome To The World Baby Davi
104 Chapter 104 - Sup Buatan Nayna
105 Chapter 105 - Orang tua Baru
106 Chapter 106 - Nany Untuk Sikembar
107 Chapter 107 - Kontraksi Palsu
108 Chapter 108 - Tingkah Menyebalkan Daniash
109 Chapter 109 - Penyakit Turunan
110 Chapter 110 - Buka Puasa
111 Chapter 111 - Persahabatan Nayna dan Maura
112 Chapter 112 - Keadaan Herra
113 Chapter 113 - Baby Attar
114 Chapter 114 - Terciduk Perawat
115 Chapter 115 - Baby Attar
116 Chapter 116 - Suami dan Ayah Siaga
117 Chapter 117 - Rumah Baru
118 Chapter 118 - Syukuran Rumah Baru
119 Chapter 119 - Sikap Menjengkelkan Aryo
120 Chapter 120 - Kesiangan
121 Chapter 121 - Maura Hamil
122 Chapter 122 - Maura Salah Paham
123 Chapter 123 - Saling Memaafkan
124 Chapter 124 - Adik untuk Maura?
125 Chapter 125 -
126 Chapter 126 - Aryo dan Nayna
127 Chapter 127 - Komplikasi
128 Chapter 128 - Operasi Maura
129 Chapter 129 - Membujuk Daniash
130 Chapter 130 - Maura Sadar
131 Bab 131 - Akhir Yang Membahagiakan
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan Daniash
2
Chapter 2 - Pesta Anniversary
3
Chapter 3 - Wanita Tak Tau Malu
4
Chapter 4 - Lingerie
5
Chapter 5 - Kecerobohan Maura
6
Chapter 6 - Kehidupan Maura
7
Chapter 7 - Tanda Merah
8
Chapter 8 - Kegilaan Herra
9
Chapter 9 - Misi Mencari Sugar Baby
10
Chapter 10 - Maura Setuju
11
Chapter 11 - Bertemu Daddy
12
Chapter 12 - Sebuah Kesepakatan
13
Chapter 13 - Tamu Bulanan
14
Chapter 14 - First Kiss
15
Chapter 15 - Makan Siang Bersama
16
Chapter 16 - Gadis Dua Black Card
17
Chapter 17 - Perhatian Kecil
18
Chapter 18 - Kegiatan Pagi Hari
19
Chapter 19 - Kejadian Masa Lalu
20
Chapter 20 - Tingkah Menggemaskan Maura
21
Chapter 21 - 3 Hari dan 3 Tahun
22
Chapter 22 - Gadis Nakal
23
Chapter 23 - Benda Apa Itu?
24
Chapter 24 - Saingan Berat
25
Chapter 25 - Detik-detik Panas
26
Chapter 26 - First Blood
27
Chapter 27 - Perhatian Daniash
28
Chapter 28 - Memulai Dari Awal
29
Chapter 29 - Kejutan Untuk Maura
30
Chapter 30 - Takut Sakit?
31
Chapter 31 - Satu Malam Bersamamu
32
Chapter 32 - Harus Berani, Jika Ingin Bersamaku!
33
Chapter 33 - Hargai Keputusanku!
34
Chapter 34 - Drama Pagi Hari
35
Chapter 35 - Keluar Banyak
36
Chapter 36 - Bertemu Seseorang
37
Chapter 37 - Gadisku Memang Luar Biasa!
38
Chapter 38 - Ponsel Baru
39
Chapter 39 - Kunjungan Daniash
40
Chapter 40 - Aku yang Menang!
41
Chapter 41 - Pantai
42
Chapter 42 -Memperjuangkan Maura
43
Chapter 43 - Keputusan Daniash
44
Chapter 44 - Maura Sakit
45
Chapter 45 - Bunga Tulip Merah
46
Chapter 46 - Dua Garis Merah
47
Chapter 47 - Daniash Mengidam?
48
Cahpter 48 - Surprise Untuk Maura
49
Chapter 49 - Kita Hadapi Bersama!
50
Chapter 50 - Memanjakan Bumil
51
Chapter 51 - Mulai Curiga
52
Chapter 52 - Kemarahan Elgar
53
Chapter 53 - Kebahagiaanku Adalah Maura
54
Chapter 54 - Keegoisan Elgar
55
Chapter 55 - Bertemu Mama Mertua
56
Chapter 56 - Janji
57
Chapter 57 - Melihat Bulan Bersamamu
58
Chapter 58 - Memancing Singa Kelaparan
59
Chapter 59 - Jenguk Adek Bayi
60
Chapter 60 - Ternyata?
61
Chapter 61 - Awal Pertemuan Daniash Dan Elgar
62
Chapter 62 - Pertemuan Tak Terduga
63
Chapter 63 - 1 Minggu Lagi
64
Chapter 64 - Dia yang Ngidam, Aku yang Susah!
65
Chapter 65 - Our Wedding
66
Chapter 66 - Ide Konyol Riana
67
Chapter 67 - Kedatangan Dara
68
Chapter 68 - Bayi Besarku
69
Chapter 69 - Maura Demam
70
Chapter 70 - Maura dan Nayna
71
Chapter 71 - Pendarahan
72
Chapter 72 - Ibu Nayna Koma
73
Chapter 73 - Mantan Bestie Jadi Mertua
74
Chapter 74 - Drama Pasangan Bucin
75
Chapter 75 - Pertemuan Nayna dan Aryo
76
Chapter 76 - Bucin Gak Tau Tempat
77
Chapter 77 - Hari Terburuk Nayna
78
Chapter 78 - Kabar Buruk
79
Chapter 79 - Calon Istri
80
Chapter 80 - Senjata Makan Tuan
81
Chapter 81 - Terimakasih Sudah Mengandung Anakku
82
Chapter 82 - Mertua Pengertian
83
Chapter 83 - Tetangga Kepo
84
Chapter 84 - Sifat Asli Aryo
85
Chapter 85 - Kedamaian Menantu dan Mertua
86
Chapter 86 - Pria Yang Tepat
87
Chapter 87 - Wejangan Dari Papa
88
Chapter 88 - Pernikahan Aryo dan Nayna
89
Chapter 89 - Kesibukan Aryo
90
Chapter 90 - Hukuman Mika
91
Chapter 91 - Drama Pasutri Baru
92
Chapter 92 - Nasehat Ibu Mertua
93
Chapter 93 - Satu Piring Berdua
94
Chapter 94 - Barang Titipan
95
Chapter 95 - Drama Belanja Titipan
96
Chapter 96 - Piala Bergilir
97
Chapter 97 - Nayna Hamil
98
Chapter 98 - Periksa Kandungan
99
Chapter 99 - Malu-maluin
100
Chapter 100 - Rujakan Ala Bumil
101
Chapter 101 - Gak Usah Diet
102
Chapter 102 - Maura Lahiran
103
Chapter 103 - Welcome To The World Baby Davi
104
Chapter 104 - Sup Buatan Nayna
105
Chapter 105 - Orang tua Baru
106
Chapter 106 - Nany Untuk Sikembar
107
Chapter 107 - Kontraksi Palsu
108
Chapter 108 - Tingkah Menyebalkan Daniash
109
Chapter 109 - Penyakit Turunan
110
Chapter 110 - Buka Puasa
111
Chapter 111 - Persahabatan Nayna dan Maura
112
Chapter 112 - Keadaan Herra
113
Chapter 113 - Baby Attar
114
Chapter 114 - Terciduk Perawat
115
Chapter 115 - Baby Attar
116
Chapter 116 - Suami dan Ayah Siaga
117
Chapter 117 - Rumah Baru
118
Chapter 118 - Syukuran Rumah Baru
119
Chapter 119 - Sikap Menjengkelkan Aryo
120
Chapter 120 - Kesiangan
121
Chapter 121 - Maura Hamil
122
Chapter 122 - Maura Salah Paham
123
Chapter 123 - Saling Memaafkan
124
Chapter 124 - Adik untuk Maura?
125
Chapter 125 -
126
Chapter 126 - Aryo dan Nayna
127
Chapter 127 - Komplikasi
128
Chapter 128 - Operasi Maura
129
Chapter 129 - Membujuk Daniash
130
Chapter 130 - Maura Sadar
131
Bab 131 - Akhir Yang Membahagiakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!