Maura terlihat begitu menikmati makanan nya, begitu juga Nayna. Mungkin karena kelelahan setelah beberapa jam mengelilingi mall mencari barang-barang random yang kini berada di dalam paperbag.
"Tentang nyari Daddy, lu serius Ra?" Tanya Nayna di sela makan nya.
"Masih gue pikir-pikir sih, kalo Daddy nya gak main sentuh kayaknya gue mau." Jawab Maura.
"Gue punya Daddy baru satu kali ini sih, dan kebetulan dapet nya yang kayak gini. Jadi gak tau Daddy modelan lain kayak gimana."
"Iya, gue belum siap lepas perawaan gue." Ucap Maura sambil tersenyum, dia menyuap paha ayam goreng dengan lahap, hingga pipi nya menggembung lucu.
"Eehh, gue ke toilet bentar ya? Kebelet."
"Oke, jangan lama. Nanti gue di culik om-om." Celetuk Maura, membuat Nayna tertawa.
"Kalo om-om nya kayak Jin BTS atau Suga, gue gak masalah sih."
"Idih, tapi bener juga sih." Keduanya pun tertawa. Nama kedua idol kpop itu cukup populer di negara ini, karena prestasi dan fans nya juga.
Nayna pun pergi ke toilet sebentar, sedangkan Maura tetap di tempatnya, memakan burger dengan lahap, hingga saus nya belepotan.
"Perasaan ini burger enak banget, apa karena gue laper ya?" Gumam Maura sambil meneliti burger yang dia makan, terakhir dia jajan burger dengan merek ini beberapa hari yang lalu, tapi rasa nya tak seenak ini. Mungkin pengaruhnya, karena dia lapar plus lelah.
"Permisi, Nona. Bisakah saya duduk disini?" Tanya seorang pria berbadan gempal, kepala nya pelontos dengan kumis yang lebat.
"Itu kursi punya temen saya." Jawab Maura ketus, dia berusaha tak mengindahkan tatapan mesuum pria tua itu.
"Sebentar saja, untuk berkenalan."
"Ohh ya, baiklah kalau begitu. Silahkan," jawab Maura tanpa menatap pria itu. Seperti nya pria itu sangat senang karena Maura mengizinkan nya duduk di kursi yang berhadapan dengan nya.
Tapi tanpa di duga, Maura malah bangkit dari kursi nya, lalu memindahkan barang-barang miliknya dengan milik Nayna juga ke meja yang berada cukup jauh.
"Silahkan duduk yang tenang, Pak tua." Ucap Maura, dia tersenyum kecil meremehkan pria berperut buncit itu. Sudah tua, tak tau diri lagi. Tentu bukan pria semacam ini yang dia harapkan menjadi Daddy nya. Pria itu di blokir dari daftar sugar Daddy.
"Lho kok jadi disini, kenapa pindah?" Tanya Nayna.
"Tadi ada om-om gak tau diri." Jawab Maura, di sela acara makan burger nya.
"Serius? Modelan nya kayak gimana?"
"Kayak bola basket." Jawab Maura ketus, membuat tawa Nayna pecah seketika. Dia tak menyangka sahabat nya di goda oleh om-om tua bangkotan.
"Sebel banget tau gak, ngerusak nafssu makan aja."
"Ngakak banget bestie, jauh banget dari ekspektasi." Ucap Nayna sambil memegangi perutnya yang terasa sakit karena kebanyakan tertawa.
"Puas banget Lo ngetawain gue, inget karma itu nyata." Ketus Maura sambil memutar matanya dan benar saja, Nayna malah terpeleset hingga dia jatuh mencium lantai.
"Lahh, di bayar tunai." Celetuk Maura, gantian kini dia yang tertawa melihat Nayna yang terjungkal.
"Anjir, mana di ketawain nya sama banyak orang. Karma mu lebih parah, bestie." Celoteh Maura, dia bangkit dari duduknya dan membantu Nayna bangkit, setelah dia puas dengan tawa nya. The real bestie, ngakak dulu baru nolongin.
"Sakit pantaat nya?" Tanya Maura, saat melihat Nayna mengusap-usap pantaat nya.
"Sakit sih gak seberapa, tapi malu nya itu lho. Di liatin seisi mall,"
"Malu nya sampe ke ubun-ubun ya.." ucap Maura, gadis itu kembali tertawa apalagi saat melihat wajah sahabatnya.
"Ayolah makan lagi, setelah makan kita lanjut beli make up, sepatu sama tas. Masih sanggup?"
"Sanggup lah, ayok!" Jawab Nayna dengan semangat 45 nya. Kalau masalah menghabiskan uang, dia memang jago.
Maura dan Nayna kembali memulai petualangan mereka, hingga keduanya sampai di store tas branded. Pilihan Maura jatuh pada tas selempang yang terlihat sederhana, tapi harga nya jauh dari kata sederhana. Kalau orang awam yang melihat tas itu, pasti takkan menyangka kalau harga tas kecil itu berharga jutaan.
Tapi, selera Maura dalam fashion cukup bagus. Hanya dengan satu kali melihat saja, Maura langsung jatuh hati pada tas berwarna merah maroon itu.
"Aku mau ini, kamu?"
"Bingung nih, yang mana ya? Menurut Lo, bagusan yang mana?" Balik tanya Nayna sambil memperlihatkan dua tas yang mencuri perhatian nya.
"Coba pake deh." Usul Maura, Nayna pun menurut dan mencoba satu persatu tas itu.
"Menurut gue sih yang hijau mint itu deh, warna nya kalem."
"Tapi gue nya gak kalem, sesuai gak sih?" Tanya Nayna, membuat Maura terkikik geli mendengar ucapan sahabatnya.
"Yaudah, terserah Lo aja suka nya yang mana."
"Bingung, Ra." Rengek Nayna, dia menimbang-nimbang dua tas di tangan nya.
"Beli dua-duanya aja kalo Lo bingung, duit Lo banyak kan?" Saran Maura.
"Lah iya ya, kenapa harus bingung pilih satu kalo bisa beli keduanya. Tapi, Daddy marah kagak yaa duit nya gue habisin?"
"Ya, urusan marah sama enggak nya liat nanti aja."
"Oke lah, bungkus aja dua-duanya." Jawab Nayna, tak tanggung-tanggung dia membeli dua tas branded dengan harga jutaan itu. Nayna menguras kartu milik Daddy nya cukup dalam, 20 juta untuk dua tas.
Selesai melakukan pembayaran dengan kartu masing-masing, lalu pergi dari store tas branded itu. Mereka memutuskan untuk pulang karena kaki mereka sudah pegal-pegal berjalan-jalan mengelilingi mall.
"Lo yang nyetir, gue mau makan."
"Makan lagi? Yang bener aja, Nay. Lo baru makan dua burger di mall tadi, belum ayam goreng."
"Ngemil elaah." Jawab Nayna, meskipun mereka sering ke mall untuk menghabiskan uang, tapi mereka juga sering jajan-jajanan di pinggir jalan.
Karena menurut mereka, makanan yang ada di restoran plus yang di jual abang-abang di gerobakan itu rasanya beda, micin nya lebih berasa. Sedangkan yang di restoran, mereka menganut cara masak makanan sehat.
"Bagi.."
"Dih, doyan juga Lo?" Ketus Nayna sambil mencebikan bibirnya.
"Ngiler, hehe." Jawab Maura sambil cengengesan.
Nayna pun membagi cemilan nya dengan Maura, satu plastik untuk berdua. Hingga keduanya keasikan makan dan tak sengaja menabrak belakang sebuah mobil mewah yang berhenti karena lampu merah.
"Aduh, mati gue!" Ucap Maura sambil menepuk kening nya.
"Turun sana, mau gimana pun Lo salah. Minta maaf sana, keburu orang nya marah."
"Duhh, iya iya bawel Lo." Maura melepas seatbelt nya, lalu turun dari mobil nya bersamaan dengan pengendara mobil yang dia tubruk.
"Maaf pak, saya gak sengaja."
"Kamu, selalu saja ceroboh gadis kecil." Balasnya, dari suaranya yang terdengar sangat tenang, Maura bisa tau kalau pemilik mobil itu sama sekali tak marah.
Maura mendongakan kepala nya, memberanikan diri menatap wajah sang pemilik mobil itu. Seketika itu dia membulatkan mata nya saat mengingat siapa pria yang berdiri gagah di depan nya.
"O-om.."
......
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Kikan dwi
jin BTS mh punya aku Mamau....
2023-01-26
2