Chapter 2 - Pesta Anniversary

Daniash meeting dengan klien dari luar negeri di temani Aryo, pria itu selalu berada di belakang sang tuan, kemana pun, dimana pun dan kapan pun. Maka jangan heran, kalau ada Daniash sudah pasti ada Aryo.

"Aahh ya tuan Daniash, mungkin pembahasan ini sedikit melenceng dari topik meeting. Apa anda sudah menikah?" Tanya nya, kebetulan Daniash meeting dengan klien perempuan yang berasal dari Jepang.

"Ya, saya sudah menikah."

"Aahh saya kira anda masih sendiri, tadinya saya ingin mengenalkan anda pada putri saya." Ucap nya sambil terkekeh, sedangkan Danish hanya memasang wajah datar nya.

"Baiklah, saya pamit dulu. Terimakasih atas kerja sama nya."

"Ya." Jawab Daniash singkat, menanyakan hal semacam ini berdampak buruk pada mood Daniash. Ya, dia beristri tapi serasa masih menjadi pria lajang. 

Jangankan kebutuhan batin, kebutuhan lahir pun tak dia dapat dari istrinya. Herra terlalu sibuk dengan pekerjaan, atau mungkin karena alasan lain kenapa dia tak mau membuka hati untuknya, padahal sudah tiga tahun status mereka suami istri. 

Tapi pernikahan itu hanya sebatas status belaka, hanya status di atas kertas yang tak berguna. Untuk apa punya istri tapi tak bisa menyentuh nya? Sama juga bohong, lalu apa bedanya dirinya dengan laki-laki lajang di luar sana? Setidaknya mereka bebas, tidak terikat status.

"Ar, pesankan kopi dan steak seperti biasa. Bicara dengan wanita tua itu sangat menguras tenaga." 

"Baik tuan." Jawab Aryo, dia segera memesan makanan pesanan sang tuan dengan cepat. 

'Kenapa hidupku begini, Pa? Astaga, aku sangat menderita. Di usia kepala tiga, aku masih perjaka, padahal aku punya istri yang katanya cantik dan baik.' Batin Daniash, ingin sekali dia mengutuk keputusan sang ayah karena menikahkan nya dengan Herra, tapi dia tak mau di cap sebagai anak pembangkang. Terlebih sang papa dan mama nya yang begitu antusias saat menjodohkan nya dengan Herra dulu. 

Tak lama kemudian, makanan pesanan Daniash datang dan pria itu langsung memakan nya dengan tenang. Begitu juga Aryo, dia juga menikmati makan siang nya. Menu yang sama, steak Wagyu medium rare yang di sajikan dengan mash potato dan sayuran sebagai pelengkap.

"Tuan, bukankah itu gadis kecil yang tadi?" Tanya Aryo sambil menunjuk ke meja dengan gadis kecil cerewet yang tengah asik menikmati makan siang nya, semangkuk mie dengan kuah yang sangat merah.

"Biarkan saja, aku tak peduli. Selesaikan makan mu dengan cepat, lalu antar aku ke mall untuk membeli hadiah anniversary mertua ku." 

"Baik tuan." Jawab Aryo, namun Daniash terlihat curi-curi pandang ke arah gadis kecil yang anteng dengan makanan nya, lalu tak lama kemudian, seseorang datang dan duduk di dekat gadis itu, mereka terlibat obrolan santai, yang membuat gadis itu tertawa lirih. 

Deg..

Senyum yang manis, hingga membuat hati Daniash berdebar tak karuan, jantung nya pun seolah berhenti berdetak. Kenapa ada gadis dengan senyuman semanis itu? 

'Aahh, aku pasti gila karena terpesona dengan senyuman gadis kecil itu.' 

"Tuan, apa sudah selesai? Kalau sudah, mari kita pergi untuk mencari hadiah." 

"Ya." Jawab Daniash singkat, Aryo bangkit dari duduknya dan membayar makanan yang mereka makan dengan menggunakan kartu sakti miliknya. Meski belum berwarna hitam, tapi setidaknya warna kartunya sudah berwarna gold dengan saldo yang cukup banyak. 

Sekedar informasi, Aryo juga masih betah melajang. Menurut nya, pernikahan itu cukup satu kali seumur hidup, maka dari itu dia sangat pilih-pilih dalam mencari wanita. Karena pengalaman nya yang cukup buruk di masa lalu, beberapa kali dia di selingkuhi oleh kekasihnya. 

Alasan nya, karena dulu Aryo orang miskin. Meskipun wajah nya tampan, tapi dengan tak punya uang maka orang yang dia kasihi pun akan pergi. Uang lebih berkuasa dari pada ketulusan. 

Setelah selesai, kedua pria dewasa itu pun pergi dari restoran tempat mereka meeting. Tujuan nya saat ini adalah pergi ke mall untuk membelikan hadiah anniversary mertua nya. 

Malam harinya, Daniash sudah bersiap dengan kemeja berwarna merah maroon yang di lipat hingga ke siku. Pria matang itu menyisir rambutnya, mengoleskan sedikit gel rambut. Setelah di rasa cukup, Daniash pun pergi sendiri. 

Dia pikir, Herra sudah berada di rumah orang tua nya, karena hari ini adalah hari paling bersejarah bagi kedua orang tua nya. Daniash tak berusaha menghubungi nya, karena dia rasa percuma juga karena wanita berstatus istrinya itu tak pernah sekalipun mau mengangkat telpon dari nya. 

Daniash keluar dari rumah mewahnya, mengendarai mobilnya sendiri dengan kecepatan sedang. Masih ada waktu dua jam lagi sebelum acara nya di mulai, tapi karena jarak yang cukup jauh, akhirnya Daniash memutuskan berangkat lebih awal. 

Setelah hampir satu jam mengendarai kendaraan nya, akhirnya Daniash sampai di rumah mertua nya. Dia di sambut dengan ramah dan hangat oleh keduanya, yang mereka tau bahwa hubungan Herra dan Daniash baik-baik saja, normal seperti pasangan suami istri lain nya.

"Selamat malam, Ma, Pa. Selamat ulang tahun pernikahan, ini hadiah kecil dari menantu yang paling tampan." Ucap Daniash, membuat kedua paruh baya itu tersenyum. 

"Terimakasih, Daniash. Dimana Herra, kamu datang sendiri?" Tanya Laurent, ibu nya Herra. Wanita yang melahirkan istrinya itu nampak mengernyitkan kening nya keheranan saat tak melihat tanda-tanda keberadaan Herra di belakang Daniash.

"Aaa itu, anu.."

"Anu apa?" Tanya Joseph, papa nya Herra. Pria yang masih terlihat sangat tampan dan bugar, meski usia nya sudah menginjak kepala enam.

"Herra ada pekerjaan yang tak bisa di tunda, Ma, Pa." Jawab Daniash beralasan, jadi wanita itu tidak disini? Lalu kemana sebenarnya dia pergi? 

"Kamu menyembunyikan sesuatu dari mama sama papa, Nak?" Tanya Laurent.

"Tidak, tentu tidak Ma. Hubungan Daniash sama Herra baik-baik saja kok." Jawab Daniash sambil tersenyum semanis mungkin agar kedua mertua nya percaya kalau dia tak berbohong.

"Baiklah, ayo masuk. Papa mu juga sudah datang." 

"Iya Ma." Jawab Daniash, lalu pergi dari hadapan kedua mertua nya.

'Herra sudah keterlaluan, bahkan dia tidak datang di hari yang paling bersejarah bagi orang tua nya.' Batin Daniash merutuki wanita yang sayang nya berstatus sebagai istrinya itu. 

Daniash duduk di samping sang papa, sama seperti yang Laurent lakukan, Riana juga melakukan hal yang sama terhadap sang putra.

"Mana istrimu, sayang?" Tanya Riana, menatap putra nya dengan khawatir.

"Sibuk, Mom. Jadi dia tak datang kemari." Jawab Daniash sambil menyesap minuman yang tersedia di meja. 

"Apa kalian punya masalah?" Kali ini, Danish yang bertanya pada putra nya.

"Tidak lah, Dad. Kami baik-baik saja," jawab Daniash. 

"Jangan menyembunyikan apapun dari kami, boy."

"Sudahlah Dad, aku tak tertarik untuk bicara omong kosong. Mana Dara?" Tanya Daniash.

"Dara sudah kembali ke London kemarin, dia kesal karena kamu tak datang untuk mengantarkan nya ke bandara."

"Aahhh ya, aku melupakan adik kecilku yang cerewet itu. Pekerjaan di kantor seolah tiada habisnya, aku kewalahan. Ternyata jadi CEO tak semenyenangkan itu." Keluh Daniash membuat papa nya terkekeh. 

"Daddy yakin kamu bisa, boy. Karena kamu anak Daddy." 

"Ya ya, terserah Daddy saja. Ingat, selama pensiun jangan coba-coba untuk membuat adik lagi, aku tak mau. Cukup punya adik seperti Dara saja sangat menjengkelkan." 

"Haha, Daddy tak janji ya boy." Kekeh Danish membuat putranya cemberut. 

.....

🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

kasian sibabang udah matang tpi masih ting2

2024-03-22

1

Yeni Aryani

Yeni Aryani

suka banget laki nya ga celup sana sini walau pun istri nya kaya gituh....

2024-03-03

2

Amelya Ratulangi

Amelya Ratulangi

ini nih cerita yg aku cari2,,,udh nikah lama tpi masih perjaka tingting heheh,,, biasa kn aku Nemu crita sih cowok yg impoten wlau udh nikah biasa kn klau crita kalau ndk di kutuk sm cewek atau bermasalh sm cewek

2023-02-15

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan Daniash
2 Chapter 2 - Pesta Anniversary
3 Chapter 3 - Wanita Tak Tau Malu
4 Chapter 4 - Lingerie
5 Chapter 5 - Kecerobohan Maura
6 Chapter 6 - Kehidupan Maura
7 Chapter 7 - Tanda Merah
8 Chapter 8 - Kegilaan Herra
9 Chapter 9 - Misi Mencari Sugar Baby
10 Chapter 10 - Maura Setuju
11 Chapter 11 - Bertemu Daddy
12 Chapter 12 - Sebuah Kesepakatan
13 Chapter 13 - Tamu Bulanan
14 Chapter 14 - First Kiss
15 Chapter 15 - Makan Siang Bersama
16 Chapter 16 - Gadis Dua Black Card
17 Chapter 17 - Perhatian Kecil
18 Chapter 18 - Kegiatan Pagi Hari
19 Chapter 19 - Kejadian Masa Lalu
20 Chapter 20 - Tingkah Menggemaskan Maura
21 Chapter 21 - 3 Hari dan 3 Tahun
22 Chapter 22 - Gadis Nakal
23 Chapter 23 - Benda Apa Itu?
24 Chapter 24 - Saingan Berat
25 Chapter 25 - Detik-detik Panas
26 Chapter 26 - First Blood
27 Chapter 27 - Perhatian Daniash
28 Chapter 28 - Memulai Dari Awal
29 Chapter 29 - Kejutan Untuk Maura
30 Chapter 30 - Takut Sakit?
31 Chapter 31 - Satu Malam Bersamamu
32 Chapter 32 - Harus Berani, Jika Ingin Bersamaku!
33 Chapter 33 - Hargai Keputusanku!
34 Chapter 34 - Drama Pagi Hari
35 Chapter 35 - Keluar Banyak
36 Chapter 36 - Bertemu Seseorang
37 Chapter 37 - Gadisku Memang Luar Biasa!
38 Chapter 38 - Ponsel Baru
39 Chapter 39 - Kunjungan Daniash
40 Chapter 40 - Aku yang Menang!
41 Chapter 41 - Pantai
42 Chapter 42 -Memperjuangkan Maura
43 Chapter 43 - Keputusan Daniash
44 Chapter 44 - Maura Sakit
45 Chapter 45 - Bunga Tulip Merah
46 Chapter 46 - Dua Garis Merah
47 Chapter 47 - Daniash Mengidam?
48 Cahpter 48 - Surprise Untuk Maura
49 Chapter 49 - Kita Hadapi Bersama!
50 Chapter 50 - Memanjakan Bumil
51 Chapter 51 - Mulai Curiga
52 Chapter 52 - Kemarahan Elgar
53 Chapter 53 - Kebahagiaanku Adalah Maura
54 Chapter 54 - Keegoisan Elgar
55 Chapter 55 - Bertemu Mama Mertua
56 Chapter 56 - Janji
57 Chapter 57 - Melihat Bulan Bersamamu
58 Chapter 58 - Memancing Singa Kelaparan
59 Chapter 59 - Jenguk Adek Bayi
60 Chapter 60 - Ternyata?
61 Chapter 61 - Awal Pertemuan Daniash Dan Elgar
62 Chapter 62 - Pertemuan Tak Terduga
63 Chapter 63 - 1 Minggu Lagi
64 Chapter 64 - Dia yang Ngidam, Aku yang Susah!
65 Chapter 65 - Our Wedding
66 Chapter 66 - Ide Konyol Riana
67 Chapter 67 - Kedatangan Dara
68 Chapter 68 - Bayi Besarku
69 Chapter 69 - Maura Demam
70 Chapter 70 - Maura dan Nayna
71 Chapter 71 - Pendarahan
72 Chapter 72 - Ibu Nayna Koma
73 Chapter 73 - Mantan Bestie Jadi Mertua
74 Chapter 74 - Drama Pasangan Bucin
75 Chapter 75 - Pertemuan Nayna dan Aryo
76 Chapter 76 - Bucin Gak Tau Tempat
77 Chapter 77 - Hari Terburuk Nayna
78 Chapter 78 - Kabar Buruk
79 Chapter 79 - Calon Istri
80 Chapter 80 - Senjata Makan Tuan
81 Chapter 81 - Terimakasih Sudah Mengandung Anakku
82 Chapter 82 - Mertua Pengertian
83 Chapter 83 - Tetangga Kepo
84 Chapter 84 - Sifat Asli Aryo
85 Chapter 85 - Kedamaian Menantu dan Mertua
86 Chapter 86 - Pria Yang Tepat
87 Chapter 87 - Wejangan Dari Papa
88 Chapter 88 - Pernikahan Aryo dan Nayna
89 Chapter 89 - Kesibukan Aryo
90 Chapter 90 - Hukuman Mika
91 Chapter 91 - Drama Pasutri Baru
92 Chapter 92 - Nasehat Ibu Mertua
93 Chapter 93 - Satu Piring Berdua
94 Chapter 94 - Barang Titipan
95 Chapter 95 - Drama Belanja Titipan
96 Chapter 96 - Piala Bergilir
97 Chapter 97 - Nayna Hamil
98 Chapter 98 - Periksa Kandungan
99 Chapter 99 - Malu-maluin
100 Chapter 100 - Rujakan Ala Bumil
101 Chapter 101 - Gak Usah Diet
102 Chapter 102 - Maura Lahiran
103 Chapter 103 - Welcome To The World Baby Davi
104 Chapter 104 - Sup Buatan Nayna
105 Chapter 105 - Orang tua Baru
106 Chapter 106 - Nany Untuk Sikembar
107 Chapter 107 - Kontraksi Palsu
108 Chapter 108 - Tingkah Menyebalkan Daniash
109 Chapter 109 - Penyakit Turunan
110 Chapter 110 - Buka Puasa
111 Chapter 111 - Persahabatan Nayna dan Maura
112 Chapter 112 - Keadaan Herra
113 Chapter 113 - Baby Attar
114 Chapter 114 - Terciduk Perawat
115 Chapter 115 - Baby Attar
116 Chapter 116 - Suami dan Ayah Siaga
117 Chapter 117 - Rumah Baru
118 Chapter 118 - Syukuran Rumah Baru
119 Chapter 119 - Sikap Menjengkelkan Aryo
120 Chapter 120 - Kesiangan
121 Chapter 121 - Maura Hamil
122 Chapter 122 - Maura Salah Paham
123 Chapter 123 - Saling Memaafkan
124 Chapter 124 - Adik untuk Maura?
125 Chapter 125 -
126 Chapter 126 - Aryo dan Nayna
127 Chapter 127 - Komplikasi
128 Chapter 128 - Operasi Maura
129 Chapter 129 - Membujuk Daniash
130 Chapter 130 - Maura Sadar
131 Bab 131 - Akhir Yang Membahagiakan
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan Daniash
2
Chapter 2 - Pesta Anniversary
3
Chapter 3 - Wanita Tak Tau Malu
4
Chapter 4 - Lingerie
5
Chapter 5 - Kecerobohan Maura
6
Chapter 6 - Kehidupan Maura
7
Chapter 7 - Tanda Merah
8
Chapter 8 - Kegilaan Herra
9
Chapter 9 - Misi Mencari Sugar Baby
10
Chapter 10 - Maura Setuju
11
Chapter 11 - Bertemu Daddy
12
Chapter 12 - Sebuah Kesepakatan
13
Chapter 13 - Tamu Bulanan
14
Chapter 14 - First Kiss
15
Chapter 15 - Makan Siang Bersama
16
Chapter 16 - Gadis Dua Black Card
17
Chapter 17 - Perhatian Kecil
18
Chapter 18 - Kegiatan Pagi Hari
19
Chapter 19 - Kejadian Masa Lalu
20
Chapter 20 - Tingkah Menggemaskan Maura
21
Chapter 21 - 3 Hari dan 3 Tahun
22
Chapter 22 - Gadis Nakal
23
Chapter 23 - Benda Apa Itu?
24
Chapter 24 - Saingan Berat
25
Chapter 25 - Detik-detik Panas
26
Chapter 26 - First Blood
27
Chapter 27 - Perhatian Daniash
28
Chapter 28 - Memulai Dari Awal
29
Chapter 29 - Kejutan Untuk Maura
30
Chapter 30 - Takut Sakit?
31
Chapter 31 - Satu Malam Bersamamu
32
Chapter 32 - Harus Berani, Jika Ingin Bersamaku!
33
Chapter 33 - Hargai Keputusanku!
34
Chapter 34 - Drama Pagi Hari
35
Chapter 35 - Keluar Banyak
36
Chapter 36 - Bertemu Seseorang
37
Chapter 37 - Gadisku Memang Luar Biasa!
38
Chapter 38 - Ponsel Baru
39
Chapter 39 - Kunjungan Daniash
40
Chapter 40 - Aku yang Menang!
41
Chapter 41 - Pantai
42
Chapter 42 -Memperjuangkan Maura
43
Chapter 43 - Keputusan Daniash
44
Chapter 44 - Maura Sakit
45
Chapter 45 - Bunga Tulip Merah
46
Chapter 46 - Dua Garis Merah
47
Chapter 47 - Daniash Mengidam?
48
Cahpter 48 - Surprise Untuk Maura
49
Chapter 49 - Kita Hadapi Bersama!
50
Chapter 50 - Memanjakan Bumil
51
Chapter 51 - Mulai Curiga
52
Chapter 52 - Kemarahan Elgar
53
Chapter 53 - Kebahagiaanku Adalah Maura
54
Chapter 54 - Keegoisan Elgar
55
Chapter 55 - Bertemu Mama Mertua
56
Chapter 56 - Janji
57
Chapter 57 - Melihat Bulan Bersamamu
58
Chapter 58 - Memancing Singa Kelaparan
59
Chapter 59 - Jenguk Adek Bayi
60
Chapter 60 - Ternyata?
61
Chapter 61 - Awal Pertemuan Daniash Dan Elgar
62
Chapter 62 - Pertemuan Tak Terduga
63
Chapter 63 - 1 Minggu Lagi
64
Chapter 64 - Dia yang Ngidam, Aku yang Susah!
65
Chapter 65 - Our Wedding
66
Chapter 66 - Ide Konyol Riana
67
Chapter 67 - Kedatangan Dara
68
Chapter 68 - Bayi Besarku
69
Chapter 69 - Maura Demam
70
Chapter 70 - Maura dan Nayna
71
Chapter 71 - Pendarahan
72
Chapter 72 - Ibu Nayna Koma
73
Chapter 73 - Mantan Bestie Jadi Mertua
74
Chapter 74 - Drama Pasangan Bucin
75
Chapter 75 - Pertemuan Nayna dan Aryo
76
Chapter 76 - Bucin Gak Tau Tempat
77
Chapter 77 - Hari Terburuk Nayna
78
Chapter 78 - Kabar Buruk
79
Chapter 79 - Calon Istri
80
Chapter 80 - Senjata Makan Tuan
81
Chapter 81 - Terimakasih Sudah Mengandung Anakku
82
Chapter 82 - Mertua Pengertian
83
Chapter 83 - Tetangga Kepo
84
Chapter 84 - Sifat Asli Aryo
85
Chapter 85 - Kedamaian Menantu dan Mertua
86
Chapter 86 - Pria Yang Tepat
87
Chapter 87 - Wejangan Dari Papa
88
Chapter 88 - Pernikahan Aryo dan Nayna
89
Chapter 89 - Kesibukan Aryo
90
Chapter 90 - Hukuman Mika
91
Chapter 91 - Drama Pasutri Baru
92
Chapter 92 - Nasehat Ibu Mertua
93
Chapter 93 - Satu Piring Berdua
94
Chapter 94 - Barang Titipan
95
Chapter 95 - Drama Belanja Titipan
96
Chapter 96 - Piala Bergilir
97
Chapter 97 - Nayna Hamil
98
Chapter 98 - Periksa Kandungan
99
Chapter 99 - Malu-maluin
100
Chapter 100 - Rujakan Ala Bumil
101
Chapter 101 - Gak Usah Diet
102
Chapter 102 - Maura Lahiran
103
Chapter 103 - Welcome To The World Baby Davi
104
Chapter 104 - Sup Buatan Nayna
105
Chapter 105 - Orang tua Baru
106
Chapter 106 - Nany Untuk Sikembar
107
Chapter 107 - Kontraksi Palsu
108
Chapter 108 - Tingkah Menyebalkan Daniash
109
Chapter 109 - Penyakit Turunan
110
Chapter 110 - Buka Puasa
111
Chapter 111 - Persahabatan Nayna dan Maura
112
Chapter 112 - Keadaan Herra
113
Chapter 113 - Baby Attar
114
Chapter 114 - Terciduk Perawat
115
Chapter 115 - Baby Attar
116
Chapter 116 - Suami dan Ayah Siaga
117
Chapter 117 - Rumah Baru
118
Chapter 118 - Syukuran Rumah Baru
119
Chapter 119 - Sikap Menjengkelkan Aryo
120
Chapter 120 - Kesiangan
121
Chapter 121 - Maura Hamil
122
Chapter 122 - Maura Salah Paham
123
Chapter 123 - Saling Memaafkan
124
Chapter 124 - Adik untuk Maura?
125
Chapter 125 -
126
Chapter 126 - Aryo dan Nayna
127
Chapter 127 - Komplikasi
128
Chapter 128 - Operasi Maura
129
Chapter 129 - Membujuk Daniash
130
Chapter 130 - Maura Sadar
131
Bab 131 - Akhir Yang Membahagiakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!