Daniash meeting dengan klien dari luar negeri di temani Aryo, pria itu selalu berada di belakang sang tuan, kemana pun, dimana pun dan kapan pun. Maka jangan heran, kalau ada Daniash sudah pasti ada Aryo.
"Aahh ya tuan Daniash, mungkin pembahasan ini sedikit melenceng dari topik meeting. Apa anda sudah menikah?" Tanya nya, kebetulan Daniash meeting dengan klien perempuan yang berasal dari Jepang.
"Ya, saya sudah menikah."
"Aahh saya kira anda masih sendiri, tadinya saya ingin mengenalkan anda pada putri saya." Ucap nya sambil terkekeh, sedangkan Danish hanya memasang wajah datar nya.
"Baiklah, saya pamit dulu. Terimakasih atas kerja sama nya."
"Ya." Jawab Daniash singkat, menanyakan hal semacam ini berdampak buruk pada mood Daniash. Ya, dia beristri tapi serasa masih menjadi pria lajang.
Jangankan kebutuhan batin, kebutuhan lahir pun tak dia dapat dari istrinya. Herra terlalu sibuk dengan pekerjaan, atau mungkin karena alasan lain kenapa dia tak mau membuka hati untuknya, padahal sudah tiga tahun status mereka suami istri.
Tapi pernikahan itu hanya sebatas status belaka, hanya status di atas kertas yang tak berguna. Untuk apa punya istri tapi tak bisa menyentuh nya? Sama juga bohong, lalu apa bedanya dirinya dengan laki-laki lajang di luar sana? Setidaknya mereka bebas, tidak terikat status.
"Ar, pesankan kopi dan steak seperti biasa. Bicara dengan wanita tua itu sangat menguras tenaga."
"Baik tuan." Jawab Aryo, dia segera memesan makanan pesanan sang tuan dengan cepat.
'Kenapa hidupku begini, Pa? Astaga, aku sangat menderita. Di usia kepala tiga, aku masih perjaka, padahal aku punya istri yang katanya cantik dan baik.' Batin Daniash, ingin sekali dia mengutuk keputusan sang ayah karena menikahkan nya dengan Herra, tapi dia tak mau di cap sebagai anak pembangkang. Terlebih sang papa dan mama nya yang begitu antusias saat menjodohkan nya dengan Herra dulu.
Tak lama kemudian, makanan pesanan Daniash datang dan pria itu langsung memakan nya dengan tenang. Begitu juga Aryo, dia juga menikmati makan siang nya. Menu yang sama, steak Wagyu medium rare yang di sajikan dengan mash potato dan sayuran sebagai pelengkap.
"Tuan, bukankah itu gadis kecil yang tadi?" Tanya Aryo sambil menunjuk ke meja dengan gadis kecil cerewet yang tengah asik menikmati makan siang nya, semangkuk mie dengan kuah yang sangat merah.
"Biarkan saja, aku tak peduli. Selesaikan makan mu dengan cepat, lalu antar aku ke mall untuk membeli hadiah anniversary mertua ku."
"Baik tuan." Jawab Aryo, namun Daniash terlihat curi-curi pandang ke arah gadis kecil yang anteng dengan makanan nya, lalu tak lama kemudian, seseorang datang dan duduk di dekat gadis itu, mereka terlibat obrolan santai, yang membuat gadis itu tertawa lirih.
Deg..
Senyum yang manis, hingga membuat hati Daniash berdebar tak karuan, jantung nya pun seolah berhenti berdetak. Kenapa ada gadis dengan senyuman semanis itu?
'Aahh, aku pasti gila karena terpesona dengan senyuman gadis kecil itu.'
"Tuan, apa sudah selesai? Kalau sudah, mari kita pergi untuk mencari hadiah."
"Ya." Jawab Daniash singkat, Aryo bangkit dari duduknya dan membayar makanan yang mereka makan dengan menggunakan kartu sakti miliknya. Meski belum berwarna hitam, tapi setidaknya warna kartunya sudah berwarna gold dengan saldo yang cukup banyak.
Sekedar informasi, Aryo juga masih betah melajang. Menurut nya, pernikahan itu cukup satu kali seumur hidup, maka dari itu dia sangat pilih-pilih dalam mencari wanita. Karena pengalaman nya yang cukup buruk di masa lalu, beberapa kali dia di selingkuhi oleh kekasihnya.
Alasan nya, karena dulu Aryo orang miskin. Meskipun wajah nya tampan, tapi dengan tak punya uang maka orang yang dia kasihi pun akan pergi. Uang lebih berkuasa dari pada ketulusan.
Setelah selesai, kedua pria dewasa itu pun pergi dari restoran tempat mereka meeting. Tujuan nya saat ini adalah pergi ke mall untuk membelikan hadiah anniversary mertua nya.
Malam harinya, Daniash sudah bersiap dengan kemeja berwarna merah maroon yang di lipat hingga ke siku. Pria matang itu menyisir rambutnya, mengoleskan sedikit gel rambut. Setelah di rasa cukup, Daniash pun pergi sendiri.
Dia pikir, Herra sudah berada di rumah orang tua nya, karena hari ini adalah hari paling bersejarah bagi kedua orang tua nya. Daniash tak berusaha menghubungi nya, karena dia rasa percuma juga karena wanita berstatus istrinya itu tak pernah sekalipun mau mengangkat telpon dari nya.
Daniash keluar dari rumah mewahnya, mengendarai mobilnya sendiri dengan kecepatan sedang. Masih ada waktu dua jam lagi sebelum acara nya di mulai, tapi karena jarak yang cukup jauh, akhirnya Daniash memutuskan berangkat lebih awal.
Setelah hampir satu jam mengendarai kendaraan nya, akhirnya Daniash sampai di rumah mertua nya. Dia di sambut dengan ramah dan hangat oleh keduanya, yang mereka tau bahwa hubungan Herra dan Daniash baik-baik saja, normal seperti pasangan suami istri lain nya.
"Selamat malam, Ma, Pa. Selamat ulang tahun pernikahan, ini hadiah kecil dari menantu yang paling tampan." Ucap Daniash, membuat kedua paruh baya itu tersenyum.
"Terimakasih, Daniash. Dimana Herra, kamu datang sendiri?" Tanya Laurent, ibu nya Herra. Wanita yang melahirkan istrinya itu nampak mengernyitkan kening nya keheranan saat tak melihat tanda-tanda keberadaan Herra di belakang Daniash.
"Aaa itu, anu.."
"Anu apa?" Tanya Joseph, papa nya Herra. Pria yang masih terlihat sangat tampan dan bugar, meski usia nya sudah menginjak kepala enam.
"Herra ada pekerjaan yang tak bisa di tunda, Ma, Pa." Jawab Daniash beralasan, jadi wanita itu tidak disini? Lalu kemana sebenarnya dia pergi?
"Kamu menyembunyikan sesuatu dari mama sama papa, Nak?" Tanya Laurent.
"Tidak, tentu tidak Ma. Hubungan Daniash sama Herra baik-baik saja kok." Jawab Daniash sambil tersenyum semanis mungkin agar kedua mertua nya percaya kalau dia tak berbohong.
"Baiklah, ayo masuk. Papa mu juga sudah datang."
"Iya Ma." Jawab Daniash, lalu pergi dari hadapan kedua mertua nya.
'Herra sudah keterlaluan, bahkan dia tidak datang di hari yang paling bersejarah bagi orang tua nya.' Batin Daniash merutuki wanita yang sayang nya berstatus sebagai istrinya itu.
Daniash duduk di samping sang papa, sama seperti yang Laurent lakukan, Riana juga melakukan hal yang sama terhadap sang putra.
"Mana istrimu, sayang?" Tanya Riana, menatap putra nya dengan khawatir.
"Sibuk, Mom. Jadi dia tak datang kemari." Jawab Daniash sambil menyesap minuman yang tersedia di meja.
"Apa kalian punya masalah?" Kali ini, Danish yang bertanya pada putra nya.
"Tidak lah, Dad. Kami baik-baik saja," jawab Daniash.
"Jangan menyembunyikan apapun dari kami, boy."
"Sudahlah Dad, aku tak tertarik untuk bicara omong kosong. Mana Dara?" Tanya Daniash.
"Dara sudah kembali ke London kemarin, dia kesal karena kamu tak datang untuk mengantarkan nya ke bandara."
"Aahhh ya, aku melupakan adik kecilku yang cerewet itu. Pekerjaan di kantor seolah tiada habisnya, aku kewalahan. Ternyata jadi CEO tak semenyenangkan itu." Keluh Daniash membuat papa nya terkekeh.
"Daddy yakin kamu bisa, boy. Karena kamu anak Daddy."
"Ya ya, terserah Daddy saja. Ingat, selama pensiun jangan coba-coba untuk membuat adik lagi, aku tak mau. Cukup punya adik seperti Dara saja sangat menjengkelkan."
"Haha, Daddy tak janji ya boy." Kekeh Danish membuat putranya cemberut.
.....
🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Bzaa
kasian sibabang udah matang tpi masih ting2
2024-03-22
1
Yeni Aryani
suka banget laki nya ga celup sana sini walau pun istri nya kaya gituh....
2024-03-03
2
Amelya Ratulangi
ini nih cerita yg aku cari2,,,udh nikah lama tpi masih perjaka tingting heheh,,, biasa kn aku Nemu crita sih cowok yg impoten wlau udh nikah biasa kn klau crita kalau ndk di kutuk sm cewek atau bermasalh sm cewek
2023-02-15
3