"Kau sudah mau pulang, Dan?" Tanya Joseph pada Daniash saat pria tampan itu berpamitan akan pulang.
"Iya Pa, besok ada pekerjaan penting yang harus Dani selesai kan."
"Kenapa tidak menginap saja, berangkat dari sini?" Tanya Laurent, dia terlihat sangat menyayangi Daniash.
"Tidak perlu Ma, Dani pulang dulu." Kedua paruh baya yang tengah berbahagia itu pun menyaksikan kepulangan menantu mereka. Dalam hati, mereka bertanya-tanya, meskipun Daniash sangat pandai mengontrol ekspresi nya, tapi keduanya adalah orang tua. Mereka tau kalau ada sesuatu hal yang di sembunyikan oleh Daniash.
Daniash melajukan mobil sedan hitam mengkilat nya pulang ke rumah dengan kecepatan sedang. Di jalan, Daniash beberapa kali berdecak kesal saat mengingat kenapa Herra tak datang di pesta orang tua nya sendiri. Memang nya pekerjaan apa yang sangat penting hingga melupakan hari istimewa kedua orang tua nya?
Singkatnya, Daniash memarkir mobil nya di parkiran rumah nya. Dia memicing saat melihat ada mobil lain di dekat halaman rumah, kira-kira mobil siapa? Terlihat sangat asing.
Daniash melangkah dengan tergesa-gesa, dia membulatkan mata nya saat melihat pemandangan yang sangat menyakitkan baginya. Dia melihat Herra, istrinya tengah berciuman mesra dengan seorang pria. Wanita itu duduk di pangkuan pria itu, dan pria itu memeluk pinggang Herra dengan posesif.
Hati Daniash terasa terbakar, tapi apa dia berhak marah? Bukankah sejak awal dia dan Herra sudah menolak pernikahan ini?
"Ehemm.." Daniash berdehem, membuat ciuman mereka terlepas. Keduanya menatap ke arah sumber suara.
"Ohh, kau sudah pulang Mas?" Tanya Herra seolah tak terjadi apa-apa, lalu turun dari pangkuan pria itu sambil merapikan dress nya.
"Jadi, begini kelakuan mu? Sampai-sampai melupakan hari istimewa orang tua mu sendiri, Herra?" Tanya Daniash tenang, dia tak boleh emosi pada kedua orang di depan nya. Meski sebenarnya dia sangat ingin menghajar pria yang masih duduk santai di sofa karena sudah mengotori rumahnya.
"Memang nya hari istimewa semacam apa?"
"Kau lupa? Hari ini hari anniversary pernikahan orang tua mu."
"Ohh hanya itu? Aku tak peduli, lagipun itu tak terlalu penting bagiku." Jawab Herra sambil terkekeh.
"Aku tak mengerti jalan pikiran mu, Herra."
"Memang nya siapa yang meminta di mengerti? Aku tidak pernah meminta nya, jadi jangan coba mengerti aku, Dani." Ucap Herra datar, membuat Daniash mendengus. Haruskah dia meledakan amarah nya sekarang?
"Lalu, maksudmu membawa pria lain ke rumah untuk apa?"
"Simpel, untuk menunjukan kalau aku punya kekasih."
"Kalau ingin berbuat mesuum, jangan di rumah ku. Kalian terlalu menjijikan untuk menginjakan kaki di rumah ku." Ucap Daniash.
"Ckkk, tak usah sok berkuasa. Aku juga berhak atas rumah ini, Dani sayang."
"Cihh.." Daniash berdecih ke samping.
"Jika kau tak suka aku membawa laki-laki lain ke rumah, sebaiknya kau juga melakukan hal yang sama, itu pun kalau kau bisa!"
"Aku tak semurahan dirimu, Herra. Aku pria terhormat yang menjunjung tinggi nilai dan norma dalam pernikahan, meskipun kau tak pernah melihat aku, tapi status ku cukup untuk melarang mu." Tegas Daniash membuat Herra tertawa.
"Aku takkan pernah bisa di larang, silahkan saja menunggu. Sampai kapanpun aku takkan bisa mencintaimu, karena aku sudah punya orang lain. Ingat, usia mu sudah tua, kau takkan selamanya menjadi perjaka kan?" Cibir Herra tersenyum meremehkan.
"Kita pergi Babe!" Ajak Herra pada pria yang Daniash tau adalah kekasih istrinya.
"See you soon." Ucap Herra, sebelum keluar dari istana besar milik Daniash.
Daniash menatap kepergian wanita berstatus istrinya itu dengan nanar, sebenarnya apa kekurangan dirinya hingga Herra tak bisa membuka hati untuknya?
Padahal, banyak wanita yang mengantri ingin menjadi pendamping nya. Tapi kenapa hal itu tak berlaku bagi Herra? Itulah yang kenapa Daniash tak habis pikir dengan wanita itu dan kini dia berani membawa pria lain ke rumah?
Daniash menjatuhkan tubuhnya di sofa, mengusap kepala nya dengan kasar, beberapa kali dia menghembuskan nafas pertanda keputus asaan.
"Aku ingin minum." Gumam Daniash, lalu pergi ke dapur dan mengambil satu botol minuman beralkohol dengan kadar cukup tinggi.
Daniash membawa botol minuman itu ke ruang tamu dengan satu buah gelas kecil di tangan nya. Pria itu kembali duduk dan menuang minuman berwarna kecoklatan itu ke dalam gelas, lalu menenggak nya hingga tandas.
Sensasi panas membakar tenggorokan tak membuat Daniash berhenti minum, dia memang biasa minum saat dirinya kelelahan bekerja atau punya masalah seperti saat ini. Jadi, bagi maid yang bekerja di rumah besar ini, bukanlah hal baru melihat tuan mereka mabuk-mabukan.
Satu botol habis sudah, Daniash meneguk tetesan terakhir minuman dalam botol itu hingga tak bersisa. Daniash tumbang, pandangan nya mengabur dan akhirnya dia tak sadarkan diri.
"Kasihan ya tuan muda, nyonya Herra kok begitu ya." Gumam salah satu maid yang prihatin melihat keadaan tuan muda mereka.
"Iya, padahal kurang nya tuan muda itu hampir gak ada. Tuan muda pria yang nyaris sempurna, tapi kenapa nyonya Herra malah memilih berhianat bahkan secara terang-terangan?" Ucap maid yang lain, dia menatap iba pada Daniash yang terkapar di sofa ruang tamu, terlihat sangat putus asa.
"Masalah nya ada pada hati, kalau pada dasarnya selalu merasa kurang, meskipun pasangan kita adalah pangeran berkuda putih, pasti akan tetap mencari yang lebih padahal malah sebaliknya. Sama seperti membuang berlian demi secuil kotoran." Ucap yang lain.
Bukan pertama kali mereka mendengar perdebatan kecil antara Daniash dan Herra, namun biasanya tuan muda itu memilih tak peduli dan akan mengurung diri di kamar. Sedangkan Herra akan pergi entah kemana, mungkin datang pada kekasihnya.
Tapi kali ini, seperti nya pria itu cukup tertekan hingga memutuskan untuk minum hingga mabuk berat. Belum lagi masalah pekerjaan di kantor yang menunggu untuk di selesaikan, Daniash malah di hadapkan dengan kenyataan. Fakta yang membuat hatinya terasa sakit, istrinya menghianati nya secara terang-terangan.
Pagi harinya, Aryo datang ke mansion bermaksud untuk menjemput atasan nya itu, tapi dia di buat melotot saat melihat Daniash masih belum sadarkan diri. Botol minuman menjadi bukti kalau pria itu habis mabuk-mabukan semalam.
'Masalah lagi? Seberat apa beban yang anda pikul, tuan? Hingga mabuk-mabukan seperti ini menjadi jalan keluar.' Batin Aryo sambil menyelimuti Daniash.
"Tuan, anda baik-baik saja?"
"Aryo?" Lirih Daniash masih dengan mata terpejam.
"Iya tuan.."
"Gantikan aku, hari ini aku kurang enak badan."
"Baik tuan, apa mau di periksa dokter?" Tanya Aryo.
"Tak perlu, bantu aku ke kamar. Disini dingin, Ar."
"Mari tuan." Aryo membawa tubuh besar Daniash ke kamar dengan cara membopong nya. Sedangkan, wanita tak tau malu berstatus istri atasan nya itu melenggang bebas tanpa beban. Dia berjalan santai sambil memperhatikan kuku tangan nya yang lentik, di balut oleh kutek berwarna merah.
"Pagi nyonya."
"Pagi." Jawab nya singkat, lalu pergi dari rumah tanpa mempedulikan keadaan suaminya yang sedang sakit.
'Sebenarnya pernikahan macam apa yang anda jalani, Tuan?'
Selama bekerja dengan Daniash, tak pernah sekalipun pria itu menceritakan tentang kondisi rumah tangga nya, dia sangat menjaga rahasia dan aib istrinya. Istri tak tau malu nya, padahal dia bisa sesukses sekarang ini menjadi aktris karena ada embel-embel nama Daniash di belakang nama nya.
Jadi, Aryo hanya tau kalau Daniash dan Herra menikah atas dasar cinta. Rumah tangga yang harmonis, tapi ternyata tak seperti itu. Apalagi setelah dia melihat sendiri ketidak pedulian Herra pada suaminya sendiri.
Semua orang tau kalau Herra Yuliana adalah istri Daniash Anggara Kim, putra sulung dari pasangan Danish Kim dan Iriana Prameswari. Itulah yang membuat namanya melejit dalam industri hiburan, harusnya Herra berterimakasih pada Daniash, tapi dia malah memberikan racun pada pria tampan itu.
.....
🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
💗 AR Althafunisa 💗
Bodoh kamu Daniash 😌🥱
2024-03-19
1
Yeni Aryani
hadeuhh istri ga punya ahlak dasar medusa...
2024-03-03
1
Ita rahmawati
ini si daniash bodoh bgt y ap herany yg terlalu pinter 🙄🙄🙄
2023-02-01
1