Chapter 6 - Kehidupan Maura

"O-om.."

"Hmm.." Daniash berdehem, dia penasaran apa penjelasan gadis muda di depan nya ini.

"Maafin ya, Om. Gak sengaja, tadi lagi makan di mobil. Gak ngeh kalau lampu merah." Ucap Maura lirih.

"It's okey, lain kali kalau sedang menyetir fokus."

"Iya om." Jawab Maura, Daniash yang sedang terburu-buru pun langsung masuk kembali ke dalam mobilnya, meninggalkan Maura yang menghela nafas lega, mengusap dada nya.

'Untung aja tuh om-om baik.' Gumam Maura, dia juga ikut masuk ke dalam mobil. Karena lampu mulai berkedip, dan sebentar lagi akan berganti menjadi lampu hijau.

"Gimana? Dia minta ganti rugi?" Tanya Nayna, namun mata nya berbinar.

"Kagak, dia cuma bilang lain kali kalo nyetir hati-hati, fokus." 

"Lo gak sadar ya?" Tanya Nayna, yang membuat Maura menoleh.

"Gak sadar apa nya?"

"Tuh om-om ganteng banget gilaa!" 

"Apa iya?" Tanya Maura, dia malah tak menyadari ketampanan om-om yang sudah dia temui dua kali itu.

"Isshh, kayaknya Lo tuh harus periksain mata Lo ke dokter mata deh. Masa giliran liat cogan mata Lo rabun sih." 

"Haha, gue dah ketemu dia dua kali btw." 

"What? Ketemu dua kali tapi gak sadar dia ganteng? Astaga, tobat Lo. Kebanyakan dosa, jadinya mata Lo gak berfungsi dengan baik." Celoteh Nayna, membuat Maura tergelak. Dia pun kembali mengemudikan mobil nya karena lampu merah sudah berubah. 

Maura jadi teringat akan wajah om-om itu, terlihat sangat garang. Tapi kenapa dia baik? Apa karena dia masih kecil? Itu bisa saja kan, apalagi setelah dia menubruk mobil nya dia sama sekali tak marah. 

"Kira-kira tuh om-om umur berapa ya? Gue jadi simpanan nya gapapa deh, rela gue." Celetuk Nayna membuat Maura menoleh. 

"Tuh mulut gak ada rem nya, kebiasaan. Daddy Lo mau di kemanain hmm?" 

"Eehh hehe, iya juga." Jawab Nayna sambil cengengesan.

"Dihh, gak tau diri. Habis nguras kartu nya, malah kepikiran buat jadi simpanan." Cibir Maura membuat Nayna mencebik.

Maura membelokan mobil ke kawasan apartemen Nayna, mata gadis itu membeliak saat melihat mobil yang dia kenali sebagai mobil Daddy nya terparkir rapi basement.

"Duhh, Ra. Itu mobil Daddy gue, dia pasti kesel deh kalo dia berkunjung gue gak ada."

"Yaudah, cepetan turun. Jangan lupa belanjaan Lo, gue juga mau balik." Ucap Maura, Nayna menurut dan turun dari mobil sahabatnya, tentunya dengan menenteng beberapa paperbag di tangan nya. Dia berjalan setengah berlari, lalu menekan tombol lift untuk naik ke lantai atas, dimana unit nya berada.

Nayna membuka pintu unit miliknya dengan menekan password, terbuka. Dia masuk dengan terburu-buru, dan kembali menutup pintunya.

"Dari mana, Bby?" Tanya nya dengan suara tenang namun tegas.

"Eehh Daddy, habis ngabisin uang Daddy." Jawab Nayna apa adanya, dia menunjukan paperbag di tangan nya.

"Kebiasaan, kalo udah pergi sama temen kamu, Daddy pasti di lupain. Sini, Daddy kangen." Nayna menurut, dia menyimpan paperbag di meja lalu duduk di samping pria dewasa yang dia panggil Daddy.

"Maaf Dad, lagian kenapa berkunjung gak ngabarin dulu?" Tanya Nayna sambil bersandar manja di dada pria itu.

"Daddy pengen di temenin, tapi kamu nya malah gak ada. Nakal sekali, harusnya habis ngampus langsung pulang." 

"Hehe, tadi nemenin Maura dulu ke mall. Dia murung, soalnya papa sama Mama nya gak pulang-pulang dari luar negeri." Jelas Nayna.

"Ohh gitu, sambil kamu belanja juga?"

"Iya, gapapa kan Dad?"

"Gapapa Bby, pakai aja. Uang Daddy, uang kamu juga." Jawab nya, membuat Nayna tersenyum.

Pria itu mengusap lembut puncak kepala Nayna, beberapa kali mengecupnya singkat. 

Sedangkan di lain tempat, Maura baru saja sampai di rumah besar yang terasa hampa. Oma dan opa nya biasa berkunjung, tapi sekarang mereka juga sudah lama tak datang. Dia benar-benar merasa sendirian saat ini, rumah ini terasa sangat sepi, hening tanpa kehangatan di dalam nya. 

Meskipun kedua orang tua nya menyayangi nya, tapi mereka jarang ada waktu untuk nya, apalagi papa nya. Dia menjadi CEO di negara sebelah, sedangkan mama nya sibuk membantu papa nya mengelola bisnis. 

"Sore, Non.."

"Sore, Bi." Balas Maura ramah.

"Tadi ada Den Adam kesini nyariin, Nona." 

"Mau apa nyariin Maura?" Tanya nya, Adam adalah kakak sang mama. Di antara ketiga kakak nya yang lain, Adam adalah yang paling sering berkunjung ke rumah. 

"Bibi gak tau, Non. Setelah bibi jawab Non belum pulang, Den Adam langsung pergi." Jawab nya, Maura hanya menganggukan kepala nya pertanda mengerti.

"Yaudah Bi, Maura ke atas dulu mau bersih-bersih. Ini buat bibi," Maura mengulurkan satu buah paperbag berisi pakaian sehari-hari yang sengaja Maura belikan. 

"Aduh non, gak usah. Bibi gak enak, non terlalu sering ngasih bibi."

"Gapapa Bi, rezeki gak baik di tolak. Maura ke kamar dulu." Maura pun pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas. Dia membaringkan tubuh nya di atas ranjang empuk miliknya, gadis itu menghembuskan nafas nya kasar sambil menatap langit-langit kamar nya.

Seperti inilah kehidupan seorang Maura Putri Wijaya, selalu sendirian, kesepian karena orang tua nya yang terlalu sibuk. Andai saja adik nya masih ada, mungkin hidupnya tak sesepi ini.

Beberapa hari lagi dia akan berulang tahun yang ke 21 tahun, tapi orang tua nya belum ada tanda-tanda kedua orang tua nya akan pulang untuk merayakan nya. Tahun kemarin juga Maura merayakan ulang tahun nya sendirian, apakah tahun ini juga dia akan sendirian?

"Sepi banget, Nayna lagi apa ya sama Daddy nya?" Entah kenapa dia malah ingat pada sahabat nya, terbersit sedikit rasa iri pada Nayna, karena disaat dia kesepian ada yang menemani, sedangkan dirinya? Lagi-lagi harus di hadapkan dengan kenyataan pahit.

Nyatanya jadi anak orang kaya tidaknya semenyenangkan yang terlihat, bukan hanya harta yang Maura butuhkan, tapi kasih sayang juga. Apalagi saat ini Maura sedang berada di masa remaja, masa-masa dimana dia merasa sangat penasaran dengan segala hal, termasuk hubungan seperti yang sahabatnya lakukan.

Tak lama kemudian, orang yang berada dalam pikiran nya menelpon nya. Maura meraih ponsel nya yang tergeletak di meja nakas, lalu mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya.

"Hallo.."

'Dih, lemes amat.' Celetuk Nayna sambil terkekeh di seberang sana.

"Diem, ada apa Lo nelpon gue? Kangen ya." Goda Maura membuat Nayna berdecak sebal.

'Lo baik-baik aja kan?'

"Baik, gue baik kok. Kenapa?"

'Gue khawatir aja, gue kesana ya? Biar Lo ada temen nya.' Ucap Nayna, dia adalah sahabat yang paling mengerti 

"Bukan nya ada Daddy Lo di apartemen?" Tanya Maura.

'Gak ada, udah balik dia nya.'

"Kok bentaran doang, Lo gak di celup dia kan?" Tanya Maura.

'Di celup apaan dah, gue gak di apa-apain kok. Cuma di cipook doang, itu juga bentar doang.' Jawab Nayna tanpa sensor, membuat jiwa iri Maura meronta-ronta.

"Yaudah, kesini aja. Nginep yaa?"

'Okey, gue otewe kesana sekarang.'

"Hati-hati di jalan nya best." Setelah di rasa cukup, akhirnya panggilan pun selesai, Maura tersenyum kecil. Setidaknya malam ini dia akan bersama Nayna, setidaknya dia bisa menghabiskan malam dengan bercerita bersama sahabatnya.

......

🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

siapa y sugar daddyny nayna,,ak curigany aryo,,tp pas bc ad adam juga y jd curugany ke adam juga 🤭🤭🤭

2023-02-01

4

Kikan dwi

Kikan dwi

siapa tuh sugar Daddy nya Nayna , Adam atau Aryo asisten nya babang Daniash???

2023-01-26

2

elf

elf

adam sugar dadynya nayna????

2023-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kehidupan Daniash
2 Chapter 2 - Pesta Anniversary
3 Chapter 3 - Wanita Tak Tau Malu
4 Chapter 4 - Lingerie
5 Chapter 5 - Kecerobohan Maura
6 Chapter 6 - Kehidupan Maura
7 Chapter 7 - Tanda Merah
8 Chapter 8 - Kegilaan Herra
9 Chapter 9 - Misi Mencari Sugar Baby
10 Chapter 10 - Maura Setuju
11 Chapter 11 - Bertemu Daddy
12 Chapter 12 - Sebuah Kesepakatan
13 Chapter 13 - Tamu Bulanan
14 Chapter 14 - First Kiss
15 Chapter 15 - Makan Siang Bersama
16 Chapter 16 - Gadis Dua Black Card
17 Chapter 17 - Perhatian Kecil
18 Chapter 18 - Kegiatan Pagi Hari
19 Chapter 19 - Kejadian Masa Lalu
20 Chapter 20 - Tingkah Menggemaskan Maura
21 Chapter 21 - 3 Hari dan 3 Tahun
22 Chapter 22 - Gadis Nakal
23 Chapter 23 - Benda Apa Itu?
24 Chapter 24 - Saingan Berat
25 Chapter 25 - Detik-detik Panas
26 Chapter 26 - First Blood
27 Chapter 27 - Perhatian Daniash
28 Chapter 28 - Memulai Dari Awal
29 Chapter 29 - Kejutan Untuk Maura
30 Chapter 30 - Takut Sakit?
31 Chapter 31 - Satu Malam Bersamamu
32 Chapter 32 - Harus Berani, Jika Ingin Bersamaku!
33 Chapter 33 - Hargai Keputusanku!
34 Chapter 34 - Drama Pagi Hari
35 Chapter 35 - Keluar Banyak
36 Chapter 36 - Bertemu Seseorang
37 Chapter 37 - Gadisku Memang Luar Biasa!
38 Chapter 38 - Ponsel Baru
39 Chapter 39 - Kunjungan Daniash
40 Chapter 40 - Aku yang Menang!
41 Chapter 41 - Pantai
42 Chapter 42 -Memperjuangkan Maura
43 Chapter 43 - Keputusan Daniash
44 Chapter 44 - Maura Sakit
45 Chapter 45 - Bunga Tulip Merah
46 Chapter 46 - Dua Garis Merah
47 Chapter 47 - Daniash Mengidam?
48 Cahpter 48 - Surprise Untuk Maura
49 Chapter 49 - Kita Hadapi Bersama!
50 Chapter 50 - Memanjakan Bumil
51 Chapter 51 - Mulai Curiga
52 Chapter 52 - Kemarahan Elgar
53 Chapter 53 - Kebahagiaanku Adalah Maura
54 Chapter 54 - Keegoisan Elgar
55 Chapter 55 - Bertemu Mama Mertua
56 Chapter 56 - Janji
57 Chapter 57 - Melihat Bulan Bersamamu
58 Chapter 58 - Memancing Singa Kelaparan
59 Chapter 59 - Jenguk Adek Bayi
60 Chapter 60 - Ternyata?
61 Chapter 61 - Awal Pertemuan Daniash Dan Elgar
62 Chapter 62 - Pertemuan Tak Terduga
63 Chapter 63 - 1 Minggu Lagi
64 Chapter 64 - Dia yang Ngidam, Aku yang Susah!
65 Chapter 65 - Our Wedding
66 Chapter 66 - Ide Konyol Riana
67 Chapter 67 - Kedatangan Dara
68 Chapter 68 - Bayi Besarku
69 Chapter 69 - Maura Demam
70 Chapter 70 - Maura dan Nayna
71 Chapter 71 - Pendarahan
72 Chapter 72 - Ibu Nayna Koma
73 Chapter 73 - Mantan Bestie Jadi Mertua
74 Chapter 74 - Drama Pasangan Bucin
75 Chapter 75 - Pertemuan Nayna dan Aryo
76 Chapter 76 - Bucin Gak Tau Tempat
77 Chapter 77 - Hari Terburuk Nayna
78 Chapter 78 - Kabar Buruk
79 Chapter 79 - Calon Istri
80 Chapter 80 - Senjata Makan Tuan
81 Chapter 81 - Terimakasih Sudah Mengandung Anakku
82 Chapter 82 - Mertua Pengertian
83 Chapter 83 - Tetangga Kepo
84 Chapter 84 - Sifat Asli Aryo
85 Chapter 85 - Kedamaian Menantu dan Mertua
86 Chapter 86 - Pria Yang Tepat
87 Chapter 87 - Wejangan Dari Papa
88 Chapter 88 - Pernikahan Aryo dan Nayna
89 Chapter 89 - Kesibukan Aryo
90 Chapter 90 - Hukuman Mika
91 Chapter 91 - Drama Pasutri Baru
92 Chapter 92 - Nasehat Ibu Mertua
93 Chapter 93 - Satu Piring Berdua
94 Chapter 94 - Barang Titipan
95 Chapter 95 - Drama Belanja Titipan
96 Chapter 96 - Piala Bergilir
97 Chapter 97 - Nayna Hamil
98 Chapter 98 - Periksa Kandungan
99 Chapter 99 - Malu-maluin
100 Chapter 100 - Rujakan Ala Bumil
101 Chapter 101 - Gak Usah Diet
102 Chapter 102 - Maura Lahiran
103 Chapter 103 - Welcome To The World Baby Davi
104 Chapter 104 - Sup Buatan Nayna
105 Chapter 105 - Orang tua Baru
106 Chapter 106 - Nany Untuk Sikembar
107 Chapter 107 - Kontraksi Palsu
108 Chapter 108 - Tingkah Menyebalkan Daniash
109 Chapter 109 - Penyakit Turunan
110 Chapter 110 - Buka Puasa
111 Chapter 111 - Persahabatan Nayna dan Maura
112 Chapter 112 - Keadaan Herra
113 Chapter 113 - Baby Attar
114 Chapter 114 - Terciduk Perawat
115 Chapter 115 - Baby Attar
116 Chapter 116 - Suami dan Ayah Siaga
117 Chapter 117 - Rumah Baru
118 Chapter 118 - Syukuran Rumah Baru
119 Chapter 119 - Sikap Menjengkelkan Aryo
120 Chapter 120 - Kesiangan
121 Chapter 121 - Maura Hamil
122 Chapter 122 - Maura Salah Paham
123 Chapter 123 - Saling Memaafkan
124 Chapter 124 - Adik untuk Maura?
125 Chapter 125 -
126 Chapter 126 - Aryo dan Nayna
127 Chapter 127 - Komplikasi
128 Chapter 128 - Operasi Maura
129 Chapter 129 - Membujuk Daniash
130 Chapter 130 - Maura Sadar
131 Bab 131 - Akhir Yang Membahagiakan
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Chapter 1 - Kehidupan Daniash
2
Chapter 2 - Pesta Anniversary
3
Chapter 3 - Wanita Tak Tau Malu
4
Chapter 4 - Lingerie
5
Chapter 5 - Kecerobohan Maura
6
Chapter 6 - Kehidupan Maura
7
Chapter 7 - Tanda Merah
8
Chapter 8 - Kegilaan Herra
9
Chapter 9 - Misi Mencari Sugar Baby
10
Chapter 10 - Maura Setuju
11
Chapter 11 - Bertemu Daddy
12
Chapter 12 - Sebuah Kesepakatan
13
Chapter 13 - Tamu Bulanan
14
Chapter 14 - First Kiss
15
Chapter 15 - Makan Siang Bersama
16
Chapter 16 - Gadis Dua Black Card
17
Chapter 17 - Perhatian Kecil
18
Chapter 18 - Kegiatan Pagi Hari
19
Chapter 19 - Kejadian Masa Lalu
20
Chapter 20 - Tingkah Menggemaskan Maura
21
Chapter 21 - 3 Hari dan 3 Tahun
22
Chapter 22 - Gadis Nakal
23
Chapter 23 - Benda Apa Itu?
24
Chapter 24 - Saingan Berat
25
Chapter 25 - Detik-detik Panas
26
Chapter 26 - First Blood
27
Chapter 27 - Perhatian Daniash
28
Chapter 28 - Memulai Dari Awal
29
Chapter 29 - Kejutan Untuk Maura
30
Chapter 30 - Takut Sakit?
31
Chapter 31 - Satu Malam Bersamamu
32
Chapter 32 - Harus Berani, Jika Ingin Bersamaku!
33
Chapter 33 - Hargai Keputusanku!
34
Chapter 34 - Drama Pagi Hari
35
Chapter 35 - Keluar Banyak
36
Chapter 36 - Bertemu Seseorang
37
Chapter 37 - Gadisku Memang Luar Biasa!
38
Chapter 38 - Ponsel Baru
39
Chapter 39 - Kunjungan Daniash
40
Chapter 40 - Aku yang Menang!
41
Chapter 41 - Pantai
42
Chapter 42 -Memperjuangkan Maura
43
Chapter 43 - Keputusan Daniash
44
Chapter 44 - Maura Sakit
45
Chapter 45 - Bunga Tulip Merah
46
Chapter 46 - Dua Garis Merah
47
Chapter 47 - Daniash Mengidam?
48
Cahpter 48 - Surprise Untuk Maura
49
Chapter 49 - Kita Hadapi Bersama!
50
Chapter 50 - Memanjakan Bumil
51
Chapter 51 - Mulai Curiga
52
Chapter 52 - Kemarahan Elgar
53
Chapter 53 - Kebahagiaanku Adalah Maura
54
Chapter 54 - Keegoisan Elgar
55
Chapter 55 - Bertemu Mama Mertua
56
Chapter 56 - Janji
57
Chapter 57 - Melihat Bulan Bersamamu
58
Chapter 58 - Memancing Singa Kelaparan
59
Chapter 59 - Jenguk Adek Bayi
60
Chapter 60 - Ternyata?
61
Chapter 61 - Awal Pertemuan Daniash Dan Elgar
62
Chapter 62 - Pertemuan Tak Terduga
63
Chapter 63 - 1 Minggu Lagi
64
Chapter 64 - Dia yang Ngidam, Aku yang Susah!
65
Chapter 65 - Our Wedding
66
Chapter 66 - Ide Konyol Riana
67
Chapter 67 - Kedatangan Dara
68
Chapter 68 - Bayi Besarku
69
Chapter 69 - Maura Demam
70
Chapter 70 - Maura dan Nayna
71
Chapter 71 - Pendarahan
72
Chapter 72 - Ibu Nayna Koma
73
Chapter 73 - Mantan Bestie Jadi Mertua
74
Chapter 74 - Drama Pasangan Bucin
75
Chapter 75 - Pertemuan Nayna dan Aryo
76
Chapter 76 - Bucin Gak Tau Tempat
77
Chapter 77 - Hari Terburuk Nayna
78
Chapter 78 - Kabar Buruk
79
Chapter 79 - Calon Istri
80
Chapter 80 - Senjata Makan Tuan
81
Chapter 81 - Terimakasih Sudah Mengandung Anakku
82
Chapter 82 - Mertua Pengertian
83
Chapter 83 - Tetangga Kepo
84
Chapter 84 - Sifat Asli Aryo
85
Chapter 85 - Kedamaian Menantu dan Mertua
86
Chapter 86 - Pria Yang Tepat
87
Chapter 87 - Wejangan Dari Papa
88
Chapter 88 - Pernikahan Aryo dan Nayna
89
Chapter 89 - Kesibukan Aryo
90
Chapter 90 - Hukuman Mika
91
Chapter 91 - Drama Pasutri Baru
92
Chapter 92 - Nasehat Ibu Mertua
93
Chapter 93 - Satu Piring Berdua
94
Chapter 94 - Barang Titipan
95
Chapter 95 - Drama Belanja Titipan
96
Chapter 96 - Piala Bergilir
97
Chapter 97 - Nayna Hamil
98
Chapter 98 - Periksa Kandungan
99
Chapter 99 - Malu-maluin
100
Chapter 100 - Rujakan Ala Bumil
101
Chapter 101 - Gak Usah Diet
102
Chapter 102 - Maura Lahiran
103
Chapter 103 - Welcome To The World Baby Davi
104
Chapter 104 - Sup Buatan Nayna
105
Chapter 105 - Orang tua Baru
106
Chapter 106 - Nany Untuk Sikembar
107
Chapter 107 - Kontraksi Palsu
108
Chapter 108 - Tingkah Menyebalkan Daniash
109
Chapter 109 - Penyakit Turunan
110
Chapter 110 - Buka Puasa
111
Chapter 111 - Persahabatan Nayna dan Maura
112
Chapter 112 - Keadaan Herra
113
Chapter 113 - Baby Attar
114
Chapter 114 - Terciduk Perawat
115
Chapter 115 - Baby Attar
116
Chapter 116 - Suami dan Ayah Siaga
117
Chapter 117 - Rumah Baru
118
Chapter 118 - Syukuran Rumah Baru
119
Chapter 119 - Sikap Menjengkelkan Aryo
120
Chapter 120 - Kesiangan
121
Chapter 121 - Maura Hamil
122
Chapter 122 - Maura Salah Paham
123
Chapter 123 - Saling Memaafkan
124
Chapter 124 - Adik untuk Maura?
125
Chapter 125 -
126
Chapter 126 - Aryo dan Nayna
127
Chapter 127 - Komplikasi
128
Chapter 128 - Operasi Maura
129
Chapter 129 - Membujuk Daniash
130
Chapter 130 - Maura Sadar
131
Bab 131 - Akhir Yang Membahagiakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!