Perjuangan Cinta Putri Ular

Perjuangan Cinta Putri Ular

Melihatnya

Sore hari menjelang, terlihat langit mulai berwarna jingga, pertanda matahari mulai tenggelam.

Di sebuah sungai ada seorang lelaki yang tengah membersihkan cangkulnya yang kotor dari tanah. Jelas sekali lelaki itu baru saja pulang dari bekerjanya.

Diseberang sungai ada sepasang mata hanzel tengah menatap lelaki itu tanpa berkedip, sambil bersembunyi di balik sebuah pohon besar yang rindang.

Matanya yang tajam namun jernih itu masih memandang lurus ke satu titik, dimana setiap pergerakan lelaki itu tak luput dari penglihatannya, matanya melirik kekanan dan kekiri, kemudian kembali fokus melihat kegiatan lelaki itu saat sang pria mulai mengemasi barang bawaannya yang sudah selesai di bersihkan, segera dia mulai keluar dari tempat persembunyiannya ketika orang yang dia amati mulai meninggalkan sungai.

Rasa penasarannya yang tinggi membuat pemilik mata hanzel itu mulai resah ,pasalnya orang yang sedari tadi di amatinya kini mulai menjauh dari pandangan, dengan tegad ia mulai melihat ke sekeliling , lalu tanpa aba- aba dia mulai menceburkan dirinya ke dalam sungai.

BYUR

Tubuhnya mulai menahan arus sungai yang sore ini ternyata cukup deras, dengan perlahan ia mulai berenang melewati bebatuan kecil yang berada di bagian sungai.

Kepalanya menengadah untuk memastikan dia tidak tertinggal jauh dengan lelaki yang sejak pertama mencuri perhatiannya. Ekornya yang bersisik meliuk liuk ke kanan dan kekiri dengan sangat lincah, sepertinya dia sudah terbiasa berenang di sungai, dengan aliran yang deras seperti sekarang ini.

Terkadang ia mulai bersembunyi di balik batu besar, saat melihat lelaki yang ia ikuti sempat menoleh ke arah sungai.

"Apa dia melihatku?" ucapnya seraya memegang dadanya yang berdebar, lalu kepalanya sedikit mengintip untuk melihat kembali, apa lelaki itu masih melihat ke arahnya.

Terdengar helaan nafas lega, saat melihat si lelaki melanjutkan perjalanannya, melihat itu ,ia mulai kembali berenang dengan cepat.

"Apa itu rumahnya?" tanya nya saat melihat lelaki yang ia ikuti telah memasuki sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu.

Rumah kecil sederhana tapi asri, Di sekitarnya banyak sekali tanaman dari berbagai macam sayuran, sepertinya Lelaki itu suka sekali berkebun.

Tak lama kemudian lelaki itu mulai keluar rumah dengan membawa sebuah cangkir. Ia mulai duduk di sebuah kursi tunggal yang terbuat dari kayu, Sesekali menyeruput sesuatu dari cangkir yang di pegangnya, Terlihat bibirnya tersenyum manis, membuat sang pemilik mata hanzel ikut tersenyum, sambil terus mengamati gerak gerik lelaki itu, ekornya yang panjang menjuntai nampak setengahnya terbenam dan tertumpu pada batu yang terendam air sungai.

Matanya tampak berbinar indah melihat kegiatan lelaki dambaan yang masih asik menikmati sore dengan meneguk sedikit demi sedikit air di cangkir yang di pegangnya, senyumnya terus tersungging dengan tangan yang menopang dagu bertumpu pada batu besar sebagai pelindung untuknya bersembunyi, Saat tengah asik menikmati pemandangan indah di hadapannya , Perlahan senyumannya luntur ,Saat dia melihat ada seorang wanita yang mendekat ke arah lelaki itu sambil membawa sebuah rantang makanan.

"Kang Dimas" panggilnya lembut.

"ech, Dek Ririn " sapa lelaki itu sedikit terkejut" ini sudah sore dek, ada perlu apa kemari" lanjutnya ramah.

"ini kang , aku bawa makanan buat akang Dimas makan malam " ucapnya sambil memberikan rantang makanan.

"Makasih dek, tapi akang kan sudah bilang jangan terlalu sering bawa makanan, akang ga mau ngrepotin kamu" ucap Dimas.

"Ga repot ko kang, aku seneng bisa bawain akang makan malam, aku tau akang pasti cape pulang dari ladang, tapi harus masak juga buat makan malam" jawabnya sambil tersenyum manis.

"Makasih dek" ucap Dimas mengusap kepala Ririn pelan.

"Iya kang, aku pamit pulang dulu. Takut di cariin ibu, soalnya tadi bilangnya cuman sebentar " .

"Iya Dek, akang anter aja ya pake motor biar cepet". tawar Dimas.

" Apa ga papa kang, akang kan pasti cape baru pulang" jawab Ririn tak enak, tapi sekaligus senang.

"Ya ga papa kan cuman sebentar, kamu duduk disini dulu, akang mau ke dalam naruh makanan ini, sekalian ngeluarin motornya".

Ririn mengangguk patuh, sambil duduk di kursi yang tadi di duduki Dimas.

"Dek, Ayo sini" panggil Dimas yang ternyata sudah siap duduk di atas motornya.

"Ech, iya kang" jawab Ririn sedikit terkejut, tadi dia sedang mengamati sungai , seperti ada seseorang disana.

"Mungkin hanya perasaanku saja" batin Ririn menggeleng kepalanya pelan. Ia mulai duduk membonceng Dimas.

Terdengar suara motor yang mulai berjalan jauh meninggalkan rumah sederhana itu, pemilik mata hanzel itu menatap keduanya dengan sendu.

"Apa wanita itu kekasihnya?" katanya , lalu memutar tubuhnya dan menceburke sungai , mulai berenang kembali meninggalkan rumah kayu tempat tinggal dari lelaki bernama Dimas yang dari hari ini mulai mengusik hati dan fikirannya.

Terpopuler

Comments

Yames Sendu

Yames Sendu

seru

2023-11-24

0

═ NISA ═

═ NISA ═

kirain terusan anaknya arav kk author.

2023-05-04

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2022-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!