Semalam bersamanya

Malam ini, kakek tidak pulang. mungkin ada sesuatu di tempat sahabatnya yang mengharuskan kakek untuk tinggal.

Aku sudah terbiasa sendiri , ku tatap langit gelap sembari fikiranku kembali pada kejadian dimana aku melihat 2 orang manusia yang tega membunuh ular yang malang itu.

" Kenapa manusia kejam sekali? apa ini alasan kakek kenapa sering melarangku untuk tidak mendekati perkampungan? jika mereka membenci ular dan ingin membunuhnya, Apa Dimas juga sama jika melihatku?" gumamku lirih.

Tapi aku benar-benar menyukainya, aku harap dia berbeda dengan manusia yang jahat itu. aku mulai tersenyum dan berusaha untuk berfikir positif, ku putuskan untuk pergi menyelinap ke rumah Dimas.

"Mumpung kakek tidak ada, sebaiknya aku segera kesana" .

Dengan cepat aku pergi meninggalkan pohon besar dimana tempatku tinggal.

Malam yang dingin, sepi dan sunyi tidak membuatku takut, bahkan aku sudah terbiasa dengan keadaan malam yang tanpa cahaya. aku mulai kembali melewati sungai dan bebatuan , beberapa ilalang yang tumbuh liar di sekitaran sungai, hingga tak lama kemudian aku melihat rumah sederana itu sudah di depan mataku.

Aku mulai mengintip dari sela-sela papan kayu, walaupun tidak terlihat dengan jelas, tapi aku bisa melihat Dimas yang tengah tidur di atas ranjang yang sempit.

ingin rasanya aku masuk ke dalam agar lebih leluasa menatapnya. aku mulai melihat ke sekeliling rumah kayu sederhana ini untuk mencari celah agar aku bisa masuk ke dalam.

Mataku berbinar saat melihat ada lubang angin, untung saja aku bisa mengubah bentuk tubuhku di saat malam hari.

Aku memang di tuntut untuk mempelajari berbagai macam ilmu oleh kakek, tapi bukan Lian namanya kalau tidak bisa kabur dengan berbagai macam alasan.

Aku mulai memejamkan mata dan mulai konsentrasi untuk merubah diriku menjadi lebih kecil. asap putih menyelimuti seluruh tubuhku kemudian mulai menghilang saat tubuhku sudah berhasil berubah.

Aku mulai merayap masuk melalui lubang angin yang tadi aku lihat, mulai mendekat ke arah ranjang dimana Dimas tertidur.

Ku pandangi dia dari jarak yang lumayan dekat, jantungku berdebar tak menentu, dia benar-benar tampan.

Dengan usil aku mulai mendekat, lebih mendekat dan..

Cup

Aku mengecup pelan pipinya, ahh sangat lembut aku menyukainya.

Saat aku sedang asik memandangi wajahnya, tiba-tiba Dimas bergerak.

"Aduh, diam ya jangan bangun" pekikku yang mulai panik.

Aku terus menatap kedua bola matanya, takut jika dia tiba-tiba membuka matanya dan melihatku.

BUGH

"AaaauuuuH"

Pekikku tertahan , saat tangan Dimas menimpa tubuh ularku.

"Aduh berat" keluhku yang berusaha terlepas dari tangannya itu.

Tapi percuma pergerakanku justru membuatnya semakin menindihku dengan bagian tubuhnya yang lain. karena merasa lelah dan merasa usaha ku hanya sia-sia saja, akhirnya aku hanya bisa pasrah dan ikut terlelap .

Keesokan harinya aku terbangun, aku lega saat membuka mata ternyata Dimas masih terlelap dengan tangan dan tubuhnya membelakangi ku, aku tidak akan menyianyiakan kesempatan. segera aku pergi dari kamarnya dan keluar. kali ini aku harus segera kembali ke hutan, sebelum kakek pulang.

"Ternyata masih gelap" gumamku yang melihat langit.

Aku menoleh ke arah belakang, dimana rumah Dimas berada, ingin rasanya aku juga selalu di sampingnya, tidur berdua bersamanya seperti semalam.

"Aah, apa yang aku pikirkan" pipiku merona karena malu dengan pikiranku sendiri.

Aku mulai beranjak pergi ,dengan hati yang tentu tak tenang. yang aku lakukan ini benar-benar nekad, bagaiman jika ada warga yang melihatku? aku mulai mempercepat pergerakanku dan kembali menceburkan diriku ke sungai.

BYUR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!