Mencari Dimas

Namaku Berliana, panggil aku Liana. itu nama yang kakek berikan padaku, aku hanya hidup berdua dengan kakekku. kami memutuskan meninggalkan tempat dimana aku dan kakekku berasal, dan memutuskan untuk hidup di sebuah hutan yang dekat dengan pemukiman penduduk.

Aku menatap langit malam yang gelap, tidak ada bintang disana, aku menyukai tempat ini. udaranya yang segar dengan angin malam. aku suka berada di atas pohon seperti sekarang ini, dari atas sini aku bisa mengamati sekitar dengan leluasa.

Aku mulai teringat kembali pada manusia tampan yang ku lihat di sungai. selama ini , aku sudah terbiasa. melihat manusia saat aku mengelilingi sungai, tapi aku baru melihat manusia yang memiliki aura seperti lelaki itu. aura nya membuatku ingin selalu dekat dengannya. wajahnya yang berkeringat itu membuatnya semakin tampan dan seksi.

aku tersenyum senyum membayangkan setiap perilakunya, lalu aku mulai tersadar saat kakek memanggilku.

"Liana, kemari" panggilnya dengan suaranya yang terdengar serak.

"Iya kek"

Aku mulai merayap melewati berbagai ranting pohon hingga aku masuk ke dalam sebuah rumah pohon.

"Ada apa Kek?" tanya ku saat melihat kakek yang hanya diam melihatku.

Aku jadi gugup, apa kakek mengetahui jika aku hari ini tengah mengikuti manusia itu?

Aku mulai berusaha untuk tenang agar kakek tidak curiga.

"Hari ini, dari mana saja kamu" tanyanya dengan suara seraknya yang tegas.

"Tuh kan, apa kakek tahu?" ucapku dalam hati." ah itu tidak mungkin" pikirku kemudian.

"Aku, Aku bermain di dekat sungai itu kek, tempatku biasa bersantai" jawabku yakin.

"Benarkah?" tanya nya seakan tak percaya.

"Iya" jawabku mantap sambil mangangguk penuh keyakinan.

"Apa kau pergi ketempat lain setelahnya?"

DEG

"Mati lah aku" batinku

"Tttiiidak, aku hanya menikmati buah segar di sana" jawabku lagi, menatap kakek tanpa kedip.

Aku bisa melihat helaan nafas lega itu, "sebaiknya kau pergi beristirahat. Kakek juga akan beristirahat" ucapnya kemudian , membuatku segera berbalik hendak pergi dari sana.

"Liana" panggilnya lagi, membuatku mau tak mau kembali melihat ke arah Kakek.

"Jangan mengganggu atau memasuki wilayah manusia-manusia itu Lian" kata kakek memperingatiku untuk ke sekian kalinya. mungkin ini yang ke 159? atau ke 1000? aah mungkin lebih pikirku.

"Iya Kek" jawabku seraya tersenyum manis ke arahnya.

"Pergilah" ujarnya seraya pergi meninggalkanku yang masih menatap kakek kesayanganku.

aku dengan senang hati, mulai pergi untuk beristirahat.

"Aku besok akan kesana lagi" ucapku lirih dengan penuh semangat.

***

Pagi menjelang, ku sambut pagi ini dengan penuh suka cita, aku menatap cahaya matahari dari sela-sela dedaunan rindang. aku menyukai cahaya pagi dan sore .

"Aah iya, si tampan sedang apa ya sekarang?" pikirku yang tiba-tiba teringat Dimas.

"emm, namanya bagus DI MA S" eja ku menekankan kata itu, seakan sedang menghafal setiap hurufnya.

dengan semangat menggebu aku mulai merayap , meliuk liukan tubuhku melewati berbagai halang merintang yang menghalangiku.

Aku tau kakek pasti sudah pergi sedari aku tidur pagi ini, Kakek akan pergi menemui seseorang. katanya kakek sedang membantu sahabatnya untuk mengobati cucunya yang sedang terluka, dan tempatnya cukup jauh. maka dari itu aku bisa bebas pergi untuk beberapa waktu ini.

Terdengar suara air mengalir, aku telah sampai di sungai tempat biasa aku melihat para warga melakukan pekerjaannya. hanya sampai di sungai ini aku diperbolehkan kakek untuk bermain. karena di seberang sana, itu wilayah penduduk yang sangat di tentang keras oleh kakek .

Dari kejauhan aku bisa melihat para warga. ada Beberapa warga yang melintas dengan membawa dagangan di atas kepalanya, ada juga yang menggembala kambing dengan membawa sebuah tongkat kayu kecil. aku meringis membayangkan jika tongkat kayu itu mengenai kulit kambing itu, pasti sakit.

Dengan semangat aku mulai menyibukan diriku mengumpulkan buah -buah segar yang ada di sekitar sungai, aku merasa nyaman berada disini. karena ada banyak pohon yang lebat dan rindang , banyak semak belukar juga disini membuat keberadaanku tidak akan terlihat.

Aku mulai menikmati buah-buah yang sudah aku kumpulkan , aku memakannya sedikit demi sedikit, menikmati setiap rasa yang terkandung dari buah itu.

Saat aku selesai dengan makananku, aku mulai merasa bosan, ku putuskan untuk pergi berkeliling saja. jika aku menunggu Dimas disini. aku tidak yakin dia akan kembali ke sungai lagi. karena selama aku disini aku baru melihatnya kemarin. jadi aku sangat yakin, bahwa Dimas tidak pasti ke sungai.

Aku mulai melewati beberapa semak belukar, membuat beberapa pohon bergerak akibat pergerakanku, terkadang aku juga melihat teman-teman ularku yang melintas dan aku hanya menyapanya saja. tidak semua ular sepertiku, yang memiliki wujud setengah manusia. aku dan mereka hidup berdampingan disini.

Aku mulai berhenti saat aku melihat sebuah ladang yang luas, aku melihat banyak sekali warga yang sedang berkebun. ada yang memanen cabai, memanen sayuran seperti tomat, kentang dan lain sebagainya.

Ku edarkan pandangan, mencari seseorang yang mengusik fikiranku.

"Kemana dia? kenapa tidak ada?" gumamku.

Aku putuskan untuk berkeliling lagi ke ladang selanjutnya, disana tidak seperti sebelumnya yang banyak tanaman yang sudah siap panen. di ladang ini hanya ada beberapa warga laki-laki yang sibuk menanam bibit sayuran.

Lagi, aku mengedarkan pandanganku mengamati mereka satu per satu dan aku menemukan orang yang aku cari.

Aku tersenyum senang, Dimas sedang menanam bibit sayuran tak jauh dari tempatku bersembunyi.

Terpopuler

Comments

Yames Sendu

Yames Sendu

semngt thorr

2023-11-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!