Berbagi Suami

Berbagi Suami

Pernikahan Ke Dua

Happy reading

"Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Jasmine binti Nahendra dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 100 juta di bayar tunai," ucap Abi dengan sekali tarikan.

SAH

Aisyah yang duduk di belakang Abi itu tersenyum tapi air matanya mengalir begitu saja.

Abi membalikkan badannya dan melihat sang istri pertamanya. Kemudian memeluk tubuh Aisyah yang menangis.

"Aku gak apa apa, tapi aku mohon Mas Abi harus adil sama kami," ucap Aisyah menghapus air matanya.

"Iya sayang, Mas akan adil pada kalian."

Kemudian pak penghulu memberikan surat surat untuk di tandatangani Abi dan Zahra, wanita yang kini menjadi istri kedua dari seorang Abimana Baratama.

Setelah proses pernikahan di lakukan dengan sederhana di kediaman Abi. Tapi jangan salah walau secara sederhana tapi banyak tadi rekan kerja Abi dan Aisyah yang datang ke pernikahan kedua Abi ini. Kini Abi, Aisyah dan Zahra sedang berada di ruang tamu.

Orang tua Abi juga sudah pulang karena ia tak bisa meninggalkan rumah terlalu lama. Tapi pesan orang tua Abi tadi adalah seorang pria itu yang dipegang adalah kesetiaan dan juga tanggung jawabnya. Apalagi Abi sekarang sudah memiliki dua istri yang sama sama baik dan shalehahnya.

"Mas mau kasih peraturan buat kalian berdua," ucap Abi dengan suara tegasnya. Ia menatap Aisyah dan juga Zahra yang duduk sampingnya.

"Peraturan apa Mas?" tanya Aisyah.

"Peraturan tentang tidur kita Asiyah sayang, Mas sekarang bukan cuma punya kamu aja tapi juga milik Zahra. Kan kamu sendiri yang bilang," ucap Abi mencubit hidung Aisyah.

"Sakit tahu," ringisnya mengusap hidungnya yang merah.

Zahra yang melihat itu tersenyum, Aisyah dan Abi sangat mesra ia jadi sungkan menjadi yang ke tiga atau madu dari wanita baik seperti Aisyah apalagi Aisyah adalah seorang guru.

"Mas tanya sama kalian, 1 Minggu itu ada berapa hari?" tanya Abi pada kedua istrinya.

"7 hari lah Mas gitu aja masa gak tahu," jawab Zahra yang sedikit bingung dengan pertanyaan Abi.

"Mas tahu, jadi gini ya Zahra. Kamu sekarang sudah jadi istri aku. Mas sudah memutuskan untuk kamu tinggal disini. Mas gak mau kamu dan Aisyah pisah karena Mas juga pulangnya gak tentu."

"Maaf Mas jadi kita bakal satu rumah gitu? Bertiga?" tanya Zahra menatap Abi yang menangguk.

"Gak apa apa kan Aisyah, Zahra. Kalau kalian tinggal bersama, aku melihat kalian itu sudah seperti sahabat, jadi aku pikir aku akan menempatkan kalian di rumah ini."

"Gak apa apa kok. Aisyah in syaa Allah ikhlas dengan apa yang selama ini kita lakuin. Aisyah tahu punya madu itu tidak mudah tapi in syaa Allah kita gak seperti yang ada di novel novel," jawab Aisyah dengan senyum manisnya.

Memang dulu ia sangat sakit jika berbagi suami, tapi Aisyah akan berusaha ikhlas.

Zahra menatap Aisyah dengan kagum, bagaimana tidak wanita secantik Aisyah mau dimadu. Ia tak akan pernah melupakan kebaikan yang sudah Aisyah berikan padanya. Zahra janji itu.

"Aku ikut apa kalian."

"Kalau kamar? Gak mungkin kan kalau kita bakal satu kamar bertiga?" tanya Aisyah pada suami dan madunya.

"Enaknya gimana?" tanya Abi meminta pendapat kedua istrinya.

Zahra tak banyak komentar karena ia tahu apa yang terbaik untuk hubungan mereka bertiga.

"Emmm gimana ya?"

"Ahh gini aja, gimana kalau hari senin sampai rabu mas di kamar Mbak Zahra. Sedangkan kamis sampai sabtu di kamar kita."

"Hari minggunya?"

"Hari minggu aku sama Zahra tidur aja bersama. Mas yang ngalah, adil kan? Aku gak mau pernikahan kita seperti yang di novel novel. Bagiku pernikahan itu sakral dan tidak bisa dibuat permainan."

"Aku setuju apa kata Aisyah. Walau nanti kita akan berbagi suami tapi aku ikhlas dengan semua ini. Kalian yang sudah mengangkat derajatku sampai setinggi ini." Zahra menarik nafasnya.

"Aku tak akan melupakan semua itu. Asal Mas Abi gak nikah lagi, cukup dua istri aja. Aku gak mau punya madu selain Aisyah, kalau sampai Mas Abi kawin lagi awas saja apa yang akan kami lakukan pada Mas Abi," ancam Zahra yang langsing dianggukkan oleh Aisyah.

Sejak pertama bertemu Zahra dulu membuat Aisyah langsung tahu jika Zahra adalah wanita baik.

"Iya sayang sayangnya Mas."

"Emang Mas Abi udah sayang aku?" tanya Abi seraya menatap Aisyah. Ia takut jika Aisyah salah arti akan kalimatnya.

"Setelah ijab kabul tadi tidak ada halangan untuk tidak sayang kepada istri kita sendiri. Mas sayang kalian berdua, maafkan Mas jika nanti belum bisa menjadi suami yang sempurna," jawab Abi yang dianggukkan keduanya.

Abi menatap kedua wanita cantik yang ada di hadapannya. Kedua istrinya itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Tapi ia tak masalah, baginya dua istri itu sudah cukup apalagi sama sama shalehahnya walau kedua istrinya tidak berhijab.

"Jadi hari ini hari Minggu, Mbak Zahra harus tidur sama aku. Malam pertamanya ditunda sampai besok," ucap Aisyah menggoda suami serta madunya.

"Aisyah jangan ngomong gitu jika akhirnya membuatmu sakit hati. Aku gak akan merebut perhatian suami kita kok. Aku tahu orang orang pasti berpikir seorang madu itu pasti akan selalu menggoda suaminya dan membuat istri pertama tersingkirkan tapi aku tak seperti itu."

"Hehehe maaf ya mbak, Mas."

"Iya," jawab keduanya.

"Boleh ya Mas, aku juga mau banyak berbincang bincang sama Mbak Zahra sebagai istri kedua Mas Abi."

"Boleh," jawab Abi pada Aisyah.

Mereka tahu menjadi istri pertama yang mempunyai madu itu tak akan mudah. Tapi mereka salut dengan Aisyah.

Setelah perbincangan mereka selesai, Aisyah mengajak Zahra untuk menata barang barang Zahra ke kamar yang memang sudah disediakan untuk Zahra.

Sedangkan Abi pamit pada kedua istrinya menuju ruang kerjanya yang ada di lantai atas. Ia tak mau mengganggu kedua istrinya dulu.

Pria itu menyandarkan badannya di kursi itu. Ia menatap langit langit ruangan itu. Ia tak menyangka sudah memiliki dua istri dalam jangka waktu 3 bulan. Dulu ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk hanya menikahi Aisyah tapi kenapa Aisyah malah meminta Abi menikah lagi.

Tapi karena pada dasarnya Abi menyayangi Aisyah apapun akan Abi lakukan untuk istri tercintanya itu. Jika ditanya apakah Abi juga sayang dengan Zahra? Jawabannya adalah sayang bagaimana tidak, Zahra istrinya tentu tak akan adil jika Abi tidak sayang dengan istri keduanya. Tapi jika dibanding dengan Aisyah, mungkin Zahra hanya menempati 25% isi hatinya selebihnya adalah milik Aisyah.

"Ya Allah beri hamba keadilanmu. Hamba tak yakin bisa adil dengan kedua istri hamba."

Bersambung

Hai hai untuk pemula yes. Aku biasanya selalu buat yang romantis dua orang kini aku coba untuk berpoligami. Hehehe tapi tetap kok dalam novel ini banyak menceritakan tentang dua istri dan satu Suami alias poligami.

Semoga kalian suka, love kalian yang udah luangin waktu buat baca novel ini😘😘

Terpopuler

Comments

rina wati

rina wati

msh nyimak dulu

2023-05-26

0

Ika M

Ika M

mampir kak💙

2022-12-13

0

babygirl

babygirl

absen mampir

2022-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!