Happy reading
"Ai," panggil Zahra pada Aisyah yang berjalan menuju kamarnya.
"Ya mbak ada apa?" tanya Aisyah pada Zahra.
"Mbak mau tanya sama kamu, tapi di dalam kamar ya," ucap Zahra membuka pintu kamar itu.
Aisyah mengangguk ia mengikuti langkah Zahra yang sudah berada di dalam kamar. Kamar itu lebih besar daripada kamarnya dulu sebelum kesini.
"Mbak mau tanya apa sama Aisyah?" tanya Aisyah yang sudah duduk di sana.
"Kenapa kamu mau menjadikan mbak sebagai madu kamu, kamu gak takut kalau nanti Mbak rebut Mas Abi dari kamu? Apa ini memang sudah dari dalam hati kamu atau tidak?" tanya Zahra pada Aisyah yang ada disampingnya.
Aisyah yang mendengar pertanyaan dari Aisyah itu mulai tersenyum. Sekarang ia tahu apa yang ada di dalam otak madunya ini.
"Kenapa ya Mbak? Lupa juga aku. Aku ingin mbak itu tidak larut dalam kesedihan terus. Lagian selama ini aku lihat mbak itu baik, hingga aku rela membagi suamiku dengan Mbak Zahra."
"Tapi tak seharusnya kamu meminta Mas Abi untuk menikahiku, aku akan menjadi orang yang berdosa jika merebut kamu dari dia."
"Mbak gak akan merebut Mas Abi dari aku kok. Aisyah ikhlas jika Mas Abi menikah sama Mbak Zahra," ucap Aisyah yang membuat Zahra tak habis pikir. Terbuat dari apa hati Aisyah ini, orang baik akan berpikir dua kali untuk menyakiti wanita sebaik dan selembut Aisyah.
"Sekarang kita adalah istri Mas Abi. Kita ini bagai saudara, aku gak mau Mbak Zahra merasa gak enak sama aku. Aku udah anggap Mbak itu sebagai kakak aku sendiri," tambahan Aisyah mengelus punggung tangan Zahra.
Zahra tersenyum dan mengangguk, walau ia belum cinta dengan Abi tapi ia memiliki rasa kagum untuk pria yang kini menjadi suaminya itu.
Tanpa sadar air mata Zahra keluar yang membuat Aisyah langsung menghapus air mata Zahra.
"Jangan nangis, nanti Mas Abi mikir yang enggak enggak," ucap Aisyah yang dianggukkan oleh Zahra.
"Maaf, mbak terlalu bawa perasaan. Maafin mbak juga kalau Mbak punya salah sama kamu. Mbak janji gak akan rebut perhatian Mas Abi buat kamu," ucap Zahra memeluk tubuh Aisyah yang hanya terpaut satu tahun dibawahnya itu tapi jika tinggi badan lebih tinggi Aisyah.
Setelah itu, mereka mulai menyusun baju baju milik Zahra ke lemari yang cukup tinggi itu. Hingga akhirnya mereka selesai menyusun baju baju itu.
"Mbak kapan kapan kita ke mall bareng yuk. Mbak sepertinya harus berberapa baju untuk Mas Abi," ucap Aisyah menatap baju Zahra yang sepertinya sudah lama.
"Aku ngikut aja apa kata kamu," jawab Zahra tak mau banyak komentar. Selagi itu baik untuknya dan untuk Aisyah. Karena jujur Zahra sudah menganggap Aisyah sebagai adiknya sendiri.
"Mbak Zahra gak papa kan kalau malam pertamanya diundur jadi besok?"
"Gak apa apa, Ai. Lagipula Mbak belum siap tidur bareng sama Mas Abi walau dia suami Mbak juga saat ini."
"Tapi gak boleh gitu mbak. Melayani Suami itu hukumnya wajib bagi seorang istri."
Zahra mengangguk, ia sendiri juga paham dengan apa yang dimaksud Aisyah.
"Udah jangan bahas itu, mbak ngantuk mau tidur. Udah malam juga," ucap Zahra pada Aisyah yang mengangguk.
Aisyah dan Zahra tidur di satu ranjang yang sama. Mereka memejamkan matanya dan mulai tidur.
Tapi setelah Zahra tidur, Aisyah malah membuka matanya. Sebenarnya ia tak mau seperti ini. Wanita mana yang mau dimadu? Walaupun madunya itu wanita sholehah.
"Ya Allah kuatkan hati hamba ini, hamba ikhlas karena ini juga keputusan hamba," batin Aisyah tanpa sadar mengeluarkan air matanya.
***
Sedangkan disisi lain, Abi yang tak bisa tidur itu langsung melakukan sholat tahajud. Biasanya ia akan memeluk tubuh Aisyah tapi kini istrinya itu sedang bersama istri keduanya.
Abi langsung berjalan menuju kamar Zahra yang ada di lantai 2 sedangkan kamarnya dan kamar Aisyah ada di lantai 4.
Dengan perlahan Abi membuka pintu yang tidak di tutup itu. Kedua wanitanya sudah tidur, lihatlah bagaimana imutnya Aisyah saat itu berbeda dengan Zahra walau kecantikan mereka tak bisa diragukan.
"Stt sayang," panggil Abi pada Aisyah dengan bisik agar Zahra tidak terbangun.
Aisyah yang memang sangat peka dengan suara suara yang ada disekitarnya itu langsung membuka matanya.
Ia melihat suaminya yang sedang bersimpuh di samping kasur itu tepatnya disebelahnya.
"Kenapa Mas?" tanya Aisyah pada suaminya yang sepertinya sedang tak bisa tidur itu. Darimana Aisyah tahu? Tentu karena selama ini Abi tak bisa tidur jika tidak memeluknya.
"Gak bisa tidur sayang," jawabnya mengelus pipi Aisyah.
Aisyah bangun dan membawa suaminya keluar, ia tak mau mengganggu Zahra yang sedang terlelap.
Aisyah melepas jaket yang ia pakai dan memberikannya pada Abi.
"Mas Abi pakai jaket aku ya dulu. Hari ini aja aku mau tidur sama Mbak Zahra, kan Mas sendiri juga setuju," ucap Aisyah yang hanya dibalas anggukan oleh Abi.
"Tapi mas pengen peluk kamu sayang," ucap Abi dengan melas. Akhirnya Aisyah memeluk tubuh suaminya yang sangat tinggi itu dengan lembut.
Ia berharap bisa mengurangi rasa rindunya dengan suaminya.
Abi juga membalas pelukan istri pertamanya. Sebenarnya jika boleh jujur Abi ingin 4 hari ia habiskan bersama istri pertamanya ini karena apa? Karena Abi hanya mencintai Aisyah. Walaupun ia juga sudah menikahi Zahra sebagai istri ke dua.
"Sudah ya aku takut mbak Zahra bangun gara gara aku gak ada," ucap Aisyah mengecup rahang suaminya.
Abi menatap istrinya dan memajukannya wajahnya hingga hidung mereka saling bersentuhan.
Cups
"Iya aku juga mau tidur, semoga aku bisa. Dan ini sebagai night kiss karena seharian ini aku tak mendapatkan jatah cium ku," jawab Abi mencium bibir Aisyah yang sangat lembut.
"Besok Kamis, Mas akan mendapatkan apa yang mas mau dari aku. Aku juga udah suci kok," jawab Aisyah dengan senyum manisnya.
Sebenarnya ia sudah bersih sejak 4 hari yang lalu tapi ia belum sempat bilang. Apalagi saat itu Abi sedang menyiapkan segala pernikahan Abi dan Zahra. Hingga membuat Aisyah lupa.
"Kenapa gak bilang sih?"
"Mas gak tanya kok," jawab Aisyah.
Akhirnya Abi mengalah, kemudian kembali memberikan ciuman selamat malam untuk Aisyah dan berjalan menuju kamarnya sendiri.
"Semoga kamu bisa adil ya Mas."
Aisyah menatap punggung Abi yang sudah menjauh hingga akhirnya dia juga ikut masuk ke dalam kamar Zahra.
Aisyah naik ke kasur dan menutup tubuhnya dengan selimut. Wajahnya masih memanas karena ciuman tadi. Sekarang ia jadi berdosa pada Zahra yang notabene adalah istri kedua Abi yang masih berada di alam.
Sedangkan Abi berjalan menuju kamar dan memeluk jaket istrinya dengan erat. Semoga dengan wangi ini Abi bisa tidur dengan nyenyak.
"Kamu memang segalanya sayang."
Akhirnya Abi bisa terlelap karena bisa mencium bau badan Aisyah yang sangat khas baginya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
manda_
masih nyimak
2022-11-21
0
Junifa
semoga gak ada drama hati tersakiti🥺
2022-11-20
0