Aku Pun Ingin Bahagia

Aku Pun Ingin Bahagia

Episode 1

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

"Kamu yakin,dengan keputusan kamu ini nak?" tanya ibu.

"Tentu saja bu,aku ingin membantu perekonomian keluarga kita.Meskipun tidak banyak nantinya,tapi setidaknya aku bisa meringankan beban ayah dan ibu." balas ku.

"Sejujurnya ibu sangat berat melepaskan kamu."

"Kamu itu,anak ibu satu-satunya perempuan pula.Tapi,melihat tekad kamu ibu hanya bisa mendukung dan mendoakan kamu nak."

"Makasih ya bu,udah kasih ijin sama aku."

"Nanti,ibu bantu bicara sama ayah."

"Iya bu....."

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Namaku Naima Siswanto,aku merupakan anak tunggal di keluarga ku.Ibu ku bernama Susi asli tanah sunda dan ayah ku bernama Baharudin Siswanto asli dari jawa.

Sebenarnya aku mempunyai dua kakak tiri,namun mereka sudah mempunyai kehidupan masing-masing atau bisa di bilang sudah berkeluarga.Kak pertama bernama Heru dan kedua bernama Dani.

Kenapa aku memutuskan untuk pergi merantau,alasan terbesarnya adalah kehidupan di desa tidak bisa mencukupi kami semua.

Aku tidak bisa terus-terusan berpangku tangan sama orang tua ku atau pun kakak tiri ku.Karena kehidupan mereka juga tidak beda jauh dari kami.

Apalagi,aku merasa segan dan malu kalau harus berpangku tangan sama kedua kakak tiri ku.Apalagi mereka berdua sudah berkelurga dan mempunyai seorang anak.

Ibu sendiri,bekerja sebagai buruh jahit,di salah satu tetangga yang mempunyai konveksi yang tidak begitu besar.

Pengasilannya pun tidak menentu,kadang kalau barang nya lagi banyak hasil yang ibu dapatkan akan lumayan.Tapi,saat sepi atau tidak ada barang ibu akan memilih untuk membantu bapak atau menjadi buruh tani dari orang lain.

Ayah ku pun bekerja hanya sebagai buruh serabutan,yang terkadang pekerjaan nya tidak selalu ada.Dan itu sangat mempengaruhi akan pemasukan pada perekonomian keluarga kami.

Aku sendiri merasa bersyukur,bisa lulus sampai SMA itu juga sudah menjadi hal yang sangat mewah dan jarang di kampung ku.

Untungnya,aku mempunyai paman adik dari ibu yang seringkali membantu biaya dan peralatan sekolah ku selama ini.

Karena memang,di kampung tempat tinggal ku bisa lulus sampai SMA pun sudah menjadi hal yang sangat luar biasa.Karena kebanyakan tidak pada melanjutkan atau menikah muda di usia dini.

Dan ada juga,yang merantau ikut dengan saudaranya ke kota meskipun hanya berbekal ijasah SD atau SMP.

Dulu saat aku baru masuk SMP, ayah sempat juga merantau ke kota sebrang sana.Akundan ibu hanya bisa bertahan dari hasil usaha ibu yang bisa di bilang kurang.

Karena selama 3 bulan pertama,gajih ayah di potong oleh perusahaan untuk mengganti biaya keberangkatan ayah saat itu.

Aku dan ibu sempat menderita dan tidak mampu membeli bahan makanan dan hanya bergantung dari pemberian dari saudara atau nenek dan kakek.

Kami sering kali memasak ikan dengan cara di bakar,karena saking tidak punya uang untuk membeli minyak.

Aku dan ibu sempat menangis di dapur sambil memasak nasi.Karena menerima kabar,ayah di sana sedang sakit dan tidak bisa pergi berobat karena memang berada di pedalaman.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Sebenarnya aku juga memiliki ke khawatiran untuk pergi merantau sendirian tanpa ada saudara atau orang yang aku kenal di sana.

Hanya saja,itu semua bisa aku kesampingkan kalau aku ingat kembali alasan utama untuk aku pergi.

Hari ini aku berkunjung ke rumahnya Riki teman sekolah ku sejak SD,dia sendiri merupakan anak dari teman ibu ku yang mempunyai usaha konveksi.

Jadi kami cukup dekat satu sama lain,tadi pagi dia sempat mengirimku pesan untuk pergi ke rumah dia.

"Rik......" seru ku.

Tidak lama kemudian,dia pun langsung membukakan pintunya.

"Mau di dalam apa di luar kita ngobrolnya?" tanya nya.

"Di luar aja,"

Kami pun memutuskan duduk di bawah pohon manggis yang ada di samping rumah dia.

"Jadi gimana?" tanya nya.

"Aku sudah memutuskan untuk pergi ke kota P******a"

"Kebetulan aku tidak sengaja berteman di facebook dengan salah seorang yang tinggal di sana.Dia membuat status kalau ada lowongan pelerjaan di salah satu perusahaan di sana.Jadi,aku ingin mencobanya,kali aja aku beruntung."

"Kamu yakin?" tanya nya kembali.

"Tentu saja."

"Kamu sendiri bagaimana?" tanya ku balik.

"Aku sih,mau ke kota B."

"Di sana ada saudara dari ibu ku,katanya dia akan membantu ku untuk masuk ke mini market yang ada di sana."

"Oh gitu,"

"Ya cocok sih,kan kamu pintar banget dalam pelajaran akutansi." lanjut ku.

"Ya di coba aja dulu,moga aja aku di terima."

"Tapi aku dengar,masuknya pakai admin yang lumayan." lanjut nya.

"Ya kamu kan pasti mampu untuk membayar nya,secara kan keluarga kamu terhitung mampu.Kalau aku,uang dari mana untuk bekal sehari-hari aja kadang aku tidak punya." jelas ku.

Dia pun terdiam sambil menatap ku.

"Aku tidak menyangka,akhirnya kita akan berpisah seperti ini."

"Meski pun keluarga ku terbilang mampu,tapi aku tudak ingin berpangku tangan sama mereka.Aku ingin mandiri dan menghasilkan uang sendiri." lanjut nya.

"Kapan kamu akan berangkat?" tanya nya.

"Senin depan,aku sudah berkirim pesan dengan orang itu."

"Apa kamu yakin dan kamu tidak takut.Aku khawatir aja,kan kalian kenalan hanya lewat facebook aja." balas Riki.

"Ya rasa khawatir sih pasti ada.Tapi,semoga aja orang itu benar-benar baik dan ingin membantu ku."

"Aku sempat lihat juga,postingan foto yang dia kirimkan sama aku semalam.Tapi emang iya,perusahaan itu lagi membutuhkan pekerja." jelas ku.

"Emang perusahaan apa sih?"

"Pabrik garmen,katanya sih produksi baju-baju kayak gitu."

"Dengar-dengar kalau kerja di garmen tuh jarang ada yang kuat.Ada sepupu ku juga kerja di pabrik garmen di B******g,dia hanya bertahan satu minggu aja."

"Ya kan aku belum pernah mencobanya,ya namanya kerja pasti capek dan sulit untuk beradaptasi di tempat baru." balas ku.

"Iya sih...."

"Nanti kabar-kabarin aja,kalau kamu udah di sana.Kalau kamu butuh bantuan,jangan sungkan untuk hubungi aku." ucap nya.

"Oh iya,aku dengar Santi juga pergi ke B******g ya?"

"Iya kemarin malam kalau tidak salah,aku lihat di antar sama pacarnya.Dengar-dengar sih,dia juga kerja di pabrik,tapi nggak tahu juga pabrik apa nya." jelas Riki.

"Eh iya,sebelum kita berpisah dan merantau bagaimana kalau kita pergi ke pantai hari ini." ajak nya.

"Kedengarannya bagus,ya udah yuk...."

Kebetulan memang desa ku terletak di dekat pantai,meskipun tidak dekat juga.Untuk sampai ke sana,aku biasanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menitan.

♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!