♧ ♧ ♧ ♧ ♧
Sesampainya di pantai,aku dan Riki sempat mengambil foto bersama dari ponsel milik nya.Karena kebetulan,ponsel ku yang terbilang masih jadul dan ketinggalan jaman.
"Eh lihat,bukan nya itu Rafi?" tunjuk nya.
"Eh iya," balas ku.
Rafi sendiri nerupakan laki-laki yang tengah dekat dengan ku sekarang.Hubungan ku dengam dia sudah berjalan hampir 8 bulan.Meski pun terbilang sebentar,tapi sebenarnya aku dan dia sudah dekat sejak kami satu kelas dari kelas X.
Namun,baru beberapa bulan yang lalu aku dan dia meresmikan hubungan kami berdua.
"Sana temui dia,sepertinya dia memang sengaja ke sini untuk bertemu sama kamu." suruh Riki.
Aku pun menghampirinya yang tidak jauh dari tempat aku dan Riki tadi duduk.Rafi masih duduk di atas motor nya dan tidak melepaskan pandangan nya ke arah ku.
"Maksud kamu apa?" tiba-tiba saja dia membentak ku.
"Apa yang kamu bicarakan?" tanya ku balik.
"Aku dengar dari Ulfa kamu akan pergi untuk bekerja ke kota.Kenapa kamu tidak memberi tahu aku? Kenapa aku harus tahu dari Ulfa?"tanya nya.
"Soal itu,aku memang bermaksud sore nanti untuk berkunjung ke rumah kamu." balas ku.
"Naima....."
"Aku tahu betul,kehidupan di desa tidak akan banyak mengubah kehidupan kamu.Tapi,apa harus kamu pergi sejauh itu?"
"Kamu tahu sendiri,bagaimana keadaan keluarga ku.Aku ingin membantu,meskipun tidak banyak.Aku harap kamu bisa mengerti,"
Rafi pun terdiam dan mengalihkan pandangannya dari hadapan ku.
"Tadi nya,aku ingin kamu yang menemani ku untuk daftar ke sekolah kepolisian.Aku ingin kamu yang menyemangati ku langsung," ucap nya.
"Kepolisian?" tanya ku.
"Kamu sendiri bukan,yang bilang waktu itu.Kalau kamu berharap aku untuk mengikuti tes kepolisian.Tapi apa? Sekarang kamu malah pergi lebih dulu meninggalkan aku." jelas nya.
Aku pun langsung meraih tanganya dan mengelusnya lembut.Hati ku sebenarnya merasa berat,untuk berpisah dengan nya secepat ini.Aku tahu,perhatian dan kasih sayang yang selama ini Rafi berikan pada ku begitu tulus.
"Aku ingin mewujudkan harapan kamu itu,meskipun ayah ku meminta ku untuk kuliah saja." lanjut nya.
"Aku tahu....." balas ku.
Setahu ku memang,keluarga dia semua nya berprofesi sebagai guru.Ayah nya pun,merupakan dosen di salah satu universitas di kota ku.
Aku tidak menyangka,pembicaraan ku waktu itu.Menjadikan pertimbangan dia untuk mengambil jalur yang berbeda dengan keluarga nya.
Sejujur nya,ibu ku pernah mengatakan kalau dia merasa malau dan minder.Karena tahu aku dan Rafi berpacaran,kondisi keluarga ku yang serba kekurangan.Berbanding terbalik dengan kondisi keluarganya Rafi yang bisa di bilang terpandang di Desa ku.
Numun,untungnya keluarga dia sangat menerima kehadiran ku.Saat dia mengajak ku ke rumahnya,ibu dan ayah nya menyambutku dengan sangat baik.
♧ ♧ ♧ ♧ ♧
Aku pun meminta Riki untuk pulang lebih dulu,karena Rafi mengajak ku untuk pergi ke tempat lain untuk berbicara.
Setelah kepergian Riki,aku pun langsung naik ke atas motor nya.Kami berdua pun akhirnya sampai di salah satu objek wisata yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat aku dan Riki tadi.
Sesampai nya di sana,Rafi langsung mengajak ku untuk duduk di hamparan rumput yang terbilang landai dan menghadap langsung ke laut.
Aku dan Rafi sempat saling terdiam satu sama lain dan bergulat dengan fikiran kami masing-masing.Sampai akhirnya,Rafi pun meraih tangan ku dan mengelus nya.
"Aku akan mendukung keputusan kamu,begitu pun kamu."
"Aku ingin kamu membersamai aku,sampai nanti aku lulus sekolah kepolisian." lanjut nya.
Aku pun langsung melihat ke arahnya,matanya sudah memerah menahan tangis yang sebentar lagi akan tumpah.
Tanpa berpikit panjang,aku langsung memeluknya dan kami pun menangis dalam pelukan.
Rafi pun berusaha menenagkan aku dengan mengelus punggung ku lembut,begitu pun dengan aku.
"Aku harap kita bisa melewati ini semua sama-sama....." ucapnya.
"Iya......."
"Meskipun aku tahu,ini tak akan semudah yang kita bayangkan.Satu hal yabg harus kamu tahu,aku akan tetap membersamai kamu meskipun,raga kita berjauhan.Aku akan selalu ada untuk kamu."
"Makasih,"
"Makasih karena kamu,sudah memahami dan mengerti aku....." balas ku.
"Aku sayang sama kamu,Naima.Aku tidak ingin egois dengan perasaan ku saja.Aku juga harus mengerti dan memahami perasaan kamu."
"Aku tahu......"
"Aku tahu itu,"
Aku pun melepaskan pelukan ku dan menciumnya lebih dulu.Awalnya Rafi,tampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.Tapi,pada akhirnya dia pun meresponnya dan kami pun berciuman cukup lama untuk pertama kalinya.
"Aku tidak menyangka,ternyata kamu seberani ini," ucap nya setelah kami menyudahi ciumannya.
"Aku juga tidak tahu,"
"Tiba-tiba saja,aku mempunyai keberanian untuk memulainya lebih dulu." balas ku.
Dia pun tersenyum sambil mengelus pipi ku lembut.
"Makasih Naima," ucap nya.
"Apa sebaiknya sekarang,kita mengambil beberapa foto.Aku ingin mencetaknya dan menyimpannya di kamar ku." lanjutnya.
"Bukan kah,waktu itu kamu sudah mencetak beberapa foto kita.Aku malu,nanti ibu kamu malah menertawakan nya lagi."
"Tidaklah,ibu tidak akan pernah mempermasalahkannya.Beliaukan tahu,kamu itu siapa di hidup ku." balas nya.
Aku dan Rafi pun akhirnya mengambil beberapa foto,menggunakan ponsel nya.Raut wajahnya terlihat senang saat melihat hasil dari foto yang kami ambil.
♧ ♧ ♧ ♧ ♧
Sore harinya,Rafi pun nengantarkan ku pulang ke rumah.Aku pun mengajaknya untuk mampir sebentar ke rumah ku.Meskipun hanya untuk sekedar menyapa kedua orang tua ku.
"Ayo masuk......" ajak ku.
Dia pun melepaskan sepatunya dan menyimpannya tepat berada di samping sendal milik ayah.
"Sore pak....." sapa Rafi sama ayah yang tengah duduk di ruang tengah.
"Eh nak Rafi......"
"Sini masuk....." ajak ayah.
Rafi pun langsung duduk tepat di hadapan ayah,
"Nak,ambilkan minuman untuk Rafi....." pinta ayah.
"Iya ayah....." balas ku.
Aku pun langsung berjalan menuju dapur,ternyata ibu tengah membuat goreng pisang dan beberapa gorengan lainnya.
"Pas sekali kamu ke sini,tolong bawakan gorengan yang di nampan itu ke depan." ucap ibu.
"Iya bu....."
"Tapi,aku mau buat dulu teh hangat untuk Rafi dulu."
"Oh dia ada di sini juga? Ya udah,untung saja ibu sore ini buat beberapa cemilan." balas ibu.
Setelah membuat minuman untuk Rafi,aku pun langsung membawa satu manpan penuh gorengan yang sudah matang buatan ibu.
Saat aku masuk ke ruang makan,aku bisa melihat dengan jelas keakraban ayah dan Rafi.Meraka tengah asik mengorol sambil nonton TV.
Aku sangat bersyukur,karena Rafi memperlakuakn orang tua ku layaknya ayah nya sendiri.Selama ini,saat dia bermain ke rumah,perhatiannya akan langsung beralih sama ayah atau pun ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments