Pembantuku Canduku
Nara Alensya 19 tahun.
Bekerja sebagai asisten rumah tangga disebuah mansion megah milik seorang putra tunggal dari keluarga Alexander. Sudah tiga bulan Nara bekerja disana namun sekalipun gadis itu tidak pernah melihat wajah dari sang majikan dan yang hanya ia tau jika namanya adalah Reiner.
Malam ini Nara berkesempatan untuk bisa melihat wajah majikannya itu lantaran ia mendapat tugas untuk mengantar makan malam kekamarnya. Nara mengetuk pintu kamar Reiner dan setelah mendapat perintah lantas Nara membuka pintu tersebut.
Nara berjalan perlahan masuk kekamar Reiner dan disisi tempat tidur ia melihat Reiner yang tengah duduk tanpa memakai baju. Nara sangat mengagumi keindahan tubuhnya, dari belakang saja sudah terlihat gagah apalagi kalau dilihat dari depan.
"Letakkan saja diatas meja dan segera keluar." Ucap Reiner tanpa melihat kearah Nara. "I-iya tuan." Ujar Nara dengan sedikit gugup. Karena kurang berhati-hati tanpa sengaja Nara menjatuhkan vas bunga yang ada diatas meja.
"Prang..."
Terdengar suara vas yang pecah sontak Reiner pun langsung menoleh kearah Nara dan menatapnya sangat tajam. Nara yang sedang berjongkok untuk memunguti pecahan vas tersebut pun menoleh kearah Reiner dan mata kalian pun saling menatap yang membuat jantung Nara berdegup begitu kencang.
Ya, ini adalah pertama kalinya gadis itu melihat wajah majikannya. Terlihat sangat tampan dengan garis wajah yang begitu tegas. "Turunkan pandanganmu itu!" Dengan cepat gadis itu pun mengalihkan pandangannya lalu kembali memunguti pecahan vas tersebut.
"Astaga kenapa aku ini ceroboh sekali." Gumam Nara seraya membersihkan sisa pecahan vas tersebut. Tanpa Nara sadari kini Reiner sudah berdiri dihadapannya yang membuatnya sampai menelan salivanya berkali-kali karena takut.
"Berdiri!" Ujar Reiner dengan suara datarnya. Nara pun dengan tubuh yang bergetar berdiri menghadap pada Reiner namun tetap dengan tidak berani menatapnya. Kemudian Reiner menarik pinggang Nara dan mendekatkan wajahnya ditelinga Nara.
"Hukuman apa yang pantas aku berikan untuk orang yang ceroboh sepertimu? Hum?" Bisik Reiner ditelinga Nara. "Maaf tuan, aku tidak sengaja menjatuhkannya." Lirih Nara dengan sangat ketakutan.
"Tidak sengaja katamu? Apa kau tau berapa harga vas yang sudah kau jatuhkan itu hum?" Nara pun menggeleng takut dan Reiner semakin merapatkan tubuh Nara kedalam dekapannya seraya tersenyum menyeringai. "Satu ginjalmu pun tidak dapat mengganti vas yang sudah kau jatuhkan itu." Ujar Reiner yang semakin membuat Nara ketakutan setengah mati.
"Lihat aku." Reiner menarik dagu Nara dan Nara pun menatap begitu dekat pada wajah Reiner. Wajah keduanya yang semakin terlihat sangat dekat bahkan hidung mereka yang hampir menempel membuat Nara sedikit mendorong dada Reiner untuk memberinya jarak.
"Tu-tuan begini aku minta maaf, kau bisa memotong setengah gajiku untuk mengganti vasmu itu." Ucap Nara dengan sangat gugupnya. Reiner dengan senyum smirknya lantas semakin mendekatkan wajah tampannya pada wajah Nara. Dengan sedikit melirik wajah Reiner seraya memiring-miringkan kepala, sungguh membuatnya semakin tidak bisa bernafas dihadapan tuannya itu.
"Berapa gajimu bekerja disini sampai kau ingin aku memotong setengahnya?" Tanya Reiner dengan menarik semakin dalam pinggang Nara. "Egh... tuan jangan seperti ini aku mo--" Nara yang mencoba melepaskan diri itu justru semakin membuat Reiner mendekapnya dengan kuat. "Katakan padaku berapa?" Ucap Reiner dengan hidung yang hampir menempel pada wajah Nara.
"Kenapa kau bertanya padaku! Kau kan majikanku, jadi harusnya kau tau kan berapa gajiku!" Nara yang mulai kesal tanpa sadar berbicara dengan nada yang cukup tinggi pada Reiner. Memalingkan wajah dari hadapan Reiner membuat pria itu seolah semakin senang sekali untuk menggoda sang asisten rumah tangganya itu.
Reiner dengan tangan nakalnya lantas meraba bagian pinggang Nara yang sejak tadi belum ia lepaskan sampai membuat gadis itu pun mulai tersadar dari rasa kesalnya. "Tu-tuan maaf aku hanya--" Ucap Nara yang terhenti saat tiba-tiba terdengar suara memanggil dari luar kamar.
"Reiner ku sayang... helooo... apa kau dikamar nak?" Suara teriakan yang sontak membuat Reiner langsung melepas dekapannya terhadap Nara. "Gawat, itu suara ibuku." Reiner bak kalang kabut justru mondar mandir kesana kemari.
"Apa ibumu? itu artinya--" Nara yang ikut dalam kebingungan itu pun Segera beranjak pergi dari kamar Reiner. Namun saat ia sudah sampai didepan pintu, terdengar langkah kaki yang semakin dekat dengan suara teriakan ibu Reiner dari luar yang semakin terdengar jelas. Gadis itu pun segera memutar tubuhnya dan menatap kearah Reiner lalu mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar. "Bagaimana ini tuan?" Tanya Namira dengan ketakutannya.
"Sembunyi." Ujar Reiner.
"Sembunyi? Ah.. iya kau benar." Ucap Nara membenarkan ucapan Reiner. Bukannya Nara yang bersembunyi justru ia malah mendorong Reiner masuk kedalam lemari pakaian dan menyembunyikan majikannya disana. Sadar akan apa yang ia lakukan, kemudian Nara kembali membuka lemari itu dan mengeluarkan Reiner dari sana.
"Maaf tuan aku salah." Ucap Nara seraya mengeluarkan Reiner dari dalam lemari. Kemudian dengan cepat Nara menukar posisinya dengan masuk kedalam lemari dan Reiner membuka pintu kamar.
"Ceklek... "
Pintu dibuka dan ibu Reiner pun masuk kedalam. "Kenapa lama sekali membuka pintu saja?" Tanya ibu Reiner dengan berjalan masuk kekamarnya. "Maaf bu tadi aku sedang memakai baju." Ujar Reiner seraya melirik kearah lemarinya.
Ibu Reiner nampak terus berjalan seraya melihat sekeliling kamar putra satu-satunya itu. Sampai ibu Reiner berhenti didepan pintu lemari, dengan cepat Reiner langsung berpindah posisi berdiri dihadapan ibunya.
"Ibu kau mau apa!" Ucap Reiner dengan sedikit keras. Melihat tingkah putranya yang aneh, lantas ibu Reiner dengan menyipitkan kedua matanya menatap tepat pada wajah Reiner. "I-ibu, ke-kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Reiner dengan gugupnya.
"Ibu yang seharusnya bertanya, kau ini kenapa? Sikapmu terlihat aneh, awas menyingkirlah." Ibu Reiner menggeser tubuh Reiner untuk menjauh dari lemari. "Ibu jangan!" Teriak Reiner yang kembali menghadang dipintu lemari saat melihat ibunya akan membuka lemari miliknya.
"Plak... "
"Aww..." Ringis Reiner saat sang ibu memukul lengannya. Kesal melihat tingkah putranya yang terlihat aneh, ibu Reiner lantas menarik paksa Reiner agar menyingkir dari hadapannya.
"Diam disitu!" Sentak ibu Reiner yang langsung membuat putranya itu terdiam. Dengan pasrah Reiner pun hanya diam saat melihat detik-detik ibunya akan membuka lemari miliknya. "Ibu itu ada ke--"
"Apa!" Sentak ibu Reiner yang langsung membuatnya berhenti bicara. Reiner menutup kedua matanya erat-erat saat perlahan pintu lemari akan dibuka oleh ibunya. Perasaan khawatir jika akan diketahui keberadaan Nara yang tengah bersembunyi didalam sana, Reiner kemudian langsung melemparkan diri diatas kasur empuknya dengan posisi tengkurap seraya berdoa dalam hati dan berharap jika ibunya tidak akan melihat Nara didalam lemari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Aidah Djafar
mampir Thor 🙏
langsung di favorit 👌
2024-03-07
0
Wiek Soen
🤣🤣🤣🤣🤣lucu thor
2023-10-29
0
Roma Uli
asek lucu banget deh😊
2023-02-11
0