Seolah candu akan manisnya bibir Nara, diam-diam Reiner menarik dagu Nara dan bersiap untuk mencium kembali bibir milik asisten rumah tangganya itu. Namun hal itu gagal lantaran tiba-tiba terdengar suara keras memanggil nama Nara seraya mengetuki pintu kamarnya. "Nara... apa kau didalam?" Teriak Kania, seorang kepala asisten rumah tangga Reiner.
"Bugh..."
Sontak Nara pun langsung mendorong dada Reiner hingga membuat tubuhnya menetap ditembok. "Itu Kania, bagaimana ini? Tuan kau bersembunyilah sekarang." Nara yang kebingungan menarik tangan Reiner bermaksud untuk menyembunyikan majikannya itu.
Bukannya berusaha mencari tempat untuk bersembunyi, Reiner justru terlihat begitu tenang saat Nara yang kebingungan ingin menyembunyikannya agar tidak diketahui oleh Kania. "Dimana aku harus menyembunyikanmu?" Nara terus menarik tangan Reiner kesana kemari mencari tempat yang dianggapnya aman untuk menyembunyikan tuannya itu.
Dan Reiner sendiri dengan santainya hanya mengikuti Nara seraya mengginggit bibir bawah dan menaikkan satu alisnya dengan begitu menggoda. "Nara apa kau tidak mendengarku?" Teriak Kania lagi.
"I-iya Kania aku dengar, sebentar aku sedang memakai baju." Teriak Nara dari dalam kamar yang berbohong sedang memakai baju padahal kenyataannya sedang kebingungan ingin menyembunyikan Reiner sang majikan.
"Tuan ayo bersembunyi cepat." Nara mendorong paksa tubuh Reiner agar masuk kekolong tempat tidur miliknya. "Apa kau bilang? Kau menyuruhku untuk bersembunyi disini?" Ucap Reiner yang tidak menyangka dirinya akan diminta untuk bersembunyi dikolong tempat tidur yang gelap.
"Nara... kenapa lama sekali?" Teriak Kania untuk kesekian kalinya lagi. "Iya Kania sebentar lagi." Sahut Nara. Tidak ada pilihan lagi, dengan tidak sabarnya Nara memaksa Reiner untuk masuk kekolom tempat tidurnya.
"Cepat tuan." Nara mendorong tubuh Reiner dan dengan patuhnya Reiner pun masuk kedalam kolom tempat tidur dengan sedikit menggerutu kesal. "Hey, kau tidak bi--"
"Sssttt..." Nara memotong ucapan Reiner untuk diam dan tidak banyak bicara saat bersembunyi. Dengan sedikit merapikan pakaiannya kemudian Nara membuka pintu kamarnya untuk Kania.
"Ceklek..."
"Kania..." Sapa Nara dengan senyum tipisnya. Kania dengan tatapan curiganya kemudian masuk kedalam kamar Nara dan duduk disisi tempat tidur milik Nara. "Ada apa Kania?"
"Apa kau sudah mengantar makan malam untuk tuan muda Reiner?" Tanya Kania dan Nara pun menggangguk cepat. "Lalu bagaimana reaksinya saat kau mengantar makan malam untuknya?" Mendengar pertanyaan Kania seketika membuat Nara langsung bersemangat untuk bercerita tentang bagaimana kesan pertama saat ia melayani tuannya itu.
Nara duduk disamping Kania dan mulailah ia bercerita tentang bagaimana menyebalkannya seorang Reiner Alexander, hingga kesalahannya yang sudah memecahkan vas bunga dan tentang bagaimana ia dimintai ganti rugi untuk hal itu.
"Jadi kau memecahkan vas bunga milik tuan Reiner?" Tanya Kania seraya menepuk pundak Nara sampai mengagetkannya. "I-iya Kania." Ucap Nara dengan gugupnya. Kania dengan tidak menyangka hanya bisa menghela nafas panjangnya saat mengetahui Nara yang baru saja bekerja 3 bulan dirumah Reiner sudah melakukan kesalahan yang cukup besar.
Pasalnya semua barang yang ada dirumah besar Reiner adalah barang-barang bermerk, yang tentunya dibeli dengan harga yang sangat mahal. Bahkan gaji satu tahun Nara bekerja pun belum tentu bisa untuk membeli vas yang sudah dipecahkan olehnya.
"Lalu aku harus bagaimana Kania?" Tanya Nara dengan rasa khawatirnya. Sementara Kania hanya menatap wajah Nara seraya mengerutkan keningnya. "Apa tuan Reiner memintamu untuk menggantinya?" Angguk Nara dengan cepat.
Sementara Nara yang sibuk mengobrol dengan Kania, disisi lain dibawah kolom tempat tidur milik Nara nampak Reiner yang merasa sudah tidak tahan berada didalam sana dan ingin sekali cepat-cepat keluar. "Gadis nakal itu berani-beraninya menyuruhku bersembunyi disini, mana banyak nyamuk dan semut."
"Plak..."
Reiner yang digigit oleh nyamuk pun dengan sengaja menepuk tangannya sampai terdengar oleh Kania dan Nara, lantaran sudah tidak bisa menahan rasa gatal akan gigitan nyamuk tersebut. "Suara apa itu Nara?" Kania yang mendengarnya seketika langsung beranjak dan mencari sumber suara tersebut. "Mungkin itu hanya kucing Kania." Ucap Namira berbohong.
Kania menyipitkan kedua matanya dan menatap wajah Nara dengan tatapan penuh kecurigaan. "Kau sedang menyembunyikan laki-laki disini?" Nara dengan rasa takut akan ketahuan oleh Kania, hanya menggelengkan kepalanya dengan cepat dihadapan Kania.
Tidak begitu mudahnya bisa langsung percaya dengan Nara, lantas Kania berjalan mengecek seluruh isi kamar Nara. Mulai dari membuka jendela hingga lemari pakaiannya milik Nara. "Tidak ada apa-apa Kania percayalah." Ucap Nara seraya mengikuti langkah kaki Kania yang sedang memeriksa isi kamarnya itu.
"Baiklah, aku percaya padamu. Tapi ingat Nara, kau disini untuk bekerja bukan untuk bersenang-senang." Ucap Kania yang kemudian Nara mengangguk mengerti. "Aku pergi dulu, dan ingat untuk selalu mengunci kamar saat kau tidur." Lagi-lagi Nara hanya mengangguk saat kepala asisten itu sedang memperingatkannya.
Setelah sudah memperingatkan Nara untuk segala hal yang tidak boleh ia lakukan saat bekerja dirumah besar Reiner itu, Kemudian Kania pergi dari kamar Nara. Merasa lega akan hal itu, Nara pun seketika langsung duduk seraya menghela nafas panjangnya.
Tidak ingat jika sebelumnya ia menyembunyikan majikannya dibawah kolom tempat tidurnya, Nara dengan santainya menutup pintu kamar kemudian berbaring ditempat tidur kecil miliknya.
Sementara Reiner yang mengetahui kepergian Kania namun Nara tidak memintanya untuk cepat keluar dari kolom tempat tidur miliknya, tentu membuat pria itu menjadi kesal dan ingin sekali memberi pelajaran untuk asisten rumahnya itu.
Dengan Cepat Reiner pun keluar dari sana dan langsung menarik tangan Nara yang tengah akan memejamkan matanya. "Egh... apa yang kau--" Reiner menarik tangan Nara dan lagi-lagi langsung mengeratkan tubuhnya pada tubuh ramping Nara.
"Bagaimana mungkin kau bisa seenaknya untuk tidur sedangkan aku kau biarkan berada didalam sana hum?" Ucap Reiner dengan satu tangannya yang meraba pada pinggang Nara. "Maaf tuan aku lupa kalau kau masih berada disana." Nara Berusaha menurunkan tangan Reiner namun tidak berhasil.
"Bagaimana bisa kau lupa secepat itu? Sedangkan tadi Kania baru saja mencurigaimu sedang menyimpan laki-laki disini." Nara yang kembali ketakutan dengan sikap Reiner hanya bisa menggelengkan kepala saat Reiner terus melontarkan pertanyaan padanya.
"Kenapa? Kau takut padaku? Hum?" Reiner mendekatkan wajahnya lagi dan meniup leher jenjang milik Nara. "Akhhh..." Satu suara manis menggoda pun keluar dari bibir gadis itu dan semakin membuat majikannya seolah sangat menyukainya.
"Tu-tuan, aku mohon jangan seperti ini." Nara mendorong kuat dada Reiner agar menjauh darinya namun gagal. "Lalu bagaimana? Apa hrus begini?" Reiner menarik lebih kuat pinggang Nara hingga kedua benda kenyal milik Nara menempel pada dada Reiner.
"Tuan hentikan!" Sentak Nara seraya mendorong kuat dada Reiner yang akhirnya dapat memisahkannya dari dekapan sang majikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Wiek Soen
konyol thor
2023-10-29
0
Roma Uli
haaaaaa makin seru nih
2023-02-11
0
Arbellbela
dasar majikan Tak pnya akhlak 🤦🏻♀️
2023-01-10
0