Karena merasa bersalah Nicolas mendampingi Ines di rumah sakit. Walau ia menolak Nicolas tetap memaksa.
'Baiklah, mungkin dia akan berubah' ucap Ines dalam hati.
Karena semakin ia menolak bantuannya, semakin lelaki itu memaksa membantu. Setelah bersamanya satu hari di rumah sakit ia diam -diam menatap wajah Ines.
‘Sebenarnya dia manis, hanya tidak bisa merawat diri saja’ ucap Nicolas dalam hati.
“Katakan apa yang kamu butuhkan, Aku membeli. Jangan diam saja kamu membuatku merasa bersalah,” ujar Nicolas.
“Tidak ada, Aku tidak membutuhkan apa-apa. Aku ingin keluar dari tempat tidur ini.” Ines berdiri.
“Aku tidak tahu bagaimana caranya kamu terluka tapi Aku minta maaf,” ucap Nicolas lagi.
Entah berapa kali ia minta padanya, Ines sampai bosan mendengar lelaki itu mengucapkan kata maaf berkali-kali.
“Aku sudah bilang lupakan saja. Kenapa masih mengungkit,” ujar Ines dengan marah.
Nicolas sampai kaget melihat Ines marah, selama mereka menikah Ines belum pernah marah.
“Aku Sudah minta maaf kenapa kamu masih marah. Apa yang harus aku lakukan agar kamu jangan marah lagi,” ujar Nicolas.
“Menghilang dari sini dan jangan pernah datang lagi.”
“Apa kamu harus semarah itu?”
‘Ya, aku marah dan sangat membencimu, pergilah pada kekasihmu itu’ Ines membatin
“Ya,” ujar Ines ketus ia turun dari tempat , “ ah, sakit.” Ines memegang luka di perut.
“Kamu tidak apa -apa? Aku sudah bilang banyak bergerak.” Nicolas membantunya berbaring, ia menyingkapkan pakaian Ines melihat luka, ternyata berdarah lagi.
“Kan, berdarah lagi.”
“Sudah biarkan saja, Ines mendorong tangan Nicolas, seolah-olah ia tidak ingin di sentuh sama Nicolas lagi.
“Jangan keras kepala Nes. Kamu berdarah.” Nicolas menekan tombol darurat. Tapi yang datang Axell.
‘Aduh kenapa jadi dia sih, terbongkar dong penyamaranku selama ini’
“Kenapa jadi-”
“Maaf saya yang menggantikan, karna dr. Hana terjebak macet.”
Di bantu suster Axell menyingkap pakaian Ines, tetapi ada yang menarik perhatiannya antara kulit perut dan tangan sangat berbeda, ia menatap wajah Ines, ia akhirnya paham kalau wanita itu sengaja memakai sesuatu di wajahnya. Setelah menganti perban ia menutup tubuh Ines.
‘Kenapa dia menyamarkan penampilannya? Apa Nico tahu hal ini?” Axell melihat mereka bergantian.
Saat Axell mengobrol tiba-tiba Novi dan Naura datang, mata Nicolas menatap tajam.
“Mau ngapain kamu datang ke sini?”
“Aku yang mengajak Naura, kata Mami Ines sakit, jadi kami ingin menjenguk.”
“Kamu tidak seharusnya di sini,” ujar Nicolas menatap tajam pada Naura, kedatangan wanita itu sama saja memercikkan api di tumpahan bensin.
“Aku hanya menjenguk, apa salahnya?”
Nicolas marah, ia menyeret tangan Naura dari sana membawanya keluar.
“Pergilah dari sini jangan membuatku semakin marah,” ujar Nicolas.
“Aku, hanya ingin menjenguk istrimu.”
“Aku tidak butuh kamu Naura, kamu datang ke sini bukan untuk simpati. Kamu hanya ingin menertawakan ku,” ucap Nicolas.
“Novi sudah ceritakan semuanya padaku, Aku minta maaf.”
“Minta maaf untuk apa?” Nicolas menatap tajam pada wanita yang menyakiti hatinya, wanita yang pernah ia cintai dengan begitu besar. Tetapi kali ini ia membenci Naura.
“Untuk semuanya, kalau saja tidak melakukan kesalahan kita sudah menikah.”
“Jangan katakan apapun, Aku tidak ingin kamu menghina istriku,” ucap Nicolas.
Lelaki yang di panggil Koko itu tidak ingin melihat Naura , apa lagi datang untuk menjenguk Ines.
“Ko, Aku tahu kalau kamu dipaksa menikahinya, Novi sudah cerita semuanya padaku. Aku sangat menyesal membuatmu menderita, berikan Aku kesempatan satu kali lagi,” ucap Naura ia mendekat ingin memegang tangan Nicolas.
“Jangan mendekat, kamu tetap berdiri di sana, Aku tidak ingin orang salah paham,”ucapnya lagi, wajahnya sangat dingin.
“Aku tahu kamu masih mencintaiku. Kamu yang mengatakannya malam itu saat kamu mabuk. Wanita itu juga mendengarnya, kalau dia punya otak harusnya dia malu, kalau suaminya masih mencintai orang lain.”
“Apa? Apa maksudnya?” tanya Nicolas, ia tidak ingat kalau malam itu ia sudah menyebabkan kekacauan yang sangat besar.
“Kamu tidak ingat saat kamu bilang kalau kamu hanya mencintaiku seorang dan tidak ada wanita manapun menggantikan ku di dalam hatimu.”
“Apa Aku mengatakan itu?” tanya Nicolas terkejut.
Disisi lain.
Novi menatap Ines dengan tatapan merendahkan, wanita itu tidak tahu kalau Ines mengalami hal yang sangat buruk dari Nicolas.
“Apa kamu melihat wanita tadi?” tanya Novi.
“Ya, Aku sudah mengenalnya,” ucap Ines.
“Cantik kan, kalau kamu dan kakekmu tidak menggunakan uang untuk membeli Ko Nico, mereka sudah menikah,” ucap Novi, ia tidak tahu kalau Naura berselingkuh.
“Aku tidak ingin ribut, Aku ingin istirahat,” ujar Ines ia membaca buku di tangannya.
“Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak mencintaimu?” bisiknya lagi.
“Aku tidak tahu kenapa kamu begitu marah padaku, aku pikir keluargamu juga mendapatkan keuntungan dari pernikahan kami, bukankah perusahaan Darmawan Group beroperasi lagi?” Ines menatap adik iparnya dengan tenang.
“Aku tahu. Tapi cara yang kalian lakukan itu penghinaan untuk keluarga kami. Kamu dan kakekmu orang sangat licik!” teriak Novi.
Tanpa diduga Linda dan Bu Narti mendengar semua yang dikatakan Novi. Bu Narti melotot, ia kaget saat Novi mengatakan hal yang sang buruk pada Ines. Wanita itu tidak tahu kalau Ines diperlakukan sangat buruk di rumah mertuanya. Selama ini Ines tidak pernah cerita.
“Novi hentikan!” bentak Linda.
Mereka berdiri di pintu, mata Ines melotot panik saat melihat Bi Narti berdiri di sana, jika wanita itu sudah melihat dan mendengar semuanya, maka Pak Darto juga akan mengetahui semuanya
“Bi?”
“Nak, apa yang terjadi, apa kamu baik-baik saja?”
“Bibi, kenapa datang?”
Belum juga dijawab Naura dan Nicolas masuk, melihat Naura menggandeng tangan Nicolas Bi Narti terdiam ia melihat Ines.
Bi Narti sudah seperti ibu untuk Ines, wanita itu tangan kanan Darto. Ia yang mengurus semua kebutuhan panti asuhan dan mengurus Ines, apa yang ia katakan selalu didengar Darto.
“Bi, kapan datang?” tanya Nicolas menyingkirkan tangan Naura yang tiba-tiba bergelayut di lengannya.
“Tadi, saya ada keperluan dengan mami kamu. Tapi saya tidak tahu kalau Ines masuk rumah sakit, tidak ada yang mengabari kami,” ujar Bi Narti.
“Bi Aku yang melarang ,” balas Ines.
“Hanya luka kecil ngapain diributkan,” ledek Novi.
“Dia tertusuk, apa itu menurut kamu luka kecil?” Wanita paruh baya itu menatap tajam ke arah Novi.
“Itu sudah resiko jadi bagian rumah kami,” celetuk Novi ia tidak sopan saat bicara dengan Bi Narti.
“Novi, hentikan,” ucap Linda dengan wajah panik, ia tidak mau masalah sampai ke kakek Ines.
“Maksudnya …?” Narti menatap Novi, mereka tidak tahu kalau Ines sangat menderita selama tinggal di rumah suaminya.
“Ines itu tidak pantas untuk Ko Nico! Dia cocoknya jadi pembantu!” teriak Novi, wajah Bi Narti kaget, ia menatap Ines dengan mata memerah.
“Apa itu benar? Apa selama ini mereka memperlakukanmu dengan buruk? Kamu bilang semua baik-baik saja,” ucap wanita merentangkan tangannya meminta penjelasan pada Ines.
“Ya, di rumah tidak ada yang menerima dia semua orang membencinya,” ucap Novi.
Pak!
Linda menampar Novi karena tidak mau di suruh berhenti.
“Mi …!?” Novi sangat terkejut saat mendapat tamparan dari Maminya.
“Aku bilang berhenti Novi. Aku bilang berhenti kamu membuat keadaan Mami semakin sulit,” ucap wanita itu dengan suara bergetar.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
meee
buruan bikin Ines pergi, thor... ben kapok mereka semua.. semangat 💪💪💪
2022-11-30
0
Nor Azlin
aku setuju mbak biar jadi miskin pada semuanya yang berani2 menghina ines ..novi kamu itu masih mengharap sama ular yang tidak tau malu itu kalau kamu tau apa yang dibuat sama ko nicomu harusnya kamu tau si nouramu itu tukangselingkuh
2022-11-30
1
Aidah
udah lh nes km pergi aja biar keluarga itu pada kapok dan bangkrut terutama si Novi biar tau gmn rasa nya sengsara dan km jngn lagi nybunyikan id km
2022-11-30
0