Ikut ke Rumah Suami.
Setelah pernikahan, Nicolas masih di rumah Ines untuk beberapa hari, Nicolas tidak bisa menolak karena itu permintaan Darto.
‘Lelaki itu sekarang lagi di atas angin. Baiklah aku akan menuruti apapun yang akan kalian lakukan, aku ingin lihat sampai kapan kamu bisa berbuat seperti itu’ ucap Nico menatap Darto dari jendela kamar.
Nicolas tidak bisa menyembunyikan raut kesal, selama di rumah Ines wanita yang ia nikahi hanya seorang gadis jelek sama seperti yang dikatakan Novi adiknya.
Ines meletakkan piring berisi roti bakar dan susu panas itu di atas meja di kamarnya.
“Kamu betah bangat di kamar. Kenapa tidak jalan-jalan mencari udara segar? di sini udaranya masih sangat sejuk,” ucap Ines bicara lemah lembut pada suaminya.
“Jadi, ini wajah asli kamu?” tanya Nicolas.
“Ya, apa kamu kecewa?” Ines balik bertanya.
“Tidak, karena aku sudah menduganya sebelum menikah.
Aku sudah sempat berpikir orang yang aku nikahi pasti menyembunyikan sesuatu, karena tidak pernah ingin menunjukkan batang hidungnya sebelum pernikahan, dan kamu berhasil. Kamu dengan segala rencana busuk mu akhirnya kamu bisa menikah denganku, selamat,” ucap Nicolas tertawa kecut, “tapi tunggu … Aku baru ingat, sebelum pernikahan kita sudah bertemu saat di hutan sama di rest area, Bukan?” tanya Nicolas, ia baru ingat kalau mereka sudah pernah bertemu, sebelum mereka menikah.
“Ya,” jawab Ines.
“Iya kamu bilang …? jadi saat itu kamu sengaja mengikuti ku?”
“Aku juga tidak tau, mungkin itu satu kebetulan,” ucap Ines.
“Oh, come on … stop lying. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Kita tidak lagi di salam drama Korea yang bisa kebetulan bertemu jatuh cinta lalu menikah,” ujar Nicolas kesal, ia berpikir Ines berbohong, padahal Ines sendiri tidak menduga kalau lelaki yang bertengkar dengannya di rest area itu akan jadi suaminya.
‘Aku juga tidak tau … pertemuan kita itu takdir apa kutukan’ Ines membatin.
“Terserah, Aku juga baru tau,” ujar Ines, “begini saja kalau kamu tidak percaya. Kamu boleh melakukan apapun. Aku tidak akan melarang, biar pernikahan ini tetap berlanjut. Lagian kita sama-sama untung,’ ujar Ines.
“Maksudnya …?” Nicolas menatap dengan serius.
“Boleh kita bicara di luar, Aku tidak ingin kakek mendengar apa yang kita bicarakan.” Mereka berdua mencari udara segar di luar duduk di taman samping. Ines mengajak Nikolas keluar dari rumah, ia tidak ingin apa yang akan mereka bicarakan nanti di dengar kakeknya Ines.
“Katakan,” ucap lelaki itu menatap Ines dengan acuh.
“Aku tahu perusahaanmu dalam masalah jika pernikahan kita tidak bertahan, kakek akan membantu perusahaan keluargamu, kita sama-sama untung … Aku tidak akan mengurusi urusan pribadimu, kamu juga tidak akan melakukannya padaku,” ucap Ines.
Kedua alis Nicolas saling menyatu, saat Ines menawarkan kesepakatan padanya.
“Lalu, apa yang kamu inginkan dari kesepakatan ini?”
“Keinginanku simpel, aku hanya tidak ingin kakek sedih. Beliau sudah lama menginginkanku untuk menikah, namun-”
“Tidak ada yang mau?” potong Nicolas tertawa miring menatap wajah dekil gadis desa di sampingnya.
“Mungkin.”
“Kok mungkin? Memang tidak ada’ kan? Orang kampung saja tidak ada yang mau sama kamu, karena itulah kakekmu membelaiku secara paksa,” ucap Nicolas.
“Jangan seperti itu, kakek -”
“Kamu tau kan apa yang sudah di lakukan kakekmu pada keluargaku, dia bersikap semena-mena karena punya uang, dia yang menentukan kapan menikah, dia menentukan tempat untuk menikah, dia juga tidak memperbolehkan ku mengenalmu sebelum menikah. Wah, kerja sama kalian hebat.” Nicolas bertepuk tangan.
“Kamu mau dengan tawaranku?” tanya Ines lagi.
Nicolas diam, dia berpikir tidak ada salahnya mencoba, toh juga mereka sudah menikah.
“Baiklah kita sepakat.”
Setelah tinggal selama dua hari di kampung, Ines akan ikut suaminya ke Jakarta, ia membereskan pakaiannya di dalam kamar, bibi Ines datang ke kamarnya.
“Nes .. sampai kapan kamu memakai bedak arang itu ke wajahmu, Nicolas suamimu sekarang, kamu sudah saatnya berhenti memakai itu,” ucap Bu Narti, wanita paruh baya pengasuh Ines dari kecil.
“Nanti saja Bi, kalau aku sudah siap.”
“Nak, kebanyakan lelaki akan melihat rupa terlebih dulu, kalau mau berpenampilan jelek seperti itu, suamimu akan membencimu.”
“Tapi Bi … aku masih takut.”
“Sayang itu sudah lama terjadi, tidak akan ada lagi yang menyakitimu. Nicolas berhak lihat rupa istrinya.”
“Bagaimana kalau dia melakukannya dan menyakitiku Bi?” ucap Ines dengan wajah sedih.
“Tidak akan sayang … tapi kalian akan tetap melakukannya, itu sudah kewajiban seorang istri,” ujar Bi Narti.
“Berikan Aku waktu Bi,” lirih Ines sedih.
Ines aslinya gadis yang cantik, ia punya alasan sendiri kenapa selalu menutupi kecantikannya pada orang lain, terlebih laki-laki.
**
Setelah berpamitan pada Darto dan anak-anak panti akhirnya Ines berangkat ke Jakarta. Tidak ingin cucu kesayangannya lelah diperjalanan Darto meminta bawahannya untuk mengantar naik helikopter miliknya, setelah beberapa lama dalam penerbangan Ines dan Nicolas tiba di istana keluarga Darmawan.
Mereka disambut keluarga besar Nicolas, saat pesta banyak yang tidak ikut ke pesta pernikahan mereka , keluarga itu penasaran dengan istri Nicolas. Ketika mereka masuk semua keluarga terpelongo melihat penampilan Ines, berbeda dengan waktu pernikahan, waja Nicolas dingin, tidak ada kebahagian layaknya pasangan pengantin baru.
“Kami pulang,” sapa Nicolas, meletakkan koper Ines di sudut ruangan.
Dengan sopan dan penuh tata krama, Ines melaksanakan tradisi adat yang diajarkan sang kakek, dia sungkam dan di depan orang tua Nicolas.
“Kenapa beda saat di pesta?” tanya Novi adik Nicolas, “saat pernikahan dia cantik, sekarang kayak pembantu,” bisiknya lagi wanita itu juga ikut saat pesta.
“Apa itu wajah asli,” bisiknya lagi pada Maminya.
“Sitttt, diam lah nanti dia dengar,” hardik Linda pada putrinya.
“Tapi kenapa dia jadi jelek begitu?”
“Selamat datang ke rumah kami Ines dan sekarang rumahmu juga,” ujar Marisa Oma Nicolas, nyonya besar dalam keluarga besar Darmawan.
Setelah lama ngobrol, Ines diantar ke kamar Nicolas, karena sudah resmi jadi pasangan suami istri, maka Ines harus tidur di kamar yang sama dengan Nicolas. Saat tiba di kamar lagi- lagi kamar itu ditaburi bunga-bunga sebagai kamar pengantin baru.
‘Sekarang aku tidak tidur sendiri lagi, ada wanita kampung yang akan menemaniku tidur’ Niko menghela napas.
“Selamat datang di kamarku dan kamu tamu di sini,” ucap Nicolas datar.
“Baiklah, Aku tidak akan menganggu,” ucap Ines.
“Ya, itu lebih baik nona Ines, Aku tidak suka kehidupan pribadiku di urusin orang lain,” ujar Nicolas.
Bersambung.
Jangan lupa bantuannya ya kakak dengan cara Vote , like, komen dan kasih hadiah agar ratingnya bisa naik. Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Uthie
Wahhhh.. info dipart ini saya suka banget 👍😀
Soal itik buruk rupa yg aslinya cantik 👍👍🤗
2023-01-16
1
Nor Azlin
ternyata ines cantik... suami mu pasti nyesal udah berbuat jahat padamu pasti ada sebab ines menutupi kecantikannya
2022-11-20
2
Indar
semangat kak, lanjut
2022-11-20
1