Pertemuan Kedua Ines dan Nicolas
Setelah kaki Nicolas terluka di dekat perkebunan, ia mendapat perawatan di klinik tidak jauh dari desa Ines.
Setelah beberapa hari kemudian, lelaki berkulit putih bersih itu ingin pulang ke Jakarta setelah merasa pikirannya tenang, ternyata mereka bertemu kembali di rest area.
Nicolas baru saja turun dari mobil sport miliknya, ia berdiri di rumah makan sederhana di sebuah Rest area itu, setelah menyebutkan menu pesanan. Ia berdiri dengan diam menatap Ines yang saat itu baru pulang mengurus cuti kuliahnya.
‘Bukankah wanita ini yang bertemu denganku saat itu? tanya Nicolas dalam hati matanya menatap Ines yang duduk di meja sedang makan siang. Ia duduk meletakkan camera miliknya di sisi meja.
“Oh, sepertinya dunia ini selebar daun kelor, kita bertemu lagi denganmu. Kamu kan wanita yang merusak kameraku hari itu?” tuduh Nicolas.
“Bukan hanya merusak Campuran pak, saya juga menolong mu.”
“Menolong apa? Kamu meninggalkanku di sana. Kamu juga merusak kameraku.” Nicolas mendengus kesal.
“Saya sudah bilang tidak sengaja Pak.” balas ines ia memilih melanjutkan menghabiskan makanan dalam piring dan tidak ingin berdebat.

Nicolas menatap wajahnya, karena wajah Ines kali ini jauh lebih hitam dari sebelumnya, Ines menyadari kalau Nicolas menyelidiki wajah Ines, ia lebih menunjukkan wajahnya lagi.
‘Wajahnya sepertinya lebih hitam sekarang’ ucapnya dalam hati.
Tidak lama kemudian makanan yang ia pesan datang.
“Pesanannya , Mas.”
“Tolong letakkan di meja sini saja Bu,” Ucapan pada penjual makanan.
“Kamu lagi apa di sini? Kamu sengaja mengikuti ku?” tanya Nicolas .
“Gak Lah, ngapain juga ngikutin Bapak? saya baru pulang dari kota, mobil kami berhenti di sini,” ucap Ines.
Melihat pesanan lelaki itu hampir memenuhi meja yang ditempati, Ines mulai kesal karena ia nyaris tergusur dari meja yang dipilih sendiri, matanya memicing kesal ketika piring miliknya hampir saja terpinggirkan, karena pasukan piring-piring kecil yang isinya segala jenis lauk yang di pesan Nicolas.
“Dia pikir rumah makan padang,” gumam Ines pelan.
Niko mendengar rutukan kesal dari bibir ines.
‘Banyak bangat pesanannya apa itu habis?’ tanya Ines dalam hati.
“Tadi aku tidak tau mana yang enak, Bu, jadi aku pesan semua. Maklum saya tidak pernah makan di pinggir jalan,” tuturnya lagi tanpa merasa bersalah.
Mendengar kata ibu dari pria tampan itu membuat Ines semakin dongkol.
‘Matanya rusak apa … kenapa dia memanggilku, ibu, ibu dari tadi, bikin kesal saja, memang aku ibu-ibu’ ia mendumal dalam hati lagi.
Ines Pratama tidak ingin berurusan dengan pria asing yang ia temui, ia memilih mengalah, mengamati meja kosong di sekitarnya agar ia pindah meja dan menjauh dari lelaki sombong itu. Tapi sayang, tidak ada yang kosong, malah tambah rame karena memang sudah waktu makan siang.
Akhirnya Ines pasrah dan mulai menikmati makanannya yang tinggal setengah lagi.
Nicolas melihat kekesalan di wajah Ines, karena dia merebut lahannya meja duduknya, ia menawarkan makanannya.
“Ambil saja lauk yang kamu suka, kamu boleh makan lauk yang saya pesan,” menawarkan dengan ramah.
“Tidak, terima kasih Aku sudah cukup, Aku selalu pesan sesuai porsi ku dan secukupnya.”
Nicolas merasa tersindir dengan gadis kampung yang baru ia temui.
“Aku suda bilang Bu. Aku tidak tau mana yang enak jadi ambil semua,” ucap Nikolas tanpa merasa bersalah.
Mendengar kata ibu lagi membuat Ines jengkel setengah mati, pengen rasa nya ia melempar piring kecil berisi cumi kuning itu, pas di jidatnya.
Nicolas melirik, kalau Ines melihat cumi kuning itu, lalu Nicolas mengambil piring kecil itu dan menawarkan lagi.
“Jangan malu- malu, makan aja ucapnya,” dengan raut wajah serius.
“Tidak, terimakasih,” tolak Ines dengan sopan.
“Tadi kamu melihat ini terus .”
“Melihat bukan berarti pengen,” balas Ines “aku hanya berpikir akan sayang sekal jika tidak menghabiskannya, makanan ini akan mubajir.”
Nicolas memesan begitu banyak lauk, tetapi tidak mungkin menghabiskan semuanya, Ines berpikir ada banyak orang yang kelaparan di luar sana, ia merasa sangat sayang sekali kalau terbuang begitu saja.
“Ya, Ya kamu wanita yang berhati mulia,” ucapnya dengan nada meledek, ia merasa orang yang baru di kenalnya sok menasihatinya, “kamu makan saja sebagian, ini tidak mungkin aku habiskan sendiri,” ujar Nicolas.
“ Terus kenapa pesan lauk dengan begitu banyak kalau tau kamu tau tidak yakin bisa menghabiskan?” ucap Ines lagi.
”Eh, dengar Bu, saya sudah bilang, tadi tidak tau lauk mana yang enak, jadi pesan semua. Saya kan suda ngomong dari tadi, ibu lamban, ya dalam berpikir,” ujar Nicolas sembari menunjuk kepala sendiri, " dasar orang kampung,” gumamnya pelan.
“Emang kamu dari planet mana sampai-sampai kamu tidak tau masakan nusantara yang ada di Indonesia, Hai bung?
kamu masih orang Indonesia bukan?” balas Ines.
Mendengar itu Nicolas menghentikan makanya meletakkan sendok makannya dan melotot tajam kearah Ines.
“Apa masalahmu?”
“Tidak ada, hanya aku tidak suka melihat anak orang yang yang membuang-buang makanan,” ujarnya lagi.
“Apa urusanmu?” Nicolas terbawa emosi.
“Aku hanya mengingatkan kamu, kenapa orang yang kelihatannya berpendidikan seperti kamu, tidak memili rasa empati. Apa kamu tau … masih banyak anak- anak yang kurang beruntung di luar sana yang tidak mampu membeli makan. Apa kamu tidak perduli? Anak -anak panti asuhan di luar sana hanya mampu membeli lauk sederhana untuk mereka bagi -bagi bersama?” ucap Ines mengingatkannya Panti asuhan milik kakeknya. Panti asuhan RUMAH PEDULI
“Itu bukan urusan saya,” ucap Nicolas acuh, membayar makanya dan meninggalkan Ines.
“ Dasar sombong. Aku berharap tidak bertemu dengan orang seperti kamu,” ucap Ines marah.
“Aku juga berharap tidak bertemu dengan wanita seperti kamu, gadis kampung jelek,” balas Nicolas.
“Aku menyumpahi mu menikah dengan gadis kampung yang jelek!” teriak Ines marah.
“Aku juga menyumpahi dapat suami pemarah, pemabuk, tukang selingkuh,” balas Nicolas, mereka berdua sama-sama saling melontarkan sumpah serapah.
Tuing!
Doa mereka seolah-olah terjawab Nicolas dipaksa menikah dengan gadis kampung ternyata itu wanita yang ia benci jadi istrinya.
Bersambung...
Bantu like dan komen di setiap babnya ya kakak, agar semakin semangat untuk up date babnya setiap hari, boleh juga kasih hadiah bila ada rejeki lebih.
Semoga kakak suka dan terhibur dengan karya karya saya, baca juga karya karya saya yang lain ya kakak.Ada juga yang sudah tamat dari bebagai genre.
Terima kasih sudah membaca karya saya, mari kata saling mendukung dengan bantu share ke media sosial kakak biar semakin banyak yang baca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Selvin Nurmida Silalahi
Hahaha sumpah dibayar lunas
2023-11-12
0
Munadya bil Azkiya
hii
2023-07-07
0
Uthie
suka 👍😁
2023-01-16
0