Setelah meninggalkan Ines di rumah sendirian, mobil keluarga Nicolas melaju di jalanan kota.
“Bu, harusnya kita tidak perlu meniggalkan Ines, saya bisa mendandani jadi cantik,” ucap Linda, maminya Nicolas, Linda memiliki hati yang baik, ia kasihan pada Ines, “kasihan dia di rumah sendirian,” ucapnya lagi.
“Kamu ingin aku ditertawakan nanti di sana, mereka akan menertawakan ku saat melihat Ines, lalu mereka akan berisik seperti lebah dan bertanya seperti wartawan, aku malu memperkenalkan wanita itu," ujar Marisa.
“Biarkan saja dia tinggal Mi, biar dia tahu bahwa dia tidak pantas tinggal di keluarga kita.” sahut Novi,
Nicolas hanya diam tanpa menanggapi ucapan keluarga, perasaannya campur aduk. Melihat Ines tadi ada rasa kasihan. Namun, ia juga membenci Omanya, karena dia dulu yang ngotot ingin Nicolas menikahkan mereka. Tetapi Omanya hanya memanfaatkannya Pak Darto untuk menyelamatkan perusahaan keluarga Darmawan. Nicolas hanya menghela napas panjang.
*
Hampir larut malam, Nicolas dan semua keluarganya pulang, Nicolas membuka kamar Ines belum tidur selarut itu, dia masih membaca buku,
“Udah pulang?” tanya Ines wajahnya tidak memperlihatkan kekecewaan, walau ia di tinggalkan di rumah sendirian.
“Udah, aku mau tidur aku capek,” ucap Nicolas, ia tidak ingin Ines bertanya apapun padanya, hanya melepaskan sepatu lalu Nicolas tidur merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
“Baiklah.” Ines lanjut membaca buku.
“Matikan lampunya, aku mau tidur!” pinta Nicolas, ia melirik buku bacaan Ines, sebuah buku tebal berbahasa Jerman.
'Ngapain dia pegang buku bahasa asing?' ucap Nicolas dalam hati.
Tidak ada pembahasan dalam kamar, Nicolas selalu acuh padanya.Ines tidak terlalu mengambil pusing perlakuan buruk semua keluarga suaminya, ia wanita yang kuat, senyuman ramah jadi ciri khasnya. Namun bersikap baik dan sopan pun salah di mata sang suami. Apa yang dikerjakan Ines Nicolas selalu menatap sinis.
*
Tidak terasa Ines sudah satu bulan tinggal di rumah sang suami.
Pagi itu Ines bangun, seperti biasa, ia bergegas ke dapur membantu asisten rumah tangga untuk menyajikan serapan.
Tidak berapa lama satu persatu keluarga itu duduk di meja makan.
Melihat Ines sibuk di dapur, bahkan ikut menyajikan serapan dan melayani sepupunya, Nicolas marah ia meninggalkan meja makan.
'Sekarang apalagi yang membuat dia marah?' tanya Ines dalam hati, ia mengembangkan pipinya.
Ia bergegas dan menyusul sang suami ke garasi mobil.
“Apa ada yang salah?” tanya Ines menyempitkan alis.
“Banyak yang salah dan kamu biang masalahnya Nes,” ucap Nicolas ketus.
“Apa yang aku lakukan?”
“Kamu bukan pembantu di rumah ini. Kenapa kamu bersikap dan berpenampilan seperti pembantu?”
“Aku hanya mengerjakan tugas istri, membantu mempersiapkan serapan di rumah ini. Apa yang salah dengan itu?” Ines balik bertanya.
“Ada asisten rumah tangga yang mengerjakan itu, Jadi, jangan melakukan apapun yang membuatku semakin buruk di depan semua sepupuku,” gertak Nicolas menekan gigi.
‘Kenapa orang ini berbeda cara pandangannya’ ucap Ines dalam hati.
“Aku harus bagaimana?”
“Aku sudah bilang, jangan melakukan apapun yang bisa membuatku malu,” ucap Nicolas ketus.
Lelaki itu sungguh menyebalkan, dia melarang Ines jangan melakukan apa-apa, tetapi dia tidak menunjukkan apa yang harus ia lakukan, Nicolas hanya memikirkan dirinya sendiri. Setelah memarahi Ines, Nicolas berangkat ke kantor.
Hari itu, setelah marah-marah dari rumah, ia tidak bersemangat berangkat ke kantor. Pikirannya kacau pag itu, akhirnya mobil nya memutar arah menuju sebuah bar, bukan ke kantor. Tidak ingin sendirian, Nicolas juga menelepon sahabatnya Axell.
“Kenapa, panggil gue ke sini?’ tanya Axell, lalu duduk di samping Nicolas.
“Temanin gue minum, gue mau gila rasanya,” ujar Nicolas menuangkan Whisky ke dalam gelas.
“Pengantin baru tapi mau gila. Bagaimana ceritanya? Lagian lo nikah gak ngundang,” ujar Axell, ia menatap Nicolas.
“Ya, hidupku bagai neraka sekarang."
“Loh!? harusnya kamu senang dong sudah menikah. Bukankah itu keinginanmu makanya pulang dari London?”
“Bagaimana kabar, Naura?”
“Berhenti menyebut wanita sialan itu!” pungkas Nicolas tegas.
“Slow Bro, tidak baik menyebut istrimu seperti itu.”
“Dia bukan istriku Axell. Dia perempuan gampangan. Aku tidak menikah dengannya dia bukan istriku.”
“HA!? Lalu kamu menikah dengan siapa?” tanya Axell, bola matanya nyaris keluar karena kaget. Selama ini mereka tahunya kalau Nicolas akan menikah dengan Naura , gadis cantik yang berprofesi sebagai model.
“Gadis kampung pilihan, Oma.”
“Oh. Begitukah? baiklah aku akan temenin kamu minum. Ayo kita gila bersama,” ucap Axell.
Hari itu mereka berdua menghabiskan waktu di dalam bar, Nicolas minum sampai mabuk, walau sudah mabuk berat dia tetap menolak untuk pulang . Axell juga tidak mau meninggalkan sendirian, jadi dia menemaninya sampai malam, setelah larut malam ia mengantar Nicolas pulang.
“Aku akan mengantarmu pulang Bro, lu udah mabuk berat,” ujar Axell .
“Aku tidak mau pulang, nanti wanita tua itu akan mengoceh seperti lembah,” ujar Nicolas dengan tubuh sempoyongan.
“Ya, benar juga yang ada nanti, gue ikut kena marah. Apa ada nomor istrimu di ponselmu?”
“Ada, namanya ‘wanita jelek’ Lihat saja,” ucap Nicolas menyodorkan ponsel miliknya.
“Astaga, lu jahat bangat menyebut istrimu wanita jelek, memangnya sejelek apa dia?” ucap Axell.
“Dia sangat jelek Bro, wajahnya hitam bangat seperti monyet, pakaiannya kampungan. Dia sangat menggelikan, membuatku tidak bernafsu saat melihatnya,” ucap Nicolas.
Karena mabuk dia mengungkapkan semua keburukan istrinya, orang bilang saat orang bicara saat mabuk apa yang dikatakan apa yang ada dalam pikirannya, itulah yang di lakukan Nicolas. Axell sampai menggeleng mendengar penuturan Nicolas.
“Kasihan wanita yang kamu nikahin Bro, kalau suaminya sendiri menghina penampilannya,” ucap Axell.
“Lu gak lihat dia Bro, dia sangat jelek. Seumur hidup aku tidak pernah bertemu dengan wanita kampungan seperti dia,” ucap Nicolas.
Axell menelepon Ines.
“Mbak Ines, ya? Saya teman Nico, dia lagi mabuk, saya mau antar ke rumah. Boleh gak Mbak Ines membantu membawa ke kamar, tidak ingin membangunkan keluarga yang lain,” ujar Axell.
“Oh, baiklah aku tunggu di bawah,” sahut Ines.
Ia keluar dari kamarnya dan menunggu di depan pintu pagar, tidak lama kemudian Axell turun dia memapah Nicolas turun dari mobil.
“Hei istri jelekku!” teriak Nicolas, dia mulai membuat keributan.
“Diamlah Bro, nanti nenek kamu bangun, kita semua dapat masalah,” ucap Axell.
“Axell … ini istriku yang aku ceritakan tadi, lihat kan dia sangat jelek hitam.” Ia tertawa.
“Mbak Ines, Saya minta maaf,” ucap Axell menyerahkan tubuh Nicolas.
Saat melihat wajah Ines sekilas dia terdiam, menatap dalam wajah Ines, merasa dilihatin Ines menunduk ia malu, karena Nicolas menghina fisiknya di depan temannya.
“Aku akan membawanya ke kamar,” ujar Ines, memapah tubuh sang suami.
“Ba-baiklah,” jawab Axell, ia masih menatap Ines sampai masuk ke dalam rumah.
“Aku minum sampai mabuk, aku tidak ingin pulang aku ingin mabuk sampai pagi,” Nicolas mengoceh.
“Diamlah, nanti Oma sama yang lain bagun,” bisik Ines, berjalan menuju kamar.
“Apa kamu tahu kenapa aku mabuk?” tanya Nicolas lagi.
“Aku tidak tau,” ucap Ines berjalan pelan-pelan menuju kamar atas.
“Itu gara-gara kamu!” bentaknya dengan keras.
“Diam,” bisik Ines membekap mulut Nicolas membawanya ke kamar dan menjatuhkan di kasur, “aduh pinggangku patah,” keluh Ines ikut menjatuhkan tubuhnya di samping suaminya, tiba-tiba Nicolas berbalik badan dan mengunci tubuhnya dari atas.
“A-apa yang kamu lakukan?” tanya Ines panik.
“Aku sangat mencintaimu Naura, aku sangat merindukanmu, apa kamu tahu itu?” Nikolas mendaratkan bibirnya di bibir Ines ********** dengan nikmat. Wajah Ines terhenyak saat Nicolas menyebut nama orang lain tetapi ia mencumbu dirinya, sedih, marah itulah yang ia rasakan Ines.
“Lepaskan, Aku bukan Naura,” ucap Ines dengan mata berkaca-kaca, ia berusaha melepaskan diri dari kungkungan Nicolas lalu memukul kepalanya dengan buku sampai pingsan.
“Maaf, aku tidak ingin kamu memperlakukanku seperti itu," ucap Ines.
Bersambung
Bantu like vote dan komentar ya terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Uthie
Good Ines,. bertahan terus 💪💪
2023-01-16
0
Junae Uju
Wow Ines keren, ayooo Nessss kamu jng lemah hajar aja biar si Nico gak makin kurang ajar.👊👊👊👊
2022-11-23
1
Indar
lanjut kak, semangat 💪💪
2022-11-23
1