Setelah selesai acara pemberkatan, kini, Ines dan Nicolas duduk di panggung, Nicolas hanya bisa diam sesekali melirik Ines wanita yang saat ini sudah resmi jadi istrinya. Nicolas berpikir Ines dan kakeknya sama - sama misteriusnya.
Darto seorang juragan perkebunan teh di desanya, ia dikenal dan dihormati di sana, memiliki seorang cucu yang bernama Ines Prama. Keberadaan sang cucu tidak banyak yang tahu, karena Darto tertutup tentang cucu perempuannya.
Karena permintaan Darto. Nicolas akan menginap malam ini di tempat Ines.
”Aku ingin pulang ke Jakarta Oma. Aku sudah melakukan semua yang Oma inginkan.”
“Kamu saat ini sudah jadi suami wanita itu,” ucap Marisa.
“Lalu?” Ia bertanya kemudian.
“Kamu akan tetap tinggal di sini, habiskan malam pengantinmu dengan istrimu,” bisik Marisa penuh penekanan.
“Oma ...!”
“Jangan membantah, itu permintaan Darto.”
Melihat wajah maminya, Nicolas mengalah, ia setuju untuk tinggal di rumah Ines malam itu.
*
Saat malam mereka berdua masuk kamar.
Tempat tidurnya di taburi bunga- bunga dan di meja kecil ada dua gelas dan sebotol anggur dan dihiasi lilin yang menyala ber aroma terapi, Ini semua pekerjaan anak-anak panti yang ingin membuat kejutan untuk Ines. Lalu membawa Ines kesana dengan cara menutup mata, di kamar itu sudah ada Nicolas yang diperlakukan sama,
Lalu ia di dorong oleh anak-anak masuk ke dalam kamar, mereka terkekeh dan menutup pintu dari luar
“Nikmati malam pengantinmu, Kak,” goda mereka
Ines melepaskan penutup mata, ia terkejut menatap Nicolas yang duduk di pinggir ranjang, menatapnya dengan tajam.
Ines juga menatap sekeliling, ia malu melihat dekorasi kamar pengantin itu.
“Dasar anak-anak kurang kerjaan,” ucap Ines menyalahkan saklar lampu dan meniup lilin itu sampai padam.
Suasana jadi hening hanya suara jangkrik yang saling bersahutan dari luar rumah.
Ines sangat canggung karena ini pertama kalinya duduk berdua dengan pria, dua orang yang tidak saling mengenal dan belum pernah bertemu dalam satu kamar, untuk melakukan kewajibannya mereka sebagai suami istri.
Tapi Ines merasa kasihan pada Nicolas karena ia pemuda kota yang dipaksa menikah dengan gadis desa sepertinya, lalu ia memberanikan diri memulai pembicaraan untuk mengusir keheningan.
“Apa kamu perlu sesuatu?” tanya Ines
“Tidak ada, Aku hanya ingin tidur.”
“Baiklah, istirahatlah.” Ines ingin berdiri.
“Apa bisa kamu mengeluarkan ku dari kamar norak ini? agar aku bisa tidur dengan tenang.”
“Aku minta maaf, tidak bisa karena mereka mengunci kita dari luar.” Ines mendorong handel pintu tapi dikunci.
“Bukannya itu keinginanmu dan kakek agar kita bisa berdua di kamar ini?”
“Aku tidak merencanakan itu, itu ide mereka,” ujar Ines dengan tenang, ia tahu dari sorot mata Nicolas pasti marah.
“Apa kamu senang menikah denganku?” tanya Nicolas dengan bibir mendengus.
“ Semua yang terjadi hari ini, keinginan kakekku ,dia yang merencanakan semuanya.
“OH, kakekmu … dan kamu diam saja saat dijodohkan dengan pria yang tidak kamu kenal?” ucap Nicolas, ia mengutarakan semua kemarahan yang ia simpan sejak kemarin.
“Aku lelah dan tidak punya tenaga lagi berdebat denganmu, aku mau tidur.” Ines merebahkan tubuhnya di ranjang pengantin yang sudah di taburi kelopak-kelopak bunga.
“Apakah kamu begitu menginginkan diriku sehingga kamu begitu memaksa melakukan pernikahan ini? membuat keluargaku terlihat bodoh, karena tidak sempat melakukan persiapan. Dengar sehebat apapun kakekmu, tidak seharusnya memperlakukan keluargaku seperti ini, Aku laki-laki tapi karena kakekmu punya aku yang jadi dibeli. Walau kamu cantik bak bidadari ingat! Aku tidak akan tertarik padamu,” ucap Nicolas, ia sangat membenci Ines dan kakeknya.
Ines bagai mendapat tamparan keras dari laki- laki itu, tapi ia diam.
“Walau keluargamu hebat dan dirimu hebat, aku tidak tertarik padamu, lebih baik aku menikah dengan seorang gelandangan tapi punya hati nurani,” ucap Nicolas .
“Kami bukan keluarga hebat dan aku bukan lah wanita cantik seperti yang kamu lihat saat ini. Aku tidak ngin kamu membatalkan pernikahan setelah melihatku, maka itu aku meminta tidak memperkenalkanku pada keluargamu terlebih dulu. Aku harap itu tidak menambah kemarahan mu juga.”
“ Apa maksudnya?”
“Aku pikir setelah kita menikah, aku akan jujur padamu,” ujar Ines.
Lalu ia masuk ke kamar mandi mengusap riasan tebal yang menutupi wajahnya, lalu ia keluar. Mata Nicolas melotot kaget, ternyata Ines tidak secantik saat dia memakai pakaian pengantin, wajah wanita itu hitam dekil.
‘Sial … apa dia sejelek itu? Kenapa wajahnya bagai kuali gosong’ ucap nicolas dalam hati, ia semakin merasa jengkel.
“Apa kamu takut?” tanya Ines.
“Lalu apa tujuanmu memperlihatkan wajah jelek mu?” tanya Nicolas sinis.
“Agar kamu tahu.”
Jika kamu wanita yang berpikir cerdas harusnya sebelum menikah kamu memperlihatkan wajah jelek mu,” ucap Nicolas ia semakin marah saat melihat wajah asli wanita yang barusan dia nikahi.
“Justru karena aku cerdas, aku tidak mau kamu melihat wajah jelekku sebelum pernikahan, itu pasti membuatmu menolak ku,” ucap Ines.
“Itu artinya kamu sama orang tua sama-sama licik.” ucap Nicolas marah.
Ines sangat kesal mendengar sang kakek ikut dihina, ia tidak terima dengan omongan dari Nikolas, kata-kata laki-laki itu menyinggungnya.
“Aku tegaskan padamu, aku juga orang gila dan aku orang yang tidak waras, itulah orang yang kamu nikahi,” ucap Ines dengan marah ,membuat Nicolas semakin geram
“Aku akan tidur di bawah dan tidurlah di tempat tidur, aku tidak sudi tidur dengan wanita jahat seperti kamu,” balas Nicolas.
“Tidak, aku saja di lantai,” ujar Ines.
“Tidak, biar aku yang yang tidur di bawah, ini rumahmu dan aku tamu di
sini, begitu juga kalau di rumahku, kamu akan tidur di lantai, melihat bentukmu seperti itu, aku yakin kita tidak akan tidur satu ranjang, wajahmu membuatku mual,” ucap Nicolas.
“Apa omongan itu tidak terlalu kasar pada wanita yang baru saja kamu nikahi?” tanya Ines.
“Tidak,” balasnya lagi, lalu ia tidur di lantai ber alaskan karpet yang tipis.
*
Saat ia bangun merasa seluruh tubuhnya sakit. Nicolas terbiasa tidur di kasur yang empuk di rumahnya. Namun, saat ini ia terpaksa tidur di lantai. Nicolas menoleh kanan- kiri, tidak ada orang, tidak lama kemudian pintu kamar terbuka Ines datang membawa susu hangat.
“Silahkan diminum, ini masih hangat,” ucapnya dengan ramah, ia membuka jendela kamar.
Nicolas belum menyahut, ia masih menatap wajah kusam Ines.
‘Kenapa wanita ini jadi berubah dekil begini? Harusnya aku menolak menikah dengannya. Bagaimana kalau teman-temanku tau kalau aku menikah dengan gadis dekil begini’ ucap Nicolas dalam hati.
“Jangan menatapku dengan tatapan aneh seperti itu,” ujar Ines.
‘Haruskah aku meninggalkan wanita ini dan aku kabur?’ Nicolas membatin.
“Kamu memang aneh, penampilanmu aneh, sikapmu aneh,” tutur Nicolas.
Bagaimana keduanya menjalani rumah tangga kalau Nicolas membenci istri jeleknya?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Indar
lanjut kak, semangat 💪💪
2022-11-19
0
Nor Azlin
katanya ines orang kaya rawat aja ke salon biar cantik gitu
2022-11-19
1
Defi
uda dimake up ines bakalan cantik kok.. jangan terlalu benci niko
2022-11-19
4