I Can'T Without You, Baby

I Can'T Without You, Baby

Bab 1

Perusahaan 'Omerooft

Disebuah ruang kerja CEO yang sangat luas terlihat dua orang pria tampan berbeda generasi tengah sibuk dengan pekerjaannya masing- masing.

Pria yang satu fokus pada berkas-berkasnya adalah William Abayomer CEO sekaligus pemilik perusahaan omerooft, pria dengan guratan guratan halus diwajahnya namun tidak menghilangkan wibawa dan ketampanannya.

Dan pria yang satunya lagi sedang berkutat santai didepan laptopnya, pria yg terlihat msih sangat muda atau lebih tepatnya remaja laki laki.

"Done!" seru remaja laki- laki sambil menyunggingkan bibirnya lalu mengarahkan laptopnya ke arah William.

William mengecek pekerjaan yang ia berikan kemudian menggeleng gelengkan kepalanya bukan karna remaja itu salah, tapi karna remaja itu menyelesaikannya dengan waktu yang terbilang sangat singkat padahal pekerjaan yang ia berikan terbilang sulit.

"Kau memang selalu bisa diandalkan! semakin hari kemampuanmu semakin bertambah...."

"Pekerjaan ini sangat mudah! Apa tidak ada pekerjaan yang sedikit sulit untukku? Bukankah sudah waktunya aku untuk mengambil alih? Atau uncle Kevin yg akan menggantikanmu?" sela remaja itu dengan beberapa pertanyaan yang keluar dari mulutnya, sambil mendekati William yg tengah duduk di kursi kebesarannya

"Meski kau handal bukan berarti usiamu cukup matang untuk itu! Kau masih harus terus belajar untuk mampu memegang kendali dan tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin! Dan Kevin, dia tidak terlalu pandai dalam hal seperti ini" balas William lalu memijat kepalanya yang tiba tiba terasa pusing.

"Oh come on daddy! Aku adalah satu satunya yang bisa! Otakku ini sangat pintar dan Aku sudah sangat mampu! Aku terlahir untuk ini!" ucap remaja itu dengan sangat angkuh.

"Tapi bukan berarti kau lebih baik, Vian! kau hanya pintar tapi tidak cukup dewasa! Kau tidak seharusnya bersikap sombong! Kau tidak seharusnya selalu meremehkan pekerjaanmu! menjadi sepertiku membutuhkan keberanian dan tanggung jawab yang sangat besar!" tegas William yang mulai terpancing emosi dengan kesombongan anaknya.

"Dad?! Kau marah?" tanya anak itu tapi langsung mendapat jawaban hanya dengan melihat raut wajah William.

"Padahal aku hanya mengatakan kemampuanku yang sesungguhnya, dan itu semua benar adanya.. tapi kenapa daddy malah marah?" gumam remaja itu dalam hati.

"Sebentar lagi aku akan lulus, dan aku bukan lagi siswa sekolah menengah atas. Aku akan melanjutkan kuliahku, setelah itu aku akan meminta syarat beserta janji - janji itu dan aku akan menepatinya!"

"Hmm ya" singkat William yang ingin segera menyelesaikan pembicaraan itu.

"Hmm? What do you mean Hmm?" remaja yang tadinya memasang wajah serius pun berganti menjadi wajah yang bingung. Bingung dengan apa yang dimaksud William.

William tidak menjawab, dengan wajah tegang ia mengangkat tangannya mengarahkan ke pintu keluar yang berarti agar remaja itu pergi dari ruangannya.

"Wwhat?! Daddy mengusirku?" remaja itu terkejut tak percaya tapi tetap juga memilih pergi dari ruangan sang daddy karna dia tau daddynya pasti sedang emosi.

Setelah remaja itu pergi, William memijat pangkal hidungnya karna kepalanya yang mula terasa pusing. Semakin bertambah usianya semakin cepat ia tersulut emosi. Apalagi jika sedang berhadapan dengan remaja sombong itu.

Ya remaja sombong yang tengah bersamanya tadi adalah anaknya atau lebih tepatnya anak satu - satunya.

Reviann Abayomer adalah remaja berusia 18 tahun keturunan London Singapore, remaja yang tidak hanya tampan tapi juga sangat cerdas.

Di usianya yang terbilang masih sangat muda, dia sudah mampu menguasai semua hal yang berhubungan dengan perusahaan. Dia bisa dengan mudah mempelajari hal hal baru.

Dia bahkan bisa melacak data rahasia milik perusahaan lain. Dengan kemampuannya itu pula yang membuatnya menjadi remaja yang sangat sombong dan angkuh.

Vian yang kesal dengan daddynya memilih pergi untuk mengembalikan moodnya yang rusak. Dia tidak kesal daddy yang mengusirnya, mengingat itu bukan kali pertama ia diusir dari ruangan dad William karna setiap daddynya emosi entah apapun penyebabnya, maka tidak ada yang boleh masuk ke ruangan itu termasuk dia, uncle Kevin dan semua karyawannya.

Tapi Vian merasa kesal karna pembicaraannya yang harus terpotong karna dad William yang selalu emosi dan akhirnya meragukan kemampuannya.

Padahal ia yakin bahwa ia sudah sangat mampu untuk menjadi pemimpin dan mengambil alih perusahaannya, tapi selalu saja berakhir dengan perdebatan.

"Argghhhh" teriak Revian yang kesal sambil terus berjalan sampai ia menyadari bahwa dirinya sudah berada di tempat parkir.

"Vian, mau kemana kau?" Kevin yg baru saja memarkirkan mobil hendak masuk ke kantor melihat keponakannya berjalan dari kantor menuju tempat parkir.

"I have to go!" seru Vian yang terus berjalan menuju mobilnya.

"Where are you go?" tanya Kevin sedikit berteriak karna melihat Vian yang berjalan melewatinya tanpa sapaan sedikit pun..

Vian mengangkat bahunya tanda tak tau dan tak peduli kemana tujuannya. Tanpa menoleh ke arah uncle nya, Vian masuk kedalam mobilnya yang masih terparkir.

"Dasar Anak Muda!" umpat Kevin yang kesal dengan ketidaksopanan keponakannya.

Vian melajukan mobilnya dengan sangat cepat menelusuri jalanan dengan Lamborghini nya, sambil berpikir kemana dirinya akan menghibur diri.

~

Sementara itu di sebuah perusahaan besar lebih tepatnya perusahaan omerooft. Pria tampan dewasa, dengan setelan jasnya terus berjalan menuju ruang kantor CEO "ceklek.." suara handle pintu yang dibuka Kevin.

"William, kemana Vian pergi?" tanya Kevin yang baru datang kepada sang kakak. Sambil melihat wajah William yg terlihat menahan emosi.

"Keluar..." ucap William sambil menahan suaranya

"Biasanya jam segini dia sibuk dikantor.." ucapan Kevin terhenti saat William memukul mejanya.

"brakk.." William menggebrakkan mejanya.

"Keluar! Apa kau tidak dengar perkataanku?! Aku bilang keluarr!! Apa kau tuli? Hah?!" bentak William dengan rahang yang mengeras dan mata yang tajam ia mengeluarkan segala emosinya yang ia tahan sejak tadi.

"iiiiyaa.." jawab Kevin dengan terbata dan langsung berlari keluar dari ruangan sang kakak sebelum ia mendapat amukan yang lebih lagi..

"Dasar pria berumur!" umpat Kevin kepada sang kakak dari balik pintu. Padahal niatnya ke ruangan William hanya untuk menanyakan kemana Vian pergi, tapi dia malah terkena amukan macan.

Kevin sambil berlari memilih untuk masuk keruangannya dan segera duduk di kursinya. Kevin menarik turunkan nafas nya mengatur ulang deru nafas yang sempat seperti roller cosser karna amukan tiba tiba dari William tadi.

"Huuft.. Semoga saja disaat umurku seperti William disaat aku sudah mulai berumur, Aku tidak menjadi Pria Pemarah sepertinya.." gumam Kevin setelah duduk di kursi ruangannya.

Dia tau kakaknya yang semakin lama menjadi semakin pemarah bukan karna William jahat, tapi karna faktor umurnya yang semakin bertambah menjadi semakin sensitif.

~

Dijalanan di sebuah perkotaan terlihat Vian yang masih belum menemukan tujuannya.

"Kemana aku harus menghibur diri? Vian yang masih berpikir akhirnya menemukan sesuatu, ia menepikan mobilnya dan berhenti dipinggir jalan.

"Oh ya! Aku tau kemana aku harus pergi!" Vian mengambil handphonenya dan menelpon nomor seseorang.

"halloo..."

Terpopuler

Comments

nona lavenderoof

nona lavenderoof

Mohon dukungan Like dan Komennya ya;)

2022-11-26

8

Putri Anissa Hdy

Putri Anissa Hdy

semangat😻

2022-11-19

8

abelianintan

abelianintan

pertama nih

2022-11-18

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!