Bab 4

"Iya iya, See you again next week!" (Sampai bertemu lagi minggu depan!) sahut Nathan tanpa menoleh dan masih sibuk dengan wanitanya.

Akhirnya Revian dan Bryan memutuskan untuk pulang dan meninggalkan Nathan yang terlihat sedang sibuk dengan wanita-wanita nya.

Kini Vian sudah berada di luar club dan hendak masuk ke dalam Lamborghini nya, tapi memilih untuk membuka handphone nya lebih dulu.

Mommy : 6 Messages, 3 Missed voice calls, And 1 Missed video call" (6 Pesan, 3 Panggilan suara tak terjawab, Dan 1 panggilan vidio tak terjawab)

Suasana di club yang sangat ramai dan berisik ditambah asik bercengkrama dengan Bryan dan Nathan, tidak mungkin terdengar jika ada notif di handphone.

Apalagi Revian yang tidak sama sekali menyentuh handphone yang berada di saku celananya selama berada di club.

"Mommy pasti mengkhawatirkan aku.." guman Vian dalam hati, lalu bergegas masuk ke dalam mobilnya dan melaju pulang.

Mansion Abayomer

Di sebuah mansion megah nan mewah dengan ruangan yang di penuhi oleh barang barang yang harganya tentu sangat mahal, tepatnya di tengah kawasan elite perkotaan kota Rochor.

Vian yang baru saja dari club kini sudah sampai di mansionnya yang luas namun sangat sepi, mungkin karna para penghuni sudah tidur mengingat ini sudah sangat larut malam.

"Kemana semua orang pergi?.." tanya Vian pada dirinya sendiri, setelah melihat suasana mansion yang sangat sepi dan gelap.

Kemudian Vian memilih menaiki tangga hendak menuju kamarnya tapi mengurungkan niatnya saat mendengar suara berisik dan lampu menyala yang berasal dari arah dapur.

"Hei anak kecil, Apa yang kau lakukan di dapur malam malam begini?"

Mendengar suara tiba tiba, membuat Laura yang sedang memegang piring berisikan mie instant terkejut, "Aaaaaa!" "praakkk!" terdengar bersamaan suara teriakan dan piring yang di pegang Laura terjatuh ke lantai dan pecah.

"Kak Revian! kau mengagetkan aku saja!" kesal Laura pada Vian sambil mengelus dadanya yang sangat terkejut seperti terkena serangan jantung, namun Revian terlihat biasa saja.

"Aku bertanya.. Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku sedang mandi! Apa kau tidak lihat, aku baru saja selesai memasak! kau membuat mie instant yang aku masak susah payah terjatuh ke lantai, karna kau mengagetkan aku!" jawab Laura dengan sedikit berteriak karna sangat kesal dengan Revian

"Maksudku, Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau belum tidur dan malah kau memasak sendiri? Dimana mommy alice? Kemana semua pelayan?"

"Ini tengah malam! Jangankan mommy alice, semua penghuni mansion ini termasuk pelayan pun sudah tidur! Aku tadi sudah tidur dan terbangun karna sangat lapar, aku ingin makan mie instant jadi aku terpaksa memasaknya sendiri dengan susah payah dan kau mengacaukannya!"

"Kenapa kau tidak membangunkan para pelayan? Kau itu masih kecil! lihatlah! Hanya memasak mie instan, tapi kau membuat dapur berantakan seperti kapal pecah!" Ujar Revian sambil menekan beberapa kali tombol di dekat kulkas yang menghubungkan dengan ruang pelayan dengan maksud memanggil para pelayan.

"Aku tidak tega membangunkannya, jadi aku berpikir untuk memasak mie instant nya sendiri. Dan aku katakan sekali lagi, kau mengacaukannya!" ucap Laura yang sedang memumuti pecahan piring dengan sangat lambat.

"Sayang sekali, aku sudah membangunkan mereka, Jadi menjauhlah dari pecahan piring itu!" titah Vian pada Laura yang tak kunjung menjauh dari pecahan piring itu.

"Aku bisa melakukannya sendiri!" tegas Laura, lalu "auww!" tangan Laura terkena pecahan piring.

"Nona muda, apa yang anda lakukan? Maafkan kami membuat nona repot.." pelayan yang baru datang dengan terburu buru itu langsung membantu Laura berdiri. Dua pelayan langsung memumuti mie dan pecahan piring yang berserakan didapur dan pelayan lainnya membereskan dapur yang dibuat berantakan oleh Laura.

"Aku hanya lapar dan ingin makan mie instan.." ucap Laura yang merasa tidak enak karna sudah membangunkan mereka.

"Tunggu disini nona, biar aku obati!" pinta pelayan itu pada Laura dan hendak mengambil kotak p3k.

"Tidak perlu.. aku bisa sendiri, Thank you" ucap Laura pada pelayan itu sambil menahan perih di tangannya.

"Darimana saja kalian hah?! Kalian membuat nona muda kalian repot dan terluka!" bentak Vian pada para pelayan lalu mendekati Laura yang terlihat menahan sakit di tangannya.

"M-maafkan kami tuan muda.. Kami tadi sedang tidur. Dan kami tidak mendengar bell dari Nona Laura.." ucap para pelayan yang masih dengan pekerjaannya sambil menundukkan kepala.

"Tidur?! keluargaku membayar kalian untuk bekerja, bukan untuk tidur!" tegur Vian pada para pelayan yang kini terlihat ketakutan.

"M-maafkan kami tuan... Maafkan kami nonaa, Maafkan kami yang tertidur sampai membuat nona terluka" ucap para pelayan dengan suara yang gemetar.

"No, no, you dont have to apologize. This is my fault. And I disturb your rest. I'm so sorry" (Tidak, tidak, kalian tidak perlu minta maaf. Ini adalah kesalahanku. Dan aku mengganggu istirahat kalian. Maafkan aku) ucap Laura dengan sangat lembut dan wajah yang terlihat merasa bersalah.

"Laura! Kau ini apa apaan! Kau tidak perlu meminta maaf apalagi merasa bersalah! Itu memang sudah menjadi tugas mereka untuk melayani kita!" bentak Vian yang kesal dengan sikap Laura hingga Laura langsung menundukkan kepalanya.

"Tuan muda benar.. Nona tidak perlu meminta maaf.. Kami tidak apa apa, nona muda tidak bersalah.. Kami lah yang bersalah disini.. Maafkan kami.." ucap pelayan sambil menundukkan kepala.

"The waiter will make you instant noodles again!" (Pelayan akan membuatkanmu mie instant lagi!)" Vian pada Laura tapi di iyakan oleh pelayan.

"Iya nona. Kami akan buatkan mie instan lagi. Nona muda cukup tunggu di ruang makan, kami akan..." ucap salah satu pelayan pada Laura, namun tiba tiba terpotong karna selaan dari Vian.

"Lakukan saja tugasmu! Tidak perlu banyak bicara! Sudah aku bilang, Kami membayar kalian untuk bekerja, Bukan untuk banyak berbicara! Kalian itu.." Revian yang belum selesai membentak karna di timpal lagi oleh Laura.

"Kak Revian, cukup!" Laura dengan sedikit berteriak dan menatap tajam pada Revian.

Laura yang kesal dengan sikap Vian yang seenaknya terhadap pelayan memutuskan untuk kembali ke kamar.

Namun baru beberapa langkah, lengannya di cekal oleh Revian "Where are you going? Did you say you hungry?" (Kau mau kemana? Kau bilang tadi lapar?)" tanya Vian pada Laura yang hendak meninggalkan dapur.

"I'm going to the bedroom! I'm not hungry anymore!" (Aku mau ke kamar! Aku sudah tidak lapar!) tegas Laura dan menatap tajam pada Vian yang masih menahan lengannya

"buggh!" Laura menginjak kaki Vian dengan sangat keras dan langsung lari menuju ke kamarnya saat Vian melepaskan cekalannya.

Terpopuler

Comments

nona lavenderoof

nona lavenderoof

Mohon Dukungan Like dan Komennya ya Lavendears!

2022-11-26

8

abacadabra y

abacadabra y

semangatt!!

2022-11-22

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!