Bab 5

"Auww! Laura!" Vian berteriak karna Laura yang tiba tiba menginjak kakinya dengan sangat keras.

Laura yang sudah meninggalkan revian dan para pelayan yang masih berada di dapur kini berlari menelusuri anak tangga menuju kamarnya dan langsung duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Auwh! Sakiitt!" Rintih Laura sambil memegang tangannya yang terlihat berdarah dan masih terasa perih oleh pecahan piring tadi karna belum sempat di obati.

"Ck.. Tidak perlu! Aku bisa sendiri.. Thank you!" ucap Revian yang sudah di depan pintu kamar Laura entah sejak kapan sambil memperagakan suaranya yang dibuat buat seperti suara khas Laura.

Lalu Vian masuk ke dalam kamar Laura berjalan menuju nakas yang berada di samping tempat tidur laura dan mengambil kotak p3k.

"Iss, aku lupa menutup pintu pula!"

Revian kini duduk di samping Laura lalu menarik tangan Laura yang hendak ia obati.

"Hey nona muda! Kau itu masih kecil! Kau tidak boleh memasak di dapur sendirian, apalagi di tengah malam saat semua orang sudah tidur! It's dangerous! You hear me?" (Itu berbahaya! Kau dengar aku?) Tegur Vian pada Laura dengan suara pelan tapi sedikit membentak.

"Aku kan sudah bilang, Aku terpaksa karna aku lapar. And I'm not a kid anymore, I'm 14 years old!" (Dan aku bukan anak kecil lagi, Aku sudah 14 tahun!) Ketus Laura pada Vian.

"Aku juga sudah bilang padamu, Kau bisa memanggil pelayan.." vian berhenti bicara saat mendengar suara tangisan "Laura, kau menangis?" Sambil melihat Laura yang menundukkan kepalanya.

Namun hanya dijawab gelengan kepala oleh Laura "Apa tanganmu masih sakit?" Tanya revian sambil melihat ke tangan kanan laura yang barusan saja ia obati.

"Kau keterlaluan, kak!" Ketus Laura pada Vian sambil menghapus air matanya.

"Aku? Aku keterlaluan apa?" tanya revian yang bingung dengan perkataan laura.

"Your attitude is outrageous to the maids!" (Sikapmu keterlaluan pada para pelayan!) Ketus laura dengan mata yang memerah karna habis menangis dan berganti menjadi wajah yang sangat kesal pada Kakaknya.

"Wwhat?! Jadi kau menangis dan marah padaku hanya karna sikapku pada para pelayan tadi?" tanya Vian pada Laura dengan terkejut.

"Listen to me, anak kecil. Keluarga kita membayar dan menggaji mereka untuk bekerja. Mereka berada di mansion ini untuk melayani kita bukan untuk tidur. Kapanpun kita membutuhkannya, mereka harus ada dan harus siap bagaimanapun keadaan mereka. Itu sudah menjadi tugas mereka, karena mereka adalah pelayan kita" sambung Vian pada Laura dengan santainya.

"Sikapmu itu berlebihan, Kau tidak seharusnya membentak mereka seperti itu! Mereka pasti terluka karna perkataanmu! Aku tidak tega melihat mereka diperlakukan seperti itu oleh kakakku sendiri.." jelas Laura dengan suara yang pelan dan sedikit gemetar karna menahan tangisnya

"Hhmm, I'm sorry. I'll try not to act like that again" (Maafkan aku, Aku akan berusaha untuk tidak bersikap seperti itu lagi) ucap Vian dengan serius setelah mendengar perkataan adiknya yang menangis.

"Kau bisa menegur mereka dengan perkataan yang baik tanpa melukai hati mereka kan?" Pinta Laura pada Vian dengan senyuman manisnya.

"I will try" (Aku akan coba) jawab Vian pada Laura sambil tersenyum dan mengusap kepala adiknya lalu berdiri dari duduknya.

"Tidurlah ini sudah sangat malam! kau akan terlambat ke sekolah!" titah Vian pada Laura sambil berjalan menuju pintu keluar kamar.

"Iya iya!" ucap Laura sambil mengangguk anggukan kepalanya.

"Don't forget to close the door! Thank you!" (Jangan lupa tutup pintunya! Terima kasih!) Pinta Laura pada Vian yang sedang berjalan menuju keluar kamarnya sambil tersenyum.

"Iya, Nona muda" jawab Vian, hingga membuat Laura yang tadinya tersenyum kini mengerucutkan bibirnya sambil bertelak pinggang.

Revian yang sudah menutup pintu Laura kini berjalan menuju kamarnya yang berada di samping kamar Laura.

"Dasar Anak Manja!" ujar Vian yang mengingat sikap adiknya Laura tadi sambil menggeleng gelengkan kepala.

"**B**isa bisanya Laura menangis dan marah padaku, hanya karna aku menegur dan memarahi para pelayan. ck.. dasar anak manja!"

Laura Abayomer dia adalah remaja cantik berusia 14 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Laura adalah anak perempuan satu satunya dari keluarga Abayomer.

Berbeda dengan sifat Revian yang sombong dan angkuh, Laura memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan revian.

Dia anak yang baik dan sangat manja, dia anak yang penakut dan memiliki hati yang sangat lembut, dia tidak akan tega melihat orang lain terluka apalagi menderita dan sedikit bodoh.

Terkadang dia akan menjadi adik yang sangat seru dan mendukung apa yang dilakukan Vian tapi terkadang juga dia bisa berubah menjadi adik yang paling menjengkelkan dan menyusahkan karna sering mengadu pada mommy dan daddy seperti beban yang berat.

Revian yang sudah berada di kamarnya kini langsung menuju bathroom untuk membersihkan diri karna merasa tubuhnya yang sudah sangat lengket setelah beraktivitas seharian ini.

Setelah membersihkan diri, vian berjalan menuju tempat tidurnya dan merebahkan dirinya. Karna merasa sangat lelah, tidak butuh waktu lama akhirnya vian terlelap dalam tidurnya.

~

Dipagi yang cerah, terdengar suara kicauan burung saling bersautan, Disebuah kamar luas yang di penuhi dengan barang barang mewah.

"Wake up! hey, wake up! Its too late!" (Bangun, hei bangunlah! Ini sudah terlambat!) ketus Laura yang membangunkan Vian sambil sambil menepuk nepuk pipi Vian.

Laura membangunkan Vian dengan sangat tidak sabar karna Vian yang sangat sulit dibangunkan "Aku sudah sangat lapar, bangunlahhh!" teriak Laura didekat telinga vian.

Tapi hanya di respon dengan vian yang menggaruk garuk telinganya, Laura yang menahan Laparnya sejak semalam kini sudah tidak tahan untuk menahan laparnya lagi.

"Iiissh! Dia ini tidur atau mati sih?" Laura kini berinisiatif menarik tangan vian.

"iihhhh!" Laura menggunakan seluruh tenaganya untuk menarik tangan vian bermaksud agar kakaknya itu terbangun.

"aaahh! buughh!" terdengar bunyi sesuatu yang terjatuh dengan sangat keras, hingga membuat Vian terbangun dari tidurnya.

"Suara apa itu? Laura? Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Vian yang terbangun dengan bingung dan menyandarkan kepalanya pada backboard tempat tidurnya saat melihat Laura yang sedang duduk di lantai tepat di bawah tempat tidurnya.

"Aku sedang mandi! aww!" jawab Laura dengan ketus sambil mengelus pantatnya yang sakit karena terjatuh saat menarik tangan Vian agar bangun.

"Mandi?" tanya Vian sambil mengangkat alisnya yang membuat Laura sangat kesal.

"Iihhh! Aku ini terjatuh ke lantai karena membangunkanmu!" Jawab Laura yang semakin kesal "Cepatlah! Semuanya sedang menunggu untuk sarapan di bawah!" ucap Laura sambil hendak keluar dari kamar Vian.

"Kenapa kau sampai terjatuh?" tanya Vian yang terlihat masih linglung seperti orang bodoh.

Terpopuler

Comments

nona lavenderoof

nona lavenderoof

Mohon dukungan like dan komennya ya Lavendears!

2022-11-26

8

Putri Anissa Hdy

Putri Anissa Hdy

Mampir

2022-11-22

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!