Dilema Pernikahan

Dilema Pernikahan

25 Ribu

Aku sangat tidak menyangka dengan pernikahan yang kupilih ternyata jalan menuju luka.

Kenapa? Aku harus menikah dengan pria yang tidak bisa menghargai dan mengerti perasaan istrinya.

Kenapa? Aku harus menemukan pria seperti itu, pria yang tidak punya pendirian layaknya kepala rumah tangga pada umumnya.

Suamiku begitu penurut dengan ibunya, apapun perintahnya, suamiku tidak pernah membantah sekalipun.

Sementara aku? Aku adalah istrinya, namun diperlakukan layaknya babu yang secara suka rela menyumbangkan tenaga, hati, dan juga pikirannya.

Jika saja bukan karena anak, sudah kutinggalkan dua orang berhati batu itu.

Drama rumahtanggaku akhirnya dimulai..

***

Aku, Nadira. Akan aku ceritakan bagaimana kisah rumah tangga yang penuh dengan luka ini.

Pagi ini aku mengepel lantai yang memang sudah beberapa hari tidak kupel. Dengan gerakan maju mundur dan samping, aku mengayunkan gagang sapu pel itu. Itung-itung mencari keringat sehat, pagi sekali sudah banyak pekerjaan yang aku selesaikan, terkecuali memasak.

"Ra..."

Sontak saja aku menghentikan pergerakan tanganku dan mulai mencari sumber suara.

"Ini jatah belanja hari ini." Suamiku menyerahkan dua lembar uang dengan nominal 20 ribu dan 5 ribu kepadaku. Aku hanya bisa menatap nanar uang yang berjumlah 25 ribu itu ditangannya.

"Bang, ini..."

"Iya. 25 ribu jatah belanja kamu hari ini. Pinter-pinter kamu ngaturnya, jadi jangan minta tambah!" Ujarnya setelah memangkas kalimatku kemudian pergi begitu saja.

"Lagi-lagi 25 ribu. Hidup udah empat tahun masih gini-gini aja," aku mengeluh pelan.

Menghela nafas berat dan merentangkan uang yang katanya harus cukup untuk belanja satu hari itu.

Ya, Bang Angga suamiku, setiap harinya selalu memberiku uang yang nominalnya sangat terbatas.

Hanya 25 ribu setiap kali Bang Angga memberiku jatah uang belanja. Bisa dibayangkan, apakah cukup dengan 25 ribu untuk keperluan sehari?

Terkadang aku juga bingung, Bang Angga selalu bilang dengan cara ini bisa berhemat dan menabung supaya bisa cepat hidup mandiri, tapi disisi lain aku merasa ini bukanlah cara untuk hemat, melainkan terlalu ngirit alias pelit.

Huh, tapi ya sudahlah, mau segimanapun aku memprotesnya, dia tidak akan pernah menambahkan jatah uang belanjaku.

Jangan ditanya bagaimana rasanya. Kalau hanya sekedar capek dan lelah, sudah menjadi makananku setiap hari. Tapi aku selalu berusaha menerimanya dengan ikhlas dan juga sabar.

"Belum pergi kepasar, Ra?" Tanya Ibu mertuaku saat dia memasuki rumah. Entahlah pagi begini habis keluyuran dari mana.

"Abang baru kasih uangnya Bu, tanggung ngepelnya dikit lagi selesai," jawabku yang masih fokus dengan lantai.

"Buruan! Nanti keburu siang,"

"Iya-iya, sekarang," jawabku sedikit kesal dengan mata malas menatapnya.

"Nitip Rama aja Bu, kasian kalo harus ikut kepasar, panas. Pasti Rama juga bakalan ngeluh capek," tambahku lagi dengan berjalan melewatinya.

"Kasih ke Angga aja, toh dia hari ini gak kerja. Ibu capek abis jalan pagi," tolaknya kemudian menjauh memasuki kamar.

Aku melongo melihat Ibu mertuaku yang tiba-tiba menjauh."Emangnya cuma dia yang capek? Bahkan aku lebih capek. Capek segala-galanya. Lah dia apa? Kerjaannya cuma keluyuran sana-sini nyari gosip," gerutuku kemudian mencari Bang Angga untuk menitipkan Rama padanya.

"Bang, nitip Rama ya! Aku mau kepasar," pintaku pada Bang Angga yang tengah membenahi motornya.

"Lah Ibu kemana?"

"Di kamar. Katanya capek abis jalan pagi," jawabku agak malas.

"Jangan lama-lama!" Teriak bang Angga saat langkahku sedikit jauh dari pandangannya. Aku hanya mengangguk dan kembali melanjutkan perjalanan.

Pasar hanya berjarak 200 meter dari rumah, dan itu pun hanya ada dua kali setiap pekannya.

Tetapi bukan itu yang selalu aku masalahkan, melainkan dengan uang 25 ribu yang harus cukup untuk makan sehari.

Aku merasa seperti sedang dihukum oleh Tuhan. Waktu gadisku dulu, uang 25 ribu cukup hanya untuk beli cilok, bakso bakar, dan juga es campur. Tetapi sekarang, uang yang dulu selalu kuanggap remeh ternyata harus cukup untuk makan suami, anak, dan mertuaku. Ah, memikirkannya pun membuatku lelah, terlebih lagi harus benar-benar mencukupi.

Bayangkan saja, uang 25 ribu harus cukup untuk beli beras dan lauknya. Ya, bukan cuma lauknya saja, bumbu dapur, minyak dan sebagainya pun ikut termasuk. Gimana gak pusing coba?

Setiap hari aku harus memutar otak dengan kerasnya memikirkan bagaimana uang itu harus cukup untuk makan empat orang dalam sehari.

"Mau kepasar Ra?" Tanya bude Ratna, tetanggaku saat kami berpapasan dijalan.

"Eh bude, iya bude Dira mau kepasar. Mau ada acara apa bude? Banyak banget belanjaannya," tanyaku berbasa-basi setelah melihat tas belanjaan bude Ratna yang terisi penuh.

"Gak ada acara apapun Ra, sengaja aja belanja banyak buat stok, mumpung hari pasar," jawabnya sedikit meringis.

Aku mengangguk,"Dira lanjut lagi bude, keburu siang,"

"Eh, tunggu dulu Ra! Tadi pagi-pagi sekali bude ngeliat mertua kamu sudah ada di depan rumahnya bu RT loh, biasalah lagi gosipin kamu."

'Ya Allah, mertuaku satu itu pagi-pagi sudah kerajinan gosip di rumah orang. Fitnah apa lagi yang dia gosipkan?' bathin sedikit penasaran.

"Kata mertua kamu, kamu itu jadi istri terlalu boros. Sering jajan diluar, giliran di rumah cuma dimasakin tahu sama tempe setiap hari," ucap bude Ratna menceritakan apa yang ibu mertuaku gosipkan bersama para tetangga.

Seketika aku mengelus dada."Mertua Dira ngomong gitu, bude?"

Bude Ratna mengangguk meng-iyakan dan aku hanya bisa menghela nafas jengah dengan setiap gosip yang mertuaku gibahkan diluaran sana.

"Katanya kamu itu gak seperti dia dulu, yang bisa ngirit juga bisa nabung. Bude jadi penasaran, emang berapa sih uang belanja yang dikasih suami kamu Ra?"

"Alhamdulillah cukup buat makan bude. Tapi kalau buat nabung, sekarang memang belum bisa," jawabku dengan seulas senyum.

"Bude penasaran Ra, emang berapa? Kata ibu mertuamu tiap hari cuma dikasih makan tahu sama tempe. Menurut bude kalau cuma beli lauk itu harusnya bisa nyisihin sedikit buat nabung, Ra," Aku semakin geram dengan ucapan bude Ratna.

"Ya sudah bude, Dira lanjut lagi," Aku pergi meninggalkan bude Ratna yang rupanya penasaran dengan jatah belanjaku. Biarlah dia mengoceh karena kutinggalkan begitu saja. Dari pada aku makin darah tinggi mendengar kata-katanya, lebih baik kutinggal pergi melanjutkan kembali perjalananku.

Begitu sampai dipasar, hal utama yang aku beli adalah minyak goreng. Bersyukur beras masih cukup untuk hari ini, jadi aku hanya perlu membeli bahan masak lainnya.

"Minyak goreng udah, cabe udah, tempe tomat bayam terus bawang juga udah," ucapku lirih sambil menghitung isi kresek belanjaanku.

Dirasa tidak ada yang perlu lagi dibeli, aku memutuskan beristirahat sejenak dengan duduk disalah satu motor di parkiran. Kembali kubuka isi belanjaanku dan menghitung ulang semuanya. Karena biasanya bang Angga selalu bertanya sesampainya aku dirumah. Mulai dari belanja apa saja, habis berapa dan lain sebagainya.

"Minyak goreng seperempat 5ribu, cabe setengah ons 5ribu, bawang satu ons 7ribu, tomat 2ribu, bayam 2ribu, tempe 2 biji 3ribu. Sisa seribu," aku menghela nafas dengan menatap nanar sisa uang belanjaku.

Begitulah caraku belanja dengan jatah 25ribu dari bang Angga. Sengaja aku memilih harga yang murah, asal masih layak untuk dimakan. Dengan cara inilah aku bisa berhemat dan membuat yang tak cukup menjadi cukup. Lelah, sudah pasti! Aku juga sama seperti istri diluaran sana yang mempunyai banyak keinginan. Akan tetapi rasa inginku itu seketika ditampar oleh keadaan yang membuatnya sadar. Bahwa tidak akan mungkin aku bisa seperti istri orang-orang yang selalu bisa memenuhi keinginan mereka, setidaknya rasa ingin mereka pasti terpenuhi meskipun tidak sekaligus.

"Ya Allah, kapan penderitaanku ini akan berakhir. Bukan aku tak menysukuri nikmatmu, hanya saja semuanya terlalu terbatas, kuatkan selalu hati hambamu ini."

...****************...

Terpopuler

Comments

🌹Arumi 💞

🌹Arumi 💞

ya Allah uang 25 ribu buat makan sehari mana cukup, punya suami pelit dan mertua yg suka gosipin mantu, lengkap deh penderitaan 🤭🤭

2022-12-19

0

icad

icad

astaga jaman skrg uang belanja 25rb 🤔🤔

2022-12-19

0

🍭ͪ ͩ👙A⃠isyahᵇᶦᵏᶦⁿᶦ

🍭ͪ ͩ👙A⃠isyahᵇᶦᵏᶦⁿᶦ

ulng baca akak🤗🤗. biar makin meresapi

2022-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!