Hamil lagi

Kalian yang belum tahu namaku, perkenalkan aku Nadira. Perempuan berusia 24 tahun dengan status sebagai istri dan Ibu satu anak.

Aku menikah lima tahun lalu, dan bersyukur kami langsung diberi kepercayaan untuk memiliki momongan tanpa menunggu waktu lama.

Pernikahan kami tidak direstui oleh orangtuaku dan juga orangtua suamiku. Selama lima tahun aku selalu berusaha mengambil hati Ibu mertuaku supaya dia menyukaiku dan lebih menghargaiku sebagai menantunya.

Semakin aku mencoba bersabar dengan perlakuannya, semakin aku diperlakukan semena-mena olehnya. Terlebih lagi suamiku adalah orang yang penurut, dia berprinsip bahwa Ibu harus selalu dipatuhi termasuk setiap perkataannya harus dituruti.

Aku tidak mengatakan hal itu salah, hanya saja ada perbedaan yang harus kita tahu saat masih sendiri dan sudah berkeluarga. Tapi sayangnya suamiku tidak bisa membedakan hal itu. Dia tetaplah dia yang tidak akan berubah kepada Ibunya meskipun sudah memiliki istri yang sebenarnya harus ia prioritaskan lebih dulu.

Dan kenapa orangtuaku sendiri tidak merestui kami? Jawabannya adalah karena aku dan suamiku awalnya beda keyakinan. Itu yang pertama, dan yang kedua, sejujurnya aku berasal dari keluarga yang cukup mampu, mempunyai beberapa usaha yang sebenarnya harus aku kelola. Tapi aku memilih untuk mandiri dan ingin berdiri dengan kakiku sendiri tanpa bantuan dari keluarga. Ternyata persepsiku itu membuat orangtuaku murka, dan sekarang aku benar-benar dibuang hingga menjadi asing untuk mereka.

Hingga akhirnya aku dipertemukan dengan Bang Angga. Dia mengajakku menikah dan akupun menyetujuinya dengan syarat yang dia minta bahwa aku harus berpindah keyakinan, yaitu sebagai seorang Muslimah. Aku tidak masalah untuk itu, bahkan aku tidak peduli dengan restu dari orangtua yang sesungguhnya sangat amat penting kita dapatkan.

****

Entah kenapa, aku merasa akhir-akhir ini selalu mudah capek bahkan sering sakit kepala.

Puncaknya pagi ini, saat ingin memandikan anakku, Rama.

Seperti banyak bintang yang berkeliling di atas kepalaku. Bahkan untuk berjalan ke kamar mandipun aku merayap seperti cicak yang selalu menempel pada dinding.

"Bunda, bunda kenapa?" Tanya Rama yang mungkin keheranan melihatku terus memijat kepala.

"Gak papa, bunda cuma sedikit pusing," jawabku kemudian kembali menyiram sabun yang sudah melumuri tubuh Rama.

Setelah urusan anakku selesai, aku mencoba duduk sejenak beristirahat. Pandangan mataku beralih pada kalender yang tidak jauh dari tempat aku duduk.

Sontak saja aku mendekatinya dan mulai meraba setiap angka yang berderet rapi itu.

Aku mengingat-ingat sesuatu yang harusnya terjadi setiap bulan. Dan ternyata...

"Apa aku hamil?" Ucapku lirih dengan mata yang masih menatap kalender."Bulan lalu aku, dan bulan ini...." Aku mengentikan sejenak kalimatku dan kembali mengingat untuk memastikan apakah aku benar-benar hamil saat ini.

Setelah dirasa yakin dan pasti, aku langsung pergi kewarung dengan bermodalkan 3ribu sisa belanjaku pagi ini.

"Eh, Nadira mau beli apa?" Tanya Bu Marni, pemilik warung yang kebetulan tengah menyapu teras warungnya.

Aku menarik tangan bu Marni sedikit menepi dan berbisik," Dira minta tolong bu, Dira butuh tespek, tapi cuma pegang uang 3ribu. Apa boleh?"

"Apa kamu hamil?"

"Stttttttt, jangan kenceng-kenceng bu. Dira juga belum bisa mastiin hamil apa gak, makanya itu Dira butuh tespek sekarang,"

"Tunggu sebentar!" Bu Marni masuk kedalam warungnya dan terlihat mengambil sesuatu yang aku butuhkan. Melihat itu, aku menghela nafas lega.

"Ini, ambilah!" Bu Marni menyodorkan alat itu kepadaku.

"Terimakasih banyak bu, ini uangnya."

Tangan bu Marni seketika menggenggam tanganku,"Simpan saja, itu Ibu kasih buat kamu," ucapnya.

"Beneran bu?" Aku kembali tersenyum lega setelah bu Marni mengangguk. Karena sisa belanjaku masih utuh dan masih bisa aku gunakan untuk menambah belanjaku besok pagi.

"Tapi Dira minta ibu jangan kasih tau siapapun, termasuk ibu mertua Dira,"

"Emangnya kenapa Ra? Bukannya bagus kalo dia tau, mungkin bakalan seneng dapet cucu lagi."

"Pokoknya jangan dulu bu, lagipula belum pasti Dira hamil apa gak."

Bu Marni mengangguk,"Iya ibu bakal jaga rahasia."

Aku tersenyum mengangguk dan mengucapkan banyak terimakasih pada bu Marni yang telah memberiku alat tes kehamilan dengan cuma-cuma.

Setelah mendapatkan apa yang kucari, langsung aja aku bergegas pulang. Mengingat tadi pergi tanpa berpamitan dengan siapapun, termasuk Rama.

Begitu sampai di rumah, aku langsung menggunakan alat itu dengan perasaan was-was. Antara siap dan tidak. Setelah menunggu sekitar satu menit, hasilpun menyatakan bahwa benar saat ini aku tengah mengandung anak ke 2.

Entah harus berekspresi bagaimana setelah mengetahui kehamilanku saat ini.

Apakah bang Angga akan marah karena aku hamil lagi?

****

Hatiku sedikit gelisah menunggu kepulangan bang Angga. Entah bagaimana caranya aku bisa mengatakan tentang kehamilanku ini padanya. Terlebih lagi mertuaku yang super crewet itu, sudah pasti dia akan mencaci maki anak dan menantunya.

Suara motor bang Angga kulihat mulai memasuki halaman rumah.

Seperti biasa, aku menyalaminya saat suamiku berangkat ataupun pulang kerja.

"Ibu mana Ra?"

Suami macam apa dia? Bukannya anak sama istrinya yang ditanyain, ini malah Ibunya.

"Lagi mandi," jawabku malas.

"Eh bang, duduk bentar deh," aku menarik tangan bang Angga supaya mengikutiku duduk di kursi ruang tamu. Tanpa membantah, bang Angga menurutiku, ia pun duduk disampingku dan menatapku seolah bertanya ada apa.

Aku mengeluarkan alat kecil dari kantong bajuku dan memberikan padanya.

"Kamu hamil, Ra ?"

"Apa? Hamil?" Rupanya suara bang Angga yang terkejut terdengar oleh Ibunya yang baru saja selesai mandi. Tatapannya seolah ingin memangsa, dalam hitungan detik berikutnya, mulut crewetnya itu pasti akan mengeluarkan kata-kata yang tidak layak untuk diucapkan.

"Kamu itu gimana sih, Ra? Anak masih kecil udah hamil lagi aja. Makanya KB dong, biar gak kebobolan kayak gini. Kan ibu jadi malu, apa kata orang-orang nanti, anak masih kecil udah hamil lagi, apa gak kasihan Rama kurang kasih sayang, kurang perhatian?" cerocos ibu mertuaku.

"Emang pil KBnya gak diminum?" Sekarang gantian bang Angga yang bersuara.

"Ya diminum bang, tapikan kadang lupa saking repotnya. Apa lagi kalo udah capek, ya udah lupa segalanya," jawabku.

"Halah, alesan aja kamu. Palingan juga kamu yang pengen nambah anak lagi. Gak mikir Rama masih kecil, belum waktunya dia punya adik," tambah mertuaku.

Geram rasanya mendengar cemohan dia. Kalo saja bukan ibu mertua, sudah pasti akan kulawan. Aku masih menghormatinya sebagai ibu dari suamiku, sebab itu hanya mengalah dan diam yang bisa kulakukan saat dicaci maki olehnya.

Sabar Dira, sabar!!

****

Brak...

Aku membanting pintu saat memasuki rumah. Sabarku seolah dipermainkan, aku semakin tidak dihargai, bahkan begitu hina dimatanya.

"Pintu jangan kamu jadiin sasaran. Kenapa pulang-pulang kesal gitu?" Tanya bang Angga mendekatiku.

"Abang tanyakan saja semuanya sama Ibu. Kurang apa sih aku sebagai menantu bang? Kenapa dengan tega Ibu memfitnahku sana-sini menyebarkan gosip," teriakku. Aku tidak tahan lagi dengan semua sikap Ibu mertua yang semakin menghinaku.

"Memangnya ibu kenapa?"

"Emang salah kalo aku hamil? Kalo boleh memilih bang, aku juga gak mau hamil sekarang, disaat suami dan ibu mertuaku tidak pernah menghargaiku sedikitpun," lanjutku lagi dengan menatap tajam bang Angga.

"Jangan berbelit-belit, emangnya ada apa, kenapa?"

"Ibumu menyebarkan gosip keorang-orang, katanya dia malu punya cucu lagi, sementara cucu lain masih kecil. Bahkan Ibumu juga mengira aku ini hamil dengan pria lain, dan menyumpahiku mati saat lahiran nanti," Ucapku lantang, biarlah ibu mertuaku mendengar dari balik kamarnya. Memang itu tujuanku, supaya anaknya tahu, bahwa ibunya itu amat licik.

TBC.

Terpopuler

Comments

icad

icad

mengapa terlalu cpt u menikah nadira..

2022-12-19

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸

✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸

astaga kejamnya mulut mertuanya. sabar ya Ra

2022-12-19

0

NasyafaAurelia🐧

NasyafaAurelia🐧

cocokni anak sm ibunya sifatnya 11.12 ckckckckckck

2022-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!